Beranda / Young Adult / LOVE FROM KOREA / 1. Kembali ke Indonesia

Share

1. Kembali ke Indonesia

Penulis: Mimosa_NR
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-26 22:03:06

Cuaca siang ini sangat panas seakan mampu membakar habis lapisan bumi. Begitu juga mungkin gambaran hati seorang pria yang baru saja keluar dari pintu kedatangan penumpang pesawat asal Korea Selatan. Wajahnya tampan sebagaimana pria muda Korea yang saat ini sangat digandrungi.

Pria itu bertubuh jangkung, berkulit putih pucat, memakai kaos putih, luaran kemeja hitam dan jeans warna coklat, lengkap dengan kacamata berwarna senada dengan celananya dan tas kecil yang ia kenakan. Di sisinya terdapat sebuah koper berukuran jumbo yang ia seret dengan santai sembari berjalan keluar bandara.

Pria itu berhenti sejenak, melepas kacamata yang ia kenakan. Pandangannya menyapu area bandara dengan tatapan nanar.

"Gue benar-benar balik!" batin pria itu tak suka.

Ia menghela berat, mencoba menerima situasinya saat ini.

"Den Yejun?!"

Seseorang mengagetkan pria itu, matanya menatap datar dua pria paruh baya berseragam hitam yang berdiri di hadapannya. Memperhatikan dengan seksama penampilan mereka dari atas sampai bawah.

"Siapa?" tanya pria itu bingung.

"Ini Den Yejun, betul?" sahut bapak itu bertanya kembali.

Pria itu hanya mengangguk heran.

"Saya Mang Ujang, dan ini Parjo."

Bapak itu mengkodekan kepalanya ke teman di sampingnya.

"Kita disuruh Nyonya menjemput Aden," sambung bapak bernama Ujang itu.

"Ayo, Den! Mari ke mobil!" ajaknya mempersilahkan.

Pria bernama Yejun itu kembali menghela berat. Entah sudah berapa kali hari ini ia melakukannya. Ia mengangguk saja menyetujui ucapan bapak itu. Kopernya sudah di bawa lebih dulu oleh Mang Parjo.

Yejun berjalan mengikuti Mang Ujang yang memandu jalan di depannya. Berhenti di samping sedan hitam yang pintunya sudah terbuka sejak tadi, pria itu masuk ke sana dengan pasrah.

***

Yejun melihat-lihat keluar jendela, memperhatikan keadaan kota yang sudah 6 tahun ia tinggalkan. Ia menatap datar dan dingin, menyilangkan kedua tangannya di bawah dada.

Kendaraan yang lalu-lalang, beberapa rumah, ruko dan bangunan yang menjulang tinggi menjadi pemandangan yang bisa ia tangkap saat ini.

Sudah cukup. Yejun memejamkan mata menghentikan nostalgia singkatnya dengan kota ini.

"Maaf, Den! Nyonya bilang dia nggak bisa jemput Aden langsung, katanya ada rapat mendadak dengan klien penting," tutur Mang Ujang menyampaikan.

"Baguslah!" decak Yejun dingin tanpa membuka matanya.

Mang Ujang hanya mendengarkan, ia mengerti sepertinya anak ini sedang kesal tak ingin diganggu, mungkin karena lelah, ia membiarkannya beristirahat selama perjalanan.

Tanpa membuka matanya, Yejun meraba ke kantong celananya, mengambil ponsel dan earphone di sana. Yejun membuka matanya, memasang earphone itu pada ponselnya dan menekan layar ponsel mencari lagu kesukaannya yang sering ia dengarkan.

Satu-satunya lagu yang ada di pemutar musik dalam ponselnya, yang sejak pertama kali ia dengarkan, ia tak henti mendengarkannya sepanjang hari, karena lagu itu sangat menenangkan untuknya dan tepat mewakili perasaannya.

... Hamkke utgo hamkke ulgo

I dansunhan gamjeongdeuri

Naegen jeonbuyeonna bwa

Eonjejjeumilkka

Dasi geudael majuhandamyeon

Nuneul bogo malhallaeyo

Bogo sipeosseoyo...

