Share

Bab 022

last update Last Updated: 2024-12-01 08:02:32

Sriwuni mulai keteteran, gerakannya selalu tidak tuntas. Belum berhasil menahan serangan yang ini, sudah datang serangan berikutnya.

Akibatnya beberapa hantaman pukulan tangan atau gagang golok bersarang di badannya.

Bardasora memang tidak berniat melukai si gadis. Dia hanya akan melemahkan saja. Lelaki paruh baya ini mempunyai niat kotor dalam benaknya. Seringai nakal selalu menghiasi wajahnya. Lidahnya sering melelet.

Tiga jurus kemudian, Sriwuni sudah tak kuat bertahan lagi. Satu dorongan telapak tangan Bardasora membuatnya terpental sampai dua tombak. Gadis ini hampir saja jatuh kalau seseorang tidak segera menahannya.

Dua wajah saling tatap sesaat sebelum Sriwuni kembali berdiri tegak. Dia memang sudah berdebar saat bertarung tadi apalagi mengalami kekalahan dan nyawa terancam, tapi ada debaran lain saat bertemu pandang dengan pemuda yang menolongnya.

"Bibi!"

Suara Kirana menyadarkannya. Dia segera mendekati keponakannya yan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 023

    Dengan lancar Kameswara menceritakan tentang dirinya yang terpaksa jadi pendekar karena selalu mendapat hinaan dan perlakuan tidak menyenangkan dari anak-anak lain seumurannya.Diceritakan juga tentang mimpi yang selalu hadir saat dia tidur, yang ternyata adalah kisah nyata kematian tragis kedua orang tuanya. Itu juga alasan lainnya dia jadi pendekar."Aku merasa mereka seperti memintaku untuk membalaskan dendamnya. Pelakunya adalah Laskar Siluman Merah. Kemudian aku juga mendapatkan tugas dari Kakek Kuncung Putih untuk melenyapkan laskar itu dari muka bumi,""Suatu kebetulankah?" tanya Sriwuni."Tidak," jawab Kameswara. "Kakek Kuncung Putih bilang dia sudah menungguku. Sepertinya ini semua sudah diatur,"Kameswara ingat perkataan terakhir Ki Kuncung Putih sebelum dirinya pergi. Bahwa dia akan menunggu orang semacam Kameswara selama seratus tahun lagi."Sekarang apa kau masih terpaksa jadi pendekar?"Kameswara hanya garu

    Last Updated : 2024-12-01
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 024

    Perjalanan menuju tempat Nyai Pancaksuji cukup jauh. Bisa memakan waktu sampai lima hari berjalan kaki. Gurunya Sriwuni ini tinggal di sebuah gunung yang bernama Angsana.Sepanjang jalan pikiran Kameswara selalu terganggu. Ada doromgan untuk terus mengikuti Kirana dan bibinya ini.Kameswara yakin ini cuma emosi karena ingin selalu dekat dengan gadis itu. Ini tidak boleh dibiarkan terus.Kameswara harus segera menentukan jalannya sendiri. Menunaikan tugasnya. Jujur, dia memang menyukai Kirana. Orang bilang, jatuh cinta pada pandangan pertama.Tapi apa benar dia sudah jatuh cinta? Apa tidak terlalu muda untuk merasakan kasmaran? Tapi beginilah yang dia rasakan sekarang.Harus ditepiskan dulu. Tugas lebih penting. Ada juga pepatah bilang, cinta menghancurkan segalanya. Jangan sampai terlena oleh keindahan yang belum tentu akan membahagiakan.Ada lagi istilah, mungkin ini hanya cinta monyet. Kameswara garuk-garuk kepala bagian belaka

    Last Updated : 2024-12-01
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 025

