Share

Bab 005

last update Last Updated: 2024-11-18 10:22:13

Ketika Kameswara sampai di pintu gerbang perguruan Sangga Buana, keadaanya sudah bersih dan rapi kembali.

Karena sebelumnya dia telah membersihkan luka-luka dan juga pakaiannya di sebuah mata air yang terdapat di lereng gunung.

Dua orang murid berumur belasan tahun yang kebagian berjaga hari itu langsung menghadang Kameswara dengan pandangan merendahkan.

"Tidak ada pendaftaran murid baru sekarang, tunggu satu setengah tahun lagi!" Salah satunya langsung menghardik.

Kameswara cuma kerenyitkan keningnya. Wajahnya agak mendongak karena penjaga itu lebih tinggi badannya. Siapa juga yang mau mendaftar? Dia cuma menjalankan tugas.

"Pulanglah, jangan mengganggu tugasku!" usir yang satunya.

Main usir saja nih murid belagu!

"Aku datang hendak menyampaikan pesan kepada Kakek Ranu Baya," Kameswara juga langsung menjelaskan tujuannya. Dalam hati dia 'ngedumel'.

"Ah, siapa kau, orang penting juga bukan! Berani-beraninya sok kenal sama guru Ranu Baya!"

"Aku cuma menjalankan tugas!"

"Tugas?"

Kedua penjaga terbahak-bahak sambil menuding tepat ke wajah Kameswara.

"Anak bodoh, dari perguruan mana kau berasal? Berasa jadi orang penting yang mendapat tugas! Hei bocah, jangan menghayal terlalu tinggi!"

"Kamu pasti cuma iri, kan. Tidak bisa jadi murid perguruan besar ini?"

Hati Kameswara benar-benar dongkol. Dirinya dianggap tidak penting. Dua orang belagu ini sok merasa hebat.

"Tolong, aku membawa pesan untuk Kakek Ranu Baya!"

"Baik, kalau begitu biar kami yang mengantarkan pesannya, mana sini!" Salah satu penjaga mengulurkan tangannya, tapi telapak tangannya menghadap ke bawah.

Kameswara berpikir sejenak. Mereka berdua sama sekali tidak menganggap dirinya. Apa mungkin akan benar-benar menyampaikan pesan itu? Seketika otaknya berjalan.

"Sebentar!" kata Kameswara sambil tangannya merogoh ke dalam buntelan. Mulutnya tampak menyon-menyon dan kedua matanya menyipit. "Nah, ini dia!"

Selembar kain yang digulung rapi diberikan kepada penjaga yang mengulurkan tangannya.

"Jangan dibuka, pesannya ada di dalam. Beritahukan pesan ini dari Surya Kanta!"

"Kau yang bernama Surya Kanta?"

"Itu pamanku, namaku Kameswara!"

"Baiklah!"

Penjaga ini mengurungkan langkahnya ketika hendak masuk karena dia melihat rombongan kerajaan telah tiba. Dia melemparkan gulungan kain itu entah ke mana.

"Minggir kau, keluarga istana tiba!"

Kameswara didorong hingga jatuh ke samping. Dua penjaga segera menyongsong rombongan. Menyambut dengan menjura takjim di kedua sisi jalan.

Selama beberapa saat mereka terus menjura sampai rombongan keluarga istana benar-benar sudah masuk ke dalam perguruan.

Sementara Kameswara masih tergeletak. Baru bangun setelah keadaan kembali sepi. Dua penjaga berdiri kembali di tempat semula. Mereka tidak menghiraukan Kameswara.

Kira-kira sepeminuman teh, Kameswara menjelepok di tanah. Memandang ke dua penjaga yang terus mengacuhkannya.

"Dasar sombong!" umpat Kameswara dalam hati.

Untung yang diberikan cuma kain lap yang sering dia bawa untuk membersihkan keringat.

Kenapa dia harus menemui murid sombong seperti mereka? Bagaimana dia menyampaikan pesan Surya Kanta?

Tiba-tiba Kameswara tersenyum lebar. Orang baik selalu bernasib mujur!

"Kenapa kau tersenyum, sudah gelo, ya?"

Kameswara menaik-naikkan alisnya sambil tetap tersenyum. Dua penjaga ini mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Segera mereka berbalik.

"Guru Ranu Baya!" sambut mereka sambil menjura.

