Share

Ch 94

Penulis: AurumS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Astaga Rilan! apa yang kau lakukan di depan klinik ku?"

Rilan terdiam, dia memasang wajah datar dan berdiri menghampiri Aurela yang berdiri di ambang pintu. Sudah berjam-jam pria itu tersungkur di depan pintu klinik milik Aurela, entah apa yang membawa dia kesana dan entah apa yang dia harapan dari kehadiran Aurela.

"Apa sesuatu terjadi?" tanya Aurela.

Pertanyaan yang mengingatkan Rilan akan kekecewaan, hingga tanpa sadar tangan Rilan terangkat mengelus pipi adik perempuan dari sahabatnya itu. "Apa kau begitu menyukaiku?"

"Huh?"

Kalimat itu terucap begitu saja hingga Rilan sadar apa yang di katakannya membuat wanita di depannya terkejut dan kembali memberikan pertanyaan.

"Ada apa denganmu?"

Aurela menatap lama sebelum menyadari jika pria pujaannya ini dalam keadaan mabuk. "Apa yang terjadi, kenapa kau tertidur di depan klinik ku dengan k

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LOVE BROTHER   Ch 95

    Hay semua. Apa kabar? maaf beberapa hari ini tidak up, bukan karena nggak ingat atau sengaja tapi aku lagi sakit 🥺. Sakit di saat pandemi itu eveknya luar biasa bikin drop. Dan alhamdulillah udah membaik dua hari ini. semoga aku tetap sehat dan bisa up terus, minta doanya yah teman-teman. . . . Mata Rilan yang berat sedikit terbuka, alkohol membuatnya tidak bisa mengendalikan diri dari rasa kecewanya. Apalagi Aurela malah mengusirnya, gadis itu memang benar-benar menyukainya tapi dia tidak mungkin memanfaatkan keadaan Rilan yang sekarang. "Aku tidak ingin pulang," ucapnya melewati Aurela yang masih berdiri di ambang pintu. Aurela menengok, menatap Rilan tidak mengindahkan penolakannya. Pria itu menyandarkan punggungnya di sofa sambil menatap Aurela. "Jangan mengusirku, aku mohon biarkan aku tetap di sini." Aurela me

  • LOVE BROTHER   Ch 96

    Matahari mulai terbit, perlahan manik mata yang mengingatkan akan seseorang itu terbuka menatap seseorang yang menyambutnya tersenyum kecil, dia menempelkan tubuhnya ke arah Rilan dan memeluk tubuh kekar yang tertidur dengan di tutupi selimut tebal itu. "Arumi dan Randika menghubungimu berulang kali sepanjang malam." Rilan tidak fokus dengan apa yang di katakan Aurela, dia masih belum terbiasa dengan kehadiran wanita di sampingnya itu, dia menatap Aurela dengan terheran-heran karena tidak mengira dokter wanita yang selalu dia abaikan ini ternyata sangat manis. "Ada apa? kau lupa kita sudah melakukannya?" "Maafkan aku." "Pourquoi? (untuk apa?)" Tidak ada jawaban dari Rilan membuat wajah Aurela kesal, dia berfikir jika pria itu hanya memanfaatkan kegilaannya untuk menikmati tubuhnya saja. "Kenapa kau diam, katakan sesuatu. Jan

  • LOVE BROTHER   Ch 97

    Rilan bangkit dengan hanya menggunakan selimut yang kemudian dia tanggalkan untuk menutupi bagian tubuh Aurela yang terbuka. Dia mengambil ponsel dan melihat beberapa panggilan dan pesan dari Arumi, Randika bahkan Brian. Pria prancis itu terlalu fokus dengan patah hatinya hingga mengabaikan semua orang yang dekat dengannya. Bahkan Arumi, yang sama sekali tidak tahu apa-apa pun ikut merasakan. Belum pernah sekalipun dia mengabaikan gadis itu, dan entah karena penolakan atau rasa kecewanya hingga membuat dia seperti ini. Beruntung Aurela dapat meredamnya, perempuan itu ternyata punya sisi lain yang sama dekali tidak Rilan ketahui sebelumnya. Dia adalah wanita yang manis dan homuris. Pria yang memiliki manik cokelat itu tersenyum sendiri mengingat bagaimana wanita itu dulu selalu mengejarnya, mengirimkan begitu banyak bunga setiap pagi dan menarunya di loker dengan kartu ucapan yang jika saja semua itu dia simpan, bis

