Home / Romansa / LOVE FOR CEO / Bab 11. Bertemu Andre

Share

Bab 11. Bertemu Andre

Author: Menook Bunda Nadhiffa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Satu jam sudah waktu yang Inez habiskan, hanya duduk diam di atas sofa tanpa melakukan apa-apa di ruangan Agam.

Menunggu bos sementaranya yang masih tidur, tampak tenang dengan wajah yang tak lagi pucat.

"Sampai kapan dia akan tidur?" gumam Inez, menghela nafasnya panjang menatap Agam.

Sebelum mengerutkan keningnya, karena tidur Agam yang tak nyenyak, menggerakkan kepalanya cepat ke kanan dan ke kiri terlihat tertekan.

"Jangan Cin! jangan kesana! jangan pergi Cintia! jangan pergi..!" gumam Agam, masih memejamkan matanya, menggerakkan kepalanya cepat.

Karena mimpi buruknya, sebuah kilas balik mengenai kisah cintanya yang terpisah, akibat kecelakaan maut yang merenggut wanita nya di depan matanya sendiri.

Menciptakan banyaknya peluh yang keluar, membasahi dahinya, masih dengan gerakan kepalanya terlihat semakin tertekan.

"Pak... Pak Agam!" panggil Inez, sesa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LOVE FOR CEO   Bab 12. Kecelakaan

    "Nez?" panggil Andre, mengalihkan pandangan Agam menatapnya.Berusaha bersikap tenang, Inez hanya mengulaskan senyum tipisnya segera menenggak air yang ada di dekatnya.Kembali beradu pandang dengan Andre, calon suami pilihan orang tuanya, masih berdiri di dekatnya, menatapnya penuh tanya."Ada apa?" tanya Inez, dengan wajah tak berdosanya beradu pandang."Ngapain kamu disini?" tanya Andre, sebelum mengalihkan pandangannya menatap Agam."Dia siapa?" lanjut Andre, melirik Agam yang terdiam, tak mengerti dengan suasana yang ada di depannya."Siapapun dia nggak ada hubungannya sama kamu," jawab Inez, menyakiti hati Andre yang tersenyum getir menatapnya cemburu."Aku ingin bicara sama kamu! kamu harus menjelaskan semuanya Nez!" ucap Andre, mencoba untuk bersabar, dengan tatapan tajamnya, merasa tak suka dengan kebersamaan Inez bersama dengan lelaki lain yang t

  • LOVE FOR CEO   Bab 13. Gangguan Kecemasan

    BRAKKKKKKSuara dentuman keras, beberapa menit setelah kepergian Agam, mengejutkan Inez yang sedang makan.Dengan detak jantungnya yang berdetak sangat cepat, akibat rasa kagetnya yang terlalu tinggi, membuat jiwa keingintahuannya pun meninggi."Ada kecelakaan di depan..." teriak salah satu orang yang ada di dalam restoran, kompak berlari, bersamaan dengan pengunjung yang lainnya, berhambur keluar ingin melihat kejadian.Tak terkecuali Inez, sudah mengayunkan langkahnya cepat, setengah berlari keluar dari dalam restoran.Sementara itu di luar restoran, Agam terlihat berdiri, tepat di halaman restoran yang ada di nol jalan.Dengan tubuhnya yang bergetar hebat tak mampu mengalihkan pandangannya dari kecelakaan yang ada di depannya.Membuat matanya memerah, dengan linangan air mata yang hampir menitik, seolah terpaku di tempatnya.

