Home / Romansa / Lady D Milik Sang Penguasa / Bab 45. Ambil uang itu!

Share

Bab 45. Ambil uang itu!

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2025-03-08 10:08:01

"Hmm, dia mungkin sudah jatuh cinta padaku," tantang Dea, sengaja memperkeruh suasana karena dia merasa kesal dengan tawaran yang tidak bisa dia tolak tetapi segan dia ambil juga.

Nenek Yama memperhatikan dengan tatapan tajam. Dea tidak menunjukkan tanda-tanda tergoda. Sikapnya netral dan ketus sehingga Nenek Yama tidak sanggup menebak dengan jelas.

Meisya mengepalkan tangannya. "Jangan banyak bicara! Tandatangani saja!"

Dea menyeringai. "Dan jika aku menolak?"

"Maka kau tidak akan keluar dari rumah ini dengan mudah." Meisya menyilangkan tangan, senyum penuh ancaman terukir di wajahnya.

Dea tertawa lagi, kali ini lebih dingin. Lututnya semakin gemetar, tetapi dia tetap berusaha tenang.

Ia mengambil kertas itu, lalu tanpa ragu merobeknya di depan wajah Meisya.

Sret! sret!

Suara kertas yang terkoyak memenuhi ruangan.

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 46. Menjauhlah dari Yama.

    "Kirim uang itu ke rekeningku," ucap Dea dengan suara lemah. Dia tidak ingin setelah menandatangani perjanjian, mereka akan mengingkari janji dan akan sangat kesulitan juga membawa koper berisi uang sebanyak itu. Dia tidak berharap dirampok dan dia pastinya akan kesulitan dalam menyimpan uang tersebut."Bisa diatur," ucap Meisya lalu segera mengangkat ponselnya. Memerintahkan sesuatu kepada suara seberang panggilan.Tidak lama kemudian, ponsel Dea berdering. Dea segera mendapatkan pesan berhasil masuknya dana secara online.Dea membelalak, terkejut dengan jumlah angka nol yang tertera. Dia menelan salivanya.Nenek Yama benar-benar bukan seseorang yang biasa. Walau Dea masih heran apa alasan Yama menjadi pria penghibur, tetapi tidak ada keinginan untuk tahu lebih lanjut.Dia hanya perlu keluar dari kehidupan aneh ini. Putuskan hubungannya dengan Yama. Sesuatu yang harus dia lakukan sejak

    Last Updated : 2025-03-09
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 47. Sebuah penghinaan

    “Nanti aku jelaskan.” Dea tak ingin membuang waktu. Ia segera berjalan ke loket administrasi, menyiapkan pembayaran.Beberapa saat kemudian, saat Dea baru saja menyelesaikan pembayaran saat tangan ibunya mencengkeram lengannya dengan kuat.“Apa yang kau lakukan?” Suara ibunya gemetar, setengah berbisik, setengah menahan amarah. “Dari mana uang sebanyak itu, Dea?”Dea menelan ludah. “Bu, nanti aku jelaskan. Yang penting Ayah bisa dioperasi dulu.”Tapi ibunya tidak puas dengan jawaban itu. Matanya yang penuh curiga menatap Dea tajam. “Jangan bilang kau—” Napasnya tersengal, lalu dengan suara tertahan ia bertanya, “Kamu menjual diri?”Degh.Dea terbelalak, terkejut sekaligus sakit hati. “Bu, astaga! Kenapa Ibu bisa berpikir begitu?”Tapi ibunya tak mau

    Last Updated : 2025-03-09
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 48. Hubungan yang menjijikkan

    Dunia Dea seperti meledak seketika.“Ibu!” teriaknya, matanya melebar karena amarah yang tak bisa ia tahan lagi."Uang apa?" Jean merasa bingung, tapi sebelum situasi semakin buruk, Jean segera menarik tangannya. “Ayo pergi,” bisiknya tegas.Dea masih terengah-engah karena kemarahannya, tapi ia tidak melawan saat Jean menyeretnya keluar dari ruang tunggu, menjauh dari tatapan tajam ibunya dan adiknya.Mereka berjalan cepat melewati lorong rumah sakit, lalu tiba di kantin. Jean akhirnya melepaskan genggamannya, lalu menatap Dea dalam-dalam.“Duduk,” perintahnya lembut.Dea menurut. Ia baru menyadari betapa lelahnya ia. Betapa sesaknya dadanya. Betapa semuanya terasa begitu… menyakitkan.Tiba-tiba dalam pikirannya terlintas saat Yama duduk bersama di kantin yang sama dan pria itu berakhir di ranjang rumah sakit karena alergi

    Last Updated : 2025-03-10
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 49. Satu milyar?

