Stefen dengan erat menarik lengan Astra ke kamarnya untuk membuatnya perhitungan, para pelayan dan penjaga di sekitar melihatnya dengan terkejut dan aneh, seolah sepasang kekasih yang sedang berseteru di hari pertunangan mereka langsung hancur dalam satu waktu, sementara Astra menanggung rasa malu dengan menundukkan kepalanya di saat lengannya yang ditarik kasar Stefen. Stefen kembali mengingat kejadian tentang surat, meskipun ia tidak memiliki bukti tentang tuduhan surat, namun ia jadi semakin yakin jika Astra memang pelaku di balik keretakan dirinya dan Laura."Stefen, lepaskan aku! Kau mengkhianatiku, kan? Diam-diam pergi hanya untuk menatap wanita rendahan itu!" terang Astra. Stefen menghempaskan lengannya dengan kasar, Astra melihat pergelangannya yang sedikit memar. Ia berfikir berapa kali pun ia mencoba untuk menjauhi mereka berdua, Stefen tetap saja mencoba mencarinya. "Jaga ucapanmu! Aku akan menikahimu bukan berarti kau adalah istriku!" balas Stefen dengan dingin. Astra ter
Terbaring di dalam ruang gemerlap malam yang penuh bintang seperti melayang. Sepasang mata yang menutup tiba-tiba membuka secara perlahan. Laura masih sedikit terpengaruh dari cupidnya sebelum dia sadarkan diri. Kepalanya pun masih terasa berat, entah di mana lagi ia berada sekarang Laura mencoba menutup matanya kembali seolah yang terjadi adalah mimpi, namun seseorang berteriak memanggilnya."Hei! Kau! Bangunlah! Lepaskan ikatan ini!" ujarnya seseorang dari suatu tempat. Laura mencoba mendudukkan dirinya dengan perlahan. Ia masih berharap jika itu hanyalah mimpi, tapi teriakan seseorang itu tidak berhenti."Jangan terus diam di sana brengsek!""Berisik! Mimpi macam apa ini, membuat telingaku seakan pecah karena suaranya?!" gumam Laura.Laura pun terpaksa berdiri tertatih untuk mencari sumber suara yang memanggilnya. Ia tidak tau sedang di mana dia sekarang? Karena ia merasa ruangan ini seperti di dalam semesta lain dalam langit malam yang penuh bintang."Ini pasti tidak nyata! Meski
"Hiks, Nona kau sudah sadar?" Red langsung menangis dan berlari ke pangkuan Laura, ia merasa sangat lega saat melihat nonanya terbangun kembali. "Akhirnya kau terbangun lagi, kumohon jangan tinggalkan aku seperti itu lagi, melihatmu terbaring selama 5 hari benar-benar membuatku khawatir.""Kau bilang apa? 5 hari?" Setelah kejadian tak sadarkan diri dari reaksi Cupid terakhir kali, Red tak percaya jika dia telah menghabiskan waktu hampir 1 minggu, ia pun melihat luka-luka bekas cakarnya yang mulai mengering."Para tabib secara bergantian membantu memulihkan tubuhmu berkali-kali, katanya air pemberkatan pun tidak bisa menghentikan reaksi dari Cupid, lihatlah! Bekas yang memenuhi tubuhmu itu masih meninggalkan jejak!" Red menunjukkan beberapa bekas luka di lengan Laura."Apa kau ingin lebih banyak mendengar hal yang paling menakjubkan lagi? Kaisar Stefen setiap malam selalu masuk kamar dan mengkhawatirkanmu. Ia terlihat sangat terpukul melihatmu terbaring sangat lama."Stefen tak perna
Ketua dari penasehat kerajaan sekaligus pemuka agama kaum Nonamisme berdiri di antara kedua mempelai menjadi saksi janji pernikahan kaisar Stefen dan Lady Astra. "Lady Astra Caroline, apakah kamu bersedia untuk berbakti pada lelaki yang berada di sampingmu sampai akhir hayatmu? Sebagai Ratu Ziarkia akan selalu mendampingi suamimu kelak untuk meneruskan kedamaian bagi Ziarkia?" tanyanya. Astra menjawab dengan penuh tekad dan percaya diri. "Aku bersedia!" Sementara Stefen tampak sedih dengan keputusan pernikahannya. Tetua yang menatap raut wajahnya menyadari keterpaksaan dari wajah yang ditampilkan kaisar. "Yang Mulia Stefen Angelo Collin, apakah kamu bersedia untuk tumbuh bersama wanita di sampingmu sampai akhir hayatmu?" Kini giliran dirinya yang ditanya, Stefen membuat orang-orang yang menyaksikannya menunggu jawaban, rasanya berat untuk mengucapkan kata bersedia sembari memandang wajah Astra yang menampilkan senyum kemenangan sementara tatapan dirinya sungguh dingin dan lemas.