  • LOVE BROTHER   Ch 98

    "Kau mengabaikan semua panggilan juga pesan dari ku." Pria itu menelan ludah kasar. "Maaf, aku sedikit sibuk kemarin." "Kau di mana? apa kau bersama Aurela?" Rilan tidak menjawab, dia lebih memilih sibuk menyaring kopi untuk sarapannya bersama Aurela. "Hallo ... Kak Rilan? apa kau masih mendengarku?" "Sepertinya Itu bukan urusanmu Nona, kau tidak perlu tahu aku bersama siapa sekarang." "A-apa?" "Shiitt ... kenapa aku jadi kasar padanya," gumamnya di dalam hati. "Apa sekarang kau sedang marah padaku?" "Tentu saja tidak, kau adalah calon Nyonya Tuanku. Aku tidak akan berani melakukannya." "Kenapa tiba-tiba kau berubah!" "Karena memang seharusnya seperti itu." Manik cokelat itu tiba-tiba melebar, dia tidak menyangk

  • LOVE BROTHER   Ch 99

    "Apa kalian bertengkar?" ujar Brian yang sibuk meracik minuman."Tidak.""Lalu kenapa pria berwajah es itu tiba-tiba ingin bersama adik ku?""Aku tidak tahu." Randika menyapu wajahnya dengan kasar."Jelaskan semuanya padaku tanpa ada yang di tutupi. Wajah mu tidak cukup baik untuk menyimpan rahasia brother." Brian memberikan segelas minuman yang biasa mereka minum bertiga saat sedang bersama.Pria itu mendesah saat mengecap rasa yang sudah tidak asing di tenggorokan-nya. "Aku bisa gila jika terus memikirkannya.""Apa ada masalah?""Ternyata benar yang di katakan Evanya, Rilan memiliki rasa terhadap Arumi.""Kau menemui Evanya?""Tentu saja tidak!""Hei brother, santai ... santai." Brian sedikit tersenyum karena Randika yang tiba-tiba emosi. "Apa kau yang memaksa dia untuk meng

  • LOVE BROTHER   Ch 100

    Hening, tak ada jawaban dari Arumi yang sedang kesal. Randika yang sudsh sangat mengantuk dan lelah pun harus kembali mencari cara agar bisa menghibur wanita."Kau sudah makan?""Kenapa kau menanyakan hal lain, kita sedang membahas tentang kak Rilan.""Aku hanya sedang mengkhawatirkan mu Sayang.""Pergilah! Aku tidak ingin bicara denganmu." Mata cokelat itu beralih menatapnya dengan tajam. "Ini semua karena kebodohanmu itu.""Aku melakukan hal yang benar. Lihatlah, sekarang Rilan bahkan sudah bersama Aurela.""Tapi tidak dengan ku!""Sayang, Jangan egois. Rilan berhak menjalani kehidupan normalnya. Dia akan tetap .""No! Dia mengatakan hal-hal buruk padaku. Dia bahkan mengganti panggilanku.""Itu hanya basi basi karena dia masih merasa canggung, jangan mengambil hati.""Tidak!