    Dea menoleh perlahan. Mata mereka bertemu. Dalam sorot mata Jean, Dea bisa melihat sesuatu yang tidak ia temukan di mata keluarganya.Kepercayaan. Kepedulian yang dalam. Seorang sahabat yang tulus.Tanpa kata, ia mengangguk.Jean tersenyum kecil dan menepuk tangannya, lalu menginjak pedal gas. Mobil melaju, menjauh dari rumah sakit. Menjauh dari semua luka yang ada di sana.Untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu, Dea merasa ia bisa… bernapas. Tubuhya terasa sakit, lemas seperti kekurangan tenaga, tapi hatinya lebih sakit.Mobil Jean melaju di jalanan yang lengang. Hanya suara deru mesin yang terdengar di antara mereka. Dea menatap keluar jendela, matanya menerawang jauh.Jean tidak berkata apa-apa, hanya sesekali melirik sahabatnya yang masih terlihat tegang.Saat mereka tiba di rumah Jean, suasana terasa lebih tenang. Rumah itu tidak terlalu besar, tapi

    Last Updated : 2025-03-10
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 50. Teman terbaik

    Tangis Dea pecah dalam pelukan Jean. Tidak ada lagi upaya menahan diri. Tidak ada lagi kepura-puraan untuk kuat.Jean hanya mendekapnya lebih erat, membiarkan sahabatnya meluapkan semua emosi yang selama ini ia pendam. Isakan Dea terdengar memilukan, seperti seseorang yang telah terlalu lama menahan luka tanpa bisa menyembuhkannya."Lalu apa yang terjadi pada Steven? Mereka tidak pernah mencari masalah lagi?"Dea menggeleng, "aku juga tidak tahu. Mereka hanya pernah sekali muncul di rumahku, tetapi aku belum membayar apa pun. Mungkin mereka masih akan mencari masalah di masa depan, tapi siapa yang tahu... aku, sangat pusing memikirkan segala kemungkinannya."Dea menghapus air mata dengan punggung tangan lalu melanjutkan kalimatnya, "Aku memang tidak berencana lebih terlibat dengan Yama, tetapi uang ini membuat hatiku sakit, terdengar seperti menjual diri, bukan?" isak tangis Dea.

    Last Updated : 2025-03-11
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 51. Di mana Dea?

    Setelah makan dan mandi, Dea merasa tubuhnya sedikit lebih segar, meskipun pikirannya masih penuh dengan kekhawatiran. Namun, kelelahan akhirnya mengalahkannya.Begitu ia berbaring di ranjang tamu rumah Jean, matanya perlahan terpejam, membiarkan dirinya tenggelam dalam tidur yang jarang ia dapatkan dengan tenang.Sementara itu, Jean melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Begitu sampai, ia langsung menuju ruang tempat ayah Dea dirawat. Ia mengabaikan ibu dan adik Dea. Berdiri agak jauh untuk memantau kondisi terbaru.Saat, ia melihat seorang dokter keluar dari ruangan itu, lalu ia buru-buru menghampiri mereka, lebih mendekat untuk mendengar.“Dokter, bagaimana kondisi suami saya?” tanya Ibu Dea dengan nada penuh harap.Dokter itu tersenyum tipis. “Operasi berjalan sukses. Tapi beliau masih belum sadar. Kami akan terus memantau kondisinya dalam beberapa jam ke depan. Pastikan

    Last Updated : 2025-03-11
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 52. Keputusan Nenek