(Still With You - Jungkook BTS)

(...Tertawa bersama dan menangis bersama

Semua perasaan yang sederhana ini

Sepertinya itu adalah segalanya bagiku

Kapankah hari itu akan tiba?

Saat aku kembali bertemu denganmu

Aku ingin melihat matamu dan memberi taumu

Aku merindukanmu...)

***

Sekitar 45 menit, mobil yang ditumpangi Yejun memasuki kompleks perumahan Pondok Indah, salah satu kawasan elit di Ibukota Jakarta. Mobilnya berhenti di depan sebuah rumah besar bercat putih dengan tanah yang entah berapa hektar luasnya.

Taman bunga yang luas di halaman depan, seperti melambai mengucapkan selamat datang kepada Yejun yang baru saja terbangun dari lelapnya. Ia benar-benar capek sampai tak menyadari perjalanan selama di mobil.

Pintu mobil dibuka dari luar, Yejun segera keluar dari sana, ia berdiri mematung beberapa saat menatap rumah di hadapannya intens. Yejun teringat kembali 6 tahun yang lalu, saat ia pergi meninggalkan rumah itu, ternyata tidak banyak yang berubah.

Mang Parjo sibuk menurunkan koper dari bagasi yang langsung diantar ke dalam rumah.

"Yejun-a...!" panggil seorang wanita paruh baya yang muncul dari dalam rumah.

Wanita itu tampak elegan dengan pakaian yang ia gunakan, sudah pasti ia Kirana Maheswara ibu kandung dari Yejun.

Yejun tak membalas panggilan Ibunya, ia malah memberikan tatapan dingin, membuang muka.

Kirana langsung merasa sedih dengan reaksi putra semata wayangnya itu, ia mencoba menghiraukannya dengan mengambangkan senyum yang paling tulus.

"Gimana kabar kamu, Nak?! Kamu sehat?"

"Mama kangen banget sama kamu Yejun!" seru Kirana tersenyum bahagia.

Kedua matanya mulai memburam dengan tetesan yang menggumpal, ia benar-benar sudah menantikan hari ini sejak lama.

Tangannya membentang sangat ingin memeluk putranya, "Boleh Mama peluk?" tanyanya penuh harap.

"Gue capek mau tidur," balas Yejun dingin seraya berjalan masuk ke dalam rumah, melewati Ibunya begitu saja.

"Tolong maafkan Mama, Yejun!" seru Kirana.

Yejun tersentak berhenti di depan pintu, ia mencoba mendengarkan apa yang akan dikatakan wanita itu kepadanya, ia tak berniat memutar badannya menghadap wanita itu.

"Maafkan Mama karena nggak bisa jemput kamu, Jun," sesal Kirana, ia pikir itulah penyebab putranya marah padanya.

Yejun mendengus kesal.

"Apa sih yang gue harapkan?" batinnya.

Lalu mengabaikan ucapan Ibunya, masuk ke dalam rumah.

Baru saja melangkah masuk, kakinya terhenti kembali melihat pria tua yang terduduk di atas kursi roda di dekat pintu. Ia masih bisa mengenali pria berumur itu, siapa lagi kalau bukan Kakeknya Mahendra yang dulu sangat ia puja dan hormati.

Mahendra menatap Yejun tajam.

"Yejun...!" panggil Mahendra kasar.

"Apa?" sahut Yejun dingin.

"Bisa lebih sopan ke Mama kamu?!" sindir Mahendra.

"Nggak!"

Geleng Yejun dengan nada santai, berlalu begitu saja menuju kamarnya.

"KAMU...!"

Mahendra tak mampu melanjutkan perkataannya, ia memegang dada kirinya kesakitan.

"PAPA...!" panggil Kirana berlari ke dalam rumah, menghampiri pria berumur itu.

"Sabar, Pa! Jangan emosi!"

Kirana mengelus-elus punggung Ayahnya.

"Coba tarik napas Papa dalam-dalam...."

