Beranda / Fiksi Remaja / LITTLE MOMMY / 15. Misi Untuk Ayden

Share

15. Misi Untuk Ayden

Penulis: Rose Marberry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Papa benar-benar akan melihat kamu berjuang bagaimana mengurus anak, baru Papa izinkan mengurus anak sendiri." 

Ayden diam, ia kalah. Ia kalah sebelum berperang. Bahkan masih dengan darah di seluruh wajahnya, tapi orang tuanya seperti tak peduli, bahkan kalau boleh mereka ingin Ayden mati sekarang. 

"Papa akan tunjukan satu hal sama kamu. Sebelum Papa akan menerima kamu menjadi anak." 

Ayden hanya menunduk, melihat banyak darah yang terus mengalir membasahi lantai dan juga seluruh pakaiannya. Entah dari mana sumber darah berasal. 

"Sini Mama bersihkan." Ayden tak punya kuasa untuk melawan, dan menurut saja saat ia ditarik ke sofa dan ibunya menyeka darah-darah di wajahnya. Bisa dibilang wajah Ayden tak berbentuk sekarang. Wajah tampan yang sering ia banggakan jadi tak bersisa. 

"Maksud Papa untuk kebaikan kamu, kamu masih terlalu muda untuk punya anak. Kamu akan tetap bertanggung jawab Mama pastikan itu, sedari kecil Mama

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LITTLE MOMMY   16. Young Parents

    Entah ini sudah bulan ke berapa Delisha harus berpura-pura meneteskan darah palsu demi mengelabuhi semua orang."Capek sih ya. Tapi, mau bagaimana. Mau nangis? Kamu yang bodoh!" Delisha berbicara pada diri sendiri. Ia lebih dari kuat sekarang untuk bertahan, dan akan menerima semua takdir buruk di masa depan. Delisha tahu, hidupnya akan terus terpuruk dari waktu ke waktu.Walau begitu, ia akan terus melanjutkan hidupnya, dan mungkin melahirkan tanpa persiapan apa-apa. Delisha terkadang meringis membayangkan bagaimana seorang anak lahir, melalui lubang intinya yang begitu kecil, walau kata orang memang elastis tapi saat belum merasakan dan membayangkan sendiri membuat Delisha pusing. Apa ia bisa? Delisha jelas akan melahirkan sendiri, bagaimana ia akan melahirkan sendiri tanpa bantuan orang lain seperti kucing melahirkan.Gadis itu menyisir rambutnya sambil berkaca, melihat wajahnya yang masih anak-anak, tapi sudah punya anak. Delisha yakin, saa

  • LITTLE MOMMY   17. Keadaan Yang Memaksa!

    Delisha tak menyangka, dalam hidupnya bisa bertemu dengan calon mertua semuda ini. Walau ia dan Ayden tak bisa jadi pasangan. Tapi permintaan laki-laki itu jelas menyita pikirannya.Apa yang sebenarnya Ibu Ayden mau? Delisha tak punya orang tua dan selalu berekspektasi jelek tentang orang tua."Mama mau jumpa sama kamu.""Mau ngapain?" Delisha memandang Ayden dan membenarkan rambutnya yang terus ditiup angin."Mau kasih sumbangan.""Oh ya? Padahal aku bukan korban banjir." tanya Delisha dengan polos, membuat Ayden langsung menarik hidung Delisha karena gemas. Walau mereka tak bisa hidup bersama, tapi keduanya akan jadi orang tua."Banjir perasaan." Delisha langsung memukul dada Ayden. Laki-laki itu tertawa. Walau masalah terus berdatangan dan seolah tak ada habisnya, bagi Ayden jalani semuanya dengan hati yang lapang, maka tidak akan merasa berat."Mau ya. Mama aku nggak jahat. Nggak gigit orang." De

  • LITTLE MOMMY   18. Terjebak!

