Share

Bab 296

Penulis: Nandar Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 08:01:04

Ki Jabrik memang lupa kalau sosok Kameswara sering tiba-tiba menghilang, bahkan kemunculan pertama kali pun dengan cara mengejutkan.

Kameswara tiba-tiba sudah ada di depannya dengan jarak dua jengkal saja. Pemuda ini berhasil menembus perisai rambut. Kakek ini terlambat bergerak karena salah satu kujang sudah menembus perutnya.

Hawa panas seketika menjalar ke seluruh tubuh. Bibir Ki Jabrik bergetar. Tidak menyangka nasibnya akan seperti ini. Rambutnya yang menjalar kemana-mana tampak mengamuk.

Para pembunuh yang tersisa menjadi korban keganasan rambut Ki Jabrik. Semuanya terkapar dengan luka parah. Ada yang langsung tewas ada yang masih bernapas walau berat.

Kameswara tersenyum jahat. "Sebenarnya aku tidak perlu mengurusi kalian, tapi karena sudah mengancam junjunganku jadi tidak bisa dimaafkan lagi. Kalian harus musnah!"

Kujang yang satunya sudah siap di depan leher. Sementara rambut Ki Jabrik tidak bisa menyentuh Kameswara karena kekuat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 297

    Seperti rencana semula akhirnya para pembunuh ini menunggu orang kiriman yang khusus untuk menangani Kameswara."Pastinya dia dikirim dengan maksud agar pasukan Sunda tidak sampai ke Galuh,""Salah satu dari kita harus mencari keterangan orang itu, agar bisa mengatur rencana!""Baiklah, aku yang akan mencari keterangan. Aku akan mengirimkan kabar lewat burung merpati!"Pembunuh yang berkata tadi langsung berkelebat pergi tanpa persetujuan rekan-rekannya."Kita tetap menguntit pasukan Sunda. Walau keberadaan kita terendus oleh Kameswara, tapi aku yakin dia tidak akan bertindak kalau kita tidak bertindak!""Baik kita menyebar lagi!"Para pembunuh yang berjumlah dua belas orang ini membubarkan diri. Mereka tidak tahu kalau sarang mereka telah musnah. Pimpinan mereka telah binasa.Sementara di atas kuda, Kameswara juga memikirkan siapa orang yang dikirim khusus untuk dirinya. Dari percakapan para pembunuh itu diperk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 298

    Kameswara meracik penawar racun dengan bahan yang mudah didapat sehingga tidak membutuhkan waktu lama mengerjakannya dan orang-orang yang keracunan akhirnya terselamatkan. Prabu Sanjaya sudah hadir di antara mereka. Dengan berbesar hati dan jiwa sang prabu mengucapkan permintaan maafnya atas apa yang telah terjadi. "Setelah diselidiki, ternyata ada satu prajurit yang tewas lalu pakaiannya dicuri oleh si pembunuh tadi," kata Prabu Sanjaya. "Aku sebagai raja dan pemimpin rombongan ini meminta maaf atas kecerobohan ini. Aku akan memberikan sesuatu sebagai ganti rugi!" "Oh, tidak perlu begitu Gusti. Kami bisa selamat saja itu sudah cukup!" sergah si ayah yang sudah sembuh dari racun. "Tidak apa-apa, Pak. Ini sebagai peringatan buat aku juga untuk kedepannya agar lebih waspada!" Si ayah dan keluarganya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Beberapa saat kemudian Prabu Sanjaya sudah meninggalkan tempat it

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 299

    Serangan datang lagi dari arah belakang Arya Soka. Di sini Widuri yang lebih peka. Wanita ini melompat ke atas sambil memutar badan serta memutar pedangnya juga.Sriing! Sraaat!Entah senjata apa yang datang melesat dari belakang, yang penting semuanya terpental sebelum sampai ke sasaran.Selanjutnya dalam beberapa saat sepasang suami istri ini berjibaku dengan serangan demi serangan yang dilancarkan dari arah kegelapan.Kecepatan mereka dalam bergerak dan mengambil keputusan diuji saat ini. Semua demi melindungi sang raja.Namun, mereka juga cukup terbantu oleh hawa sakti Prabu Sanjaya sendiri yang melindungi tempat sekitar.Kalau ada Kameswara mungkin para penyerang gelap ini akan menerima serangan ajian Bantai Jagat yang sangat ditakuti mereka. Namun, mumpung ada kesempatan mereka tidak menyia-nyiakan begitu saja.Akan tetapi sepasang suami istri ini juga cukup tangguh. Meski cuma berdua, kepandaian mereka tidak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 300

