Salamander yang terhempas menjauh, dirinya yang hampir menabrak pemukiman itu segera mengendalikan sayapnya yang besar. Tubuh yang sama besarnya ini juga merugikan apabila pertarungan dilanjutkan di tempat ini, namun akan tetapi, Salamander sepertinya tidak punya pilihan lain.“Wah, kita kedatangan seekor naga merah!” seru seorang wanita bertudung terang, sembari menepuk kedua tangannya dengan heboh.“Naga merah? Bukankah dia adalah Roh Api—Salamander?” sahut lelaki yang berada di sampingnya.“Heh, ada yang mengenalku dengan baik rupanya ya. Baguslah kalau begitu!”Dengan sombong, Salamander membusungkan dada ke depan. Tampaknya ia gila akan pujian, walau mungkin ia bisa mengendalikan diri atas emosinya itu.“Aku menyesal telah memujinya.” Lelaki itu mengangkat telapak tangannya ke depan.“Hei, Salamander. Katakan, apa kau terlibat dengan titisan Valkyrie?” tanya lelaki itu kemudian.Lantas Salamander menjawab, “Haruskah aku menjawabnya?” Dengan sebuah pertanyaan.“Ya. Tentu saja. Kar
Keempat Penyihir Gelap telah mengepung mereka berdua dari segala sisi. Salah satu dari mereka berdiri di rerumputan sementara yang lain berada di atas udara. Takut apabila serangan mereka berdampak ke pemukiman, lantas Halbert berlari menjauhi mereka sekaligus kota itu sendiri. “Kau melarikan diri?!” pekik Salamander tak percaya.“Niatnya begitu. Karena musuhku satu-satunya adalah bencana. Tapi karena tidak memungkinkan, maka aku akan menjauhkan mereka dari kota.”“Itu kau lakukan demi mereka.”“Ya.”Dengan langkah percepatan, Halbert sedikit lebih unggul dari mereka semua. Setelah begitu jauh, Halbert berhenti secara mendadak. Saat ini, tempat mereka berada adalah lapangan hijau yang bersih. “Sudah cukup lama tidak menghirup udara segar. Walaupun itu tidak diperlukan untukku.”“Aku akan—”“Berkatmu, aku bisa menargetkan mereka satu persatu,” sahut Halbert dengan sengaja memotong kalimat Salamander. Halbert meninggalkan Salamander, lantaran ia mengincar orang yang lebih mudah untuk
Dalam satu waktu, dirinya yang tengah disibukkan oleh Penyihir Api Hitam, justru diganggu oleh seorang wanita dengan sihir yang belum diketahui. Tak berselang lama, wanita itu menyerang. Serta mengubah tempat ini, atau mungkin bisa dikatakan pandangan Halbert sajalah yang telah dimanipulasi olehnya. “Ruangan gelap. Aku tidak ingat aku berada di sini sebelumnya. Ternyata ini ulahnya? Ulah wanita itu?”Halbert mencoba untuk tenang, lantaran ia langsung tahu sihir apa yang menimpanya. “Sihir ilusi. Ini benar-benar terjadi padaku. Aku mungkin sedang terdiam di sini, di depan musuhku tanpa aku bisa melihatnya.” “Bagaimana kau akan bisa keluar dari ini? Bagaimana? Bagaimana?” Suaranya menggaung di sekitar, sungguh memusingkan.Tak peduli seberapa seringnya ia menengok ke segala arah, Halbert takkan bisa menemukan keberadaan si pengguna sihir tersebut. “Hm, ini terasa tidak menyenangkan. Aku harus keluar dari sini secepatnya, tapi sulit kalau dengan cara paksa.” Mudah saja untuk memata
Satu persatu, musuh mulai muncul. Tidak perduli mereka adalah manusia atau monster, Halbert takkan ragu melayangkan serangan sekejap. Tetapi, ia sendiri tidak pernah menyangka bahwa lawan akan sesulit ini dikalahkan. Timing kedatangan mereka sungguh pas, lantaran setelah Halbert menghabisi para boneka Raja Dunia Bawah, mereka langsung datang. Terang-terangan menghalanginya untuk pergi ke tempat di mana Raja Dunia Bawah berada. “Ck, kenapa jadi semerepotkan ini. Inilah mengapa aku tidak mau melawan mereka.”“Itu karena kau makin melemah. Di samping itu, sebagai titisan Valkyrie dalam keadaan bukan manusia, kau pasti sudah sulit bertahan.”“Jangan pikirkan itu. Itu tidak ada gunanya dipikirkan kalau semua telah terjadi. Satu-satunya hal yang harus kita lakukan, mencoba melawan atau lari.” Teman mereka yang sengaja diabaikan, wanita itu sekarang sudah tewas. Tetapi entah kenapa jasadnya tidak ada. “Wanita yang aku bunuh ada di mana?”“Eh? Kalau kau yang membunuhnya saja tidak tahu, la
