Share

Chaptire 8

Author: Rose Marberry
last update Last Updated: 2021-05-05 22:07:06

"Duduk manis di sana, biar Bunda masak." Aku langsung menyuruh anak-anak karena meminta dengan tidak sabar ingin makan sushi roll crispy. Aku sudah melihat resep dan cara membuatnya juga gampang. 

Sebisa mungkin aku menuruti permintaan anak-anak karena laki-laki sial itu berhasil mencuri hati anak-anakku dan mereka sudah suka padanya. Anak-anak jadi suka membandingkan dirinya denganku yang tegas pada mereka. 

Aku mengocok telur ingin membuat telur dadar terlebih dahulu. Saat memotong sosis kecil-kecil si sialan itu masuk ke dapur. Saat pulang ke rumah, aku melarang dirinya untuk menginjak kaki di rumah ini tapi dia anak-anak yang mengundang. Mereka sangat kompak membuatku hanya bisa mengelus dada. Dasar ayah dan anak nyusahin! 

"Dapur kamu rapi ya." Aku berhenti memotong dan masih memegang pisau. Jika pisau ini menancap di dadanya akan membuatku puas sekali. 

"Sebenarnya aku nggak sudi kau masuk dalam rumahku! Suami aku pasti marah besar!" Dia menarik napas panjang. 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Danish's POV

Pemilihan kata suami begitu menganggu. Entah kenapa rasanya hatiku dipanah ribuan jarum hingga berdarah-darah. Entah kenapa aku tidak ikhlas Anna punya suami. Apa aku egois? 

Aku memperhatikan Anna yang begitu telaten mengurus anak-anaknya. Benar kubilang, Anna akan jadi ibu yang luar biasa dan dia membuktikan itu. Anak-anaknya begitu lucu. Walau dia sudah punya suami tapi Anna itu seperti magnet yang menarikku begitu kuat dan tak bisa dilepaskan. Dia seperti magnet kutub utara dan dan aku magnet kutub selatan bertemu. Pasti tidak bisa dilepaskan. Apa aku bisa berharap seperti itu? 

Kuperhatikan jari-jari tangannya yang polos. Dari tadi mataku juga mencari foto pernikahan dan siapa suaminya, tapi tidak ada figura itu. Aku sedikit menaruh harapan walau rasanya mustahil. Aku sudah membayangkan menyematkan cincin di jari manis Anna dan berjanji di hadapan Tuhan untuk membangun keluarga impian bersama. 

Saat bulir-bulir keringat itu keluar rasanya aku ingin menghapusnya, melihat leher jenjangnya, rasanya aku ingin menjejalkan mulutku di sana dan memberi tanda cinta di lehernya. Atau bercinta di dapur sekarang, Anna memegang pinggiran meja dan aku menusuknya dari belakang. Shit! Kenapa otakku tak pernah bekerja dengan benar jika menyangkut Anna? Dia pasti menganggapku laki-laki bejat, brengsek yang hanya peduli pada selangkangan, padahal bagiku Anna lebih dari itu. Wanita itu segalanya. 

"Aku muak lihat kau!" Nadanya ketus, tapi aku malah tersenyum. Ingin mengecup bibir mungil dengan warna merah alami, tenggelam dalam lidahnya mengabsen setiap mulutnya dan tak ingin melepaskan ciuman itu, sampai bibir Anna mati rasa. Shit! Aku menatap iba pada adikku yang sudah berdiri kokoh! 

Bukan sekarang, Tiger. Tiger sudah tidak sabar, mengulang kegiatan panas di hotel tempo hari, saat Tiger mengisi milik Anna sangat sempit dan menggigit. 

Aku menarik napas panjang, mencoba menghilangkan semua pikiran mesum. 

Aku mencoba mendekatinya, aku suka aroma tubuhnya, tidak berubah walau tahun-tahun berlalu. 

"Jangan mendekat!" Anna menunjukku menggunakan pisau. Aku malah tersenyum dan semakin mendekat, dia jadi waspada memotong sosis dan fokus ke arahku. 

"Aku bilang jauh-jauh." Semakin dia melarang, aku semakin mendekat. 

"Awhhhh!!!" Benar saja tangan Anna langsung teriris, sedikit darah merembes mengenai alas potong, dia meringis. Aku mengambil jadi telunjuknya menatapnya dalam, dia diam. Aku sangat mencintai wanita ini. Sekarang yang tersisa hanya penyesalan, dan rasa cinta yang semakin membumbung tinggi. 

Aku langsung menghisap darah Anna dia menahan napasnya, aku tersenyum ke arahnya. Saat darah itu habis, aku mengemut tangannya. Semakin mendekat langsung memeluk pinggangnya dengan posesif, Anna hanya mendongak melihatku. Aku menatapnya dalam penuh kerinduan, sedangkan dia hanya menatapku polos. 

