Axcel pagi ini berhasil pulang ke apartemennya setelah dia akhirnya berhasil membujuk dan meyakinkan Indira dengan susah payah. Setibanya di apartemen, ternyata Clarissa langsung menyambut hangat kepulangan suaminya.
"Axcel, aku kangen!" pekik Clarissa yang berlari lalu memeluk suaminya dengan erat untuk menuangkan rasa rindu.
"Cie, baru ditinggal beberapa hari aja udah kangen," goda Axcel pada istrinya, dia senang karena sekarang Clarissa sudah bisa mencintai Axcel sepenuhnya. Bahkan Clarissa sudah tidak gengsi lagi mengucapkan kata rindu.
"Iya lah aku kangen sama kamu, memangnya kamu gak kangen sama aku? Kamu mah pergi lama tapi gak telpon sama sekali, ditelpon juga malah gak aktif, kan bikin kesel!" cibir Clarissa merasa kesal.
"Iya maaf yah, Rissa. Aku sibuk banget, soalnya banyak meeting sama investor," ujar Axcel terpaksa berbohong, walau rasanya dia sangat tersiksa karena harus membohongi Clarissa seperti ini. Tapi ini semua dia l
Sudah empat hari Axcel tidak pulang dan tidak ada kabar sama sekali, membuat Clarissa resah. Apalagi kondisinya yang kian lama kian memburuk selama beberapa hari belakangan ini, entah kenapa dia juga merasa sangat merindukan suaminya. Dia ingin Axcel berada disampingnya, menemaninya dan memanjakannya. Sejak dari kemarin malam Diandra menginap di apartemen Clarissa untuk menemani dirinya."Rissa, aku pulang!" ujar Axcel saat baru sampai di apartemen.Wajah Clarissa berubah cerah saat terdengar suara Axcel yang baru saja pulang, dia pun langsung berlari memeluk Axcel dengan erat untuk melepaskan kerinduannya."Axcel, aku kangen banget, jahat banget sih kamu hiks hiks.." Clarissa menangis dipelukan suaminya, entah mengapa air matanya menetes begitu saja saat berada dipelukan Axcel."Maafkan aku Sayang, maaf yah. Udah dong jangan sedih lagi, aku jadi sedih melihatnya." Axcel berusaha menenangkan istrinya yang masih terisak."Suami lo udah balik, jadi g
Clarissa terus menangis didalam pelukan Diandra, rasanya sakit sekali melihat perubahan Axcel. Disaat Clarissa benar-benar membutuhkan sosok suaminya, dia malah selalu sibuk dan ingkar janji."Hiks…, Axcel berubah, Di." Isak tangis Clarissa semakin pecah, lalu tiba-tiba saja Clarissa jatuh pingsan membuat Reno dan Diandra kaget.“Astaga, Clarissa!” pekik Diandra mencoba mengguncangkan tubuh Clarissa supaya wanita itu bangun. Tapi Clarissa tetap tidak sadarkan diri, hal itu membuat Reno dan Diandra merasa sangat cemas.“Ren, gimana ini?” tanya Diandra cemas“Kita bawa dia ke rumah sakit,” ujar Reno dengan sigap membopong tubuh Clarissa untuk di bawa ke mobilnya. Diandra membantu Reno membuka pintu mobil, lalu mereka langsung membawa Clarissa ke rumah sakit terdekat.Sesampainya di rumah sakit, dokter dan perawat langsung sigap memeriksa kondisi Clarissa. Sementara itu Reno dan Diandra sedang harap-har
Hari ini hari adalah hari Minggu. Clarissa, Reno dan Diandra pergi berjalan-jalan di Mall untuk membeli beberapa keperluan mereka sekalian refreshing. Lagi pula sekarang kondisi Clarissa sudah jauh lebih baik dari sebelumnya."Riss, kita beli baju disana yuk!" ajak Diandra antusias."Oke, ayo." Akhirnya mereka pergi ke sebuah butik yang berada di dalam Mall, di sana ada banyak gaun dan baju-baju yang lucu. Diandra yang suka belanja pun berbinar-binar melihat koleksi baru yang memang sedang banyak digunakan dijaman sekarang."Yang ini bagus ,Di!" ujar Clarissa sambil merekomendasikan sebuah baju untuk Diandra.“Wah, iya nih.” Saat akan mengambil baju dari tangan Clarissa, Diandra tidak sengaja melihat Axcel, yang merupakan suami Clarissa berada tak jauh dari mereka, namun sayangnya Axcel tengah bersama dengan seorang perempuan yang sedang memilih baju. Kali ini Diandra yakin kalau itu suami Clarissa, bahkan perempuan di samping lelaki