  • LOVE FOR CEO   Bab 14. Desiran Aneh

    Jalanan kota yang terlihat lenggang, dengan sinar mentari yang masih terang di siang hari.Inez, sudah duduk bersebelahan dengan Agam di kursi belakang mobil yang di kendarai supir pribadi Bos sementaranya.Hanya duduk bersandar dengan bahunya yang mulai terasa pegal, karena kepala Agam, yang tertidur bersandar di bahunya.Sementara itu di tempat lainnya, terlihat Andre, mengendarai mobil sport merahnya dengan kecepatan tinggi.Menembus jalanan kota yang terlihat sepi, sebelum membelokkan mobilnya memasuki sebuah gerbang gedung perusahan tempatnya bekerja.Sebagai wakil direktur di perusahaan Papanya sendiri, Sukmajaya Group.Dengan hatinya yang teramat kesal, berusaha keras untuk menaha

  • LOVE FOR CEO   Bab 15. Suara Hati

    Waktu belum terlalu sore, tepat di saat jam dinding di setiap ruangan yang ada di gedung Dirgantara property sudah menunjuk ke angka tiga.Terlihat Agam, mengayunkan langkah keluar dari ruang meeting bersama dengan Inez di belakangnya.Baru menyelesaikan meeting bersama dengan para manager di setiap departement yang di bawahinya."Siapkan bahan skripsi kamu, aku bantu kamu sekarang," ucap Agam, masih mengayunkan langkah membulatkan mata Inez.Menciptakan binar bahagia di wajahnya, bagaikan mendapat angin segar yang menerpa wajah cantiknya, segera melangkahkan kakinya cepat untuk berjalan sejajar dengan bos sementaranya."Serius?" tanya Inez, dengan senyum semringah yang tersungging di bibirnya, masih mengayunkan langkah mencoba untu

  • LOVE FOR CEO   Bab 16. Kencan Untuk Inez dan Agam

    "Ha? jam segini mau ke mall? aku juga belum mandi! masih berantakan begini!" ucap Inez, melihat penampilannya sendiri."Nggak papa, kita kerumah ku dulu, jadi kamu bisa mandi dan siap-siap di rumahku! " jawab Andien."Aku nggak bawa baju!""Pakai bajuku," jawab Andien, sebelum melambaikan tangannya ke arah Agam yang berjalan, hendak keluar melewati pintu loby menatapnya diam.Bersamaan dengan gerak kepala Inez yang menoleh, ikut mengalihkan pandangannya menatap Agam."Ngapain kamu di sini?" tanya Agam, sudah berdiri di depan adiknya beradu pandang."Mau jemput Inez, sekalian mau bilang sama kamu Kak, tolong anterin kita ke mall ya? tapi kita pulang dulu biar Inez bisa ganti baju." Jawab

  • LOVE FOR CEO   Bab 17. Di Mall

    Malam belum terlalu larut, setelah lima belas menit berkendara, terlihat Mobil yang di kendalikan Agam, bersama dengan Inez dan Andien sebagai penumpangnya berhenti di tempat parkir yang ada di halaman depan mall."Ayo," ucap Andien, sesaat setelah turun dari mobil kakaknya, menggandeng tangan Inez yang terlihat tak nyaman.Beberapa kali menyentuh gaunnya mengalihkan pandangan Agam."Kita beli baju dulu ya Ndin, aku risih pakai ini," ucap Inez."Beli?" tanya Andien, beradu pandang dengan Inez yang mengangguk."Waduh!" batin Andien.Sebelum tersentak dengan suara kakaknya."Ayo cepat masuk! ngapain berhenti di sini?" ucap Agam, segera mengayun

  • LOVE FOR CEO   Bab 18. Di Mall 2

    Studio film tak lagi terang, sesaat setelah lampu yang menyala di matikan bersamaan dengan mulainya film yang sedang ditonton Agam, Ines, Andien dan juga Alan.Menciptakan debaran jantung, begitu luar biasa di dada Agam, dengan wajah tegangnya mencoba untuk berani demi harga dirinya di depan Inez dan juga Alan.Segera menyeruput es yang sudah di belinya berusaha keras untuk tenang."Haus ya Pak?" ejek Inez, duduk di sebelah Agam, mengalihkan pandangan Andien.Yang sedang duduk manis, bersebelahan dengan Alan di samping Agam."Gak usah banyak omong kamu!" sewot Agam, dengan suara lirihnya beradu pandang dengan Inez yang terkekeh menyadari ketakutannya."Br*ngsek aku di ketawain lagi!" batin Agam, kembali mengalihkan pandangannya lurus kedepan menatap layar.Sebelum bergidik ngeri karena adegan di dalam layar lebar yang sedang di tontonnya.

