☁Selamat Membaca☁Gara-gara pengakuan semalam, Loloco pagi itu tidak ikut Cloud pergi bekerja. Entah kenapa rasanya canggung saat Cloud membayangkan bahwa kucing yang selalu tidur di bawah kolong ranjangnya itu ternyata adalah seorang penyanyi terkenal. Cloud pun tak bisa tidur sampai jam satu pagi karena berpikir mungkinkah nanti saat sudah kembali ke dunia nyata, mereka masih mengingat semua hal yang terjadi di sini. Dan akankah Loloco menciptakan sebuah lagu kenangan di dunia parallel ini untuk mereka?Cloud masih melamun, hingga suara yang sangat dia kenali menghardik. Gadis itu mendongak menatap Nic yang sudah berdiri tepat di depan meja kerjanya dengan tatapan menyelidik.“Apa Pak?” tanya Cloud dengan santai seolah Nic adalah teman sebayanya bukan atasan.“Apa, apa! kamu dengar tidak aku panggil sampai mulutku berbusa?”Cloud mengerjab, dia mengamati wajah Nic sebelum menjawab pertanyaan pria itu, “Tidak ada busa di mulut Anda.” Cloud tersenyum jenaka, dia ingat tidak boleh memp
☁Selamat Membaca☁Cloud hanya tertawa, terkadang dia berpikir untuk mengabaikan saja apa yang terjadi padanya di dunia nyata dan menikmati dunia Ariel. Namun, kala bayangan wajah orangtuanya terlintas di benaknya dia ingin segera kembali.“Apa kamu pikir aku gadis yang aneh?” tanya Cloud tak formal. Kini Nic sudah berdiri tepat di sebelahnya, tatapan pria itu lurus ke depan seolah di seberang sungai yang sangat luas itu ada sesuatu yang menarik.“Hem … aneh, kamu seperti tidak takut ke siapapun,” jawab Nic.“Memangnya ada orang yang kamu takuti?” selidik Cloud, hatinya kembali lirih memuji ketampanan Nic. Jika ada pria setampan Nic di dunia nyata, dia berjanji dalam hati akan mengejarnya, meski harus mendaki gunung lewati lembah. Namun, tunggu dulu masih ada Edward yang tak kalah tampan dan Loloco yang ternyata penyanyi sekaligus Aktor di dunia nyata.“Ada, tapi dia sudah meninggal beberapa tahun yang lalu - kakekku,” jawab Nic lantas mendesau panjang.“Hah …. “ Cloud menunjukkan ra
☁Selamat Membaca☁Cloud sangat terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Loloco. Dia lantas berlari ke meja kerjanya dan meraih kunci mobil, kemudian pergi ke area parkir untuk mengecek mobilnya. Sedangkan Loloco berlari mengikuti seperti kucing pada umumnya.Namun, tak Cloud duga Nic keluar dari ruangannya, pria itu hendak melihat apakah Ariel sudah selesai mengcopy berkas yang dimintanya tadi. Hingga Nic melihat Cloud yang pergi meninggalkan mesin fotocopy yang masih menyala.“Gadis itu! Kenapa meninggalkan pekerjaan dan mesin menyala begitu saja?” Nic menggelengkan kepala melihat kelakuan sekretarisnya. Dia sempat ingin membuka mulut untuk memanggil, tapi urung karena Cloud sudah belari dengan kencang.“Lihat saja! Akan aku marahi dan beri dia hukuman karena melakukan kesalahan,” geram Nic yang gemas karena tingkah Cloud yang terkadang suka seenaknya sendiri. Dia pun mematikan mesin fotocopy sebelum kembali masuk ke ruang kerjanya lagi.___Beberapa menit kemudian, Cloud sudah sa