    Kameswara tergeletak lemas berselimut angin malam. Sisa-sisa kehangatan Sriwuni masih terasa. Entah perasaan apa yang harus diungkapkan. Senang, sedih, puas atau apa?Seluruh badannya terasa pegal-pegal. Sendi-sendinya seperti rontok. Tubuhnya belum bisa bergerak karena semua pakaiannya terlepas termasuk sabuk sakti. Tanpa sabuk itu tubuhnya bekerja normal saja.Sriwuni sempat terkulai lemas di atas tubuhnya sebelum segera kembali ke tempat semula. Tidak disangka, dia mendapatkan keindahan surga dunia dari gadis yang sudah matang itu.Dia pernah mendengar kalau nafsu perempuan itu lebih besar. Ternyata begini rasanya, dia hampir tidak mampu melayaninya. Lantas tersirat dalam benaknya, semuda ini sudah hilang keperjakaan.Laki-laki macam apa dirinya?Kalau bertanya ke dalam hati, tentunya Kameswara lebih ingin merasakannya bersama Kirana. Namun, sebagai lelaki normal tetap saja dia menikmatinya. Pemuda yang posturnya seperti usia delapan b

    Last Updated : 2024-12-01
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 026

    Jarak tempuh ke gunung Cupu membutuhkan waktu lima hari berjalan kaki. Sekarang Kameswara benar-benar memanfaatkan kekuatan sabuk sakti yang belum tahu namanya ini.Kameswara melesat bagai terbang tiada henti siang dan malam. Tapi tetap melalui jalur sepi. Dia tidak sempat bertanya kepada orang. Dia sudah tahu bentuk gunung itu bagaimana.Arahnya ke selatan. Selama dia berkelebat terbang belum menemukan sebuah gunung satupun. Baru setelah dua hari, di saat mentari hampir tenggelam, Kameswara menemukan sebuah gunung menjulang di hadapannya."Apakah ini gunung Cupu?" gumamnya.Tempat dia berada merupakan sebuah kampung kecil di kaki gunung. Keadaannya tampak sepi. Mungkin karena sebentar lagi malam.Setelah mendeteksi sekelilingnya, dia juga tidak menemukan satupun seorang pendekar yang sedang bersembunyi.Berarti baru dia seorang yang datang ke sini. Kemudian Kameswara memasuki kampung dengan berjalan biasa.Di dalam kamp

    Last Updated : 2024-12-02
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 027

    Setelah hari terang barulah Kameswara tahu, goa ini jaraknya masih lima tombak menuju puncak jika diukur secara lurus. Sedangkan kontur tanah tampak miring hingga empat puluh lima derajat.Kameswara telah membuat kujang palsu dari kayu yang bentuknya sangat mirip. Diletakan persis di atas batu kotak. Lembaran kulitnya dihancurkan dan dibuang.Dia juga menyalurkan hawa sakti ke dalam kujang kayu itu sehingga memancarkan cahaya terang. Tapi hanya kuat tiga hari saja.Selain itu dia juga membuat jebakan-jebakan sepanjang lorong goa yang sempit itu. Mampu atau tidak mampu melewati jebakan, dia tidak peduli.Selanjutnya Kameswara mencari tempat aman untuk memantau situasi, karena sudah terdeteksi beberapa orang sedang mendaki ke arah sini.Dengan menyatunya Kujang Bayangan dalam tubuh, tenaga dalamnya bertambah lima ratus kepal. Ini artinya butuh lima ratus kepal lagi untuk naik ke tingkat selanjutnya."Berarti aku ini pendekar Madya

    Last Updated : 2024-12-02
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 028

    Dua orang anggota Laskar Siluman Merah melesat langsung ke depan mulut goa. Salah satunya menendang mayat Pengemis Tongkat Butut hingga mencelat jauh."Kau tunggu di sini!" perintah salah satunya yang berbadan lebih tinggi sebelum masuk ke dalam.Yang disuruh langsung mengangguk kemudian bersiaga menjaga dari tokoh-tokoh lain yang mencoba menerobos masuk.Benar saja, tak butuh waktu lama dua sosok berkelebat langsung mengirimkan serangan mematikan. Walaupun dua orang tapi sebenarnya mereka sendiri-sendiri.Pertarungan dua lawan satu tak terelakan lagi. Anggota Laskar Siluman Merah yang menyamar lebih tinggi tingkatannya daripada dua lawannya.Dia masih menggunakan tangan kosong. Golok yang menjadi senjata khas kelompoknya masih disembunyikan.Sementara dua lawannya tidak tanggung-tanggung menggunakan senjata andalan masing-masing. Satu bersenjata kapak yang gagangnya panjang, dan satunya menggenggam sepasang cakra bergerigi tajam

    Last Updated : 2024-12-02
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 029