  • LOVE FOR CEO   Bab 19. Antara Kesal dan Senang

    "Astaga... kenapa bunyi terus sih ponselnya!" gerutu Agam, baru menyelesaikan pembayarannya di kasir.Karena suara dering dari ponsel Inez, begitu keras membuatnya tak nyaman."Ponselku bunyi terus ya Pak?" tanya Inez, sudah berganti pakaian yang baru di belinya mengayunkan langkahnya mendekati Agam."Tuli ya kamu? pasang nada dering segini gedenya," sewot Agam."Iya maaf maaf," jawab Inez, tak ingin lagi berdebat, segera merogoh tas punggungnya untuk mencari ponselnya."Kak Abian," gumam Inez, sesaat sebelum menggeser layar ponselnya menerima panggilan telepon dari kakaknya."Kemana aja Nez? tahu nggak berapa kali Kakak telepon?" ucap Abian."Ah iya, maaf kak,""Dimana kamu?""Masih di mall, nonton sama Andine,""Ini Ada Andre di rumah," lanjut Abian, menciptakan helaan nafas di bibir adiknya."Sudah selesai kan nontonnya? tunggu di sana saj

Latest chapter

  • LOVE FOR CEO   Bab 86. Kesempurnaan Cinta

    Gerimis mulai menyapa, tepat di saat selesainya acara makan malam untuk merayakan hari jadi pernikahan Inez dan juga Agam yang kedua. Kini sepasang suami istri yang sedang berbahagia telah berada di dalam mobil yang di kendarai oleh Agam.Saling melempar senyuman, tak lagi bisa menyembunyikan binar kebahagiaan yang terlihat begitu jelas kentara dari binar di sorot mata keduanya, saling bergenggaman tangan, dan berkali kali, hampir tak berhenti Agam mencium punggung tangan Inez melampiaskan rasa beryukurnya."Terimakasih Yang, Ya Allah... apa kamu nggak tahu gimana bahagianya aku sekarang?" ucap Agam, kembali mencium punggung tangan istrinya yang telah merona tersenyum senang.Membagi fokusnya antara jalanan dan juga istrinya, akibat berita bahagia yang baru di sampaikan Inez kepadanya beberapa jam yang lalu, sewaktu masih menikmati makan malam sungguh berhasil membuncahkan rasa haru dan juga bahagia di dada Agam, bersora

  • LOVE FOR CEO   Bab 85. Anniversary? Berhasil!

    "Halo Yang," suara Agam, sesaat setelah menggeser layar ponsenya. Merasa begitu bersalah, "Gagal lagi gagal lagi! gagal terus!" batin Agam berteriak, merasa kesal dengan kejutannya yang selalu saja gagal tak pernah bisa berhasil.Dan terdiam, mendengar suara isakan tangis istrinya yang terdengar khawatir menanyakan keadannya. "Kamu nggak papa kan Yang? masak ada orang kesini ngaku karyawan kamu dan bilang kamu pingsan Yang,"Entah kenapa, terdengar begitu melow, semakin mengembangkan rasa bersalah di hati Agam, meraup wajah tampannya frustasi."Aku...,""Kamu dimana? kamu baik baik saja kan Yang?"Semakin membuat Agam dilema, harus meneruskan sandiwaranya atau mengh

  • LOVE FOR CEO   Bab 84. Anniversary? Gagal!