"Keluarkan perlahan-lahan!" saran Kirana menenangkan pria itu.

Mahendra menurut saja perkataan putrinya, mengulang arahannya beberapa kali.

"Gimana, Pa? Udah baikan?" tanya Kirana mengecek.

Ayahnya mengangguk saja.

"Ya sudah, Rana antar Papa ke kamar."

"Papa jangan terlalu keras pada Yejun, dia mungkin cuma capek karena perjalanan jauh," tutur Kirana mencoba berbaik sangka sembari mendorong kursi roda Ayahnya menuju ke kamar.

***

Yejun membuka pintu kamarnya kasar, lalu mengunci pintu itu dari dalam. Ia segera membuang tubuhnya ke atas kasur, menghela berat menatap langit-langit yang kosong, ia benar-benar sangat lelah hari ini.

"Sial!"

"Gue nggak pernah sudi balik ke sini!"

"Gue benci Papa!" kesal Yejun dalam hati.

Yejun mengacak-acak rambutnya frustasi.

Drrrtt Drrrtt

Ponselnya bergetar, ia meraih tas kecil yang ia bawa, mengambil benda hitam itu di dalamnya. Ada 1 notifikasi pesan tertera di sana, ia segera membuka pesan itu. Tertulis nama pengirim,

Papa:

Udah sampai?

Yejun tersenyum miring, ia membanting keras ponselnya ke kasur. Yejun meletakkan satu tangan ke atas dahinya, mencoba menenangkan pikirannya yang kacau.

Dua menit kemudian,

Trriiingg Trriiingg

Suara panggilan masuk, membuat Yejun mau tak mau meraih kembali ponsel itu. Sesuai dugaan nama papa tertera di layar, Yejun tak menghiraukan panggilan itu, ia menyimpan ponselnya kembali.

Ponselnya berhenti berdering, tetapi detik selanjutnya benda itu berdering kembali membuat Yejun merasa kesal, ia yakin Papanya akan terus menelpon jika ia tidak menerima panggilannya, Yejun menggeser tanda hijau dengan malas.

"Halo, Yejun!"

"Kamu sudah sampai, Nak?"

"Hmm..." balas Yejun singkat.

"Sudah makan?"

Yejun tidak menjawab, keheningan terjadi beberapa saat.

"Yejun-a, gwaenchanha?"(artinya: Yejun, kamu baik-baik saja?)

Tanya lelaki di seberang sana hati-hati.

"Papa udah puas buang Yejun ke sini?" balas Yejun terdengar dingin.

Lee Dae Hyun terdiam sebentar, berusaha menyelami maksud putranya.

"Kamu masih marah sama Papa?"

"Menurut Papa?!"

"Yejun...maafkan Papa, Nak! Papa menyesal nggak bisa mempertahankan hak asuh kamu, Papa nggak bisa melihat bisnis Papa hancur begitu saja, Papa...."

"EGOIS!! Papa memang egois!!"

"Jangan pernah telpon Yejun lagi!!" teriak Yejun mengakhiri panggilan.

Napas Yejun memburu tak karuan menahan kekesalan.

Triiingg Triiingg

Ponsel kembali berbunyi.

Yejun berang, ia mengangkat lagi panggilan itu dengan kasar tanpa melihat siapa nama pemanggilnya.

"Apa lagi, Pa?! Yejun udah...!"

"Selamat siang, Pelanggan yang terhormat!"

Yejun langsung diam tidak melanjutkan kata-katanya, ia menjauhkan ponselnya dari telinga, mengecek nama di layar itu, hanya ada nomer tertera. Mampuslah! Ia salah orang.

"Halo...?"

Yejun mendekatkan kembali ponsel itu ke telinganya.

"Halo, Pelanggan?"

"Ya, Halo. Ada apa?" balas Yejun datar.

"Selamat kepada Pelanggan! Nomor Anda memenangkan undian berhadiah dari Telkomsel! Silahkan...."

Yejun kembali menjauhkan ponselnya dari telinga, ia memejamkan mata, kesal dengan penelpon di seberang sana.