    Manusia adalah makhluk paling menjijikan.Rasa-rasanya semua yang ia bicarakan benar adanya. Orang-orang di sekitar dirinya dengan menjijikan membuat dirinya seperti ini. Dasar yang ia punya kuat hingga ia berani mengatai seperti ini.Delisha memang belum dewasa dan masih anak-anak, tapi ia akan ditempah untuk menjadi dewasa sebelum waktunya. Ia harus bersikap dewasa, ia harus menghadapi masalah orang dewasa.Dan orang yang membuatnya hancur, sekaligus orang itu yang bisa menenangkan dirinya sekarang. Delisha tak tahu, sudah berapa lama ia menangis karena merasa sakit hati. Padahal rencananya ia ingin mengakhiri hidupnya, malah Ayden langsung menarik tubuh kecilnya."Aku memang naif, karena tak bisa melawan orang tua aku." Delisha hanya menangis, walau Ayden seperti berusaha menghiburnya. Harusnya gadis itu membenci laki-laki ini, nyatanya ia masih membutuhkan laki-laki ini juga. Orang yang membuat dirimu hancur dan dia juga yang membu

  • LITTLE MOMMY   19. Pingsan

    Delisha suka belajar, tapi tidak dengan pelajaran olahraga. Bagaimana dengan keadaannya sekarang ia tidak bebas bergerak. Bagaimana praktik olahraga terakhir sebelum minggu depan melaksanakan ujian nasional, dan Delisha akan fokus pada kehamilannya, dan menyambut kelahirannya, walau ia mungkin akan mengurus semuanya sendirian.Terik matahari begitu menyengat. Delisha masih pakai sweater, walau tubuhnya kecil tapi tubuh ibu hamil dan tidak itu sangat berbeda.Delisha hanya berdoa semoga tidak ada gilirannya, bagaimana mereka harus berlari 15 putaran mengelilingi lapangan basket, dan akan ada sit up 50 kali. Membayangkan saja Delisha akan pingsan duluan, dari dulu ia paling malas berolahraga.Mana namanya termasuk awal sesuai dengan jadwal. Delisha hanya terdiam di bawah pohon Ketapang, melihat teman-temannya buat kelompok dan bergurau bersama.Entah kenapa Delisha begitu takut, jika ketahuan sekarang. Gadis itu menghitung atau pura-pura

  • LITTLE MOMMY   20. Tremor, Seperti Gempa Bumi!

    Delisha tahu cepat atau lambat semua ini akan tiba, walau ia berusaha menguatkan diri dan meyakinkan berkali-kali jika ia bisa melewati ini semua, tapi rasanya tetap saja membuat jantungnya nyaris copot.Komunikasi terakhir dengan Ayden seminggu yang lalu. Sebenarnya Delisha tak terlalu mengharapkan laki-laki itu, buat apa toh Ayden tidak membantu hanya membuat semuanya makin runyam.Delisha sedang relaksasi mendengarkan musik agar tidak terlalu panik, karena sejujurnya Delisha sudah merasakan keram di perutnya. Gadis itu hanya bolak-balik di kamar takut ketahuan orang rumah karena bagaimanapun, bangkai yang disimpan rapat itu pasti akan tercium.Delisha sering melihat video melahirkan. Ia cemas, takut, panik, semua perasaan bercampur karena ia benar-benar akan melahirkan sendirian.Gadis itu terduduk di kamarnya, sekarang ia tak memakai pakaian apa hanya dalaman. Delisha terdiam mematung di depan cermin melihat pantulan dan mengel

  • LITTLE MOMMY   21. Belajar Bertanggung Jawab

    Tak perlu berbasa-basi agar diterima oleh orang lain, karena Delisha tahu takkan ada yang menyukai dirinya.Tubuhnya masih merasa gemetaran. Nenek Ayden baik, lembut, layaknya Oma yang ia punya. Sekarang Delisha seperti tak mau lagi mengenal Oma karena terlalu malu. Wanita hebat itu pasti kecewa berat saat tahu dirinya seperti ini, Delisha kesayangan bisa punya anak di usia semuda ini.Delisha baru selesai membersihkan diri, karena Nenek Ayden tahu gadis itu penuh dengan darah. Nenek Ayden langsung mengurusi bayi merah itu dan menyuruh Ayden beli susu untuk bayi baru lahir. Delisha memakai kaos panjang sampai menutupi pahanya dan celana short sebatas paha. Baju itu diberikan Nenek Ayden. Delisha benar-benar merasakan apa itu rumah, namun sadar diri ini rumah orang.Delisha mendekati bayinya yang sedang tertidur, dan sudah dimandikan dibungkus dengan nyaman dengan banyak kain berlapis. Nenek Ayden masih banyak menyimpan pakaian bayi dan semua pe