    Di tenda Prabu Sanjaya.Empat orang pembunuh bayaran sudah muncul dan sedang bertarung melawan Arya Soka dan Widuri. Sepasang suami istri ini masing-masing menghadapi dua orang.Para pembunuh tidak hanya menyerang secara terang-terangan, tapi juga kadang-kadang membokong dengan senjata rahasia.Untungnya suami istri ini selalu waspada. Apalagi di malam hari serangan bokongan tidak dapat dilihat. Mereka mengandalkan pendengaran dan kepekaan perasaan.Sementara itu pembunuh yang masih bersembunyi menyerang Prabu Sanjaya yang berada di dalam tenda dengan melemparkan senjata kecil dari tempatnya.Sekali lempar puluhan senjata melesat cepat tak terlihat oleh mata biasa. Namun, semua itu tidak membuahkan hasil.Senjata yang mereka lemparkan selalu kandas sebelum sampai menyentuh tenda.Sriing! Pyarr!Di sisi lain, di sekeliling tempat ini ternyata sudah disiapkan prajurit regu pemanah yang dipimpin salah satu senapati

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 301

    Ketika Dyah Kencana Sari terbangun, Kameswara sudah tidak di sisinya. Dia merenung sejenak membayangkan sosok Kameswara yang begitu perkasa. Senyumnya terulas di bibir yang tipis itu.Kemudian gadis ini mengenakan kembali pakaiannya hingga rapi. Tempat tidur yang berantakan juga alas yang basah oleh cairan kenikmatan termasuk darah kesuciannya. Kain alas yang sudah kotor itu dia buang ke sungai.Beberapa saat kemudian gadis ini sudah tampil cantik menawan."Kalau aku sampai bertemu lagi denganmu, Kameswara. Maka aku akan menyerahkan hidupku sepenuhnya untukmu!"Si gadis berkata demikian karena mengira Kameswara telah kehilangan kesaktiannya dan kalau sudah begitu maka musuh Kameswara akan dengan mudah membunuhnya.Terlihat tiga orang yang mengawalnya datang mendekat dengan perahu kecil."Kalian melihat dia pergi?" tanya Dyah Kencana Sari setelah tiga orang ini naik ke kapal kecilnya."Ya," salah satunya menjawab.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 302

    Kameswara tersurut beberapa langkah. Jarak mereka kini sekitar tiga tombak. Di halaman depan rumah itu yang terlihat mereka hanya sedang berdiri berhadap-hadapan.Padahal energi mereka yang sedang saling dorong. Hawa sakti saling bergesekan layaknya dua senjata yang saling menebas atau berayun.Ini bukan yang pertama kalinya buat Kameswara. Menghadapi orang dengan kesaktian besar memang begini. Tidak lagi menggunakan jurus yang berbentuk.Akibat dari dua kekuatan yang bertemu ini, tempat sekitar bagaikan dilanda badai. Angin berputar kencang.Murid-murid resi Wanayasa tidak ada yang berani mendekat. Mereka hanya menyelamatkan benda-benda yang tersapu akibat pertarungan ini.Kameswara menghadapi kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya yang pernah dia lawan, yaitu Andamsuri. Wanita itu sekarang masih terkurung dalam penjara menunggu di eksekusi.Andamsuri sudah tidak sakti lagi setelah terkena ajian Serap Sukma-nya Kameswara.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 303