Yejun tidak sedang dalam mood yang baik saat ini, kekesalannya sudah memuncak sejak tadi dan sekarang seseorang menelponnya hanya untuk melakukan penipuan?

"DASAR PENIPU LO!"

"NGGAK TAU DIRI!"

"LO MAKAN AJA SENDIRI HADIAHNYA!" teriak Yejun sekencang-kencangnya, mengeluarkan semua emosinya yang tertahan hari ini.

Bab terkait

  • LOVE FROM KOREA   2. Sekolah Baru

    Pagi yang sangat cerah, di depan gerbang sebuah sekolah bertuliskan Highscope Indonesia, salah satu sekolah menengah atas yang elit di Ibukota.Sudah lumayan banyak siswa-siswi yang mulai berdatangan memasuki area persekolahan itu, sama seperti mobil sport berwarna putih yang juga sedang membelok dari arah kanan memasuki area sekolah.Mobil itu membelok ke tempat parkir khusus kendaraan beroda empat dan berhenti di sana, beberapa mobil lainnya tampak sudah terparkir dengan rapi. Seorang pria keluar dari mobil itu, menutup pintu mobilnya sedikit kasar, lalu memasang kacamata hitam yang ada di tangannya.Pria itu Yejun. Pria bernama lengkap Yejun Adley Maheswara, cucu tunggal dari Mahendra Maheswara, pemilik perusahaan MW Grup yang sangat terkenal di Jakarta.Yejun mulai berjalan keluar dari parkiran, menuju ke salah satu gazebo kosong terdekatnya, ia memutuskan menunggu Ibunya yang akan me

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • LOVE FROM KOREA   3. Teman Bobrok

    Sama seperti suasana kelas di sekolah pada umumnya, seperti biasa keadaan kelas pasti akan ramai dan berisik dengan suara perbincangan siswa dengan teman-temannya satu sama lain.Ada yang duduk berkumpul, entah itu membahas pelajaran, bercanda gurau, atau sekedar bergosip, dan ada pula yang sampai berlari-lari saling berkejaran dengan temannya karena bercanda kelewatan. Bahkan ada yang sampai melakukan konser raya luar biasa, memporak-porandakan kelas dengan teriakan nyanyian yang sumbang dan fales. Benar-benar masa SMA yang normal, meski bikin geleng-geleng kepala.Meski terbilang sekolah elit yang dihuni anak-anak cerdas dan tekun belajar, tetapi jiwa muda tetaplah jiwa muda. Keadaan kelas 2 jurusan bisnis dan teknologi informasi pagi ini juga tak jauh beda dengan itu, hanya saja tak ada yang sampai membuat aksi konser di depan kelas, mungkin karena masih pagi atau belum mood.Maura dan teman-teman gengnya baru

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • LOVE FROM KOREA   4. Don't Ngegas

    Masih ada sekitar 10 menit sebelum jam istirahat selesai. Ruang kelas sudah kembali ramai dengan siswa-siswa yang menunggu jam pelajaran selanjutnya. Meskipun sepertinya beberapa masih ada yang stay di kantin karena keasyikan makan dan mengobrol. Salah satunya Bastian yang sudah ditinggal ke kelas oleh Yejun. Yejun kini sudah berjalan di koridor kelasnya, beberapa langkah lagi ia akan segera memasuki pintu kelas di depannya. Sikap dingin dan cueknya membuat Yejun tidak peka dengan keadaan sekitarnya, ia dengan santainya berjalan masuk ke dalam kelas. Bugh. Seseorang menabrak tubuh Yejun begitu keras, membuat orang yang menabraknya itu sedikit terpental dan hampir saja terdorong jatuh ke lantai. Bagaimana tidak, orang yang bertubrukan dengannya adalah seorang perempuan, sehingga Yejun jelas menang dalam hal ketahanan. Untung saja, Yejun refleks menarik tangannya dan membawanya ke dalam dekapannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22
  • LOVE FROM KOREA   5. Tugas Berpasangan