  • LITTLE MOMMY   22. Belajar Jadi Mami Super

    Terdiam, hanya duduk dan merenungi nasibnya, apa yang sebenarnya terjadi.Delisha terduduk sambil memeluk lututnya dan melihat ke arah bayi merah yang sedang tertidur. Bagaimanapun ia akhirnya belajar dan menerima jika dirinya sudah menjadi seorang ibu sekarang, bukan lagi remaja normal pada umumnya.Gadis itu menekan payudara yang terasa berat dan mulai mengeluarkan air susu. Awalnya enggan untuk menyusui tapi menyadari kewajibannya Delisha akhirnya mau menyusui bayi ini. Delisha menatap keajaiban itu, dan terdiam. Mungkin ia akan diusir dari rumahnya setelah ini tapi Delisha sudah siap dengan segala resiko yang ada.Delisha hanya diam, ketika melihat Ayden masuk ke dalam dan menggosok tubuhnya dengan handuk.Delisha merasa mereka benar-benar sudah menjadi suami-istri hanya saja tak ada status di antara keduanya. Delisha melihat kembali bayi merah tersebut dan tanpa sadar tersenyum, dia adalah malaikat bagiku. Mungkin kehadirannya tidak

  • LITTLE MOMMY   23. Saling Membutuhkan

    "Mau ngapain?" tanya Delisha sambil menggigit kukunya. Ayden menelpon ingin berjumpa, Delisha tak bebas untuk keluar karena ia belum berani menghadapi kenyataan ini. Gadis itu menoleh ke arah anaknya yang sedang tertidur pulas. Kegiatan Baby Cheryl hanya tidur dan terus tertidur.Gadis itu mengelus-elus pipi bayi merah itu dan tersenyum. Dulu ia menganggap ini musibah, tapi sekarang ia bersyukur Cheryl hadir di hidupnya. Delisha akan menyanyangi. Cheryl dengan sepenuh hati."Anak mami." Delisha masih mengelus-elus pipi itu dan kembali menciumnya, bayi satu minggu yang mengemaskan."Ih, Mami masih muda, tapi Mami senang Cheryl hadir di sini." Bahkan Delisha tak canggung untuk menyebut dirinya seorang ibu, dia bangga."Lisha!" Delisha melihat layar ponsel dan laki-laki itu masih menelpon dirinya."Boleh nggak aku ke rumah kamu?""A-aku nggak tahu. Aku belum laporan kalau aku bawa bayi ke rumah. Aku belum sia

Bab terbaru

  • LITTLE MOMMY   LAST : PINKY PROMISE

    "Cheryl, jangan cekik adiknya!" Delisha sudah berteriak, melihat Cheryl yang ternyata sangat nakal walau dia perempuan. Hobby manjat, merusak barang, dan membuat adiknya menangis.Delisha mendekat ke arah kedua anaknya dan memisahkan Cheryl dari Auden. Bayi mungil yang nengerjap-ngerjap lucu dan memasukan tangan ke mulut."Mami, makan." Delisha akhirnya mengendong Cheryl dan membawa ke dapur. Putrinya hanya bersandar di bahunya dan terus bergerak-gerak tak nyaman. Delisha merasa Cheryl ini lebih nakal dari Cheryl dan akan jadi preman ketika besar nanti."Mami masak spaghetti. Suka?" Cheryl mengangguk. Di usianya yang yang tiga tahun, Cheryl sudah lancar berbicara dan sangat cerewet."Duduk di meja, atau bantu Mami ngaduk pastanya." Cheryl membantu ibunya mengaduk dengan tangan mungilnya. Bocah itu duduk dekat tungku.Delisha menyiapkan saus untuk pasta mereka. Bayi Auden berusia lima bulan dan harus ekstra menjaganya,

  • LITTLE MOMMY   53. Cheryl Anne

    Delisha memperhatikan perut buncitnya. Dengan terusan berwarna abu-abu dia duduk di sofa sambil nonton TV.Sejujurnya, untuk bernapas saja dia kesusahan sekarang. Wanita itu menunduk melihat kakinya yang membengkak."Mami, Sayang." Delisha berbalik melihat suaminya dan tersenyum, Ayden membawa susu di tangannya.Laki-laki itu meletakan gelas berisi susu di atas meja dan menarik kaki Delisha dan memijitnya."Capek bangat, ya?" Delisha hanya mengangguk. Sebenarnya sekarang masih pagi, dia sudah berjalan keliling komplek, disarankan berjalan atau melakukan olahraga kecil agar membantu proses kelahiran. Sedikit takut dan was-was. Saat kehamilan Cheryl dulu, Delisha tidak pernah merasa se was-was seperti ini. Mungkin karena kehamilan dulu tidak dia harapkan dan ketakutan."Kamu ngapaian?" pekik Delisha, ketika merasakan Ayden membuka dress miliknya. Terlihat gumpalan bulat dengan ujung perut yang terlihat memerah, urat-urat