Aku mengeluarkan jari tangannya dan mendekatkan wajahku ke arahnya, Anna menutupi matanya. Aku tersenyum lagi, dia suka dengan sentuhan yang aku berikan. Aku jadi curiga apa benar Anna sudah punya suami? Sedangkan miliknya masih begitu sempit. Sepertinya kami bisa mengulanginya malam panas tersebut. 

Bibirku menyentuh bibirnya, dia dengan pasrah membuka bibirnya, dan lidahku tanpa permisi masuk dan mengemut bibir bawah Anna, dia malah memelukku, pelukan di pinggangnya semakin posesif. Aku meraup sebanyak mungkin, rasa rindu dan cinta yang masih tertanam kuat untuknya kusalurkan, dia mengeluh aku tersenyum di sela ciuman itu. Wanita ini selalu tak pernah berdaya di bawah kuasa. 

Jari-jari tanganku mencari ujung kaosnya ingin mengelus-elus kulitnya yang halus. Anna sadar, dia mendorongku. 

PLAKKK!!

Bunyi tamparan itu begitu kuat. Tapi aku tidak merasakan sama sekali, Anna mengepalkan tanganku, aku hanya tersenyum ke arahnya. Anna menatapku tajam, penuh permusuhan tapi aku terus tersenyum. 

"Aku benci sama kamu!" Aku hanya tersenyum. 

"Bunda! Lama kali." Kami bahkan melupakan anak-anak. 

"Beli makanan aja. Bunda mau mandi." Anna langsung keluar dari dapur. 

Anak-anak Anna langsung cemberut. Mereka anak-anak yang begitu manis. Semuanya cantik seperti ibu mereka, dan mengemaskan. Aku yakin, Anna jadi seorang ibu yang bangga dengan semua anak-anaknya. Aku penasaran dengan suami Anna. 

Sebenarnya kenyataan ini begitu menamparku telak, Anna sudah punya anak bersama laki-laki lain, dan kesempatan buatku untuk kembali bersama Anna hampir mustahil kecuali suami Anna meninggal dalam tugasnya. Jahat kah diriku jika mengharapkan suami Anna meninggal? 

Semalaman aku tak bisa tidur memikirkan Anna punya anak. Aku penasaran dengan anak-anak Anna dan sedikit simpati karena Ayah mereka pergi jauh. Mereka pasti membutuhkan sosok Ayah, dan kesempatan ini bisa kugunakan untuk mengambil kembali hati Anna. Katakanlah aku brengsek, tapi aku ingin Anna menjadi milikku, berhubungan dengan wanita itu aku menjadi egois! 

"Okay, Om masak dulu." Mereka menatapku polos. Kenapa mereka seperti memiliki magnet membuatku ingin terus mendekat ke arah mereka. 

Celine dan Celena merusuh sedangkan aku meneruskan pekerjaan Anna yang tertunda. Aku jadi membayangkan membangun keluarga impian bersama Anna. Apa aku harus menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh suami Anna? Atau meracuni suami Anna dengan mengirimkan makanan akhirnya dia tewas dan aku bisa memiliki Anna kembali. Yeah, lagi-lagi aku bersifat pengecut dan jadi laki-laki brengsek di semua orang. 

"Ayah kalian kapan pulang?" 

"Kata Bunda, Ayah kerja jauh." Sosok suami Anna terus mengganggu diriku. Sepertinya aku harus mengatur strategi agar suami Anna tidak pernah pulang, seperti membajak pesawat yang ditumpangi laki-laki itu dan membuangnya di Segitiga Bermuda. Baiklah! Jangan hiraukan pemikiran konyol yang terakhir. 

"Om sudah selesai, kalian bisa panggil Bunda buat makan." Mereka tersenyum dan langsung berlari ke kamar Anna. 

Sepertinya aku harus jadi laki-laki brengsek dan seorang psikopat berdarah dingin agar Anna jadi milikku kembali. 

Aku menata makanan itu, dan menunggu Anna. 

Dia adalah wanita yang paling berharga dan aku ingin hanya wanita itu tempat aku menghabiskan masa tua bersama. 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Sial! Sial! Sial! 

Anna seperti sengaja ingin menguji imanku yang hanya setipis kulit bawang. Bagaimana mungkin dia hanya memakai kimono berwarna pink dengan rambut basah. Leher jenjang dan bibir ranum itu begitu menggoda. Dadanya yang terlihat begitu bersih dan bukit kembar yang menyembul malu-malu ingin menyapa diriku. Berkali-kali aku mengumpat dan minum air, jangan sampai aku nekat, menerjang Anna dan memperkosa di meja ini. Shit!