    Dua orang siswa mengangkat tangannya secara bersamaan setelah seorang guru menyebutkan sebuah nomor. Keduanya lantas saling memandang satu sama lain, kaget dengan kebetulan yang cukup mengerikan bagi mereka. Mereka sudah cukup memanas hanya dengan saling berpapasan saja, apa kabar jika harus mengerjakan tugas bersama-sama?"Pak, saya boleh ganti pasangan gak?" protes Arumi langsung.Yejun yang mendengar itu lantas menyeringai dan menatap Arumi sinis."Tidak bisa Arumi. Salah satu poin penilaian tugas ini adalah kalian harus bisa bekerja sama dengan siapa saja, makanya bapak meminta kalian memilih nomor acak," jelas Pak Irfan.Arumi hanya bisa mengangguk lemas. Mungkin mata pelajaran inilah yang akan menjadi mata pelajaran pertama dalam hidupnya yang akan tidak lulus. Sungguh, Arumi berharap hal itu tidak akan terjadi karena akan mengancam beasiswanya sebagai siswa berprestasi.Bisa-bisa, i

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • LOVE FROM KOREA   6. Hanya Kontak?

    Pria itu lantas menaruh secarik kertas di atas meja Arumi dengan gerakan cepat saat ia melewati meja gadis itu. Tidak satu pun siswa di kelas itu yang menyadari apa yang dilakukan Yejun, karena siswa lain juga sedang sibuk membereskan barang-barang di atas mejanya ke dalam tas atau laci, dan satu persatu segera mengacir ke kantin.Namun, tentu saja si empunya meja tidak akan luput dari hal itu. Arumi tercengang saat pria itu tiba-tiba menaruh kertas kecil di atas mejanya, netranya terus mengikuti langkah Yejun menuju pintu hingga hilang dari pandangannya.Arumi langsung meraih kertas kecil itu, sebelum ada siswa lain yang melihatnya. Bahkan Citra sahabatnya yang duduk di sampingnya juga tidak menyadarinya."Arumi, yok lah ke kantin!" ajak Citra."Eh, iya Cit. Lo ke kantin duluan aja, gue mau ke toilet dulu bentar," balas Arumi sedikit gugup.Citra sahabatnya tentu saja tidak menyadari kegu

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-06
  • LOVE FROM KOREA   7. Diskusi

    Sesuai rencana, siang ini sepulang sekolah Yejun akan bertandang ke rumah Arumi untuk mendiskusikan tugas akhir dari mata pelajaran Pak Irfan. Yejun kini sudah sampai di depan sebuah rumah minimalis bercat biru putih. Dua puluh menit yang lalu, ia mendapat kiriman shareloc dari Arumi dan langsung meluncurkan motor ninja miliknya ke tempat itu.Yejun lantas segera membuka pagar berwarna putih di depannya dan langsung masuk ke sana. Dari luar, sebenarnya Yejun sudah menangkap kehadiran seorang pria paruh baya yang sedang duduk di teras rumah."Assalaamu'alaikum. Permisi, Pak!" sapa Yejun.Pria yang sudah memasuki usia kepala 4 itu, lantas menghentikan aktifitasnya yang tengah serius membaca koran, ia mengangkat kepalanya menatap orang yang menyapanya."Wa'alaikumussalaam. Iya, Nak. Ada perlu apa, ya?" balas pria itu."Saya Yejun, teman sekelasnya Arumi. Saya ke sin

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-06
  • LOVE FROM KOREA   8. Karena Hujan

