Beranda / Romansa / LIVING WITH THE DEVIL : ignite / 17. Angel Without Wings (2)

Share

17. Angel Without Wings (2)

Penulis: Asia July
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Alicia tiba-tiba teringat, dulu Bibi Jen pernah menceritakannya tentang Black Tower. Itu adalah gedung yang menjulang tinggi di tengah-tengah kota London, Bibi Jen menceritakannya seolah Black Tower adalah sesuatu yang sangat megah dan dipuja banyak orang, dan suatu hari nanti Alicia akan mengunjungi tempat itu seolah miliknya. Dulu Alicia tidak terlalu bisa membayangkan apa yang Bibi Jen ceritakan itu, tapi sekarang dia mengerti. Mobil berhenti di depan gedung pencakar langit itu, Alicia keluar dan berdiri di samping Lucius. Ketika menatap ke atas, pada ujung bangunan yang tampak mengecil di langit, Alicia menoleh ke arah Lucius, dia tidak terkejut bahwa ini gedung ini adalah milik lelaki itu.

"Ikuti aku," kata Lucius sebelum mereka melangkah memasuki gedung. Seorang satpam memberi hormat padanya. Beberapa pria dan wanita berpakaian rapi yang keluar masuk pintu juga melakukan hal yang sama. Alicia masuk ke dalam lobi dan tidak sempat memperhatikan keadaan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   18. Angel Without Wings (3)

    Pintu dibanting, tubuh Alicia ditarik dengan kasar dan disungkurkan ke ranjang. Alicia tidak mengatakan apa-apa. Mulutnya bungkam, matanya memerah oleh air mata. Dia bangkit secara perlahan dan memandang Lucius yang berdiri di dekat nakas, meletakkan kontak mata berwarna cokelat yang sebelumnya ia gunakan. Kemudian berlanjut membuka jasnya dan melemparnya ke sembarang arah. Lucius berbalik dan mata merahnya kembali, menatap Alicia tajam, dengan kemarahan yang membara.Alicia merasa bergetar di dalam, oleh rasa takut dan sedikit keberanian yang menantang Alicia untuk tidak menunjukkan rasa takutnya."Kau mau tahu apa yang kulakukan pada mereka?" Lucius bersuara dengan berat. Jemarinya menyusuri kancing kemeja putih yang masih ia kenakan dan membukanya, sambil melangkah mendekati Alicia. Seluruh kancing kemeja itu telah terbuka, memperlihatkan setiap lekuk otot perut dan dadanya yang bidang.Lucius sudah beberapa kali meliha

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   19. Room Of Black

    Awalnya, Alicia berniat untuk tidak akan beranjang dari kamarnya sampai beberapa hari. Dia tidak ingin bertemu dengan Lucius, dia tidak akan tahan jika berada di ruangan yang sama dengan lelaki itu. Tubuhnya pun terlalu lemas dan sakit, Alicia tidak memiliki pemikiran apapun selain tidur. Ketika bangun, dia membersihkan diri dan pergi ke ruang makan, namun tidak menemukan Lucius di sana. Alicia mendesah lega.Beberapa hari berikutnya, Lucius pun tidak menampakkan diri sama sekali. Alicia baru menyadari, bahwa setiap kali Lucius selesai menyakitinya, maka lelaki itu pasti akan hilang dari hadapannya untuk beberapa saat. Kenapa dia melakukan itu? Apakah dia benar-benar sibuk sehingga tidak punya waktu untuk pulang?Tanpa sadar, Alicia pun jadi semakin sering memikirkannya setiap malam.Dia juga terbayang wajah orang tuanya di café siang itu. Dan hanya mampu menerka-nerka rencana apa yang sedang Lucius jalani.