"Aku akan membunuhmu!" Laura terdiam ketika mendengar suara Stefen yang sudah berada di hadapannya. Apa yang membuatnya marah sampai ia bisa membuatnya ingin membunuh dirinya? "Apa yang telah kulakukan?" tanya Laura penasaran. "Kau yang melakukan semua ini, bukan?" Stefen mengarahkan pedang ke hadapan wajahnya. "Tunjukkan dirimu! Beraninya kau memberontak dalam pernikahan Kaisar, kau pasti penyihir tingkat atas! Aku tidak akan membiarkan kau kabur dari sini!" ancam Stefen. Laura langsung terdiam tanpa berkutik, apa yang barusan di dengarnya? Entah kenapa nafasnya tiba-tiba menjadi sesak. Ia merasa sangat marah karena dituduh sebagai pemberontak meskipun pada awalnya ia memang akan merusak pernikahan Stefen dan Astra. Namun siapa yang menyangka jika ada seseorang yang telah mengacaukan pernikahan itu sebelum dirinya. "Jika kubilang aku tidak melakukannya, apa kau akan percaya?" Stefen semakin mengarahkan pedangnya. "Kau sangat mencurigakan! Tentu saja aku sangat yakin
Stefen mengeluarkan air mata kecewa setelah menyadari semuanya. Ia teringat momen saat pertama kali bertemu Laura yang tak bisa bicara setelah 5 tahun mencarinya, Laura yang bersikap dingin dan terus menolaknya, Laura yang selama ini dilecehkannya, sosok Red yang selalu mengingatkannya pada Estel dari wajah ternyata wanita yang ia cintai, sifat dan kebiasaannya itu menyadarkannya. Mengapa dia tidak sadar sejak awal bahwa Red adalah Laura? Rasa sakit hati bercampur dengan rasa sakit serangan yang dibuat Lauranya, nama yang selalu ingin dikatakan stefen itu ternyata selama ini selalu berada di sampingnya. Saking sakit dan menderitanya, Stefen mencoba memanggilnya dengan parau. "La-u-ra ka-kau ma-sih hi-dup? Syu-kur-lah!" Baron kembali menuju Stefen dan mencoba untuk membawanya agar mendapatkan perawatan.Para tertua dan kirim akhirnya menemukan Baron dan stefen. Mereka langsung berlari mendekati Stefen yang terluka parah. Para tertua juga melihat wanita yang di kenalnya itu memilik
Laura melihat kedua tangannya yang berlumur darah. "Da-da-darah siapa ini?" Ia pun tersadar kedua lengannya yang masih menancap di dada Seseorang. Trak. Seluruhnya balutan Cupid yang menguasai hatinya itu retak berkeping-keping, Raja Neon yang mengendalikannya langsung terpental cukup jauh dari reaksi Cupid yang rusak. Matanya mengeluarkan darah. Howard yang melihatnya terkejut. "Apa yang terjadi padamu?" Hos hos hos Sejauh ini, tidak ada siapa pun yang bisa menandingi kekuatan Cupid miliknya, bahkan bisa membuatnya sedikit lengah kecuali seorang wanita pada abad lalu yang bernama Lyra. Wanita visioner suci. Tapi, wanita yang sedang dia kendalikan itu bukanlah Lyra, ia sangat yakin hal itu, namun entah mengapa dia merasakan aura dan darah yang familiar dari wanita itu setelah Cupidnya hancur. Itu sebabnya wanita yang dia kendalikan tidak sepenuhnya mengenainya. Karena kekuatannya belum bangkit. "Dia benar-benar bukan wanita yang biasa! Hentikan pertarungan ini! Kita sudah keh
Glek Darahnya yang telah Lyra hisap dari jasad Laura dia jatuhkan tepat pada bibir Stefen. Semua orang menunggu reaksi yang terjadi melihat wanita itu memberikan darahnya pada Kaisar. "Kenapa dia memberikan darahnya?" tanya salah satu tertua. Baron dan Kirim sempat tak percaya dengan semua yang terjadi saat ini, dari Red yang kenyataannya adalah Estel, wakil ketua dari anggota SERK yang menghilang selama lima tahun, dirinya yang menyerang kaisar hingga terluka parah dan sekarat, lalu sekarang dia kembali dengan aura yang berbeda dengan mata bercahaya. "Apa dia benar-benar Estel yang kita kenal, Ron?" tanya Kirim. Baron yang di sampingnya juga tidak mengetahui jika Estel menyembunyikan identitas yang berharga selama ini, dari jenis kelamin hingga kekuatannya. "Jika aku mengetahuinya sedari awal, aku pasti akan mendekatinya sejak awal, dia adalah Estel yang kuketahui adalah seorang pria berkulit lembut dengan tubuh mungil dan senyuman manis, tapi ketika ia datang kembali setelah