☁Selamat Membaca☁Setelah cukup lama mendengarkan Ariel meracau tentang hal-hal yang membuat Nic bingung, pria itu pun lantas mendial nomor Edward untuk memintanya datang menjemput gadis itu.“Riel, di mana kamu? Kenapa tidak segera menjawab panggilanku tadi?” Suara Edward terdengar panik dari seberang sana.“Halo, ini Nic, atasan Ariel. Aku hanya ingin memberitahu kalau Ariel sedang mabuk karena ikut acara perusahaan tadi. Apa kamu bisa datang menjemputnya?” tanya Nic begitu mendengar suara Edward.Edward terdiam sejenak saat mendengar suara seorang pria bukannya sang saudara yang dia cintai itu. Namun, dia memilih bersikap tenang karena Nic bilang Ariel ikut acara yang diadakan perusahaan, bukan melakukan hal macam-macam.“Berikan alamatnya, aku akan segera menjempunya,” ucap Edward pada akhirnya.Nic mengakhiri panggilan itu setelah memberitahu alamat restoran tempat mereka berada. Dia duduk di kursi yang berhadapan dengan Cloud berbaring, ditatapnya wajah gadis yang pipinya basah
☁ Selamat Membaca☁Nic mengajak Ariel ke ruangannya, untuk membahas masalah pengakuan yang baru saja dibuat oleh gadis itu. Kini keduanya sudah berada di ruangan, Nic menunggu Ariel untuk memberikan bukti yang dia inginkan.“Sekarang buktikan jika kamu memang bukan berasal dari dunia ini!” titah Nic yang sebenarnya ragu akan pengakuan sekretarisnya ini.Cloud tampak berpikir, dia lantas mengingat-ingat tentang Nic di dalam game LOLOLOVE yang ada di ponselnya di dunia nyata, hingga dia memulas senyum bahagia.“Kamu sering datang ke gym,” kata Cloud sambil menjentikkan jari, dia bahkan dengan tepat mengingat nama gym yang sering didatangi atasannya itu.“Tidak bisa!” Nic menolak jawaban Cloud. Bukan tanpa alasan, ini karena pria itu merasa semua orang juga tahu kalau dia memang sering pergi ke gym.“Kalau itu semua orang juga bisa menebaknya,” imbuh Nic dengan nada cibiran.Cloud terkejut mendengar penolakan sang atasan, dia tampak bingung dan kembali berpikir. Ia benar-benar memeras ot
☁ Selamat Membaca ☁Cloud kebingungan menghadapi Edward dan Loloco. Saudara tirinya itu menatap dan menunggu jawaban, sedangkan Loloco menatap dan siap mengamuk atau bahkan mencakarnya.“Kenapa kamu diam?” tanya Edward menunggu Cloud jujur atas pengakuannya tadi.Cloud sedang memutar otak untuk membuat alasan yang masuk akal. Dia tidak bisa jujur karena Loloco tampak memperingatkan dirinya.“Itu … aku ….” Cloud ingin memberi alasan, tapi terhenti saat mendengar suara Lily.“Edward! Di mana kamu?” Lily terdengar berteriak memanggil nama pria yang kini berdiri di hadapan Cloud itu.Edward tampak mencebik kesal karena dirinya masih penasaran menunggu jawaban Cloud tapi sang ibu malah memanggil. Cloud sendiri terlihat bersiaga, dan saat pria itu lengah dia pun langsung menghindar.“Sebentar! Aku sedang--” Edward berhenti bicara karena kaget. Saat dia mengalihkan pandangan sejenak, Cloud langsung mendorong pintu dengan kencang, lantas menutupnya cepat sebelum Edward menyadari hal itu.“Ari
☁Selamat Membaca☁Nic begitu terkejut dengan permintaan Cloud, sampai merasa jika gadis itu sangat aneh karena meminta dirinya menjadi kekasih jika pakaian hasil desainnya terjual laris di pasaran.“Bagaimana? Kalau tidak mau, jangan harap bisa mendapatkan desain ini.” Cloud hendak mengambil kembali buku sketsa yang dipegang Nic, tapi pria itu mempertahankannya agar gadis di depannya ini tidak mengambilnya kembali.Nic terlihat berpikir, desain itu sangat bagus dan begitu menarik, jika dia melewatkan kesempatan mengeluarkannya di pasaran, pasti akan sangat disayangkan. Namun, syarat yang diajukan oleh Cloud juga membuatnya bimbang, bagaimana jika benar pakaian hasil desain Cloud laku keras, bukankah itu tandanya dia harus mau berpacaran dengan gadis itu.Nic memutar otak, hingga kemudian memiliki ide untuk tetap bisa menjual hasil desain Cloud tapi juga menghindar dari hubungan yang diinginkan gadis itu.“Oke, karena kamu sangat yakin kalau ini akan laris di pasaran, maka aku juga aka