"Apakah ada tamu yang mencariku?" tanya Ranu Baya.

"Maksud guru keluarga istana?"

"Bukan, mereka hendak menemui Mahaguru!"

"Tidak ada, Guru!"

"Itu siapa?" Ranu Baya menunjuk Kameswara.

Dua penjaga saling pandang sejenak.

"Cuma anak kecil yang tidak penting, mungkin ingin main ke dalam. Tapi sudah kami larang. Eh masih ngeyel!"

"Kakek, aku Kameswara!" teriaknya sambil melambaikan tangan dan senyum lebar.

"Hei, lancang sekali, kau!" hardik si penjaga.

"Oh, rupanya kau, Kameswara. Aku hampir lupa!"

"Aku membawa pesan untuk Kakek!"

Si kakek memandang tajam kepada dua penjaga. Seketika tubuh mereka mengkerut dengan wajah ketakutan.

"Jelaskan, kenapa kalian mengabaikan dia?"

"Dia cuma anak yang tidak penting, iya, kan?" jawab salah satu sambil meyakinkan temannya.

"Tidak penting, katamu!" Wajah Ranu Baya tampak murka. "Perguruan ini mengajarkan untuk saling menghormati sesama. Menghargai siapapun baik yang lebih muda apalagi kepada yang lebih tua!"

Dua penjaga tak bisa berkata-kata lagi. Hatinya dag dig dug. Mereka sudah membayangkan hukuman apa yang akan mereka dapatkan. Di perguruan ini, sekecil apapun kesalahan akan mendapat hukuman.

Ranu Baya melambaikan tangannya kepada Kameswara. Anak ini segera mendekat. Melihat dua penjaga tampak ketakutan, Kameswara lemparkan senyum ejekan.

"Tunjukan pesan itu!"

Kameswara merogoh buntalan, tapi tangan si kakek menahannya.

"Nanti saja di dalam," kata Ranu Baya lalu menoleh ke dua penjaga. "Mendiang Prabu Niskala Wastu Kancana saja tidak pernah merendahkan sesama manusia. Tapi kalian sudah kelewat batas. Aku beri kalian hukuman satu tahun jadi tukang bersih-bersih, mulai dari sekarang!"

Senyum dan kerlingan Kameswara penuh ejekan sebelum dia dibawa masuk Ranu Baya. Dua wajah penjaga ini tampak memelas.

Hukuman yang diterima ternyata lebih berat dari yang mereka bayangkan.

Kalau tahu begini, mereka tidak akan mengabaikan Kameswara. Tiba-tiba saja mereka teringat beberapa bulan yang lalu. Bukankah itu Kameswara yang dulu dihina-hina oleh si Kupra?

***

Wajah Ranu Baya tampak tidak senang setelah membaca isi surat dalam bumbung bambu. Dia menghela napas beberapa kali. Lalu menatap Kameswara.

"Aku lihat ada perubahan padamu!" komentar si kakek atas perubahan tubuh Kameswara.

"Justru itu, sambil menyelam minum air,"

"Maksudmu"?

Kameswara menceritakan tentang dirinya yang bekerja kepada Surya Kanta dan diberi upah berupa sumber daya.

"Aku ingin tahu jenis tulangku sekarang,"

Ranu Baya geleng-geleng pelan sambil membayangkan sosok Surya Kanta. Dalam hatinya dia mengumpat.

Kemudian dia meraba beberapa bagian tulang Kameswara diakhiri dengan alis terangkat.

"Hanya lima purnama, tapi meningkat pesat!" ujar si kakek.

"Bagaimana, Kek?"

"Tulangmu sekarang berjenis Tembaga tingkat tiga,"

Mendengarnya, Kameswara tampak girang. Kerja kerasnya membawa hasil yang cukup memuaskan.

Ranu Baya menjelaskan, untuk meningkatkan jenis tulang dari Jelata ke Tembaga tingkat satu secara normal saja membutuhkan waktu setidaknya satu tahun.

Ini hanya kurang dari setengah tahun saja sudah mencapai tingkat tiga. Pasti anak ini sangat 'Getol'.

"Tapi penerimaan murid baru masih lama,"

"Aku tahu, Kek. Tidak apa-apa, mungkin pada saat mendaftar nanti tulangku sudah jenis perak!" Kameswara begitu yakin dan bersemangat.