"Bunda, kenyang loh." Anna menggosok tangannya dan melihat ke arah makanan sederhana yang aku masak. 

"Bunda tadi bilang lapar." Aku menggodanya, Anna memutar bola matanya dan menatapku penuh permusuhan walau yang aku tangkap dia seperti seekor kelinci berwarna putih mengemaskan, kelinci binal yang memang diciptakan khusus untukku. Shit! 

Entah sudah berapa banyak gelas air kuminum. Anak-anak malah pergi ke depan TV. Sepertinya aku harus mempelajari suami Anna dan benar-benar meracuni laki-laki itu dan aku bisa menikahi Anna. Saat pertama kali melihat anak-anak Anna aku seperti memiliki keterikatan dan magnet yang menarik begitu kuat. Aku dari dulu tak pernah suka dengan anak kecil. Anak kecil itu monster dan menyebalkan tapi pengecualian untuk anak-anak Anna. Yeah, aku harus meracuni suami Anna. 

"Besok jangan masuk ke rumah aku lagi! Haram! Suami aku akan marah besar! Jangan dekat dengan anak-anakku, Ayah mereka tak suka mereka dekat dengan orang asing." 

"Nikah sama aku, jadi halal." Aku berkata dengan santai. Anna menatapku malas. Tapi aku menikmati semua ekspresi yang dia tunjukkan. Rasanya aku ingin menenggelamkan milikku dalam mulut mungil itu hingga mencapai puncak, atau Anna berbaring tak berdaya di atas meja dan aku bebas mengulum payudara miliknya yang sempurna itu. 

Sial! Sial! 

"Besok aku panggil polisi." Lihat! Dia semakin mengemaskan, kelinci binal kesayangan aku. Bagaimanapun wanita ini harus jadi milikku. Persetan dengan suami Anna. Laki-laki itu tidak berhak, Anna adalah belahan jiwaku yang sudah digariskan oleh takdir. 

"Celine! Celena! Cepat makan!" Anna berteriak. Otak mesumku malah berpikir ketika dia berteriak puas saat mencapai puncaknya dan terbaring tak berdaya di ronde ketiga percintaan kami yang panas. Rasanya aku ingin nekat, menyeret wanita ini menuju kamar dan membuka kain penghalang sialan itu dan aku bebas mengeksplor seluruh tubuh Anna. 

"Tapi ...." Aku menjeda kalimatku. Anna menatapku sekilas. "Kalau kamu sudah punya suami, malam itu kami nggak mungkin mau bercinta dengan aku, bahkan kamu mencegahku pakai pengaman!" Wajahnya memerah. Ya Tuhan, aku sudah tidak tahan. 

"Itu aku mabok! Dan kau sialan yang memanfaatkan orang mabuk." Aku tersenyum miring mengejeknya? Benarkah? Mulut dan bahasa tubuh Anna tidak singkron sama sekali. Mulutnya berkata tidak, tapi gesture itu mengatakan semuanya, dia memohon untuk disentuh. 

"Oh, benar saja. Di saat ada orang mabuk yang meracau masih mencintai mantannya di saat dia sudah punya suami!" Anna mengepalkan tangannya, dan langsung beranjak dari kursi. 

"Sia-sia ngomong sama orang sial!" Aku malah terhibur dengan semua caci maki tersebut. 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰

"Om, Celine dan Celena dijemput Buna. Buna mau ajak mandi bola." Aku hanya mengangguk. Anna sudah masuk ke kamarnya, anak-anak sudah pergi. Aku hanya melambaikan tanganku ingin pulang juga. Besok aku harus kesini lagi, aku tidak akan kendor. Mencari celah bagaimana Anna masuk lagi dalam hidupku! 

Aku masih menyusui figura yang dipajang di ruang tamu. Tidak ada laki-laki di sana. Ada foto Anna di sana saat dia wisuda dulu. Itu saat aku baru saja bertolak ke Amerika. Anna tersenyum sangat cantik. Wanita itu memang tak pernah gagal membuatku terkagum akan keindahan Tuhan. Tuhan menciptakan Anna saat Tuhan sedang jatuh cinta, membuatku jatuh cinta padanya setiap detik. 

Apa aku harus menyewa detektif untuk tahu siapa seluk beluk suami Anna? Dan aku menyewa pembunuh bayaran? 

Tidak ada foto pernikahan Anna. Setiap hari aku harus ke sini agar melihat laki-laki itu lagi. 

"Kamu memang tak punya otak! Kenapa dari dulu tak pernah punya urat malu?" Anna begitu murka. Tapi aku menikmati semua amarah itu. Dia belum berganti baju, masih memakai kimono sialan itu. Aku melihat keadaan sekeliling, anak-anak Anna tidak ada, bisa kugunakan kesempatan ini untuk bercinta dengan panas bersama Anna. Shit! 