  • LOVE BROTHER   Ch 101

    Sebagai penenang diri, Rilan menyambangi kafe milik sahabat dekatnya, dia menghabiskan berjam-jam d tempat itu dengan berdiam diri. Tidak ada yang bisa menghancurkan keterdiaman Rilan, atau memutuskan tatapan hampanya.Tidak ada tatapan yang menarik perhatiannya selain segelas wiski yang sedari tadi dia teguk berulang kali. Hingga usapan lembut di lengan membuat nya tersadar. Pria itu tersenyum kecil melihat kedatangan wanita yang baru saja menempati ruang kecil di hatinya."Berhentilah, kau sudah minum cukup banyak. Dengan seperti ini, tidak akan menyelesaikan masalah."Rilan terkekeh, dia menggenggam tangan Aurela dan menciumnya. "Apa yang membawamu kemari, apa kau merindukanku?"Aurela tersenyum penuh bahagia. Namun dokter itu dengan cepat menarik tangannya saat seorang bartender menatapnya tidak suka."Sedang apa kau di sini Aurela?" tanya seorang pria dengan setelan jaket hi

  • LOVE BROTHER   Ch 102

    Pagi itu burung berkicau dengan sangat merdu, seakan ingin menghibur sang wanita yang tengah merasakan kesedihan. Arumi membuka mata saat belaian lembut menelusuri bagian pipi hingga rahangnya. Dia bahkan merasan kecupan lembut sang kekasih yang sudah lebih dulu membuka mata."Honey, wake up you don't want to hear those beautiful birds whistling? (Sayang, bangunlah kau tidak ingin mendengar burung-burung cantik itu bersiul?)" bisik Randika di samping telingah kekasihnya.Jemari kekar itu menelusuri garis punggung Arumi yang terlelap membelakangi, mambuat ia sedikit bergerak dan membalikan arah hingga menghadap Randika yang sudah terjaga. Perempuan itu tidur dengan mulut yang sedikit terbuka hingga menarik perhatian Randika.Pria itu mengigitnya pelan hingga Arumi melenguh merasa sakit, tapi masih tetap memejamkan mata. "Come on, wake up honey."Tubuh Arumi menegang saat tangan kanan Randika mulai men

Bab terbaru

  • LOVE BROTHER   Chapter 134

    Randika mengerutkan keningnya melihat tingkah Arumi yang sedari tadi terus gelisah. "Nikmati sarapanmu dengan benar kenapa kau terus bergerak. Apa kursinya tidak nyaman.""Ti-tidak!""Lalu?"Randika mendorong pelan kursinya mendekat pada Arumi yang sepertinya tidak nyaman dengan dudukannya. "Ada apa Sayang? Apa tempat dudukmu tidak nyaman?""I-itu. Aku ...."Randika mengerutkan dahinya mencoba mengerti dengan ucapan istrinya. Sedangkan Amirta dan Jenny hanya tersenyum kecil melihat bagaimana Arumi malu-malu mengatakan akibat dari ulah anaknya. Untuk itu dia mengambil inisiatif untuk menyudahinya, agar Randika tidak terus bertanya dan membuat Arumi terus merasa malu."Sayang, istrimu hanya merasa tidak nyaman karena ulahmu semalam. Nukan begitu Sayang." Jenny menatap ke arah Arumi yang mulai tertunduk malu."Maksud mommy aku?" Randika menu

  • LOVE BROTHER   Chapter 133

    Fajar belum menunjukan dirinya, tetapi Randika sudah terjaga. Tatapannya terpaku pada wanita yang tidur di sampinganya. Punggung putih mulus Arumi membuat Randika tidak tahan untuk mengelusnya, yang kemudian membuat Arumi bergerak dengan mata yang masih terpejam."Sayang ...."Arumi terjaga, dia mengucak kedua matanya pelan agar penglihatannya tidak kabur. Perempuan yang baru saja melewatkan malam pertama bersama suaminya itu berusaha duduk. Namun, karena tubuh mungilnya tidak berbalutkan apapun, dia kembali ke posinya dengan kebih manikan selimutnya."Kau sudah bangun?" tanya Arumi saat mendapati pria yang baru saja resmi menjadi suaminya itu menatapnya dengan ternyum."Aku tidak bisa tidur jika keadaanmu seperti ini Sayang."Arumi mengerutkan kening, tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan Randika. "Apa maksudmu dengan jeadaan sepert,i ini, Sayang. Memangnya apa yang terjad