    Kerajaan Galuh.Purbasora bukan tanpa persiapan guna membendung pasukan Sunda. Meski pendekar suruhannya gagal mendapatkan Pustaka Ratuning Bala Sarewu, tapi dia masih mempunyai andalan lain yaitu prajurit Indraprahasta.Seperti perjanjiannya dengan Wiratara, kalau Purbasora berhasil berkuasa di Galuh maka tahta Indraprahasta akan diserahkan kepada Wiratara.Kedudukan Indraprahasta juga diistimewakan walaupun statusnya masih bawahan Galuh.Namun, beberapa senapati dan hulu jurit dipanggil ke Galuh untuk melatih pasukan Galuh yang akan menghadapi gempuran pasukan Sunda jika sudah saatnya nanti.Satu orang yang dikhawatirkan oleh Purbasora bukanlah Sanjaya, tapi pemuda dengan kesaktian yang hampir menyamai ayahnya tiada lain adalah Kameswara."Dyah Kencana Sari gagal, aku tidak mengerti kenapa ajian itu tidak mempan terhadap pemuda itu. Ini sama saja dengan memberinya hadiah, menikmati wanita cantik secara cuma-cuma!"Purb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 304

    Dalam sekejap tiga sosok ini sudah berpindah tempat di tiga arah mengepung Kameswara. Si wanita berada di depan langsung menyentakkan dua tangan ke depan.Wussh.Entah dari mana datangnya, tahu-tahu ribuan nyamuk terbang ke arah Kameswara. Ternyata dari dua arah lainnya juga sama, hanya nyamuknya berbeda warna."Wah, jurig nyamuk betulan!" seru Kameswara sebelum kerahkan hawa sakti pelindung. Kemudian dua tangan bergerak seperti melambai.Wussh!Segelombang angin menghempas ribuan nyamuk tiga warna itu. Hitam, kuning dan merah. Akan tetapi jumlah hewan menyedot darah ini malah bertambah. Dari belakang mereka muncul lagi ribuan.Kameswara tertutup oleh gulungan nyamuk yang jumlahnya ribuan itu. Pemuda ini tingkatkan hawa sakti pelindung, malah menggunakannya seperti ketika melawan resi Wanayasa.Ribuan nyamuk itu tidak bisa menyentuh tubuh Kameswara, tapi Tiga Jurig Penghisap Darah juga tidak kelihatan. Tahu-tahu dari bel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25

Bab terbaru

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 315

    Teriakan tadi suaranya mirip perempuan. Karena makhluk alam lelembut ini menyerupai seorang wanita cantik dengan dandanan bak seorang putri keraton.Wanita guriang yang tidak lain adalah Padmasari tampak geram kepada lawannya yang masih makhluk sejenis berwujud lelaki raksasa setinggi dua tombak berkepala botak.Seluruh kulit raksasa ini berwarna kuning gelap. Dia hanya mengenakan celana komprang. Perutnya buncit, dagu tebal menggelayut dan bibirnya dower.Secara keseluruhan sosoknya tidak enak dipandang, malah terkesan menakutkan.Dari air mukanya Padmasari begitu bernafsu ingin membelah badan raksana kuning itu. Sepertinya dia sangat dendam akibat telah diperlakukan tidak baik.Sementara si raksasa kuning seperti seseorang yang hendak menangkap hewan peliharaannya yang kabur. Apa yang melatari mereka hingga bertarung hebat sedemikian rupa.Kedua tangan Padmasari bergerak seperti sedang menari. Bibirnya tampak komat kamit. Tatap

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 314

    Kini sepasang pemuda ini hidup terkurung di dalam ruang bawah tanah yang aneh. Ruangan yang membuat semua ilmu yang dimiliki Kameswara tidak berguna.Tidak ada yang dapat dimakan di sana. Hanya ada mata air kecil di sudut ruangan. Akhirnya Kameswara mengumpulkan lumut atau jamur yang tumbuh di sana untuk diolah menjadi makanan.Sayangnya hanya menyediakan dalam porsi sedikit untuk sekali olah. Mereka harus menunggu tumbuh lagi agar bisa dipanen.Sementara kondisi Tantri Wulan semakin melemah. Kameswara hanya bisa menahan racun setiap totokan yang diberikan melemah. Kadang-kadang dibantu dengan hawa sakti.Namun, racun sudah menyatu dengan darah dan daging. Hawa saktinya tidak mampu menyedot racun keluar. Jika dipaksakan maka akan merusak organ dalam tubuh Tantri Wulan."Kameswara, kita sudah berapa lama di sini?""Entahlah, di sini tidak tahu kapan siang dan malam,"Si gadis berbaring di pangkuan Kameswara. Pada saat ini