Ranu Baya menyukai sifat anak ini. Kemauan yang kuat, dibarengi kerja keras juga. Tentu saja hasilnya lebih dari yang dibayangkan. Dia melihat anak ini cukup langka.

"Kau bisa membaca?" tanya Ranu Baya.

"Bisa, Kek. Gampang itu mah!" Kameswara tersenyum senang.

"Kalau begitu,mari ke ruang pustaka!"

Ranu Baya melangkah keluar dari ruangannya diikuti Kameswara di belakangnya.

Di luar ternyata suasana sudah ramai. Murid-murid tampak berdiri di pinggir mengelilingi lapangan.

Di tengah-tengah lapangan berdiri seseorang yang pernah Kameswara lihat sebelumnya.

Kakek dan anak ini jadi berhenti, ingin tahu apa yang terjadi. Sepertinya akan ada adu tanding. Siapa yang akan bertanding?

***

Related chapters

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 006

    Yang berdiri di tengah lapangan adalah pemuda gagah berumur dua puluh lima tahun. Namun, ketampanan wajahnya tertutupi sifat angkuh dengan sorot mata bengis mengintimidasi setiap mata yang mencoba memandangnya dari jarak dekat."Itu Raden Marugul, kan?" tanya Kameswara memastikan."Kau sudah tahu rupanya!""Iya, Kek. Tadi di perjalanan aku melihatnya. Orang-orang menyebutnya Raden Marugul,""Aku berdiri di sini bermaksud ingin menguji calon adik iparku!" teriak Raden Marugul lantang. Suaranya menggema hingga ke setiap sudut perguruan."Sifat arogannya tidak juga hilang!" ujar Ranu Baya pelan tapi masih terdengar di telinga Kameswara."Mereka datang ke sini cuma mau pamer-pameran, Kek?"Ranu Baya mendelik mendengar ucapan Kameswara. Anak ini berani lancang juga. Dia berkata tanpa beban.Tanpa berpikir bagaimana kalau didengar langsung oleh yang bersangkutan.Namun, di sisi lain Ranu Baya tahu ini hanya aji mumpung Raden Marugul yang ingin mempermalukan calon adik iparnya. Lalu mengerti

    Last Updated : 2024-11-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 007

    Kameswara baru sampai di rumah ketika sudah larut malam. Seandainya sampai tengah malam atau dini hari pun dia akan tetap pulang hari itu juga. Dia tidak mau, misalnya numpang menginap di rumah orang.Buntalannya digantung di tiang rumah. Karena ngantuk dan kelelahan, dia tidak sempat mandi atau makan dulu.Kameswara langsung meluruskan punggungnya di tempat tidur dan terlelap setelah beberapa saat.Pagi harinya setelah membersihkan diri, dia sudah siap bekerja lagi. Segera dia ke rumah sebelah sambil membawa surat balasan dari Ranu Baya. Soal kitab Sumber Daya, dia akan membacanya nanti malam."Kalau kau masih lelah, istirahat saja dulu!" ujar Surya Kanta setelah membaca isi pesan yang disimpan dalam bumbung bambu."Aku siap kerja, Paman!""Baiklah kalau begitu!"Kameswara pun pamit menuju ladang setelah menyiapkan sesuatu yang harus dibawa hari itu. Surya Kanta menatap kepergian anak yang seolah tak pernah padam semangatnya.Surya Kanta memikirkan pesan Ranu Baya. Rupanya anak itu t

    Last Updated : 2024-11-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 008

    Hari ini Kameswara heran. Sampai lewat tengah hari melakukan pekerjaan rutinnya di kebun, orang bertopeng belum menampakan dirinya. Dia menunggu terus sampai waktu pulang tiba.Orang yang ditunggu tidak muncul juga. Akhirnya Kameswara pulang setelah pekerjaan selesai dengan sebuah pertanyaan mengganjal di benaknya.Beberapa tombak lagi menuju rumahnya, telinga Kameswara mendengar suara keributan.Segera saja dia waspada walaupun tidak tahu apa yang terjadi. Dia percepat jalannya. Ternyata suara keributan itu berasal dari halaman depan rumah Surya Kanta.Kameswara tidak segera menghampiri ke sana, tapi bersembunyi di salah satu sisi rumah Surya Kanta. Dia mengintip apa yang sedang terjadi.Ada lima orang yang pakaiannya seragam bentuknya. Warnanya merah darah. Celana komprang hitam.Orang-orang ini semuanya berbadan kekar dan wajah sangar. Rambut gimbal dengan ikat kepala yang sewarna dengan bajunya.Yang membuat Kameswara terkejut, kelima orang ini memakai kalung berbandul tengkorak m