  • LOVE BROTHER   Chapter 132

    "Kau sudah selesai membuka bajumu Sayang?"Randika keluar dari kaca pembatas antara bagian shower dan buthup dengan handuk yang melilit di pinggangnya, dada kekarnya membuat dia terlihat jantan dengan kulit yang basah.Cukup lama wanita itu mengagumi suaminya hingga tidak sadar pria itu kini sudah berdiri tetap di hadapannya. "Sayang?""Huh?"Randika tergelak melihat ekspresi istrinya yang malu-malu. "Berhenti merada malu, dan singkirkan tanganmu itu. Apa yang ingin kau tutupi, bukankah kita sudah sah."Arumi tidak bisa apa-apa, dia membiarkan Randika membersihkan dirinya, dan membuka sisa pakian dari tubuhnya. Sambil mandi, dia melihat bayangan Randika pada cermin besar yang sedang serius membersihkan bagian belakang tubuhnya. Tanpa sadar dia tersenyum dan bergumam. "Suami ku ternyata sangat tampan."Setelah selesai membersihkan tubuh, dan memakai handuk Ran

  • LOVE BROTHER   Chapter 131

    Meninggalkan keramaian pada Ballroom hotel, Randika dan Arumi memilih untuk lebih dulu beristirahat. Perempuan itu kelelahan karena lama berdansa bergantian dengan 3 pria. Randika, lalu Amirta, kemudian saudara laki-laki semata wayangnya, Mr Cool, Rilan Harrper. Dan Brian, dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk berdansa dengan Arumi, karena sibuk menenangkan Aurela yang sedang merajuk.Randika menggendong Istri tercintanya ala-ala bridal. ( Biar kaya pengantin yang lain gengs 😆.)Arumi menyembunyikan kepalanya di dada Randika karena malu, beberapa orang yang berada di lobi memperhatikan keduanya karena Arumi yang masih memakai gaun pengantin."Sayang, turunkan aku. Banyak orang di sini.""Memangnya kenapa kalau banyak orang.""Aku malu," bisik Arumi."Tidak perlu malu, kita sudah sah.""Tetap saja, ini memalukan Randika." Arumi sedikit meront

  • LOVE BROTHER   Chapter 130

    Ballroom hotel di penuhi dengan orang-orang berdansa. Dan Evanya, dia hanya bisa menahan kesalnya melihat dari jauh bagaimana Randika begitu lembut memperlakukan Arumi. Adegan ciuman keduanya bahkan membuat perempuan berdarah Jepang itu merasa jijik hingga meninggalkan titik di mana dia dan Damian bersembunyi untuk memantau keadaan.Kalimat janji suci yang di ucapkan Randika bahkan masih terngiang-ngiang di telinganya. Bagaimana pria itu kini menjadi milik orang lain, mengucapkan janji dengan sempurnah tanpa ada keraguan. Sedangkan dia, kini harus hancur dengan pata hati yang luar biasa. Kehancurannya itu semakin menjadi saat Damian mengatakan semua rencana mereka untuk menghancurkan pernikahan Randika dan Arumi telah gagal.Semua ranjau yang mereka siapkan ternyata sudah di bersihkan tetapi Evanya dan Damian tidak sadar akan hal itu, Detik setelah Arumi memasuki gedung, seharusnya perempuan itu jatuh pingsan karena terkena gas beracun di da