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   20. First Terror (1)

    Alicia bertemu dengan Fio di dapur. Setelah beberapa waktu lamanya Alicia tidak melihat pelayan muda itu. Fio berlari dan memeluknya dengan erat saat Alicia muncul. "Nona Alicia, aku senang Anda baik-baik saja," Fio berucap dengan air mata di sudut matanya. Alicia belum sempat menjawa karena setelahnya pelayan senior datang memanggil Fio dan Alicia mendengar pelayan tersebut sedikit mengomeli Fio yang telah bersikap tidak sopan padanya. Alicia merasa dia tidak pantas diperlakukan istimewa seperti ini, jadi dia menghampiri pelayan senior itu dengan Fio yang berdiri menunduk di hadapannya. "Tidak apa," kata Alicia. Dia ingin mengatakan sesuatu untuk membela Fio, tapi tidak satupun kata keluar dari bibirnya. "Hm... sebenarnya, aku akan pergi ke suatu tempat hari ini, bolehkah aku mengajak Fio bersamaku?" tanya Alicia. Pelayan senior itu tampak terkejut pada ucapan Alicia, dia menatap bergantian antara Fio

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   21. First Terror (2)

    Sepanjang perjalanan, Fio begitu panik dan terus-terusan menangis. Sedangkan Alicia justru sibuk memikirkan alasan di balik kejadian hari ini. setelah mereka sampai di rumah, Fio langsung ke luar dan berlari ke belakang menuju kamar pelayan."Miss, Anda baik-baik saja?" tanya Ben.Alicia mengangguk dan tersenyum pada Ben. "Aku baik-baik saja, Ben."Ben mengangguk. "Kalau begitu, sebaiknya Anda cepat masuk ke dalam dan mengobati tangan Anda."Alicia melirik telapak tangannya yang memang terluka akibat bergesekan dengan jalanan. "Akan kulakukan," kata Alicia. "Terima kasih sudah menyelamatkan kami, Ben," lanjutnya."Itulah tugasku," sahut Ben kemudian dia pergi dari hadapan Alicia membawa mobil menuju garasi.Alicia masuk ke dalam mansion dan terkejut melihat para pelayan berlalu lalang di ruang tamu tampak sibuk bersih-bersih. Suara Maloma di

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   22. Playing Games In Darkness (1)

    Alicia tahu apa yang terjadi saat dia pergi tadi. Dan dia secara langsung menghubungkan penyusup itu dengan pria berpakaian serba hitam yang menguntitnya di butik. Alicia juga memikirkan Lucius. Entah kenapa, dia tahu bahwa seharusnya dia merasa takut dan menjauhi lelaki itu, tapi Alicia tidak bisa menampik untuk segera bertemu dengannya dan menceritakan tentang kejadian hari ini.Alicia berjalan mondar-mandir di perapian sambil menggigit kuku jarinya karena gugup. Ketika Lucius menyuruhnya pergi, Alicia tidak kembali ke kamar melainkan ke tempat ini, menunggu Lucius turun makan malam dan mereka akan berakap-cakap. Tapi tubuh-tubuh itu... darah di kemeja putih dan tangan Lucius. Alicia tidak yakin lelaki itu masih memiliki nafsu untuk makan malam, sama seperti Alicia yang sudah kehilangan nafsu makannya bahkan mungkin untuk beberapa hari ke depan."Miss Alicia, makan malam Anda akan segera dingin," Maloma memperingati.Ali

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   23. Playing Games In Darkness (2)

    "What are you doing here, Alicia?" Lucius berbisik ketika Alicia bernapas seolah seluruh oksigen telah direnggut darinya. Alicia mengangkat tangan, meraba wajah Lucius dan mengusap rahangnya yang mengeras."A-aku..." Alicia mencoba menjawab.Lucius menyentuh tangan Alicia di wajahnya, menghentikan gerakan lembut itu. "Apakah kau datang untuk ini?""Huh?" Alicia mengerjap beberapa kali, berharap sekali dapat melihat raut di wajah Lucius saat ini, tapi pikirannya masih dibalut kabut gairah.Terdengar suara kekehan mencemooh dari Lucius yang membuat Alicia semakin bingung. "Lihat, beberapa hari yang lalu kau menuduhku telah memerkosamu, padahal kau juga menikmatinya. Persis seperti sekarang. Apakah ini yang kau inginkan? Datang ke kamarku untuk menggodaku lagi, Alice?" nada dingin di suara Lucius itu membuat sekujur tubuh Alicia membeku dan dia pun mulai tersadar."Tu-tunggu sebentar