  • LITTLE MOMMY   52. Late Honeymoon

    Pesawat lepas landas dari Bandara Leonardo da Vinci di Fiumicino Roma menuju Bandara Punta Raisi di Palermo, ibu kota Sisilia. Cuaca pagi itu sangat cerah.Perjalanan satu jam menuju pulau Sisilia, membuat Mawar menggenggam tangan Juna norak, dia selalu terbayang tempat itu banyak mafia di sepanjang gang dan memegang senjata, salah melangkah, maka kamu akan tewas."Tuh kan, Yang." Mawar berbisik ketika tiba di bandara dan diperiksa langsung oleh seekor anjing herder besar berwarna coklat. Gadis itu mengintip melihat gigi-gigi anjing yang panjang dan tajam, bisa dipastikan semua kulit dan dagingnya koyak.Anjing itu mengendus-endus, jangan sampai ada barang haram yang terbawa masuk ke pulau ini.Setelah mengintip lagi, Mawar melihat banyak turis yang tersenyum cerah sama seperti cuaca di Sisilia pagi ini. Mawar sedikit bernapas lega, tampak tak ada polisi atau tentara bersenjata seperti bayangannya.Sisilia menawarkan keindah

  • LITTLE MOMMY   51. Sisilia Menanti

    Papergbag berisi banyak makanan, berada di tangannya.Keduanya berjalan sambil tersenyum, dan akan mengumumkan kehamilan Delisha ke orang tua Ayden. Usia yang tak lagi muda untuk mereka semua, tapi, Delisha dan Ayden menyambut antusias kehadiran Cheryl.Dulu sekali, saat masih remaja, bodoh dan naif, mereka merasa kehamilan itu awal bencana, teringat saat keduanya bolos sekolah demi mengugurkan anak walau gagal, berkali-kali menelan pil untuk mengugurkan anak, makan nanas mudah soda seperti yang orang-orang bilang, nyatanya tak berhasil."Mama." Delisha langsung bersorak norak, ketika memasuki ruang tamu.Ibu Ayden yang sudah tua dengan kulit keriput walau masih cantik tersenyum ke arahnya."Mama." Delisha memeluk Ibu Ayden, sosok ibu itu bisa dia rasakan, ketika dia hidup tidak pernah merasakan bagaimana punya ibu yang sayang dan peduli padanya."Papa." Delisha juga memeluk Papa mertua."Mama

  • LITTLE MOMMY   50. Paket Kejutan

    "Di antara banyaknya kejadian, di antara semua kejadian yang entah sengaja atau tidak, pertemuan bersama kamu adalah sebuah pertemuan yang selalu membuatku bersyukur di antara semua embusan napas ini.Terima kasih, telah hadir dalam hidupku, terima kasih telah mengisi hari-hariku yang terasa suram dan seolah tak masa depan yang menjanjikan di sana, tapi, kehadiran kamu mencerahkan semuanya." Delisha tersenyum pada Ayden memegangi wajah laki-laki itu. Saat mengingat kisah hidupnya, dan juga perjalanan panjang ini rasanya air matanya terus saja meleleh, Ayden sengaja Tuhan ciptakan untuknya.Ayden menyeka air mata wanita cantik itu. Rumah tangga mereka terasa damai, usia yang matang membuat sama-sama mengerti dan mengalah. Telah saling mengenal nyaris seumur hidup, membuat Delisha dan Ayden sama-sama memahami."Terkadang, kalau dipikir-pikir, semuanya sudah Tuhan atur. Ya, dulu, aku merasa Tuhan kejam dan Tuhan tidak adil, tapi, ketika aku menari

  • LITTLE MOMMY   49. Terima Kasih!