"Aku benar-benar curiga, apa kamu memang punya suami?" Wajahnya langsung gelagapan dan dia seperti seorang pencuri yang baru saja tertangkap basah. 

"Bukan urusanmu, sialan!" Anna langsung mendorongku, saat dorongan yang begitu kuat membuat ikatan kimono itu melorot. Sial! Dia tidak pakai apa-apa di dalamnya. Anna mematung, kesempatan itu langsung kugunakan untuk mendekat. Tanganku menyusuri kulitnya yang mulus, Anna buru-buru mengikat kimono itu. Telat! Aku menahan kimono tersebut dan langsung meremas bukit kembar itu. Hal yang ingin kulakukan sedari tadi. Aku menghirup aroma sabun yang masih tertinggal begitu segar! 

Aku mengecup buah dada itu. Anna diam, aku tersenyum penuh kemenangan! 

Dia galak tapi sepertinya haus dengan sentuhan. Apa suaminya yang bodoh itu tak bisa memuaskan Anna? Shit! Bodoh sekali dia! 

Aku meremas pelan, Anna menggigit bibirnya, dia tidak sadar jika aku sudah menuntun Anna menuju sofa, aku terus menggoda Anna. Saat matanya terbuka dan sadar aku sudah mendorong Anna dan langsung membungkam dengan ciuman. Dia bergerak tidak menerima, tapi saat lidahku menyapa dan menggoda miliknya, dia terbuai. Persetan dengan norma! Persetan dengan suami Anna yang bodoh itu! 

Aku melebarkan kaki Anna dan jari-jariku menyusupi perut Anna dan menuju celah sempit yang sudah basah. Aku menggodanya, terseyum puas mengangkat jariku dan menjilatinya. 

"Kamu selalu siap untukku!" Aku berkata dengan penuh kemenangan! Dia haus dengan sentuhanku. 

Wajahku mencium perut ratanya dan lidahku langsung menusuk benda sensitif Anna yang membuat dia menggelinjang tak berdaya. 

"Kau ingin aku berhenti?" 

"Please!" bisik Anna. Aku langsung meniup telinganya, Anna langsung menggigil. Jari-jari tanganku keluar masuk saat Anna merapatkan kakinya tak ingin jari-jari tanganku pergi. 

"Kamu akan segera mendapatkannya, Sayang." bisikku sensual, saat aku membuka gesper celana milikku. Aku dan Anna akan bergerak seirama dan melolong keras penuh kenikmatan sore ini. Aku akan mengajak Anna ke langit tujuh bercinta di segala sudut rumah Anna. Kalau boleh, aku ingin bercinta di depan foto suami Anna. 

Aku harus mengajak Anna ke kamarnya dan memeriksa siapa suaminya. 

Aku memberi servis terbaik pada Anna, hingga dia melupakan siapa suaminya, dan dia hanya mengingat namaku dan hanya menyebut namaku ketika dia mencapai puncak miliknya. 

Mari kita berpesta!

💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Aduh, otak polos emak tercemar! Mesum bangat si Danish 😑😑😑. 

mak : Gue sunat punya lu nanti😑😑. 

Anna : Dih, Mama. Mana boleh itu punya aku. 

(Danish tersenyum puas melihat miliknya yang masih membengkak, sepertinya Anna tak bisa jalan besok🤪🤪🤪) 

Semoga terhibur 😍😍😍. 

See you😘😘😘. 

Related chapters

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 9

    MEMUAT ADEGAN DEWASA YANG MENDETAIL! YANG MASIH DI BAWAH UMUR TINGGALKAN SEBELUM MIMPI BURUK!________________Setiap sentuhan yang dia berikan terasa memabukan, saat kulitnya bertemu dengan kulitku, membuatku melayang hingga langit ke tujuh. Aku menatapnya penuh gairah dan rasa cinta yang begitu membumbung tinggi. Aku sangat mencintai wanita ini.Saat tanganku menyentuh gundukan kembar itu, dia menggigit bibirnya sorot matanya mengatakan jangan berhenti. Diam-diam aku tersenyum penuh kemenangan, Anna sedang tidak mabuk sekarang, dia waras untuk mengetahui jika aku yang memberi kenikmatan padanya, bukan suaminya yang bodoh! Shit! Moodku langsung buruk mengingat suami Anna! Aku menunduk lagi melihat sorot memohon tersebut, aku mendekatkan wajahnya dan menjilatinya. Menyusu seperti anak kecil lapar, menjilati bukit itu bergantian agar yang satunya tidak merasa cemburu. Aku ingin bermain pelan, lembut dan intim.