    “Saya selalu berada di ruang tunggu Hotel. Setahuku, nggak ada yang lihat dia keluar,” jawab Bob. “Tapi aku bisa tanya ke resepsionis untuk memeriksa CCTV kalau Anda mau.”Yama menghembuskan napas panjang. “Tidak perlu. Aku akan cari sendiri.”Ia menekan panggilan dan melirik ponselnya lagi, baru menyadari deretan panggilan tak terjawab dari neneknya. Puluhan panggilan.Dada Yama mulai terasa sesak. Ada apa ini? Jika neneknya sampai menelepon sebanyak ini, berarti ada sesuatu yang sangat penting. Atau lebih buruk lagi—ada sesuatu yang telah terjadi di belakangnya.Neneknya tidak akan berhenti mengomel bila dia tidak menanggapi lebih cepat.Tanpa membuang waktu, ia bangkit dari ranjang dan mengenakan pakaiannya dengan cepat.Di perjalanan menuju rumah, pikirannya terus dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Ke mana Dea perg

    Last Updated : 2025-03-12
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 53. Dea menerima uang itu?

    "Lihat saja nanti, aku tidak pernah setuju untuk menikah dengan Meisya," sahut Yama dengan wajah dingin dan suara ketus lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan Nenek.Neneknya hanya menghela napas kecil, lalu menggumam pelan, “Kita lihat saja seberapa jauh kau akan mengejarnya.”"Nenek pernah menyingkirkan Ibumu, wanita yang kebetulan mirip wajahnya itu hanya seekor semut bagiku," gumam Nenek seraya tersenyum kecil lalu mengangkat cangkir teh miliknya dan menyesapnya pelan-pelan.Yama kembali ke mobilnya, jari-jarinya mengepal kuat di atas kemudi.Dea menerima uang itu? Itu mustahil. Tapi kalau tidak, kenapa dia pergi? Pikirannya berantakan. Ia harus menemukannya.Ia meraih ponselnya dan mencoba menelepon Dea lagi, tapi tetap tidak ada jawaban. “Brengsek,” umpatnya.Dia melajukan mobilnya menuju rumah Dea, tetapi rumah itu kosong. Tidak tampak bayangan seseorang pun. Yama tidak tahu bahwa mereka semua berada di rumah sakit.Dengan kesal, Yama meraih ponsel untuk menghubungi Bob."Apa

    Last Updated : 2025-03-12

Latest chapter

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 153. Disfungsi

    “Tetap di sini sebentar lagi,” potong Yama pelan. Suaranya berat, masih serak pagi.Meisya membeku. Lalu tersenyum tipis, dan kembali menyandarkan kepala di dadanya. Memeluk pinggang pria itu dengan erat.Namun, diam-diam, Yama hanya ingin mencoba membangunkan sesuatu dalam dirinya.Beberapa menit berlalu dan Yama kembali merasa kesal dengan dirinya serta ketidakmampuan yang dia miliki saat ini. Bagian bawah celananya sama sekali tidak beraksi walau kedua bukit depan milik Meisya menempel erat di tubuhnya.Hari itu, sesi terapi Yama lebih semangat dari biasanya. Ia mulai bisa berjalan beberapa langkah tanpa tongkat, hanya dengan bantuan tangan Meisya yang menggenggamnya erat dari samping. Walau beberapa kali terjatuh dan peluh keringat membasahi wajah dan pakaiannya, Yama tidak menyerah.“Bagus, Tuan Yama,” ucap fisioterapis dengan kagum. “Luar biasa untuk pasien

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 152. Kamu begitu tampan

    Meisya tertegun. “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” Hati Meisya berdebar, sangat takut terhadap penolakan untuk kesekian kalinya.Yama diam. Menunggu kelanjutan kalimat wanita itu.“Karena... aku tidak tahu sampai kapan aku akan seperti ini. Aku tidak bisa berpaling darimu," sahut Meisya beberapa saat kemudian.Meisya tersenyum, menatap bintang. “atau mungkin karena aku tidak mencintai orang lain. Hanya kamu, Yama.”Yama menatap wajah Meisya dalam keremangan cahaya. Gadis itu terlihat sangat cantik dan tanpa celah. Secara keseluruhan melebih Dea yang mencuri hatinya selama ini.Lalu perlahan, ia menyentuh jemari gadis itu.Untuk pertama kalinya, sentuhan itu bukan karena ingin dibantu berjalan. Tapi karena keinginan untuk berterima kasih.“Kalau waktu bisa menyembuhkan kakiku,” bisik Yama, “apa waktu jug