Jatuh bangun merupakan hal biasa, namun rasanya sulit tuk dibayangkan jika mengingat siapa yang terjatuh di sini. Ya, tidak salah lagi itu adalah Halbert, ia sekarang benar-benar dalam kondisi berbahaya, ia tidak bisa melakukan apa-apa dengan fungsi yang menurun di beberapa bagian tubuhnya. Rasa sakit akibat sihir gelap membuat ia sangat kewalahan. Meski begitu, ia tidak pernah berpikir atau bahkan memang tidak ingin menggunaan kekuatan titisan Valkyrie, lantas mengapa?“Tentu saja. Kekuatan itu bukan untuk digunakan pada kalian yang merupakan musuh kecil!” seru Halbert begitu berani. Banyak musuh meremehkan dirinya. Halbert disudutkan seperti tikus kecil yang hendak dimangsa. Adapun kekuatannya pun melemah seiring waktu berjalan, kelihatannya Halbert sudah tidak sanggup untuk berdiri. Salamander yang melihat hal itu, kini hanya diam saja tanpa mengoceh apa-apa. Bukan karena takut melainkan bingung harus melakukan apa. Sementara tekanan kuat terus ia rasakan, seperti dihantam oleh
Salamander adalah nama dari seekor naga, itu adalah bentuk wujudnya sebagai roh api. Setelah melayani sang majikan yang berasal dari anggota keluarga kerajaan yakni seorang putri di istana, dirinya pun memiliki kontrak dengan seorang pria bernama Farel Branson. Farel Branson merupakan seorang pria yang dulunya adalah bagian dari kelompok Pedang Raja. Tapi sekarang orang itu sudah mati di tangan mantan pemimpinnya sendiri yakni Halbert Stanley. Melihat orang kuat seperti Halbert, membuat kesan salamander terhadap seorang manusia sedikit berubah. Dari yang bermula, berpikir bahwa dirinya dibutuhkan karena manusia itu lemah tanpa penjaga roh, tapi sekarang berbeda. “Seharusnya aku melayani orang sekuat dirimu sejak awal. Bukan manusia lemah seperti yang pernah aku layani,” tuturnya. Semakin kuat orang yang ia layani, maka semakin kuat pula lah Salamander. Itupun berlaku pada kontrak tak langsung, yang mana itu terjadi padanya dengan Halbert sekarang. “Hei, undead. Kapan-kapan perlih
Raja Dunia Bawah yang mulai merasakan aura Valkyrie, merasa tidak tenang dari waktu ke waktu. Dalam raga Gaston, Raja Dunia Bawah itu selalu berpikir cara agar terhindar dari titisan Valkyrie. Namun di satu sisi ia ingin menghancurkannya berkeping-keping. Karena tidak ingin turun tangan langsung, maka ia pun memberi perintah pada anak buahnya, berjumlah 5 orang. Salah satunya dapat menghisap sihir segalanya, lalu pengendali waktu, Api Hitam, ilusi yang digunakan oleh dua orang wanita dalam satu tubuh. Berniat menghindari mereka, justru Halbert sendiri dibuat kewalahan. Bahkan Naga Merah sang Roh Api yang Agung saja tidak bisa menghentikan pergerakan mereka karena sihir gelap yang berbahaya tersebut. Alhasil ia tidak bisa kabur untuk segera mencapai keberadaan sang bencana. Mau tidak mau, Halbert Stanley yang kini adalah undead sekaligus titisan Valkyrie, harus menghadapi mereka berlima. Sungguh sangat menguras tenaga, bahkan melawan salah satu saja sudah membuat Halbert ingin menye
Rose berjalan dengan pelan, mendekati Halbert yang sedang beristirahat sekarang. Halbert menatapnya tajam, sebab ia merasa tak nyaman dengan keberadaan seorang wanita di dekatnya.“Kenapa dengan tatapanmu itu?” Rose bertanya selagi ia duduk di dekatnya dengan memeluk kedua kaki. Ia juga tersenyum. Halbert menyahut, “Kau baru dari mana saja? Aku sempat merasakan hal aneh.” Ia balas bertanya sembari menunjuk ke bawah leher. “Hal aneh? Hal aneh apa yang kau rasakan, Mr. Undead?” “Tandanya sempat tergores sesuatu. Tapi setelah itu tidak lagi. Kadangkala aku merasakan rasa sakit di tempat yang sama. Ini pasti berkaitan denganmu. Apa yang kau lakukan sampai nyawamu terancam?” Kembali Halbert bertanya. Rose mengalihkan pandangannya. Ia menatap langit seakan merindukan suatu hal yang besar. Lantas wanita itu pun menjawab, “Aku sempat mati.”“Apa?”“Iya. Sempat mati,” jawabnya sambil menghadap wajah Halbert. Rose menjelaskan kejadian yang telah terjadi padanya dan beberapa orang yang meng