☁ Selamat Membaca☁“Anda tidak akan ingkar, ‘kan Pak? Tidak berniat membohongiku, ‘kan?” tanya Cloud bertubi-tubi karena Nic malah memalingkan wajah dan tidak menanggapi ucapannya.Nic terkejut mendengar pertanyaan Cloud, kemudian menatap ke arah gadis itu. “Mana mungkin aku ingkar apalagi berbohong? Kita sudah membuat kesepakatan, jadi pasti akan aku tepati. Jika baju itu tembus seribu potong, aku akan memenuhi permintaanmu. Lagipula jika sejak awal ingin berbohong, aku pasti sudah membohongimu, tidak akan aku beritahu tentang penjualan baju itu yang sudah mencapai ratusan potong,” ujar Nic meyakinkan Cloud jika dirinya bukanlah tipe pria yang suka ingkar janji.“Oke, aku percaya,” balas Cloud kemudian. Hati gadis itu sangat senang karena merasa sudah maju satu langkah ke jalan yang mungkin akan membawanya pulang ke dunia nyata.***Lima hari berlalu. Cloud dan Nic merasa harap-harap cemas menungu laporan dari tim produksi dan pemasaran. Hingga telepon yang ada di ruangan Nic berderi
☁Selamat Membaca☁Cloud terbangun di pagi hari, tapi seperti kejadian yang pernah terjadi, hari itu dia kembali melewatkan beberapa hari dari kejadian sebelumnya. Hal ini semakin membuat Cloud bingung, belum lagi Loloco yang kini sudah berubah menjadi kucing biasa.“Apa Loloco sudah kembali?”Baru kemarin rasanya Cloud melihat kucing itu bersikap layaknya hewan biasa, hingga saat bangun di pagi hari kalender di jamnya sudah melompat beberapa hari sejak kepulangannya dari bertemu Luis, tentu saja hal itu membuat Cloud bingung hingga meremas sisi rambut begitu kuat. Ia menunduk, bahkan mengabaikan ponselnya yang berdering. Hingga dia segera menjawab panggilan itu.“Halo, Nic.” Cloud bicara tanpa semangat, itu karena dirinya tengah bimbang sebab kembali melewatkan hari yang entah kapan sudah terjadi.“Kamu sudah bangun? Aku ingin mengajakmu keluar. Aku sedang dalam perjalanan ke rumah,” ucap Nic dari seberang panggilan.“Baiklah, aku akan bersiap.”Cloud mengakhiri panggilan itu, kemudia
☁Selamat Membaca☁Cloud benar-benar dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan Nic. Dia belum bisa meredam rasa kagum ketika melihat puluhan mawar merah yang membentuk hati di tengah danau, kini Nic tiba-tiba berlutut dan menyodorkan kotak yang berisi cincin di dalamnya. Pria itu sepertinya memang sudah merencanakan melamar dirinya di sana.“Ap-apa ini, Nic?” tanya Cloud sampai tergagap.“Maukah kamu menikah denganku, Cloud?” Nic benar-benar melamar, pria itu tersenyum manis ke arah Cloud yang masih kebingungan.“Apakah hubungan kami sudah sedekat ini? Bukankah perjanjian kencan juga sudah berakhir? Apa Nic kini benar-benar menyukaiku?Ah … maksudku Ariel?” Cloud malah bertanya-tanya dalam hati karena bingung.Nic memandang Cloud yang tampak ragu, hingga kemudian dia berkata, “Siapapun kamu, aku akan tetap menyukaimu. Entah itu kamu atau Ariel.”Cloud bergeming, dia merasa pening karena banyak hal yang dilewatkannya. Mungkinkah benar ada yang salah dengan game itu, atau apa ini pertanda