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 151. Kamu bisa sembuh, Sayang

    Hari-hari itu panjang, melelahkan, dan penuh luka yang tidak pernah benar-benar terucap. Namun Meisya bertahan. Dia mencintai Yama sejak kecil. Semua kelicikan yang dia perbuat kepada Dea adalah karena kecemburuannya.Adapun kesalahan terbesarnya adalah bahwa dia mencelakakan hidup mendiang ibu Yama, namun semua itu adalah karena perintah Nenek Yama sendiri dan dia hanya melakukan beberapa tugas yang tanpa sengaja mencelakakan wanita malang itu. Meisya berada dalam ketakutan setiap mengingat kapan waktunya Yama mengetahui rahasia terdalamnya, namun lebih takut lagi bila kehilangan diri Yama.Ketika dokter mengatakan Yama harus mulai menjalani terapi jalan agar saraf di kakinya kembali aktif, Meisya adalah orang pertama yang menawarkan diri untuk membantu. Dengan sabar, ia menggenggam tangan Yama, melangkah pelan-pelan menyusuri lorong rumah sakit.“Kamu tidak harus cepat. Satu langkah saja sudah cukup hari ini,” ucap Meisy

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 150. Meisya yang setia

    Pintu kamar terbuka perlahan, Yama menoleh, sosok ramping dengan setangkai bunga dan sebuah rantang thermal. Meisya melangkah masuk dengan senyum penuh kelembutan, meski wajahnya terlihat sedikit kuyu karena terlalu sering menangis.“Yama…” bisiknya lembut, “aku datang.”Tak ada reaksi. Yama menatap langit-langit seakan tak ada siapa pun di ruangan itu. Di antara semua orang yang menjengguknya, dia paling tidak ingin bertemu dengan Meisya. Namun wanita itu sangat rajin walau sering menerima penolakan keras dari Yama.Yama bahkan pernah melempar bubur yang dibawa Meisya.Meisya meletakkan bunga krisan kecil berwarna-warni di meja samping ranjang pasien. Lalu ia duduk perlahan di kursi besi, membuka rantang bubur, dan mengaduk perlahan. Aromanya ayam herbal memenuhi udara. Uap mengepul dari rantang thermal tersebut. Berhasil mencuri perhatian Yama karena wanginya.“Kamu harus makan, Sayang” kata

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 149. Lepaskan aku

    Namun, adakah dia bisa begitu tega untuk membiarkan anak itu hidup tanpa dukungan dari orang yang seharusnya bertanggung jawab? Selama ini, dia berusaha melihat sisi baik dari Yama, berharap ada cinta yang tersembunyi di dalamnya, meskipun ia tidak pernah mengungkapkannya. Sampai detik ini pun, dia masih belum memiliki kabar dari Yama selain mimpi buruk yang membuatnya kecewa.Pangeran Frans melangkah mendekat, tatapannya masih tidak berubah. "Sayangku, Dea...kamu harus memikirkan masa depan anakmu, Cintaku. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam bayang-bayang masa lalu dan harapan kosong. Lupakan Yama.""Kamu tahu, mengapa aku memutuskan mengejarmu? Padahal sebelumnya aku membantu pertemuan kalian dengan menculikmu?"Dea menengadahkan kepalanya, menatap Pangeran Frans dalam-dalam."Karena dia terlalu pengecut!" geram Pangeran Frans."Aku sudah membantu dengan menculikmu, tetapi tidak ada yang dapat dia bahas atau lakukan.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 148. Yama tidak akan pernah mengakui anak itu