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   24. Too Late To Let Go

    Maloma memasuki kamar Alicia membawa nampan berisi bubur, segelas air, dan sebutir aspirin. Alicia tengah duduk di ranjang sambil memegangi kepalanya yang pening. Dunia seolah berputar di sekitarnya dan Alicia bahkan tidak bisa melihat Maloma dengan jelas."Minumlah ini, Nona Alicia, setelahnya Anda akan merasa baik-baik saja."Alicia mengangguk, kemudian meminum obat yang diberikan Maloma dengan segelas air. "Terima kasih," ucap Alicia dengan suara lemah.Maloma kemudian meletakkan nampan kayu itu ke atas ranjang dan menatap Alicia lama.Alicia yang merasa diperhatikan pun mendongak membalas tatapan Maloma. "Apa ada sesuatu?" tanya Alicia.Maloma menggeleng, menyematkan senyum tipis. "Tidak ada. Habiskan sarapan Anda dan beristirahatlah. Semoga lekas sembuh."Setelah Maloma pergi, Alicia membaringkan kembali punggungnya ke ranjang dan menatap langit-langit yang berwarna p

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   25. The Casino

    "Apa yang kau lakukan di sini, Landon?" Lucius bertanya pada lelaki yang saat ini berdiri di samping Alicia dengan tatapan terkejut, bukan karena kehadiran Lucius, tapi karena tatapan yang lelaki itu berikan padanya. Landon sontak saja melepas tangan Alicia dari genggamannya.Alicia menyadari suasana tegang di antara mereka karena kehadiran si tuan rumah, dan Alicia pun tidak siap melihat Lucius secepat ini. Dia berharap melihatnya besok atau lusa, seperti biasa. Maka Alicia pun mengundurkan diri dan pergi, Lucius tidak mencegahnya, Alicia pun melangkah semakin cepat."Kau pulang sedikit telat. Kakek menghubungimu, Luc.""Apa yang kau lakukan di sini, Landon?" Lucius mengulang pertanyaannya dengan nada yang lebih gelap, membuat Landon merinding seketika."Tenanglah, Sepupu, aku tadinya hanya datang untuk melaporkan sesuatu," Landon menjawab, dia kemudian terkekeh canggung, "tapi wanitamu membuatku penasara

Bab terbaru

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   47. Epilogue

    Ignite: EpilogueNapas Alicia memburu saat merasakan kecupan basah di lehernya. Dia meraih seprai dan meremasnya sangat kencang, menahan suara desahannya lolos dari bibir. Wajahnya bersemu merah dengan mata yang terpejam erat.“Alice,” bisik suara serak di telinganya, terdengar sangat sensual sehingga mengirimkan getaran bagai tersengat listrik ke seluruh tubuh Alicia.“Hm,” gumam Alicia sebagai balasan.“Sebut namaku!”Alicia membuka mata, menatap tidak fokus pada objek di hadapannya. Karena bukan hanya bibir pria itu yang bergerak menyiksanya dengan memberikan kecupan-kecupan panas sampai meninggalkan bekas kemerahan di lehernya, tapi juga tangan pria itu yang terasa kasar, menyusup masuk dari balik baju tidur yang ia kenakan, meremas dadanya dan tanpa tahu malu pria itu menjetikkan jari pada puncak dadanya yang telah mengeras.“Ahh, Lucius!” Alicia sontak mendesahkan nama pria itu dalam ekstasi yang ia rasakan dari rangsangan yang diberikan. Tubuh Alicia tidak bisa berkutik di bawa

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   46. You're All That Matters

    "Dokter, kalau Tuan Lucius terus bersamaku setiap waktu, aku mungkin akan sembuh lebih cepat," ucap Alicia pada Dokter Hank yang tengah memeriksa keadaannya. Lelaki paruh baya itu tersenyum kecil. "Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?" tanyanya. Sudah beberapa hari Alicia dirawat dan harus istirahat total untuk kesembuhannya. Dokter Hank adalah satu-satunya dokter yang datang untuk merawatnya. Namun, hanya untuk memeriksa keadaan Alicia secara umum, seperti mengecek suhu tubuhnya, memeriksa gejala-gejala tertentu yang bisa menimbulkan penyakit bawaan dari lukanya, memberinya obat yang akan membantu kesembuhan dan meningkatkan kesehatannya. Namun, khusus untuk mengganti perban di lukanya, hanya Lucius yang dapat melakukan itu. Bukan, Dokter Hank pun bisa melakukannya, tapi hanya Lucius seorang yang boleh. Dokter Hank sangat mengerti akan sikap Lucius yang seperti itu, namun dia tidak mengatakan apap