    Minggu telah bergulir, bertemu dengan Minggu Minggu setelahnya menambahkan jumlah bulan yang telah di lewati oleh Agam dan juga Inez.Yang kini telah meneguk manisnya kesembuhan total, tanpa rasa sakit ataupun ketakutan yang menguasai sebelum melakukan hubungan intim.Sudah berganti menjadi gairah yang membahagiakan, yang harus segera di tuntaskan hampir setiap harinya dengan perasaan yang begitu bahagia sebelum di terbangkan ke awan oleh permainan Agam yang selalu saja luar biasa.Tepat di usia pernikahan keduanya yang sudah menginjak usia dua tahun, tepatnya sehari sebelum merayakan aniversary pernikahan yang ke dua, terlihat Inez, sedang mengayunkan langkahnya keluar dari kamar mandi.Terus saja memasang senyum di bi

  • LOVE FOR CEO   Bab 83. Aga... Oh... Aga... 2

    Pagi mulai menyapa, di tandai dengan hangatya sinar mentari yang kembali bersinar, baru datang dari peraduan tepat di pukul tujuh pagi.Terlihat Agam, sedang tidur berbaring di atas ranjangnya, memeluk sayang istrinya yang masih memejamkan mata di dalam pelukan. Akhirnya bisa meneguk manisnya rasa klimaks yang sempat tertunda akibat gangguan dari Aga.Melakukan pertempuran yang begitu luar biasa nikmatnya, selepas shubuh setelah sempat ketiduran di kamar tamu bersama dengan Aga, berhasil membuat istrinya itu kelelahan."Selamat pagi Yang," goda Agam, memainkan bulu mata lentik Inez, mengecup dahi istrinya yang menggeliat merasa terganggu dengan sentuhannya."Apa sih Yang, aku capek," lirih Inez, masih memejamkan matanya

  • LOVE FOR CEO   Bab 82. Aga... Oh... Aga...

    Hasrat yang menguasai, seolah tak mampu lagi di bendung oleh Agam yang kini sedang mempermainkan buah dada istrinya yang begitu kenyal dan menantang.Tak lagi menggunakan jemari tangannya yang sekarang sudah bergerilya menelusup dan membelai punggung putih Inez yang masih tertutup baju, namun sudah menggunakan bibir tebalnya untuk menghisap dan menggigit ujung buah dada yang kian menegang.Hampir berhasil memporak porandakan konsentrasi Inez yang masih melakukan panggilan telepon, berusaha keras untuk tetap sadar tak mengeluarkan desahan, mendorong kepala suaminya pelan. "Yang!" lirih Inez, dengan deru nafasnya yang hampir memburu menekankan. Harus bisa mengatasi gairah yang kini telah bersemayam, menjauhkan kembali ponselnya dari telinga.Namun Sayang, Agam yang tak lagi terkontrol, sama sekali tak menggubrisnya, mengacuhkan dirinya yang masih melakukan panggilan telepon tetap melakukan aktifitas yang membuatnya kian melayang."Ha

  • LOVE FOR CEO   Bab 81. Ketidaksabaran Aga

    Suasana hening yang menyelimuti ruang tamu di unit apartemen Agam dan juga Inez, akibat rasa bingung yang melanda hati melihat gurat sendu di wajah tampan Aga. Membuat keduanya saling diam, hanya memperhatikan Aga yang terdiam masih menundukkan kepala."Jadi boleh nggak Kak?" tanya Aga, setelah beberapa menit membisu, kembali memandang Inez yang tersenyum mengangguk palan."Yang!" lirih Agam.Mengalihkan pandangan Aga, "Nggak boleh ya Om?""Bukannya begitu, tapi kami nggak mau di sangka menyembunyikan anak orang karena kamu yang nggak izin sama Papa kamu," sahut Agam.Menganggukkan kepala Inez membenarkan. "Benar kata Om Agam, Pak Dafa pasti khawatir,"Papa nggak mungkin khawatir Kak, harus berapa kali aku bilang, kalau Papa nggak mungkin khawatir," sahut Aga emosional, menampakkan kesenduhan di netra matanya yang berkaca kaca."Aga sudah makan malam?" tanya Inez, lebih memilih untuk mengalihk