    "Kau!" tunjuk si tinggi besar kepada Kameswara. Dia sangat ingat anak itu yang tempo hari bertemu di kedai. Kecurigaannya benar, anak muda ini bukan orang sembarangan dan bisa menjadi ancaman bagi rencana besar laskarnya."Paman masih ingat aku?" tanya Kameswara sambil menunjuk hidungnya sendiri. Bibirnya masih tersungging senyum.Semua orang memandang heran, kenapa ada anak semuda ini di antara mereka? Dari cara kemunculannya yang tidak terdeteksi, membuat mereka ragu dengan tampilan Kameswara.Ada yang menganggap anak ini adalah tokoh sesepuh yang karena kesaktiannya bisa membuat dirinya menjadi muda kembali. Tapi kenapa sangat muda sekali? Biasanya, kan, aslinya berumur seratus tahun, tapi tampilannya seperti empat puluhan."Aku sudah curiga padamu!""Rasanya aku tidak berbuat sesuatu, kenapa harus dicurigai, kenal juga tidak. Iya, kan?""Kau jangan pura-pura bodoh, bocah!""Yang bodoh siapa, masa tokoh sehebat Paman

    Last Updated : 2024-12-02
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 030

    Yang pemuda begitu rupawan. Setelan pangsinya berwarna hijau tua. Kain pinggangnya bercorak batik, begitu juga ikat kepala serasi dengan rambut lurus panjang hingga menyentuh bahu."Semua yang tewas di sini dari golongan hitam, mereka yang tadi berlarian juga golongan hitam. Bagaimana menurutmu, Wirasoma?"tanya si gadis.Postur tubuh si gadis ini terbilang bongsor. Tingginya menyamai pemuda yang dipanggil Wirasoma itu. Ramping, padat berisi.Mengingatkan Sanatana kepada Sriwuni, tapi gadis ini lebih cantik. Kulitnya agak putih. Mengenakan pakaian serba biru. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai tanpa diikat."Mungkin saja ada seseorang yang telah menguasai pusaka itu dan tak bisa dikalahkan sehingga mereka lari tunggang langgang," Wirasoma berpendapat."Bisa jadi, tapi siapa, ya?"Gadis ini melihat sesuatu di balik ikat pinggang mayat anggota Laskar Siluman Merah. Segera dia mengambilnya. Ternyata kalung berbandul tengkorak.

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 220

    Jatuh dari ketinggian yang tidak bisa diukur sehingga sosoknya melayang cepat dan menghantam tanah dengan kuat.Bam!Kameswara tidak merasakan apa-apa saking kerasnya benturan. Bahkan bernapas pun susah. Apakah ajal sudah menjemputnya sekarang?Akan tetapi sayup-sayup masih terdengar suara kerumunan orang. Dia merasakan kehadiran banyak orang di sekelilingnya. Tidak jelas apa yang mereka bicarakan. Penglihatannya pun tidak jelas.Apakah dia masih hidup atau sudah mati? Kemudian Kameswara merasakan dirinya ada yang mengangkat. Agak lama kemudian tubuhnya melayang lagi.Buk!Kejap berikutnya pemuda ini sudah tidak ingat apa-apa lagi.***Byur!Kameswara terbangun karena siraman air. Dia langsung memperhatikan sekitarnya. Dia berada di ruangan temaram. Hampir tidak ada penerangan di sini.Setelah memperhatikan lebih jelas ternyata dia berada di dalam ruang kurungan, mengingatkan dia ketika dikurun

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 219

    Kameswara tidak kaget ketika merasakan ada energi besar yang menindih dirinya. Dia ingat pertarungan melawan si kakek gemuk tempo hari.Yang Kameswara cemaskan adalah Ayu Citra. Dia lihat sang istri telah mengerahkan tenaga dalamnya untuk menahan energi yang membebaninya.Segera saja Kameswara tarik napas dalam-dalam. Himpun semua kekuatan yang dia miliki. Sebagian digunakan untuk menahan himpitan dua energi dari lawannya, juga untuk membantu meringankan beban Ayu Citra.Sebagian lagi disiapkan ke dua tangannya untuk membuat sebuah pukulan. Karena kedua lawannya juga tampak sama. Mereka mengisi kekuatan pada kedua tangan masing-masing.Udara pagi yang sejuk seketika berubah menjadi terik. Hewan-hewan yang sedang berada di dekat mereka langsung menjauh.Bahkan di atas pun tidak burung yang berani lewat.Gentasora dan Rah Wengker tampak bergetar. Tubuh mereka mengeluarkan asap hitam tipis. Sepertinya mereka langsung mengeluarkan aj