    Last Updated : 2024-11-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 009

    Sejak kecil Surya Kanta terkenal nakal dan bandel. Dia selalu menindas anak lain yang terlihat lemah. Dia banyak dibenci dan ditakuti anak-anak lain.Banyak orang tua anak lain yang mengadukan kenakalannya kepada orang tuanya. Akibatnya Surya Kanta selalu menjadi sasaran kemarahan ayahnya. Tapi dia tidak pernah kapok.Kabar tentang kenakalan Surya Kanta menarik perhatian seorang pendekar aliran hitam yang menjadi pemimpin Laskar Siluman Merah. Dia menyuruh anak buahnya untuk menculik Surya Kanta.Tidak ada yang merasa kehilangan ketika Surya Kanta dikabarkan lenyap entah kemana. Menurut seseorang ada yang menyaksikan Surya Kanta dibawa orang tak dikenal.Di usia sepuluh tahun Surya Kanta sudah direkrut jadi anggota Laskar Siluman Merah. Dia dididik langsung oleh Ki Rembong, sang pimpinan Laskar Siluman Merah.Ternyata Surya Kanta memiliki bakat luar biasa. Dengan mudah dia bisa menyerap dan menguasai setiap ilmu yang diajarkan Ki Rembong.Sehingga dalam usia lima belas tahun, Surya Ka

    Last Updated : 2024-11-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 010

    Sudah lama Kameswara berdiri mematung di dalam kamar bekas tempat tidur Surya Kanta. Dia menghadap ke salah satu dinding yang di situ tergantung beberapa benda.Dua di antaranya seragam merah darah Laskar Siluman Merah beserta kalung berbandul tengkorak yang menjadi ciri dan lambang laskar itu.Kameswara ambil kalung itu dan memasukannya ke dalam buntalan. Dia sudah bersiap hendak pergi ke suatu tempat di mana terdapat kitab pusaka yang disembunyikan Surya Kanta.Hanya sebelum pergi dia ingin melihat-lihat isi rumah Surya Kanta terlebih dahulu.Kemudian Kameswara tertarik pada sebuah sabuk berwarna hitam. Sepertinya ini bukan sembarang sabuk.Kameswara tidak melihat anggota Laskar Siluman Merah kemarin memakai sabuk seperti ini.Tangannya meraih sabuk itu, lalu dipakai di pinggangnya. Seketika ada hawa sejuk mengalir ke dalam tubuhnya melalui pusarnya. Setelah itu tubuhnya terasa lebih ringan dan bertenaga."Benar juga, ini sabuk pusaka. Kenapa Paman tidak memakainya kemarin? Ah, mung

    Last Updated : 2024-11-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 011

    Secara fisik ukuran mereka sama saja, bahkan Kameswara terlihat lebih besar sedikit. Si kakek jadi terlihat kerdil. Kameswara menenangkan hatinya.Si kakek pancarkan lagi energi untuk menakuti Kameswara. Kali ini lebih kuat.Memang Kameswara sempat merasakan tekanan energi itu, tapi hanya sebentar saja. Seolah-olah hanya angin lewat saja. Ini membuat kakek kurus berambut putih semakin penasaran.Kameswara tidak sadar bahwa hal itu berkat sabuk yang dipakainya. Dia belum tahu banyak manfaat sabuk itu.Sungguh beruntung dia memakainya. Kalau tidak mungkin dia sudah lemas terkena tekanan energi yang dipancarkan si kakek."Sudahlah, Kek. Aku tidak tidak kenal dan tidak mengusik Kakek sebelumnya, aku mau melanjutkan perjalanan!" bujuk Kameswara karena memang dia tidak mau berurusan lebih jauh.Tapi sifat orang-orang dunia persilatan kadang aneh, hal sepelepun resikonya nyawa. Seperti kakek kurus berambut putih ini."Sudah kubilang, ini wilayah kekuasaanku. Siapapun jika tidak bisa menyerah

    Last Updated : 2024-11-29
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 012