    Last Updated : 2021-05-08
  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 10

    Aku tidak akan menyerah!Hari ini, aku mencoba kembali mendekati anak-anak Anna, sambil mengorek informasi tentang suami Anna yang bodoh itu!Aku menyisir rambutku, sudah mencukur, dan meraba-raba wajah tampanku, dan merasakan bulu-bulu di wajahku sudah ditebas, terasa halus dan Anna tidak akan risih seandainya ada kesempatan aku menciumnya. Shit! Membayangkan saja, aku sudah seperti seorang penjahat kelamin! Tidak! Bukan! Maksudnya, aku ingin! Shit! Pikiranku kacau, jika membicarakan Anna. Mengambil beberapa gel rambut dan menyapu di rambutku.Dadaku masih terasa terhimpit, tak ikhlas begitu saja Anna bahagia bersama orang lain. Ya, sangat egois tapi jika aku masih mencintai wanita itu, kalian bisa apa?Aku menarik napas panjang, dan melihat wajahku di cermin. Aku masih sangat tampan dan gagah, untuk merebut kembali Anna dalam pelukanku. Sepertinya aku harus menonton serial psikopat, bagaimana menghilangkan nyawa orang. Membunuh suami A

    Last Updated : 2021-05-13
  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 11

    "Bunda makan." Aku hanya menggeleng, dan tersenyum ke arah anak-anak yang bersemangat makan, sedangkan aku sudah ingin menangis. Terkadang alasan inilah yang membuat anak-anak lebih betah sama orang lain, apa aku jadi ibu yang jahat? Aku terlalu meratapi nasibku.Evan sudah pulang, dia tahu mood aku yang mendadak buruk dan hanya terdiam sepanjang perjalanan, di belakang ada anak-anak yang terus saja bernyanyi."Bunda." Air mataku turun dengan sendirinya, saat anak-anak polos ini mendekati diriku dan menyuapiku. Aku langsung menciumi Celena, dan dia tertawa terlihat gigi susunya yang putih dan rapih, ah, mereka alasan aku bertahan hidup, di saat aku dicampakkan begitu hina!Aku langsung berjalan menjauh dari anak-anak yang sudah bertengkar dan terduduk sendiri, di sofa single sambil meneliti lantai dingin tersebut.Danish sialan!Kehadiran laki-laki sial itu hanya memperburuk suasana, harusnya dia sudah mati duluan. Tap

    Last Updated : 2021-06-10
  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 12

    Seumur hidupku, aku hanya satu mengenal laki-laki penting di hidupku, yang akhirnya juga menghancurkan hidupku. Setelah dia pergi, maka, kepercayaan diri dan rasa cinta yang telah dipupuk musnah.Tentu, semua akan terasa canggung, ketika ada laki-laki yang mencoba mendekati diriku, aku trauma, aku terluka. Danish sialan itu membuat hidupku terasa begitu hina, dan butuh bertahun-tahun agar aku membangun kembali kepercayaan dalam diriku.Aku hanya berjalan sambil menunduk di samping Evan. Aku tahu, laki-laki ini berusaha keras, aku juga berusaha keras walau semuanya terasa awkward.Sebenarnya usiaku sudah tua dan merasa sudah tak layak untuk berkencan, tapi aku tak bisa menolak ajakan Evan, hanya berjalan-jalan di mall. Biasanya aku akan membawa anak-anakku, tapi, aku telah membicarakan hal ini bersama dengan Aunty Ilene dan beliau yang menyuruh untuk mencoba membuka hati, walau ini tak mudah. Aunty Ilene tahu, trauma besar yang aku rasakan. Dan

    Last Updated : 2021-06-14
  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 13

    Aku terduduk di hadapan Raja sambil menghisap rokok dan berkali-kali mengembuskan napas frustrasi, bayangan Anna berbahagia dengan anak-anaknya dan Evan sialan yang impoten itu. Anggap saja dia seperti itu agar mereka tak lagi punya anak-anak lucu, biarkan anak-anak itu menjadi anak-anakku."Ya, kalau udah nikah mau diapain lagi?" Ah, sial! Raja tidak mengerti sama sekali. Bukan begitu cara mainnya!"Kan kita punya misi berbeda." Raja terkekeh, kawan laknat! Tidak membantu sama sekali."Jadi, gimana?""Nanti aku pikirkan caranya. Pokoknya ini harus jadi." Puntung rokok itu dimatikan dan menyugar kembali rambutku. Rasanya aku ingin bertemu dengan Anna dan anak-anaknya."Aku nggak ikutan, bro.""Aelah! Ini bukan bunuh orang, tapi membantu teman untuk mengambil kembali apa yang menjadi miliknya." Bayangan wajah Anna, senyuman Anna, pipi tomat Anna, saat bibirnya yang mungil menciumku, saat celah sempit milikn