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 218

    Prabasari menghambur kembali, menenangkan Kameswara yang seperti sedang kepanasan. Dia mengira lelaki pujaannya ini hanya sakit biasa saja."Tenanglah, aku akan mengobatimu!"Begitu memeluk Kameswara, ternyata tubuh Kameswara terasa sangat panas. Ditambah meronta-ronta dengan kuat, tapi Prabasari tidak peduli. Dia berusaha kuat terus menenangkan.Namun,..."Aaakh!Bruuakk!Akibat rontaan Kameswara yang kuat, tubuh Prabasari terlempar sampai mendobrak jendela lalu jatuh bergulingan ke luar. Ke halaman belakang.Beruntung tidak mengenai Ayu Citra yang duduk di bawahnya karena saking kuatnya dorongan Kameswara.Ayu Citra yang sempat kaget segera berdiri, tapi tetap melantunkan bacaan. Dia berbalik melihat Kameswara yang masih menggeliat-geliat.Tangan kanan si cantik berkerudung ini berusaha menggapai Kameswara. Sebisa mungkin dia menyentuh apa saja bagian tubuh Kameswara yang bisa dijangkau.Tep!

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 217

    Ayu Citra mencari tempat sepi. Berusaha menjauhi perkampungan sampai dia menemukan gubuk kecil di dekat sebuah pancuran.Dia mengambil air wudhu di pancuran karena hari sudah gelap, tapi si cantik ini tidak takut gelap sama sekali.Apalah artinya kegelapan alam dibandingkan dengan kegelapan hatinya.Sekarang sudah waktunya menjalankan kewajiban kepada Tuhannya. Di gubuk itu dia menunaikan ibadahnya. Dia hanya melebarkan kerudungnya agar menutupi sampai bagian lehernya.Karena pakaiannya sudah longgar dan sudah menutupi seluruh badan. Dia tidak sempat mengambil mukena di kamar sewaannya karena saking kacau hatinya.Selesai solat magrib Ayu Citra merenung sambil wiridan. Segala apa yang menimpanya pasti ada sebabnya. Entah itu dari dosa yang diperbuat baik sengaja atau tidak.Semuanya dia pasrahkan kepada Yang Maha Kuasa Sang pemberi takdir untuk semua manusia di muka bumi.Meski terasa sakit, Ayu Citra membayangkan kembal

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 216

    Ayu Citra melihat sang suami tengah berpacu dalam permainan panas bersama seorang wanita yang tidak dikenalnya.Seorang gadis berkulit putih, cantik, bermata sipit. Bentuk wajahnya agak beda dengan gadis Sunda pada umumnya.Mereka berdua dalam keadaan tanpa sehelai benang pun. Keduanya tampak kaget mendengar teriakan Ayu Citra, tapi sikap Kameswara sepertinya santai saja.Acuh!"Kang, ada apa ini? Kenapa begini, siapa dia?"Gadis berkulit putih malah tersenyum penuh kemenangan. Memperlihatkan barisan giginya yang juga putih dan rapi."Siapa kau, mengapa masuk kamar sembarangan?" sentak si gadis bermata sipit yang tidak lain adalah Prabasari."Kau yang siapa, kenapa masuk ke kamar orang sembarangan, dia suamiku!" Ayu Citra tidak mau kalah."Apa suamimu," sanggah Prabasari masih tetap tersenyum jahat. "Kau lihat baik-baik, siapa dia. Apa dia mengenalmu? Jangan-jangan kau salah orang!"Pandangan Ayu Citra