    Delisha tidak menyangka, ketika orang lain menikah di usia 20-an, maka, dia akan merasakan jadi pengantin baru di usia 36 tahun. Bukan lagi usia yang muda.Tidak ada acara mewah, tidak ada pesta di gedung seperti menikah banyakan wanita seperti seorang Princess. Cukup, dia terus bersama laki-laki itu.Kerasnya hidup membuat Delisha terus belajar, tak perlu banyak menuntut, asal bersyukur dengan apa yang kamu punya sekarang, maka, semuanya terasa lebih dari cukup.Wanita itu mematut dirinya di cermin. Gaun velvet brokat simple warna putih tulang yang Delisha pilih. Dia akan menambahkan mahkota kecil di kepalanya."Ah, sudah tua." Wanita itu berbicara pada dirinya sendiri dan menggeleng, takdir menuntun hidupnya untuk menemukan belahan jiwanya ketika berusia 36 tahun, setelah melewati banyak hal bersama.Tak terasa, bulir bening setitik merembes melewati pipi kiri. Tidak ada yang dia punya di dunia kecuali Ayden. Wanita

  • LITTLE MOMMY   48. Support System Terbaik!

    "Anak Mami yang cantik, setahun itu rasanya cepat, lambat, menyiksa, kelam, terpendam. Tidak menyangka, kamu pergi untuk selamanya. Setahun berlalu, tapi, Mami tak pernah lihat senyuman kamu kecuali hanya dalam mimpi. Bahkan, udah jarang mami mimpi. Kenapa? Udah nggak rindu Mami, lagi? Udah bahagia di sana?" Delisha masih bersungut sambil curhat, di kuburan Cheryl."Ah, Mami masih belum ikhlas. Tapi ... Hari ini, dengan segala kelemahan, Mami datang untuk pertama kalinya ke sini. Ini bukan hal yang mudah, Nak. Tapi, perlahan Mami bisa bangkit. Kamu pergi, tapi, penyesalan terdalam dari kami semua takkan pernah kami lupa sama kami menyusulmu. Mami tahu, kamu pernah menyebut, Mami sebagai Mami yang kejam di muka bumi ini." air mata itu tak berhenti mengalir, bahkan semakin deras seperti air terjun Niagara. Padahal, Delisha sudah berjanji untuk melupakan semuanya, tapi kembali lagi ke kuburan, sama seperti kembali mengingat memori lama yang tersimpan, dan luka itu kembali

  • LITTLE MOMMY   47. Cookies Fortuna

    Enam bulan kemudian.Tidak mudah bagi Delisha untuk melewati ini semua. Dia terus saja menangis seperti orang gila, bahkan Delisha memilih resign dari pekerjaannya. Harusnya dia menyibukkan diri dengan bekerja agar tidak mengingat Cheryl terus-terusan, tapi Delisha tahu dia tidak akan bisa bekerja dengan tenang, daripada dia terus menangis saat bekerja, lebih baik Delisha mengurus anak-anaknya—berbagai macam bunga.Mulai menata diri, dan memperhatikan asupan.Bersama Ayden, Delisha bisa sampai sejauh ini. Jika tidak, mungkin dia sudah tinggal nama. Cheryl adalah alasan dia bertahan hidup, tapi saat putrinya pergi, dia tidak punya alasan lagi.Delisha menyisir rambutnya yang terus saja rontok, tapi dia sudah menata hidupnya, makan dengan teratur dan memberi vitamin rambut.Delisha sekarang jadi pengrajin bunga, dia menanam berbagai tanaman di samping rumahnya, yang ada gazebo. Delisha belum berani untuk mengunjung

  • LITTLE MOMMY   46. Duka Terbesar!

    Detik ini Delisha tahu hidupnya berubah, menit ini dia tahu putrinya yang cantik hanya tinggal nama. Berkali-kali dia pingsan, terbangun dan kembali pingsan, jika dia belum siap menerima kenyataan yang ada.Wanita itu terbaring lemah di atas kasur, jiwanya dibawa pergi, Cheryl pergi! Cheryl meninggalkan dirinya untuk selamanya, putri yang dia rawat dari kecil, putri cantik yang Delisha cinta sepenuh hati. Hatinya begitu sakit, tidak bersemangat untuk melakukan apa-apa."Lisha!" Delisha tak ingin mendengar apa-apa. Rasanya dia hanya ingin menangis, atau ikut meloncat ke kuburan Cheryl.Tubuhnya lemah. Saat merasakan sapuan itu Delisha semakin menutup matanya, jiwanya serasa ikut terbang, tidak ikhlas sama sekali!"Sayang." Delisha memekakan telinga dan mengunci semua indranya.Ini berat! Sangat berat!Ayden tahu, semuanya berubah dan tak lagi sama. Mungkin seumur hidupnya akan dia habiskan untuk penyesalan.

DMCA.com Protection Status