    Suasana langit sore tampak mendung di tutupi oleh awan yang mulai menghitam. Mungkin sebentar lagi akan segera turun hujan. Sudah sekitar 2 jam lebih Yejun berada di rumah Arumi. Diskusi mereka baru saja selesai, setelah beberapa drama panjang antara keduanya, di mana Yejun terus-menerus bertingkah ini itu. Awalnya Yejun hanya diam menatap Arumi sok mendengarkan penjelasannya, tapi ujung-ujungnya meminta pikir ulang tentang temanya, lalu banyak menyanggah dan tidak menyetujui beberapa teknis dalam rencana Arumi, saat Arumi meminta sarannya, Yejun malah dengan santai bilang tidak tau apa-apa. Benar-benar membuat Arumi jengah. "Assalaamu'alaikum." "W*'alaikumussalaam," jawab Arumi. Arumi dan Yejun menoleh ke asal suara. Seorang pria bertubuh tinggi, berkulit putih dengan hoodie abu-abu dan celana jeans hitam, menggendong tas di punggungnya, tengah ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-19
  • LOVE FROM KOREA   9. Trio Fans

    Yejun baru saja pulang dan Arumi masih berdiri tercengang di depan rumah mengingat kejadian beberapa menit lalu. Ia menepuk-nepuk lembut kedua pipinya yang terasa panas sambil menyunggingkan senyum tipis. Sepertinya kedua pipinya yang cubby itu sudah memerah sejak tadi."Yejun nyadar pipi gue merah, gak ya? Duh, malu banget gue!" batin Arumi, menutup wajahnya dengan kedua tangan."Marmut! Ngapain nutup mata malam-malam di depan rumah? Main petak umpet? Sama siapa?" berondong Ali, yang baru saja masuk pekarangan rumah."Iih, Mas Ali suka banget sih manggil Arumi Marmut?! Arumi nggak suka!"Arumi mengerutkan keningnya dan menatap sok tajam pada Ali. Lebih tepatnya, ia hanya ingin mengalihkan pembicaraan dari serbuan pertanyaan kakaknya barusan."Udah terima aja! Itu panggilan sayang dari Mas Ali," goda Ali mengedipkan satu matanya."Apaan? Nggak ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28

Bab terbaru

  • LOVE FROM KOREA   10. ALTIGER

    Sejak beberapa hari lalu, Arumi sudah berencana akan pergi ke toko buku untuk mencari beberapa materi penunjang tugas. Kini gadis itu baru saja melangkahkan kakinya memasuki sebuah Mall besar yang ada di Jakarta seorang diri. Beberapa menit lalu, Arumi menumpang pada kakaknya Ali sampai di depan Mall, lantas Ali langsung pergi lagi karena hari ini ada rapat di organisasinya.Tak memakan waktu lama, Arumi sudah masuk ke dalam spot yang dipenuhi dengan buku tertata rapi di rak-rak dan meja. Arumi berjalan mencari buku-buku yang berkaitan dengan tugas yang sedang dikerjakannya, matanya menangkap buku novel yang sangat ingin dibelinya, lantas ia berhenti di meja itu lebih dulu.Tangan Arumi terulur berusaha mengambil novel itu, namun tiba-tiba saja tangan seseorang berhasil mendahuluinya. Membuat Arumi refleks menatap ke wajah pemilik tangan."Eh, sorry. Lo mau beli ini?" tanya orang itu."Iy

  • LOVE FROM KOREA   9. Trio Fans

    Yejun baru saja pulang dan Arumi masih berdiri tercengang di depan rumah mengingat kejadian beberapa menit lalu. Ia menepuk-nepuk lembut kedua pipinya yang terasa panas sambil menyunggingkan senyum tipis. Sepertinya kedua pipinya yang cubby itu sudah memerah sejak tadi."Yejun nyadar pipi gue merah, gak ya? Duh, malu banget gue!" batin Arumi, menutup wajahnya dengan kedua tangan."Marmut! Ngapain nutup mata malam-malam di depan rumah? Main petak umpet? Sama siapa?" berondong Ali, yang baru saja masuk pekarangan rumah."Iih, Mas Ali suka banget sih manggil Arumi Marmut?! Arumi nggak suka!"Arumi mengerutkan keningnya dan menatap sok tajam pada Ali. Lebih tepatnya, ia hanya ingin mengalihkan pembicaraan dari serbuan pertanyaan kakaknya barusan."Udah terima aja! Itu panggilan sayang dari Mas Ali," goda Ali mengedipkan satu matanya."Apaan? Nggak ma