☁Selamat Membaca☁Nic dan Cloud akhirnya berangkat ke bandara. Namun, sepanjang perjalanan Cloud benar-benar merasa aneh. Terakhir dia bicara dengan Nic hari Rabu, kenapa tiba-tiba sudah hari Sabtu. “Kenapa aku tidak ingat kejadian dua hari ini?” Cloud bertanya-tanya dalam hati.Nic melihat Cloud yang melamun sejak dari berangkat dan menuju bandara, sampai sekarang menunggu keberangkatan pesawat gadis itu hanya diam termenung.“Ada apa? Kenapa kamu melamun?” tanya Nic.Cloud tersadar hingga kemudian menatap Nic dengan senyum canggung karena terkejut. “Tidak ada,” jawabnya. “Aku hanya berpikir, jika aku tahu sebuah rahasia dari pengacara ayahnya Ariel, apa yang akan aku lakukan setelah itu,” kilah Cloud yang tak mungkin mengatakan kejanggalan yang dialaminya belakangan ini.Nic mengangguk paham, mungkin hal itu memang harus dipikirkan. Cloud kembali terdiam, sampai kemudian mengingat perbincangannya dengan Loloco sebelum berangkat.“Kamu mau ke mana?” tanya Loloco saat melihat Cloud
☁Selamat Membaca☁Cloud terjingkat saat mendengar Loloco berteriak. Dia langsung memandang kucing yang selama ini menemaninya itu. Loloco ternyata sedang memperhatikan ekornya yang nampak aneh.“Kenapa kamu berteriak?” tanya Cloud yang terkejut hingga mengusap dada.“Cloud, lihat.” Loloco menggerakkan ekor hingga berada di samping tubuhnya. Ia menunjuk dengan kaki kanan bagian depan.“Lihat apa?” tanya Cloud bingung, meresa ekor Loloco baik-baik saja.“Lihat dengan seksama!” pinta Loloco yang panik.Cloud memperhatikan ekor kucing itu, matanya sampai menyipit agar fokus, hingga dia terkejut saat melihat ujung ekor Loloco samar tidak terlihat, lalu kembali terlihat utuh.“Ke-kenapa ekormu begitu?” tanya Cloud tergagap sambil menunjuk ekor Loloco.“Aku juga tidak tahu,” jawab Loloco yang sama bingungnya dengan Cloud. “Apa ada hal yang terjadi dengan game itu?” tanya Loloco menebak.“Mana mungkin!” sangkal Cloud. “Kalau rusak, pasti semua akan sepertimu. Aku juga tidak kenapa-napa, lihat
☁Selamat Membaca☁Cloud masuk ke kamar setelah hampir berdebat dengan Lily. Dia tampak kesal dan curiga dengan wanita itu karena gelagat yang aneh, serta ucapan Edward yang tampak kesal.“Jangan-jangan dia sengaja menyuruh orang untuk mencelakaiku,” gumam Cloud.“Edward kenapa?” Loloco tiba-tiba muncul, kucing abu-abu itu membuat Cloud terkejut hingga terjingkat.Cloud menoleh - melihat Loloco yang baru saja masuk kamar dengan .gaya lenggak-lenggok bak model. Ia pun berujar, ”Mobilnya tertabrak truk, dan tulang lengannya mengalami pergeseran. Tampaknya kecelakaan itu disengaja, aku merasa aneh karena Edward muncul tiba-tiba di sana, seolah menghalau truk itu untuk menyelamatkan aku.”Loloco berjalan ke arah ranjang dan langsung naik ke kasur empuk, dia duduk di sana memandang Cloud yang berdiri menghadap padanya.“Memang benar disengaja,” ucap Loloco santai.Seketika Cloud membulatkan bola mata lebar mendengar ucapan Loloco, dia tergagap karena syok mendengar ucapan kucing itu.“Bagai
☁Selamat Membaca☁“Kamu bilang apa, Nic?” tanya Cloud.Dia mulai menginjak pedal gas agar mobilnya berjalan. Namun, tiba-tiba menginjak pedal rem saat ada mobil yang menyalip dan memotong jalan tepat di depannya.“Apa yang--”BRAK!Cloud ingin mengamuk karena mobil yang menyalipnya tidak memakai aturan, hingga dia terkejut saat mobil itu malah tertabrak truk yang melanggar lampu lalu lintas. Posisi mobil yang menyalip Cloud barusan tertabrak di bagian belakang, sehingga tidak menyebabkan kecelakaan yang terlalu fatal. Cloud sangat terkejut ketika mendengar suara benturan keras, dia melihat mobil di depannya sedikit bergeser ke kiri karena tabrakan yang terjadi.Cloud bahkan lupa jika sedang bicara dengan Nic, hingga kemudian memilih keluar dari mobil dengan posisi panggilan masih terhubung dengan pria itu.“Ayo bantu!” Pengguna jalan lain tampak berbondong-bondong ingin membantu pengemudi yang terlibat tabrakan. Sedangkan truk yang menabrak langsung tancap gas melarikan diri.Cloud b