Clarissa menangis karena tak kuasa menahan rasa sakit di hatinya setelah mendengar penuturan dari Indira. Ini begitu mengejutkan, jadi Axcel menghamili wanita lain? Padahal sekarang Clarissa juga sedang mengandung anaknya. Bagaimana bisa Axcel setega itu? Padahal Clarissa sudah susah payah membuka hatinya lagi setelah disakiti waktu itu. Tapi kini Axcel bahkan menorehkan luka yang jauh lebih menyakitkan dibandingkan dulu."Apa? Lo hamil?" tanya Diandra kaget bukan main"Iya, bahkan Axcel mau nikahin gue dan dia bahkan udah nyiapin rumah untuk keluarga kecil kita," ujar Indira sambil tersenyum senang, padahal dia sesama wanita, tapi Indira begitu tega dengan wanita lain. Indira berbahagia di atas derita dari Clarissa yang juga tengah mengandung anak Axcel.Clarissa semakin menangis tersedu-sedu, saat mengingat bahwa dia saja yang merupakan istri sah Axcel hanya tinggal di apartemen dan tidak diajak tinggal atau diberikan rumah sendiri. Sementara Indira? Axcel bah
Sudah beberapa hari ini Clarissa terus bersedih, dia bak mayat hidup yang hanya bisa diam saja merenungi kegagalan hidupnya. Sebenarnya hal yang sangat mengganggu pikirannya adalah bagaimana nasib anaknya kelak saat terlahir kedunia tapi keluarganya malah broken home. Belum lagi Clarissa begitu khawatir kalau nanti keluarganya tau tentang hal ini. Mereka pasti akan sangat sedih, Clarissa bahkan belum berani menceritakan apapun pada keluarganya."Rissa, demi anak lo, please jangan kaya gini." Diandra merasa khawatir melihat kondisi dari sahabatnya."Rissa, udah yah, kita bangkit sama-sama." Diandra tidak henti-hentinya memberikan semangat pada Clarissa."Non, ada surat buat Non." Asisten rumah tangga Diandra memberikan sebuah amplop coklat kemudian pergi. Dibukanya amplop itu oleh Diandra membuatnya kaget. Ternyata itu surat gugatan cerai dari Axcel untuk Clarissa. Clarissa langsung mengambil surat itu dari tangan Diandra, hatinya semakin sakit
Reno menghela napasanya mencoba menyadarkan dirinya sendiri agar jangan sampai kalap. Tingkat emosinya benar-benar sedang berada di ujung tanduk, saking muaknya dia melihat kelakuan Axcel."Dan satu hal lagi, lo nuduh gue ada hubungan sama istri Lo? Gila yah lo! Selama ini, gue dan Diandra sering ke apartemen kalian karena Clarissa sakit. Bahkan saat dia sakit lo gak ada disamping nya, Clarissa terus bersedih karena lo gak ada kabar dan gak pulang-pulang. Dan saat lo bilang lo mau anterin dia ke dokter, dia udah nunggu lo lama banget dengan rasa sakit yang ditahannya. Tapi lo malah pergi dan gak ada kabar, kalo lo gak bisa anterin dia, harusnya lo bilang dari awal dong, jangan bikin dia nunggu!" ujar Reno makin kesal."Waktu itu—" Axcel belum selesai bicara tapi sudah dipotong lagi oleh Reno."Tunggu, biar gue dulu yang ngomong!" ujar Reno menyela."Saat itu, karena kelamaan nunggu lo akhirnya membuat Clarissa jadi sedih, bahkan dia sampai pingsan d
Axcel memacu mobilnya cepat ke apartemennya, tentu saja dia tidak menemukan Clarissa disana. Axcel hanya menemukan sepucuk surat yang tergeletak dimeja. Diambilnya sepucuk surat itu, dan ternyata disamping surat itu ada sebuah surat cerai yang sudah ditandatangani oleh Clarissa.Untuk Axcel.Aku benar-benar kecewa padamu, kenapa kau begitu br*ngsek menghancurkan hidupku lagi dan lagi. Apa belum puas dulu kamu ngehancurin aku? Dan sekarang setelah kamu mohon-mohon untuk dikasih kesempatan kedua, hingga akhirnya aku luluh dan memberikannya, tapi kamu malah mengecewakanku lagi. Bahkan kamu menyakitiku lebih dalam, kamu benar-benar menghancurkan hidupku!Akan aku pastikan kalau diriku tidak akan pernah lagi memberikanmu kesempatan kedua. Dulu aku memang begitu bodoh karena menerima dirimu lagi setelah apa yang kau lakukan padaku.Aku lelah Axcel, surat cerai yang kau minta sudah aku tandatangani sesuai dengan keing
4 Tahun Kemudian..Seorang pria sedang duduk di meja kerjanya, dia nampak memegang sambil memandangi sebuah foto ditangannya dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Seolah semesta juga bisa merasakan duka dan kesedihan yang pria itu rasakan hanya dengan melihatnya saja."Clarissa, andai waktu itu aku tidak selamat, kita pasti sudah bertemu lagi sayang," ujar pria itu pada sebuah foto yang merupakan foto pernikahannya dengan Istrinya yang telah meninggal tepat empat tahun yang lalu.Ya, pria itu adalah Axcel Aditama Riguela. Dia pria yang dulu pernah mencoba untuk bunuh diri dengan menenggak banyak sekali obat tidur sehingga menyebabkannya overdosis. Tapi untungnya nyawanya berhasil diselamatkan, walau dia harus mengalami keadaan kritis bahkan sempat koma selama kurang lebih empat hari lamanya."Sekarang aku hidup, tapi perasaan dan hatiku mati. Hanya tersisa raga yang tak memiliki rasa ini, semuanya ter