  • LOVE FROM KOREA   8. Karena Hujan

    Suasana langit sore tampak mendung di tutupi oleh awan yang mulai menghitam. Mungkin sebentar lagi akan segera turun hujan. Sudah sekitar 2 jam lebih Yejun berada di rumah Arumi. Diskusi mereka baru saja selesai, setelah beberapa drama panjang antara keduanya, di mana Yejun terus-menerus bertingkah ini itu. Awalnya Yejun hanya diam menatap Arumi sok mendengarkan penjelasannya, tapi ujung-ujungnya meminta pikir ulang tentang temanya, lalu banyak menyanggah dan tidak menyetujui beberapa teknis dalam rencana Arumi, saat Arumi meminta sarannya, Yejun malah dengan santai bilang tidak tau apa-apa. Benar-benar membuat Arumi jengah. "Assalaamu'alaikum." "W*'alaikumussalaam," jawab Arumi. Arumi dan Yejun menoleh ke asal suara. Seorang pria bertubuh tinggi, berkulit putih dengan hoodie abu-abu dan celana jeans hitam, menggendong tas di punggungnya, tengah ber

  • LOVE FROM KOREA   7. Diskusi

    Sesuai rencana, siang ini sepulang sekolah Yejun akan bertandang ke rumah Arumi untuk mendiskusikan tugas akhir dari mata pelajaran Pak Irfan. Yejun kini sudah sampai di depan sebuah rumah minimalis bercat biru putih. Dua puluh menit yang lalu, ia mendapat kiriman shareloc dari Arumi dan langsung meluncurkan motor ninja miliknya ke tempat itu.Yejun lantas segera membuka pagar berwarna putih di depannya dan langsung masuk ke sana. Dari luar, sebenarnya Yejun sudah menangkap kehadiran seorang pria paruh baya yang sedang duduk di teras rumah."Assalaamu'alaikum. Permisi, Pak!" sapa Yejun.Pria yang sudah memasuki usia kepala 4 itu, lantas menghentikan aktifitasnya yang tengah serius membaca koran, ia mengangkat kepalanya menatap orang yang menyapanya."Wa'alaikumussalaam. Iya, Nak. Ada perlu apa, ya?" balas pria itu."Saya Yejun, teman sekelasnya Arumi. Saya ke sin

  • LOVE FROM KOREA   6. Hanya Kontak?

    Pria itu lantas menaruh secarik kertas di atas meja Arumi dengan gerakan cepat saat ia melewati meja gadis itu. Tidak satu pun siswa di kelas itu yang menyadari apa yang dilakukan Yejun, karena siswa lain juga sedang sibuk membereskan barang-barang di atas mejanya ke dalam tas atau laci, dan satu persatu segera mengacir ke kantin.Namun, tentu saja si empunya meja tidak akan luput dari hal itu. Arumi tercengang saat pria itu tiba-tiba menaruh kertas kecil di atas mejanya, netranya terus mengikuti langkah Yejun menuju pintu hingga hilang dari pandangannya.Arumi langsung meraih kertas kecil itu, sebelum ada siswa lain yang melihatnya. Bahkan Citra sahabatnya yang duduk di sampingnya juga tidak menyadarinya."Arumi, yok lah ke kantin!" ajak Citra."Eh, iya Cit. Lo ke kantin duluan aja, gue mau ke toilet dulu bentar," balas Arumi sedikit gugup.Citra sahabatnya tentu saja tidak menyadari kegu

  • LOVE FROM KOREA   5. Tugas Berpasangan

    Dua orang siswa mengangkat tangannya secara bersamaan setelah seorang guru menyebutkan sebuah nomor. Keduanya lantas saling memandang satu sama lain, kaget dengan kebetulan yang cukup mengerikan bagi mereka. Mereka sudah cukup memanas hanya dengan saling berpapasan saja, apa kabar jika harus mengerjakan tugas bersama-sama?"Pak, saya boleh ganti pasangan gak?" protes Arumi langsung.Yejun yang mendengar itu lantas menyeringai dan menatap Arumi sinis."Tidak bisa Arumi. Salah satu poin penilaian tugas ini adalah kalian harus bisa bekerja sama dengan siapa saja, makanya bapak meminta kalian memilih nomor acak," jelas Pak Irfan.Arumi hanya bisa mengangguk lemas. Mungkin mata pelajaran inilah yang akan menjadi mata pelajaran pertama dalam hidupnya yang akan tidak lulus. Sungguh, Arumi berharap hal itu tidak akan terjadi karena akan mengancam beasiswanya sebagai siswa berprestasi.Bisa-bisa, i