  • LOVE FOR CEO   Bab 80. Melembutnya Hati Papa Raimon

    Suasana yang sunyi, menyelimuti kamar presidential suite tempat Papa Raimon menginap, terlihat si empunya, sedang duduk di atas sofa menikmati secangkir kopi menunggu kedatangan menantunya, Agam."Duduk," dingin Papa Raimon, mengarahkan pandangannya ke aras sofa kosong di dekatnya, mempersilahkan Agam yang baru masuk ke dalam kamarnya memenuhi perintahnya. "Kopi buat kamu, minum kopi kan?"Baru pertama kalinya duduk dan ngobrol berdua dengan menantunya, setelah pernikahan Agam dan juga Inez. Selain karena dirinya yang lebih senang menyendiri, juga karena kepindahan Agam dan juga Inez ke Apartemen, semakin memperlebar jarak di antara keduanya."Terimakasih Pa," jawab Agam, menganggukkan kepalanya pelan, segera meraih kopi untuk di seruputnya perlahan, "kopi hitam kesukaan saya,"Dan tak membuat Papa Raimon bersuara, hanya membuang pandangan, kembali menikmati kopi di tangan."Terimakasih," suara Papa Raimon, setelah mem

  • LOVE FOR CEO   Bab 79. Malam Pertama Yang Sesungguhnya

    Sang Surya kembali menyapa, membawa hangat sinarnya yang masih bersahabat, tak menyengat kulit.Tepat di pukul sembilan pagi, mobil Agam melaju dengan kecepatan sedang, menembus jalanan kota yang terlihat lenggang.Membawa Istrinya yang terlihat tegang, bersama dengan Mama dan juga Mama Mertuanya yang sedang duduk di kursi belakang.Di ikuti oleh mobil Abian yang melaju di belakangnya, ingin menemani Inez menjalani pengobatan."Meeting hari ini di pimpin sama Pak Raimon, kamu siapkan semua berkas dan materinya ya, berikan ke Pak Raimon sebelum jam setengah sepuluh," suara Abian, yang sedang melakukan panggilan telepon bersama dengan Sekretarisnya.Sesaat sebelum mematikan sambungan teleponnya, mendengar jawaban iya dari Sekretarisnya.Merasa begitu berdebar, di sela hatinya yang terus saja berdoa, meminta kelancaran di setiap proses pengobatan Adik kesayangannya.Pukul Sebelas siang, Inez suda

  • LOVE FOR CEO   Bab 78. Akhirnya, Setelah Sekian Lama

    Sang Surya kembali menyapa, membawa hangat sinarnya yang masih bersahabat, tak menyengat kulit.Tepat di pukul sembilan pagi, mobil Agam melaju dengan kecepatan sedang, menembus jalanan kota yang terlihat lenggang.Membawa Istrinya yang terlihat tegang, bersama dengan Mama dan juga Mama Mertuanya yang sedang duduk di kursi belakang.Di ikuti oleh mobil Abian yang melaju di belakangnya, ingin menemani Inez menjalani pengobatan."Meeting hari ini di pimpin sama Pak Raimon, kamu siapkan semua berkas dan materinya ya, berikan ke Pak Raimon sebelum jam setengah sepuluh," suara Abian, yang sedang melakukan panggilan telepon bersama dengan Sekretarisnya.Sesaat sebelum mematikan sambungan teleponnya, mendengar jawaban iya dari Sekretarisnya.Merasa begitu berdebar, di sela hatinya yang terus saja berdoa, meminta kelancaran di setiap proses pengobatan Adik kesayangannya.Pukul Sebelas siang, Inez suda

DMCA.com Protection Status