    Last Updated : 2021-06-17
  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 14

    Aku menggigit bibirku, tidak akan membiarkan desahan lolos dari bibir ini walau sangat ingin berteriak kencang.Dengan melilitkan kakiku di pinggangnya, dan menciumnya penuh cinta dan nafsu. Dia tidak pernah gagal untuk memberiku kepuasan, aku meremas rambutnya, saat dia menghentakkan miliknya semakin kuat dan bunyi kulit bertemu kulit semakin kuat.Saat lidahnya menyusuri leherku dan menggigit kecil, aku menggigil. Ini gila! Lima tahun aku tidak terjamah, dan di saat puing-puing cinta yang masih tersisa ditambah desiran gairah yang terus meletup-letup, aku meledak!Aku mencakar punggunya, dan menahan napasku, ketika baru saja mencapai puncak yang membuat kepalaku pening. Ini luar biasa!"Capek, Sayang?" Aku membuka mataku, saat dia menatapku penuh cinta dan sangat lembut. Ya Tuhan, aku tidak bisa dibuat seperti ini.Karena tak bisa menjawab, aku membungkam mulutnya, dan mencium saat paha kami beradu dan menimbulkan bu

    Last Updated : 2021-06-18
  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 15

    "Sorry." Entah kenapa, aku refleks mengatakan hal itu. Evan berbalik saat hendak membuka pintu mobilnya, aku hanya berdiri di sana menunggu reaksi darinya. Merasa seperti seorang kekasih yang ketahuan mengkhianati kekasihnya. Bagaimana mungkin? "It's okay. Aku mengerti." "No! I mean. Uhm, maksudku, kami tidak ada apa-apa. Sungguh, aku sangat membenci dirinya. Maksudku, kamu boleh masuk ke dalam." Aku menunjuk pada kantong putih tersebut. Evan juga menunduk mengikuti arah tanganku. "Aku hanya kasih ini, buat makan siang." Aku tersenyum canggung, dan menerima pemberian Evan. Merasa serba salah. Evan juga tak bisa marah, walau saja dia merasa kecewa. Kami benar-benar terjebak di situasi yang tidak mengenakan seperti ini. "Kamu mau masuk, nggak?" Evan menggeleng. Aku menarik napas panjang. "I'm sorry." Evan tersenyum tipis, aku sedikit merasa lebih baik, daripada tadi merasa serba salah. "No need to be s

    Last Updated : 2021-06-20
  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 16

    Pandanganku tak pernah lepas darinya, saat tangannya memegang cup minuman dan menyeruputnya dan melewati tenggorokannya.Saat tangannya memegang anak-anaknya untuk menyebrang jalanan. Celine dan Celena yang membawa tas mini di belakang mereka dan berjalan dengan rapi. Tak sadar, tanganku sudah memegang ponsel dan mengabadikan hal itu. Pemandangan paling indah. Aku tersenyum, dan memotret lagi.Anak-anak sangat bahagia. Ya Tuhan, apa aku tega? Tubuh mereka mengalir darah yang sama. Tidak! Aku langsung menggeleng, jangan lembek dan jangan lemah!Dia berbalik dan aku pura-pura menunduk seolah sibuk dengan ponsel. Harusnya dia curiga ya, aku sudah punya suami dan kenapa mau saja? Huh, kenapa aku selalu bodoh? Atau jangan-jangan dia tahu semua kepura-puraan ini?Kami tiba di gerbang kebun binatang dengan patung gajah sebagai tanda selamat datang."Bunda! Kita akan melihat Noah." teriak Celine girang. Aku benar-benar mengutu

    Last Updated : 2021-06-23

Latest chapter

  • LES NOCES, LE MARIAGE   TEASER SEASON DUA

    ABC NEWSTelah terjadi kecelakaan pesawat Europe Air pada tanggal 28 Juni dini hari, pesawat mengalami kesalahan teknis, dan membuatnya jatuh ke hutan di Ermenonvile, Perancis.Pada pintu bagian kargo tidak tertutup rapat menyebabkan pesawat mengalami tekanan udara di tengah penerbangan.Hal ini menyebabkan kerusakan pada sejumlah bagian pesawat, termasuk mesin yang perlahan-lahan hancur. Tidak ada penumpang yang selamat dalam kejadian ini.Otoritas setempat mengatakan, terjadi ledakan besar, dan sekarang TIM SAR sedang menggerakkan seluruh tim untuk mencari badan pesawat.Penumpang yang berisi 288 penumpang termasuk para awak kabin. Para jenazah sedang diidentifikasi.____________Tubuhnya lemas tak bersisa, semua ini salahnya, semua karena kebodohannya. Bahkan, dia sudah tak sanggup untuk bernapas, bersuara saja rasanya tidak sanggup.Kematian adalah suatu kepastian, perpisahan tak dapat di