☁Selamat Membaca☁Nic menunggu Bella menjawab, tapi pria itu yakin jika jawaban ibunya pasti baik, melihat dari cara Cloud yang tadi bercerita tanpa sedikit pun tekanan."Dia gadis yang manis, cara bicaranya sopan meski blak-blakan. Mama menyukainya."Nic sudah tahu jika tebakannya pasti benar, seperti ada yang menggelitik di dalam hatinya karena sang mama ternyata menyukai Cloud."Nic, bagaimana jika kamu ajak dia main ke rumah. Ajak dia makan malam bersama kita," ucap Bella penuh harap. Ditatapnya Nic dengan senyum mengembang di wajah.Nic terkejut dengan permintaan Bella, haruskah secepat itu mengajak Cloud datang ke rumah. Sedangkan hubungannya dengan Cloud hanya sebatas perjanjian kencan, meski tidak dipungkiri jika dia sudah menaruh hati pada gadis itu."Kenapa Mama ingin mengundang dia makan malam?" tanya Nic dengan kedua alis mengernyit."Ya, Mama ingin tahu dan mengenalnya lebih dekat. Kamu tahu sendiri kalau Mama sudah suka dengan sesuatu, apa pun keinginan Mama tidak bisa d
☁Selamat Membaca☁Cloud mengerjabkan mata berulang kali saat Nic mengatakan rindu kepadanya, apakah dirinya salah dengar? Ataukah Nic salah bicara. Dia sampai menggosok telinga karena takut pendengarannya menjadi terganggu setelah Catherine mendorongnya jatuh ke kolam renang.“Kamu kenapa?” tanya Nic yang merasa gadis di depannya ini malah bertingkah aneh. Berpikir apakah telinga Cloud kemasukan sesuatu karena terus saja digosok sedikit keras.“Tadi kamu bilang apa?” tanya Cloud memastikan. Ditatapnya Nic yang terkejut.Pria itu sekarang tahu kenapa Cloud bersikap demikian, gadis itu mengira jika dia tidak benar-benar mengucapkan kata rindu. Namun, saat Cloud memintanya mengulangi, Nic tak mau melakukannya, dia akhirnya memilih berdeham dan mengalihkan pandangan ke arah lain karena merasa malu.“Aku hanya ingin mengajakmu keluar karena merasa bosan di rumah, tapi tenang saja aku tidak akan menghitungnya dalam perjanjian kita,” ujar Nic tanpa menatap sang lawan bicara.Cloud menggelemb
☁ Selamat Membaca☁Pagi itu Cloud berbaring dengan posisi telungkup, kedua kakinya nampak bergerak ke atas dan bawah. Dia sedang menikmati libur di hari Sabtu, bermalas-malasan di atas kasur sambil membuka-buka majalah.“Oh … kenapa aku bisa lupa?” Cloud tiba-tiba teringat akan sesuatu. Ia lantas bangun untuk mengambil ponsel yang ada di atas nakas, lalu duduk sambil menempelkan benda pipih itu ke telinga. Ia mendial nomor Nic dengan tergesa-gesa.“Halo.” Cloud langsung bicara begitu panggilan itu dijawab.“Ada apa?” tanya Nic dari seberang panggilan.“Aku lupa mengatakan sesuatu kepadamu,” jawab Cloud – yang kini sudah duduk bersila santai sambil bicara dengan Nic. “Mengatakan apa?”“Kalau sedang libur dan kita tidak bertemu, artinya itu tidak memotong hari kesepakatan kita menjadi sepasang kekasih,” jawab Cloud.“Dasar gadis aneh, apa kamu menelepon hanya untuk mengatakan hal ini?” tanya Nic. Dia mengiakan saja apa yang diinginkan oleh Cloud.Cloud terlihat berpikir, kemudian menja