    "Kau siapa?" Kameswara pura-pura tidak kenal.Setan Berambut Putih pelototkan matanya, tapi tetap saja kelihatan kecil karena cekung."Kau jangan pura-pura lupa!""Siapa, ya? Aku tidak pernah mengenalmu!""Orang yang ajalnya sudah dekat memang suka lupa!""Oh, iya...!" Kameswara menepuk keningnya."Apa kau sudah ingat?""Apa aku punya utang, biasanya kalau punya utang suka lupa. Tolong ingatkan kalau aku punya utang, berapa?"Si kakek kurus tampak jengkel. Dia menggeram. Merutuk dirinya sendiri, kenapa meladeni tingkah konyol anak ini?Tangan si kakek sudah siap mengemplang kepala Kameswara. Namun, anak ini masih tersenyum tenang.Padahal dalam hatinya gemetar. Tangan yang terangkat itu tampak bergetar memancarkan hawa jahat."Bersiaplah, akan aku kirim kau ke neraka!"Tangan si kakek benar-benar bergerak. Seandainya tidak berisi tenaga dalam mungkin Kameswara masih berani menahannya. Wajah anak ini terlihat pucat di dalam gelap malam.Beruntung, ide selalu datang di saat kepepet. Seb

    Last Updated : 2024-11-29
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 013

    Seorang gadis cantik tampak berjalan tergesa-gesa, bahkan seperti berlari. Kalau kain panjang yang melilit di pinggang ke bawah tidak menyusahkan, mungkin dia akan berlari.Gadis ini berbeda dari kebanyakan orang. Walaupun memiliki wajah pribumi, tapi baju kebayanya agak longgar dan kepalanya memakai kerudung."Kau tak kan bisa lari, Manis!"Teriakan itu terasa menggetarkan hati. Meskipun orangnya masih jauh, tapi seolah-olah berada tepat di belakangnya.Gadis ini terus melangkah tak mau menoleh kebelakang. Dia tarik sedikit kain panjangnya ke atas sehingga memperlihatkan betisnya yang putih.Dengan begitu dia bisa leluasa berlari dengan kaki yang sudah tidak memakai alas lagi yang entah lepas di mana karena saking paniknya.Pagi tadi seperti biasa dia bersama teman-temannya mencuci pakaian di sungai. Hanya saja dia pulang belakangan karena hari ini cuciannya banyak.Ketika dia selesai mencuci dan hendak pulang, dua lelaki bertampang garang menghadangnya di tengah jalan.Segera saja d

    Last Updated : 2024-11-29

Latest chapter

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 285

    Pertempuran berhenti. Semua anggota bajak laut Naga Samudera apalagi ketua Madara terkejut, pimpinan mereka yang kesaktiannya dahsyat kini tertawan oleh pemuda misterius yang ternyata bagian dari pasukan Sunda.Tidak ada jalan selain kecuali menyerah. Nasib mereka kini tergantung keputusan raja Sunda nanti.Anggota bajak laut Naga Samudera yang tersisa diangkut ke dalam satu kapal khusus untuk para tawanan.Sementara orang-orang yang kurung bajak laut ditempatkan di kapal paling besar di mana Sanjaya berada.Termasuk Iswari yang dari awal menyaksikan pertempuran dari jauh. Dia ikut menyelinap masuk lalu bergabung dengan tawanan lain yang dibebaskan.Ekspedisi ke pulau Sangiang bisa dikatakan berhasil. Pasukan Sunda kembali membawa tawanan pada saat angin darat bergerak ke laut.Yang membuat heran buat para bajak laut adalah melihat sikap Gusti Ratu yang wajahnya begitu cerah. Sorot matanya memancarkan kebahagiaan.Tidak

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 284

    Sampai di rumah bunga Kameswara membaringkan Gusti Ratu di atas dipan. Walaupun lemah, tapi wanita cantik ini masih bisa melepaskan pakaian kebesaran yang melekat di tubuhnya.Beberapa saat kemudian pemandangan indah terpampang di depan mata Kameswara. Gusti Ratu menatap sayu pemuda ini.Tatapan memanggil agar Kameswara segera memberikan apa yang dimintanya tadi.Tentu saja Kameswara tidak ingin melewatkannya begitu saja. Dia masih tidak mampu mengendalikan kelemahannya. Sambil memulai pemanasan, Gusti Ratu menuturkan kisahnya."Kau benar aku mempunyai masa lalu yang kelam. Dulu aku anak bungsu seorang saudagar di pulau Swarnabhumi. Hanya saja nasibku buruk, aku memilki penyakit yang dianggap kutukan,""Apa yang kau derita?" tanya Kameswara."Seluruh tubuhku penuh bisul dan bau tak sedap. Pada suatu perjalanan menyeberangi lautan menuju Sunda. Tidak disangka keluargaku membuang aku ke lautan dengan alasan menghilangkan kutukan. A