  • LES NOCES, LE MARIAGE   ENDING

    Banyak orang yang terobsesi dengan Perancis, terutama Paris dengan ikon khas menara Eiffel yang mendunia. Salah satu kota yang dijuluki sebagai kota paling cinta, kota paling romantis di dunia. Apalagi ingin menghabiskan waktu bulan madu.Sebenarnya, aku tak terlalu banyak berekspektasi tentang bulan madu kali ini, apalagi anak-anakku tidak diikutsertakan, setengah ikhlas aku menjalani ini.Danish memboyong bulan madu ke Eropa, tapi kami lebih berfokus ke Perancis. Aku menghindari Paris, walau kata orang kota romantis, tidak bagiku, kota itu banyak kasus pencopetan, bau pesing, bahkan penduduk lokal sangat tidak ramah pada turis, mereka tak mau berbicara bahasa Inggris, mereka hanya mau berbicara bahasa Perancis.Akhirnya kami memilih di Perancis Timur. Aku lebih suka bangunan gaya kuno yang sudah berdiri sejak abad pertengahan."Aku kenapa selalu terobsesi dengan kerajaan?" tanyaku pada Danish. Kami sedang berada di Perouges, sebu

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 60

    Lantunan lagu syahdu, mengiringi setiap langkah. Setiap langkah beriringan dengan sebuah tangisan penuh kebahagiaan, aku merasa belum bisa memijak dunia sekarang. Pipi terasa memanas, tubuh terasa ringan, irama jantung yang berdegup kencang, napas serasa dicekik. Aku berusaha untuk menelan ludah walau sulit.Aku bahagia! Ini bukan hari perkabungan, tapi aku ingin meratapi nasibku. Di depan sana, seorang laki-laki yang dulu pernah berjanji akan menikahiku, dan semuanya gagal di saat pernikahan impian itu sudah berada di depan mata.Aku meremas tanganku sendiri, rasanya ingin menampar pipiku jika ingin bukan mimpi, tapi sebuah mimpi yang kubangun bertahun-tahun, dan sekarang menjadi kenyataan."Rileks. Semua akan berjalan dengan lancar." Aku tertawa kecil, sambil menoleh pada Ayah. Laki-laki yang sudah membesarkan aku mengandeng tanganku, dan berjalan menuju altar yang sedang berdiri laki-laki yang pernah mengingkari janjinya sendiri.

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 59

    Aku kembali berdiri kaku, memandangi sebuah gaun mewah berdiri angkuh di depanku. Aku memperhatikan gaun itu lamat-lamat, dan meyakinkan diriku, ini yang aku inginkan, ini yang aku tunggu-tunggu selama ini.Aku kembali mengehela napas, gaun pengantin sudah tersedia di depanku, dan aku kembali meragukan hatiku, di saat semua sudah siap. Bukan, aku tidak meragukan Danish sama sekali, aku yakin laki-laki itu akan bertanggung jawab, tapi aku meragukan diri sendiri, dan kembali dilempar pada kejadian lima tahun ke belakang, aku gagal menikah.Di saat aku sudah memimpikan pernikahan impian, aku sudah menghayal tentang sebuah rumah tangga yang harmonis, keluarga kecil yang bahagia, dan impian itu dirusak beberapa jam, rasanya masih membekas hingga kini."Kamu suka?" Aku berbalik ke arah Danish yang memeluk pinggangku, sambil mencium pipiku. Aku tersenyum ke arahnya, sambil mengangguk.Gaun berwarna ungu dengan tulle berwarna putih di bawa

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 58

    Dengan menyemprotkan parfum ke beberapa bagian tubuh, leher, pergelangan tangan, keliling tubuh bagian depan dan belakang, aku mencium parfum tersebut, dan tersenyum. Bernapas lega!Aku masih berdiri di depan kaca, sambil mengukur gundukan bulat di perutku, mengelus-elusnya. Kembali tersenyum dengan kebahagiaan, tak menyangka takdir membawaku sejauh ini.Aku mengikat rambutku dan memastikan sekali lagi penampilan.Hari ini, perayaan untuk keluarga kecilku, dan semua keluarga akan berkumpul.Aku menengadahkan wajah ke atas, bernapas lega, dan bersyukur masih bisa bertahan hidup sejauh ini, dengan keluarga yang harmonis, keluarga yang selalu mendukung, serta anak-anak yang sangat menggemaskan semuanya.Ganggang pintu bergerak, aku alihkan pandangan ke pintu bercat putih tersebut. Menyambut calon suami yang sangat mengesalkan, tapi harus kuakui hidupku sepi jika dia tak berada di sekelilingku. Aku merentangkan kedua tanga