  • LOVE FROM KOREA   4. Don't Ngegas

    Masih ada sekitar 10 menit sebelum jam istirahat selesai. Ruang kelas sudah kembali ramai dengan siswa-siswa yang menunggu jam pelajaran selanjutnya. Meskipun sepertinya beberapa masih ada yang stay di kantin karena keasyikan makan dan mengobrol. Salah satunya Bastian yang sudah ditinggal ke kelas oleh Yejun. Yejun kini sudah berjalan di koridor kelasnya, beberapa langkah lagi ia akan segera memasuki pintu kelas di depannya. Sikap dingin dan cueknya membuat Yejun tidak peka dengan keadaan sekitarnya, ia dengan santainya berjalan masuk ke dalam kelas. Bugh. Seseorang menabrak tubuh Yejun begitu keras, membuat orang yang menabraknya itu sedikit terpental dan hampir saja terdorong jatuh ke lantai. Bagaimana tidak, orang yang bertubrukan dengannya adalah seorang perempuan, sehingga Yejun jelas menang dalam hal ketahanan. Untung saja, Yejun refleks menarik tangannya dan membawanya ke dalam dekapannya.

  • LOVE FROM KOREA   3. Teman Bobrok

    Sama seperti suasana kelas di sekolah pada umumnya, seperti biasa keadaan kelas pasti akan ramai dan berisik dengan suara perbincangan siswa dengan teman-temannya satu sama lain.Ada yang duduk berkumpul, entah itu membahas pelajaran, bercanda gurau, atau sekedar bergosip, dan ada pula yang sampai berlari-lari saling berkejaran dengan temannya karena bercanda kelewatan. Bahkan ada yang sampai melakukan konser raya luar biasa, memporak-porandakan kelas dengan teriakan nyanyian yang sumbang dan fales. Benar-benar masa SMA yang normal, meski bikin geleng-geleng kepala.Meski terbilang sekolah elit yang dihuni anak-anak cerdas dan tekun belajar, tetapi jiwa muda tetaplah jiwa muda. Keadaan kelas 2 jurusan bisnis dan teknologi informasi pagi ini juga tak jauh beda dengan itu, hanya saja tak ada yang sampai membuat aksi konser di depan kelas, mungkin karena masih pagi atau belum mood.Maura dan teman-teman gengnya baru

  • LOVE FROM KOREA   2. Sekolah Baru

    Pagi yang sangat cerah, di depan gerbang sebuah sekolah bertuliskan Highscope Indonesia, salah satu sekolah menengah atas yang elit di Ibukota.Sudah lumayan banyak siswa-siswi yang mulai berdatangan memasuki area persekolahan itu, sama seperti mobil sport berwarna putih yang juga sedang membelok dari arah kanan memasuki area sekolah.Mobil itu membelok ke tempat parkir khusus kendaraan beroda empat dan berhenti di sana, beberapa mobil lainnya tampak sudah terparkir dengan rapi. Seorang pria keluar dari mobil itu, menutup pintu mobilnya sedikit kasar, lalu memasang kacamata hitam yang ada di tangannya.Pria itu Yejun. Pria bernama lengkap Yejun Adley Maheswara, cucu tunggal dari Mahendra Maheswara, pemilik perusahaan MW Grup yang sangat terkenal di Jakarta.Yejun mulai berjalan keluar dari parkiran, menuju ke salah satu gazebo kosong terdekatnya, ia memutuskan menunggu Ibunya yang akan me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status