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   45. Relieve

    Landon tidak bisa merasa tenang sampai dia memasuki kamar Lucius dan melihat sosok yang dikhawatirkannya terbaring di atas ranjang. Landon duduk di dekatnya, memperhatikan wajah pucat gadis itu."Ini adalah salah satu yang aku maksud saat aku bilang berada di sisinya adalah pilihan yang salah, Alicia," ucap Landon lirih. Namun Alicia tidak bergeming, masih di bawah pengaruh obat bius. "Tapi melihat sepupuku begitu mengkhawatirkanmu kurasa hal ini sepadan untuknya," lanjut Landon, kemudian membelai pelan rambut gadis itu.Tidak beberapa lama kemudian Dokter Hank datang membawa obat dari rumah sakit. Hank bertanya kepada Landon di mana Lucius. Landon hanya menjawab, "Dia pergi untuk mengurus sesuatu."Hank belum tahu pasti bagaimana kejadiannya kenapa Alicia sampai seperti ini dan bertanya langsung pada Lucius adalah hal yang sia-sia."Ayah, apa Alicia akan baik-baik saja?" tanya Landon.Han

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   44. Chilling Night

    Sebelum ke luar, Lucius menatap Alicia sekali lagi, memperbaiki selimutnya, dan mengatur suhu ruangan agar lebih hangat."Ben, temui aku di ruangan, sekarang!" ucapnya, berbicara pada alat interkom yang masih terpasang di telinganya.Lucius pergi menuju ruang kerjanya dengan langkah lebar. Landon tiba-tiba saja muncul dari arah tangga, menghalangi jalan Lucius. Lucius menatapnya sesaat, mencoba mempertahankan kesabarannya yang tidak dia miliki banyak."Aku ikut," kata Landon.Lucius mendengus, kemudian melanjutkan langkahnya melewati Landon, menabrak bahu lelaki itu."Lucius, aku serius!" ucap Landon keras kepala, mengikuti Lucius di belakang."Apa kau tahu yang hendak aku lakukan?""Aku tahu," jawab Landon.Lucius langsung berhenti dan menoleh menatapnya.Mendapat tatapan menyeramkan seperti itu, Landon langsung melanjutk

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   43. The Fear of Losing

    Suara klakson mobil terdengar nyaring saling bersahutan di tengah jalan raya yang ramai dilalui kendaraan. Hanya satu mobil yang bergerak cepat dan tidak beraturan di antara mobil yang lain."Ben, kalau kau berhasil sampai dalam waktu lima menit, aku akan menaikkan gajimu sepuluh kali lipat," Lucius berkata dengan datar di kursi penumpang pada mobil yang dikendarai oleh Tangan Kanan-nya, Benjamin.Benjamin mendengus. "Kau tidak perlu mengatakan itu, kita akan sampai dalam waktu tiga menit."Normalnya, mereka akan sampai dalam setengah jam, lima belas menit jika mengebut. Sedangkan lima menit terdengar mustahil, terlebih tiga menit.Namun tidak bagi Benjamin. Selama bekerja dengan keluarga Denovan, dia sudah dilatih untuk hal-hal seperti ini. Dia benar-benar akan sampai di rumah dalam waktu tiga menit.Sesekali Ben melirik tuannya yang duduk di kursi belakang, memeluk seorang perempuan di d

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   42. Ignite The Fire (2)