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 215

    Kameswara melangkah mendekat ke gubuk. Ayu Citra mengikuti sambil menggandeng tangan sang suami. Sampai setengah tombak di depan gubuk Kameswara berhenti.Dari balik bajunya Kameswara mengambil sesuatu lalu diulurkan ke pintu gubuk yang tidak memiliki daun. Sebuah batang bambu kecil yang dibuat sedemikian rupa.Benda yang mengingatkan Eyang Gading Wulung kepada Raden Pamanah Rasa waktu kecil. Rupanya benda ini masih disimpan. Sekarang dibawa Kameswara sebagai bukti.Satu tangan terjulur dari dalam mengambil benda tersebut."Kau mau apa?" tanya si kakek suaranya lebih pelan sekarang.Namun, Ayu Citra masih berjaga-jaga takutnya tiba-tiba menyentak lagi.Kemudian Kameswara mengeluarkan Labu Penyedot Sukma. Memperlihatkan kepada orang yang belum juga memunculkan dirinya."Saya harus menanam ini ke dasar gunung," jawab Kameswara.Agak lama tidak ada jawaban. Lalu dari dalam gubuk kecil ini keluar satu sosok sang pem

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 214

    Kemegahan istana Pakuan yang kini banyak orang menyebutnya Pajajaran masih terbayang di pelupuk mata. Siapapun ingin tinggal dan hidup di sana.Namun, ada takdir yang menuntun apakah seseorang bisa menjadi bagian istana tersebut atau tidak?Termasuk sepasang suami istri pendekar muda Kameswara dan Ayu Citra, mereka tidak ditakdirkan hidup di sana. Bukan karena tidak mau atau tidak ada kesempatan.Prabu Siliwangi menawarkan sebuah jabatan untuk Kameswara, tapi pemuda ini menolak dengan halus. Sewaktu di istana Kawali juga sudah pernah ditawari, jawabannya sama.Kameswara mendengarkan nasihat istrinya, makanya dia menolak jabatan tersebut."Aku tidak ingin menjadi gelap mata, Kang. Mungkin sekarang masih bisa tahan godaan, tapi entah nanti. Lihatlah para menteri yang mendapatkan hukuman kemarin,""Kenapa dengan mereka, Nyai?""Setelah diselidiki, ternyata sebagian dari mereka hanya ingin memenuhi tuntutan istrinya yang sem

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 213

    Belum juga perintah memanah turun, tiba-tiba alun-alun sudah dikepung prajurit khusus. Senapati Raga Kusuma terkejut bukan main. Bagaimana pasukan khusus ini tiba-tiba saja mengepung, apa maksud mereka?Semua yang hadir di sana pun heran kecuali Kameswara dan dua prajurit yang berlutut di sampingnya.Satu sosok gagah tinggi besar dengan pakaian kebesarannya melangkah lebar ke tengah alun-alun menghampiri senapati Raga Kusuma."Senapati utama Yudha Manggala," sebut sang senapati sambil menjura. "Ada apa ini?"Senapati utama Yudha Manggala mendongak dengan wajah angkuh, tapi mengandung wibawa yang begitu tinggi. Semua tahu kedudukan dan kewibawaan sang senapati utama ini."Senapati Raga Kusuma, Menteri Surabraja, Menteri Waragati, Menteri Gunayasa, Menteri Yamaseta dan semua yang terlibat kalian ditangkap!"Suara senapati utama Yudha Manggala menggelegar lalu dituruti belasan prajurit khusus yang langsung meringkus orang-orang yang

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 212

    Jaya Permana masih penasaran, dia belum juga menemukan Ayu Citra. Kemana wanita berkerudung itu pergi? Dia sudah menyusuri setiap tempat.Yang belum di periksa adalah istana Suradipati, tempat kediaman keluarga raja.Melalui jalan samping yang agak jauh, dia berniat menuju belakang bangunan megah paling belakang ini.Semenjak beristrikan Nyai Subang Larang, di belakang istana ini didirikan bangunan kecil yang disebut surau. Digunakan untuk melakukan ibadah dan belajar mengaji putra-putri Nyai Subang Larang.Saat itu hari baru carangcang tihang, jadi masih agak gelap. Dari surau itu terlihat seseorang keluar. Jaya Permana langsung membelalakkan mata."Sudah kuduga, dia pasti ada di sini!"Sang menteri muda langsung bergerak cepat menghampiri, tidak peduli melanggar aturan. Justru dalam hati dia bertanya-tanya kenapa Ayu Citra bisa masuk ke istana Suradipati?"Ayu Citra, akhirnya kutemukan juga!""Mau apa kau?" Ay

DMCA.com Protection Status