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 313

    Kameswara melihat Tantri Wulan terikat pada sebuah pohon. Gadis itu tampak lemas, kepalanya agak menunduk, tatapannya kosong. Kondisinya sangat memperhatikan.Jauh dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Dikira Tantri Wulan sedang menunggunya untuk dinikahkan, ternyata seperti ini keadaannya.Walau panik Kameswara tetap berhati-hati. Orang yang menunjukkan jalan tadi sudah menghilang entah kemana. Bisa jadi di sekitar sini sudah dipasang jebakan.Maka pemuda dari masa depan ini memeriksa keadaan sekitarnya, pandangannya ditajamkan lalu Rompi Nyumput Buni diaktifkan.Kemudian Kameswara melangkah perlahan mendekati Tantri Wulan. Ketika melewati semak agak tinggi seharusnya tubuhnya tidak menyentuh tumbuhan liar itu, tapi ternyata dia tidak bisa menembusnya."Apa yang terjadi?" Kameswara mengulang mengusap bahu kirinya, lalu melangkah lagi. Tetap tak bisa tembus.Tak berpikir banyak dulu, dia tak pedulikan Rompi Nyumput Buni yang tiba

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 312

    "Rupanya kalian!"Kameswara menampakan diri di atas pohon tak jauh dari keempat orang tersebut. Tiga orang sudah dikenalnya karena beberapa waktu lalu dia sempat bertarung dengan mereka.Mereka adalah yang bisa memanggil ribuan nyamuk, Tiga Jurig Penghisap Darah. Sedangkan satu orang lagi tampak lebih tua dari ketiganya, dipastikan dia adalah guru mereka."Kali ini kau tidak akan lolos, Kameswara!"Kameswara mencibir. "Bukankah majikan kalian sudah tewas, lantas siapa yang akan membayar kalian?""Ini urusan dendam kami, tidak ada yang membayar. Kau harus menerima pembalasan karena telah menghina kami!""Oh, jadi sampai membawa guru kalian. Tidak masalah, maju semuanya!" Kameswara melayang turun dengan ringan."Dasar sombong!"Sementara yang menjadi guru mereka tampak memperhatikan Kameswara dengan rinci, sedang membaca dan menaksir kekuatan si pemuda dari masa depan ini."Guru, sebaiknya kita hadapi ber

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 311

    Tombak dan pedang beradu disusul kemudian dua telapak tangan beradu. Dua tubuh sama-sama terdorong kuat. Prabu sanjaya girang, ternyata tenaga lawan cukup seimbang dengan kekuatannya.Begitu juga Prabu Wiratara menjadi lebih percaya diri bisa mengalahkan lawannya. Maka pertarungan dua raja ini pun dilanjut tanpa ada yang mengganggu.Walaupun tenaga dan kekuatan seimbang, tapi Prabu sanjaya lebih meguasai medan. Padahal ini di kandang lawan dan baru pertama kali menyambangi Indraprahasta.Dalam hal ini Prabu Sanjaya didukung mental kuat untuk menguasai, sedangkan motivasi Wiratara hanya mempertahankan kerajaan dari gempuran musuh.Selain itu dengan kejeliannya, sang raja Sunda bisa menemukan celah kelemahan lawan sehingga serangannya selalu mengarah ke bagian-bagian yang merupakan kelemahan Wiratara.Sehingga beberapa jurus kemudian raja Indraprahasta mulai terdesak, tak bisa menghindari serangan-serangan yang menyasar ke bagian yang memat