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 283

    Pimpinan tertinggi yang disebut Gusti Ratu langsung menoleh pada sumber suara. Kameswara berdiri di tempat Madara berdiri tadi dengan tatapan tajam dan sedikit senyum.Bisa masuk ke markas tanpa ketahuan memastikan bahwa dia bukan orang sembarangan.Maka wanita ini langsung menyerang Kameswara dengan hawa saktinya. Serangan energi batin.Akan tetapi bukan Kameswara kalau tidak bisa mengimbanginya. Pertarungan batin seperti ini lebih dahsyat daripada pertarungan adu jurus biasa. Kameswara kagum karena yang menjadi lawannya seorang perempuan.Dulu pertama kali bertarung semacam ini ketika melawan seorang kakek bertubuh gemuk. Dari sinilah dia menciptakan tenaga batin.Yang kedua melawan dua orang sekaligus, salah satunya Gentasora. Pertarungan ini berakhir membuat dirinya terpesat ke masa sekarang ini.Akankah pertarungan ini juga akan membuatnya terpesat lagi? Namun, kata Ki Jagatapa harus dengan secara tidak sengaja."Se

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 282

    Madara tidak menjawab. Dia langsung masuk hendak menghadap pimpinan tertinggi. Saat ini baru kelompok yang dipimpin Madara hendak beroperasi di lautan. Empat belas ketua lain masih di markas.Namun, setelah diberi tahu bahwa sang pimpinan tertinggi sedang menutup diri sejak kemarin. Akhirnya Madara lebih menceritakan kepada ketua lainnya.Karena dia tahu kalau pimpinan tertinggi sudah menutup diri maka akan lama menunggu sampai keluar dari ruangan pribadinya."Aku belum percaya kalau tidak melihatnya sendiri!""Ini aneh, yang aku tahu kau kembali sendirian saja!"Madara mendengkus kesal. Dengan apa yang mereka lihat tentu saja kurang percaya dengan yang dia ceritakan."Aku yakin pemuda itu sudah menyusup ke sini!" ujar Madara karena sewaktu perahu Kameswara hancur ditabrak, pemuda itu tiba-tiba sudah berada di atas tiang layar."Aku sarankan kita semua harus hati-hati ilmunya tidak bisa dianggap remeh!" kata Madara lagi.

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 281

    Di bibir pantai Kameswara melihat satu sosok tergeletak. Belum jelas lelaki atau perempuan, tapi dia merasa ini pasti ada hubungannya dengan bajak laut Naga Samudera dan bisa membantunya menyusup.Akhirnya diam-diam Kameswara menjauhi si ketua. Setelah aman dia usap bahu kirinya lalu melesat turun. Berjalan di atas air menuju sosok yang tergeletak di atas pasir putih.Setelah mendarat di atas pasir, ternyata sosok ini seorang perempuan. Posisinya telungkup, pakaiannya compang-camping. Kulitnya gelap karena terbakar matahari.Kameswara langsung memeriksanya. Dia menarik napas lega karena nadinya masih berdenyut walau lemah. Lalu dia membawa wanita ke pinggir hutan yang tidak jauh dari pantai itu.Begitu dibaringkan di atas rerumputan di tempat yang cukup teduh, barulah terlihat wajah wanita ini masih belia. Seorang gadis. Terdapat banyak luka di tubuhnya."Sepertinya dia mengalami siksaan. Dia pasti tawanan untuk dijadikan pemuas nafsu!"