  • LOVE BROTHER   Chapter 129

    Cantiknya Arumi membisukan dunia Randika, wanita itu muncul dengan begitu anggun. Gaun putih yang melekat pada tubuh rampingnya, membuat dia semakin terlihat cantik. Gaun yang di gunakan Arumi memang terlihat polos. Namun, sangat memukau. Bagian dadanya terlihat sedikit terbuka, tetapi itu yang membuat Arumi terlihat mempesona karena terdapat beberapa swaroski yang menempel di bagian itu.Arumi datang di temani Daddy Amirtha sebagai pendampingnya. Mereka mendekat dan Daddy Amirta menyetahkan Arumi kepada Randika. Hal pertama yang di lakukan wanita itu adalahpp menatap manik Randika yang seperti kebingungan, lalu menggenggam jemarinya erat, agar pria yang memiliki manik mata hitam itu bisa meredahkan ketegangannya.Randika mulai tersadar ketika terdengar seseorang memberikan pertanyaan. "Apa kalian siap?"Keduanya pun menjawab secara bersamaan. "Ya, kami siap.""Baiklah! ... Randika Garrett, ête

  • LOVE BROTHER   Chapter 128

    Malam itu berakhir begitu kelam untuk Aurela dan Rilan. Gelapnya malam menemani kekecewaan Keduanya dengan angin dingin yang berhembus halus masuk ke dalam sela-sela jendela. Aurela menaikan selimutnya menghirup dalam-dalam aroma tubuh Rilan yang melekat di sana. Membayangkan jika sekarang dia sedang berada di pelukan pria itu, menghabiskan malam bersama hingga matahari terbit."I really miss you, my cold man." Dokter hewan itu menarik dalam-dalam napasnya, lalu membuangnya dengan pelan. "Aku tidak ingin hubungan kita kembali seperti dulu lagi. Please, mengertilah. Aku hanya takut kau melupakanku."Sedang di sisi lain, Rilan tengah gelisah dalam tidurnya, membalikan badan ke kiri lalu ke kanan. Sesekali, dia akan mendesah kemudian duduk lalu kembali mencoba menutup mata lagi. Namun, sekuat apapun usaha nya untuk bisa tertidur, tetap tidak bisa. Pikirannya melayang memikirkan permintaan Aurela untuk menjauhi Arumi.

  • LOVE BROTHER   Chapter 127

    "Apa kau sudah makan?"Aurela menengada, menggeleng menatap kekasihnya dengan wajah cemberut. "Bisakah kau tidak terlalu lama bekerja, aku tidak bisa terus menunggumu seperti ini, itu membosankan.""Maaf," ujar Rilan lalu mencium pada puncak kepala kekasihnya."Kau tidak ingin berhenti bekerja pada Randika?""Aku tidak bisa," jawab Rilan."Karena Arumi?"Rilan hanya diam, tidak ada satu katapun yang ia keluarkan saat mendengar ucapan Aurela."Jawablah!"Pria bermata elang itu mengeles dagu wanita di depannya. "Kau sangat tahu untuk apa aku tetap berada di dekat Randika, Aurela.""Aku tahu, karena ingin tetap menjaga Arumi.""Jadi untuk apa aku harus menjawab jika kau tahu alasannya.""Randika, bisa menjaganya, dia kekasih yang sebentar lagi akan menjadi su

  • LOVE BROTHER   Chapter 126

    "Berapa tamu yang akan hadir Tuan?""Entahlah, aku lupa. Bukankah semua undangan kau yang sebarkan?""Semua undangan di atur oleh Nyonya Jenny, Tuan.""Begitukah.""Oui monsieur."Randika mengangguk-ngangguk, dia duduk di salah satu kursi tamu yang di sediakan. "Aku sangat gelisah.""Evanya?""Aku takut Arumi akan tahu jika wanita itu masih berkeliaran, entah apa yang harus aku katakan padanya jika Evanya tiba-tiba muncul besok.""Apa aku perlu melakukan sesuatu padanya?""Jangan! Biarkan saja. Bukankah dia hanya ingin mengatakan selamat tinggal. Jika kita mengusiknya sekarang, dia akan kabur dan bersembunyi lagi.""Tapi Tuan, dia bersama Damian. Apa kau tidak takut jika mereka melukai Arumi atau menghancurkan acara pernikahanmu?""Itu bagianmu."&n

DMCA.com Protection Status