    Sementara di kamar Dea, Dea terkejut mendapati kabar dari sang Dokter yang memeriksanya bahwa dirinya sudah hamil."Ini adalah anak Yama," gumamnya dengan perasaan tidak menentu seraya memeang perutnya yang masih datar.Kedua matanya berkaca-kaca, antara menerima kenyataan yang seharusnya membuat dirinya bahagia. Dia sangat mencintai Yama dari lubuk hati terdalamnya. Satu-satunya pria yang pernah menyentuhnya hanya Yama."Kamu adalah bukti cinta Mama kepada Papamu," bisik Dea dengan suara bergetar. Dia ingat malam bergairah milik mereka berdua. Dia merindukan semua sentuhan panas dari pria yang sangat dia cintai itu. Pria yang sudah jauh darinya."Mama akan bertahan," ucapnya lirih.Keesokkan harinya, Pangeran Frans pergi mengunjungi Dea dengan sekeranjang buah-buahan dan balon berwarna warni."Dea Sayang..." Pangeran Frans menyodorkan balon-balon yang sudah diikat pita ke hadapan

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 147. Hamil

    Yama memegang erat tangan Dea lalu berkata, "kita akan menjalani kematian bersama-sama. Aku mencintaimu, Dea."Dea mengangguk dan membiarkan Yama menciumnya. Sebuah ciuman perpisahan sekaligus penyatuan yang alami."Aku juga mencintaimu, Yama."Dea memekik tertahan saat merasakan pesawat yang mulai terjatuh dan ledakan-ledakan kecil terjadi.Panik membuat Dea terbangun dari tidurnya."Yama!" pekiknya lalu menyadari dirinya sedang terduduk di atas ranjang.Air mata mengalir membasahi wajahnya kembali.Tubuhnya penuh keringat . "Hanya mimpi..." desisnya dengan lirih."Aku sungguh merindukanmu, Yama."Dea menangis sejadi-jadinya di atas ranjang yang dingin dan sepi itu.***Keesokkan harinya, wajah Dea semakin pucat dan semakin kuyu. Dea bahkan tidak mengganti pakaiannya yang basah oleh keringat. Dia terlihat seperti boneka tidak bernyawa yang bersandar di sandaran ranjang, menatap kosong ke jendela.Di

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 146. Mimpi buruk

    "Hanya makan bersama dan saling berbicara, mungkin saya bisa memberikan beberapa penjelasan kepadamu mengenai alasan saya melakukan semua ini, jangan takut. Aku belum berniat memakanmu," gurau Frans seraya mengandeng tangan Dea menuju kursinya.“Apa yang ingin Anda katakan, Pangeran?” tanyanya dingin seraya menghentakkan pantatnya ke kursi, meskipun ia berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang. “Saya sudah cukup mendengar penjelasan dari Anda tadi, bukan?”Frans menyandarkan punggungnya ke kursi, terlihat serius. “Saya tahu saya tidak bisa menghapus apa yang telah saya lakukan dengan mudah. Saya tahu Anda membenci saya sekarang, Dea. Tetapi saya ingin Anda tahu bahwa saya benar-benar menyesal. Saya tidak tahu bagaimana bisa terjebak dalam kasus ini, tetapi sekarang saya sadar, baiklah...saya memang salah karena berusaha menyingkirkan Yama.”Dea menatapnya dengan mata penuh curiga. Ka

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 145. Jadilah istriku

    Keputusan sudah diambil, dan Dea harus melangkah maju dengan kepala tegak. Itulah yang dikatakan Ratu, dan Dea tahu betul bahwa ia tidak punya pilihan lain. Dea mengusap wajahnya kasar. Merasa kesal dan ingin berteriak.Pangeran yang selama ini ia anggap sebagai musuh, yang telah membuat hidupnya penuh dengan kebohongan dan pengkhianatan. Namun kini, ia dipaksa untuk bersatu dengannya, sebagai suami istri yang sah. Entah karena politik atau karena Ratu merasa tidak ada jalan lain. Dea tidak tahu, dan ia juga tidak ingin tahu. Yang pasti, Frans masih berada dalam Kerajaan, masih dalam jangkauan yang bisa membuat hidupnya semakin kacau.Dea tiba di ruang makan besar, tempat biasa para keluarga kerajaan dan tamu kerajaan makan bersama. Namun, kali ini ruang itu terasa sepi, hanya ada Frans yang duduk dengan santai, menunggu kedatangannya. Pandangannya tertuju pada Dea dengan tatapan yang sulit dibaca.“Lady Dea, silak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status