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 57

    "Jadi, pada akhirnya kamu tetap memilih tytyd jelek itu?" Aku hanya memalingkan wajahku, malu tentu saja. Aunty Ilene berbicara mana peduli dengan perasaan orang lain, asal apa yang dia keluhkan keluar."Aunty marah?""Lebih ke kecewa, sih. Malu juga, mereka itu memang paling dekat, Dennis itu abangku, Bella itu sahabatku dulu, punya anak sebiji Danish, keponakan favorit yang akhirnya mengecewakan semua orang." Aku kembali menghela napas. Mau bagaimana lagi, aku kembali hamil dengan laki-laki itu, dan aku mencintai Danish, biarlah jadi wanita bodoh, aku akan melakukan apa saja demi kebahagian anak-anakku."Mungkin udah takdirnya, Aunty. Nyatanya aku kembali dengannya, walau awalnya sakit hati, dendam. Tapi, Danish sudah punya banyak anak." Aku menjilati bibirku. Kami sama-sama menghela napas berat.Sekarang, anak-anak lebih dikuasai Mommy Danish, aku tak banyak berbuat karena tahu wanita itu sedang menikmati perannya sebagai nenek, setel

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 56

    Aku mengalihkan pandangan ke belakang, melihat interaksi antara nenek dan cucu yang begitu akrab sekarang. Jadi, aku akan memeriksa kehamilan, tapi Mommy Danish sudah berpesan agar dia juga ikut dalam pemeriksaan kali ini. Dan satu keluarga ikut. Nasib baik, Momma, Ayah, Aunty Ilene dan keluarganya ikut, jika tidak serasa piknik keluarga."Mommy penasaran dengan bentuk bayinya, pasti lucu.""Masih jadi kecebong itu, Mommy." Aku langsung mencubit paha Danish, karena bicara sembarangan."Udah besar. Bahkan udah tahu jenis kelaminnya. Perut Anna juga udah besar." Aku menunduk, dan kembali melihat gundukan perutku, ya memang terlihat membuncit sekarang. Dan anak-anak sebenarnya belum dikasih tahu, jika mereka sudah jadi kakak sekarang."Kalau kembar lagi, Mommy pasti akan senang bangat." Aku hanya menggeleng, tak mau berekspektasi apa-apa, asal anakku sehat, sudah lebih dari cukup buatku.Danish sedang menyetir, kami sudah membu

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 55

    Aku memeluk tubuh Danish dari belakang, dia sedang mencuci piring. Ya, sekarang dia kesurupan untuk melakukan semua pekerjaan rumah, walau aku juga ikut membantunya. Atau, kami membagi pekerjaan, dia memasak aku akan mengurusi anak-anak untuk sekolah, atau aku yang memasak Danish mengurusi anak-anak sekolah."Pasti dapat jatahnya kurang, atau malah puas bangat?" Aku hanya tersenyum dengan komentar mesum terus. Danish dan otak mesumnya tak dapat dipisahkan, layaknya kendaraan tanpa bahan bakar, tidak berfungsi."Dua-duanya, sih. Kadang kamu ngeselin, tapi ada saat di mana aku ingin berkata ribuan kali aku mencintai kamu, dan kamu membuktikan semuanya." Danish mencuci tangannya, dan berbalik padaku, dia memeluk pinggangku aku memeluk lehernya, sambil tersenyum ke arahnya."Mama pasti udah ketagihan sama Tiger, makanya Mama tidak akan bisa melepaskan lagi. Tenang aja, Tiger akan selalu memberi servis terbaik.""Ish! Bukan itu."

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 54

    "Aku selalu membayangkan kamu dalam balutan baju pengantin. You're so damn sexy, Anna!" Aku memutar bola mataku. Menatap malas ke arah Danish."Bagiku, baju pengantin seperti mimpi buruk. Aku pernah gagal menikah, dan aku seperti akan merasakan mimpi buruk itu lagi.""You won't. I'm promise, Baby!" Aku langsung menepis tangan Danish yang berusaha untuk mengelus-elus pipiku. Kami sedang berdebat tentang baju pengantin, tentang pernikahan yang kurasa seperti mimpi buruk. Aku kembali mengalami ketakutan tentang pernikahan.Danish memeluk leherku dari belakang. Aku berbalik padanya, dan hidungku menyentuh pipinya."Tapi, ngomong-ngomong, di bayangan aku, baju pengantin itu warna ungu.""Kamu bebas memilih, Sayang. Mau baju pengantin dari tai kambing juga bisa." Ucapan ngawur dari Danish membuatku ingin menggunduli rambutnya. Benar-benar ajaib!"Padukan gaun ungu dengan tulle warna putih sehingga paduan warnany

DMCA.com Protection Status