    Alicia duduk dengan gelisah di dalam mobil yang melaju sedang menuju suatu tempat. Alarick berada di sampingnya, diam dengan ekspresi keras di wajah. Semakin Alicia memikirkan kemana dia akan dibawa, jantungnya berdetak semakin kencang penuh antisipasi. Alicia memikirkan ucapan kepala pelayan itu yang mengatakan bahwa malam ini Lucius akan datang bersama Marie dan Adrian.Benarkah pria itu akan datang? Untuk apa? Apa rencananya? Alicia menolak untuk percaya bahwa Lucius benar-benar datang untuknya. Pria itu pasti memiliki agenda lain di otaknya yang licik dan penuh perhitungan. Apakah ini harinya? Pembalasan dendam itu? Apa yang akan Lucius lakukan? Membunuh Marie dan Adrian?Alicia membayangkan dua buah peti mati yang telah menanti di sana dan tiba-tiba saja tubuhnya mulai menggigil. Sekalipun Marie bukan ibu kandungnya, tapi kenangan terbaiknya semasa kecil selalu dihadiri oleh perempuan itu. Walaupun Alicia me

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   41. Ignite The Fire (1)

    Tidak ada satupun rencananya yang berjalan lancar.Alarick memukul meja kerja dan menatap deretan anak buahnya tajam. "Bagaimana kalian bisa kehilangan mereka!" seru pria itu, melangkah mendekati lima anak buahnya yang berdiri sejajar dan menampar wajah mereka. Alarick, yang diliputi amarah berapi-api, mengepalkan tangan dan menatap bawahannya dengan tajam."Aku memberikan kalian tugas yang sangat sederhana. Bawa istri dan putraku pergi dari negara ini. Tapi bagaiman bisa kalian kehilangan mereka begitu saja?! HAH?!""S-sir... d-dia...""Apa?!""Denovan-"Belum sempat pria itu berucap, Alarick telah lebih dulu menampar wajahnya sekali lagi. Jari telunjuknya teracung ke depan wajah sang pria yang telah memerah akibat tamparan."Jangan. Sebut. Nama. Itu!" bisik Alarick tajam.Sang anak buah langsung mengangguk cepat dengan wajah penuh ketaku

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   40. Father

    "Kau sudah menemukannya, Ben?" Lucius menunduk di belakang Benjamin yang tengah melakukan sesuatu di layar komputer di hadapan mereka."Ya, Sir!" Ben menjawab yakin. "Mereka ada di Bandara sekarang.""Bandara? Untuk apa dia pergi ke Bandara sekarang?""Hanya ada dua tiket, Sir. Alarick hanya mengirim istri dan putranya pergi."Lucius lantas tahu yang hendak Alarick lakukan. Pria itu sengaja menjauhkan istri dan anaknya, berharap dengan itu keselamatan mereka menjadi lebih meyakinkan. Lucius tidak tahu apakah Alarick melakukannya karena dia masih meremehkan Lucius atau justru sebaliknya?"Hm..." Lucius menggumam."Apa yang hendak Anda lakukan sekarang, Sir?" tanya Ben penasaran.Mata Lucius tertuju pada foto Adrian Lucero dan Marie Lucero yang tengah bergandengan tangan memasuki bandara, lalu tatapan Lucius hanya tertuju pada Adrian Lucero seorang. Entah ke

  • LIVING WITH THE DEVIL : ignite   39. Distrustful

    Karena kepercayaannya pada Fio, Alicia mencoba untuk menenangkan diri dari kecemasan yang tidak menentu. Dia menatap bangunan tinggi di hadapannya dan menahan napas. Kenapa hotel? batinnya.Tidak lama setelah itu, mobil berhenti. Fio membantunya membuka pintu mobil, kemudian keduanya melangkah menuju lobi hotel."Landon meminta bertemu di sini?" tanya Alicia saat mereka berdiri di hadapan meja resepsionis."Ya, Miss," jawab Fio. Alicia memandang ke sekitarnya, entah kenapa dia merasa gelisah. Tapi Landon pasti sangat mempercayai Fio sehingga dia berlaku sampai sejauh ini. Alicia mencoba menduga-duga apa yang sekiranya lelaki itu hendak katakan nanti. Alicia tidak dengar apa yang dikatakan oleh Fio dan si resepsionis, setelah selesai Fio langsung mengajaknya menuju lift.Keheningan menguasai ruang persegi yang sempit itu. Alicia menatap pantulan wajah Fio di dinding lift. Apakah dia gugup ketah

DMCA.com Protection Status