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 310

    Berita tentang tewasnya Purbasora di tangan Prabu Sanjaya sudah terdengar sampai ke Indraprahasta.Kekhawatiran Prabu Wiratara semakin jelas. Bukan mustahil lagi raja Sunda yang baru itu akan menyerbu negerinya.Oleh karena itu ia segera mempersiapkan segenap kekuatannya untuk menghalau atau bahkan memukul mundur pasukan Sunda.Seluruh prajurit beserta senapati terlatih dan tangguh dikumpulkan dipersiapkan sematang mungkin.Ratusan prajurit berjaga di luar benteng istana. Mereka lebih siap menunggu serangan dari pada harus menyongsong musuh ke perbatasan.Karena akan menghemat tenaga, sedangkan musuh setidaknya akan berkurang tenaga saat dalam perjalanan."Pasukan musuh sudah dekat!" teriak seorang prajurit pengintai yang datang sambil berlari."Siapkan tenaga dan pikiran kalian, kita akan menghalau musuh yang belum tahu kekuatannya!" ujar senapati utama Indraprahasta yang bernama Bandawa."Hidup Indraprahasta!"

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 309

    Prabu Sanjaya langsung turun dari kuda. Sementara Kameswara mengambil tempat untuk menyaksikan sambil menuntun kedua kuda."Mana yang akan maju duluan?" tanya Prabu Sanjaya. Sikapnya seperti sedang terburu-buru saja. Mungkin seandainya langsung maju bertiga juga akan dia ladeni.Harapan sang raja menjadi kenyataan ketika tiga orang ini langsung mengurungnya dan sudah mengeluarkan hawa sakti yang menekan."Begitu rupanya!" ujar Prabu Sanjaya. Sesuai dugaannya tiga lawannya ini setara dengan Purbasora, tapi dia tidak akan gentar. Tidak peduli kalah atau menang.Prabu Sanjaya yang juga bernama Prabu Harisdarma mengerahkan seluruh kekuatannya. Sikapnya agak tidak tenang. Ini membuat Kameswara jadi khawatir.Tiga lawan sang raja bisa saja menggunakan pertarungan batin atau adu hawa sakti. Namun, mereka sepertinya tahu kalau raja Sunda yang baru ini belum sampai ke tahap demikian.Maka pertarungan terjadi seperti biasa. Adu jurus, adu

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 308

    Wiratara merenung sejenak, berusaha menerjemahkan perasaan gelisah yang beberapa hari belakangan melanda pikirannya."Saya merasa sesuatu akan menimpa Indraprahasta,"Kembali sang ayah menghela nafas, "Aku melihat mendung di wajahmu, Anakku,"Wajah tua sang ayah menyiratkan kesedihan dan ketakutan yang mendalam. Bahkan seperti menyesalkan sesuatu, tapi dia tidak ingin mengungkapkannya kepada sang anak.Wajah Wiratara terangkat sedikit, kini dia menatap ayahnya. Sendu. Dia ingin menumpahkan segala perasaannya kepada orang tua yang telah membesarkannya itu."Saya merasa takut sekarang, Ayahanda,""Aku hanya berpesan, jangan menyesali keadaan, terima ketentuan dan takdir Sang Hyang Wenang...""Apa yang akan terjadi, Ayahanda?" Wiratara jadi panik mendengarkannya.Sang ayah terdiam, tatapannya menerawang kosong. Tak terasa menetes air matanya. Dia masih menahan diri agar tidak mengatakan firasatnya kepada Wiratara.

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 307

    Ketika Purbasora mulai terdesak, Dyah Kencana Sari tidak bisa menahan diri lagi. Apalagi saat mata tombak Sanjaya meluncur hendak menembus jantung sang raja Galuh.Tiba-tiba gadis ini meloncat turun menyongsong deruan mata tombak yang tajam. Sosok Dyah Kencana Sari menjadi tameng Purbasora.Akibatnya perut indah dan mulus si gadis tertusuk hingga tembus ke punggung. Darah menyembur di bagian depan dan belakang.Kameswara sama sekali tidak menyangka atas tindakan Dyah Kencana Sari, dia sangat menyesal tidak bisa mencegahnya. Pemuda ini juga segera melayang turun.Pada saat itu wajah Sanjaya tetap dingin. Tidak ada rasa empati sama sekali. Walau sesaat terkejut, tapi dia langsung cabut lagi tombaknya dengan sadis.Raja Sunda yang baru ini menganggap gadis itu hanya penghalang saja. Dia segera kembali memburu Purbasora.Tidak peduli orang tua itu sedang meratapi kematian si gadis yang entah ada hubungan apa antara mereka.S

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status