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 280

    Semua orang langsung mendongak ke atas. Tidak ada yang tidak terkejut. Yang di atas tiang adalah orang yang ada di perahu kecil tadi. Sejak kapan dia berada di sana?"Panah!" teriak sang ketua.Seketika berlesatan puluhan anak panah yang dilepaskan anggota ahli pemanah. Namun, tidak ada satupun yang berhasil melukai Kameswara.Puluhan anak panah terpental berhamburan begitu menghantam hawa sakti pelindung yang tak kasat mata. Namun, para bajak laut ini tidak mau menyerah. Puluhan anak panah datang lagi.Wus!Sraaat! Cep! Cep! Cep!Kali ini Kameswara memanfaatkan anak panah untuk dilempar kembali menyerang para bajak laut. Hasilnya lima orang jadi korban langsung tewas seketika.Werr!Tiba-tiba satu sosok berkelebat ke atas. Gerakannya ringan dan cepat. Tahu-tahu sudah ada di depan Kameswara sambil mengayunkan golok. Rupanya sang ketua sendiri.Kameswara menghindar dengan memutar badan. Kedua kakinya men

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 279

    Laut utara kerajaan Sunda.Sebuah perahu kecil yang menggunakan satu layar meluncur cepat di atas gulungan ombak yang bikin hati berdebar.Anehnya, walaupun terombang-ambing perahu tetap seimbang. Sedikitpun tidak terganggu oleh ombak yang ganas itu.Seorang pemuda gagah berdiri sambil mengatur arah layar agar sesuai dengan angin dan arah tujuan. Pemuda ini adalah Kameswara.Sepulangnya dari gunung Sawal kembali ke kerajaan Sunda, Kameswara dan Arya Soka ditunjuk menjadi senapati.Bersama perwira kerajaan Sunda yang lain mereka mempelajari ilmu perang yang ada di dalam Pustaka Ratuning Bala Sarewu.Bagi Kameswara yang memiliki daya ingat luar biasa, mudah saja menerapkannya. Namun, dia juga harus mengajarkan kepada para prajurit yang berbeda-beda daya tangkap otaknya.Akhirnya bisa membentuk pasukan dengan kemampuan berbagai macam taktik perang dalam kurun waktu dua tahun.Sekarang Kameswara menjalankan misi unt

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 278

    Kenapa Kameswara bisa tepat waktu tiba di puncak gunung Sawal. Lantas kemana Sanjaya dan yang lainnya? Begini ceritanya.Cara mereka dalam melakukan perjalanan bisa dikatakan membuahkan hasil. Tidak ada halangan yang mereka hadapi sampai tiba di tujuan.Namun, ada dua orang yang selalu mengikuti perjalanan secara diam-diam. Kameswara bukannya tidak merasakan kehadiran mereka, tapi dia tidak peduli selagi tidak mengganggu.Rupanya Kameswara salah, dua pengintai itu memang bukan untuk merintangi mereka. Dua pengintai yang berlainan tempat dan tidak saling mengenal saat menguntit itu ingin memastikan kemana Sanjaya akan pergi.Setelah sampai di kaki gunung Sawal, barulah Kameswara sadar. Kedua penguntit tiba-tiba menghilang. Waktu itu hari sudah gelap.Kameswara segera mengajak Tantri Wulan untuk mendekati Sanjaya, dengan terpaksa dia menanyakan apakah sudah sampai di gunung Sawal?Sanjaya membenarkan."Gawat!" kejut Kamesw

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 277

    Tidak ada rahasia yang selalu tertutup rapat. Ada saja celah yang membuatnya bocor. Termasuk keberadaan Pustaka Ratuning Balasarewu.Entah bagaimana asalnya, kini kitab yang berisi taktik berperang itu telah terendus. Namun, hanya sedikit saja yang tahu.Termasuk dua kelebat bayangan dari arah yang berlainan melesat cepat menaiki lereng menuju puncak gunung Sawal di saat hari sudah gelap.Dua sosok itu seperti cahaya hitam diantara pekatnya malam. Bertemu di satu titik. Mungkin hanya kebetulan saja dua orang ini berkelebat bersamaan menggunakan ilmu meringankan tubuhnya yang paling handal.Tak berapa lama dua kelebatan itu kini saling bertemu di puncak."Siapa kau, apa tujuanmu kesini?"Salah satunya menyapa duluan dengan nada keras. Seorang lelaki kira-kira berumur tiga puluh tahun dengan wajah kotak berhias kumis tipis, rambut diikat dengan kain penutup warna hitam serupa dengan pakaiannya."Lalu kau sendiri siapa, unt

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status