Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Segel Kutukan

Share

Segel Kutukan

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-21 17:57:21

Lanting Beruga berjalan dengan wajah yang begitu kesal. Hampir saja dia menarik pedangnya dan membuat onar di tempat ini.

Delima Kemala Putri beberapa kali menghibur pemuda itu, dan tampaknya hanya itu yang bisa membuat hati Lanting Beruga terasa sedikit lebih tenang.

Setelah dua hari berjalan grasak-grusuk, Lanting Beruga menemukan sebuah bangunan besar yang berada di pusat kota. Bangunan besar itu belum sepenuhnya jadi. 

Beberapa bagian dinding bangunan belum terpasang utuh, juga masih terlihat banyak potongan-potongan kayu di sekitar bangunan.

"Toko Cendrawasih?" gumam Lanting Beruga.

"Kakak mengetahui toko tersebut?" tanya Delima Kemala Putri.

"Tunggu sebentar di sini!" ucap Lanting Beruga.

Panglima Berjanggut Pendek hanya mengangguk tanda setuju. Setelah mengetahui jati diri Lanting Beruga yang sesungguhnya, dia tidak banyak mengatur perjalanan Delima Kemala Putri.

Yang dia inginkan hanya keselamatan Tuan kecilnya saj

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
nugraha rangga
kurang pendidikan pegawainya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Segel Kutukan 2

    "Pimpinan Cabang kenapa kau bersujud di kaki pemuda ini, siapa sebenarnya dia?" salah satu pendekar jaga belum bisa mencerna tindakan yang dilakukan oleh Wanita yang ditunjuk oleh Pemimpin Cabang Toko Cendrawasih.Dengan wajah merah, Pemimpin Cabang itu menarik lengan kanan semua pelayan dan para pendekar, "Dia ini yang bernama Lanting Beruga, pemegang setengah saham Toko Cendrawasih.""Setengah saham?" pelayan nyaris muntah darah mendengar ucapan pimpinan cabang tersebut.Dengan wajah yang diliputi rasa malu, pelayan itu membungkuk di hadapan Lanting Beruga, "Tuan Muda, maafkan atas kelancanganku, sungguh aku tidak tidak tahu bahwa dirimu adalah Tuanku Lanting Beruga.""Apa selalu seperti ini sikap kalian terhadap orang biasa?" tanya Lanting Beruga.Mendengar hal itu, semua pelayan bahkan Pimpinan Cabang hanya tertunduk tidak bicara."Sudahlah lupakan hal ini," ucap Lanting Beruga, "aku hanya ingin bicara dengan dirimu."

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • LANTING BRUGA   Sayembara

    Sementara itu, setelah 3 hari diusirnya Delima Kemala Putri dari Swarnadwipa, tampaknya kesehatan Pangeran Racak Bagudik tidak kunjung membaik, malah semakin hari semakin parah. Ini benar-benar mengkhawatirkan seluruh isi Istana. Permaisuri menangis berhari-hari ketika menyaksikan kondisi putranya yang kini mirip seperti mayat hidup. Mati belum, hidup pun tidak. Bintik merah memenuhi seluruh tubuh Pangeran Racak Bagudik, seperti penyakit cacar tapi lebih parah lagi. Hal ini membuat Yang Mulia Maharajo Lelo memutuskan untuk mengadakan sebuah sayembara. "Barang siapa yang dapat menyembuhkan Putranya, jika dia seorang wanita maka akan diangkat menjadi menantunya, ditikahkan kepada Pangeran Racak Bagudik, tapi jika dia seorang lelaki, maka akan menjadi Pangeran di Swarnadwipa. Laki-laki itu akan diberi sebuah wilayah dibawah kekuasaan Kerajaan Swarnadwipa." Sayembara itu disebar luaskan oleh prajurit Swarnadwipa dari tanah utara samp

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • LANTING BRUGA   Cari Pelakunya

    Toko Cendrawasih tidak bisa menyiapkan Bung Uji Lesturi untuk saat ini, meskipun diusahakan mereka masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk tiba di Swarnadwipa, tapi Pangeran Racak Bagudik tidak memiliki waktu yang banyak.Jika beberapa hari ke depan dia tidak lekas diobati, racun itu akan membunuhnya, dan kemudian akan menyerang pihak keluarganya sendiri.Dengan berat hati, Para prajurit itu kembali ke Istana dengan tangan hampa."Sayang sekali," ucap Pimpinan Cabang Toko Cendrawasih."Aku memiliki bunga itu," jawab Lanting Beruga, "tapi aku tidak akan memberikannya kepada mereka, mengingat apa yang telah dilakukan Maharajo Lelo kepada Delima Kemala Putri tempo hari.""Tuan Muda memilikinya?" tanya Pimpinan Cabang.Lanting Beruga tersenyum tipis, kemudian berkata, "Aku tidak akan menyerahkannya."Setelah mengatakan hal itu, Lanting Beruga dan Delima Kemala Putri pergi meninggalkan Toko Cendrawasih.Pimpinan Cabang Toko se

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22
  • LANTING BRUGA   Identitas Tukang Racun

    Seorang Pelayan berbadan bulat dengan perut buncit mengendap keluar dari rumahnya sore ini. Dia bersama dengan istrinya, membawa beberapa buntelan besar yang berisi makanan dan mungkin juga uang."Cepat, kita tidak bisa lagi berada di dalam Istana, atau kita akan mati dibunuh!" ucap sang suami.Sang Istri tampak ketakutan saat ini, jadi bergegas membuntuti suaminya, berjalan melewati gang-gang sempit perumahan warga."Suamiku, apa mereka mengetahui tindakan dirimu?" tanya istrinya, sambil ketakutan bukan kepalang."Penasehat Raja benar-benar cerdas, aku tidak percaya tindakan yang kulakukan diketahui oleh dirinya.""Suamiku, jika seperti ini kita tidak bisa menjadi orang kaya ..." ucap Sang Istri.Wanita tua itu begitu senang setelah Suminya pulang ke rumah dengan 100 ribu keping emas yang didapatkan dari melakukan tindak kriminal kepada Pangeran Racak Bagudik.Dengan uang sebanyak itu, mereka berdua bisa memutuskan untuk berhenti men

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22
  • LANTING BRUGA   Jurus Mengerikan

    "Jadi, kau yang meracuni Pangeran Racak Bagudik, kemudian menuduh Delima Kemala Putri yang menjadi biang masalahnya?" Lanting Beruga tersenyum sinis, "Pintar sekali, apa Negri sembilan yang mengutusmu?""Pangeran Racak Bagudik terlalu sombong, dia layak untuk mendapatkannya.""Oh, jadi bukan hanya karena uang, kau juda punya dendam lain kepada Pangeran," Lanting Beruga menggelengkan kepala, lalu menciptakan sebuah pedang merah bara dari kekuatan roh api. "Aku tidak peduli masalahmu dengan pangeran, tapi kau memanfaatkan Delima Kemala Putri, hari ini kau harus membayarnya dengan nyawa."Penasehat itu tersenyum pahit, dia merupakan salah satu pendekar hebat di Swarnadwipa setingkat Panglima, tapi Lanting Beruga merupakan salah satu dari Serikat Satria."Aku tidak peduli meskipun kau anggota Serikat Satria, jika kau mati di sini, tidak akan ada yang tahu mengenai rahasia ini."Penasehat itu menyerang Lanting Beruga dengan jurus level tinggi. Tidak tan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22
  • LANTING BRUGA   Mengobati Pangeran

    "Huhhh ..." Lanting Beruga memutar matanya ke arah Delima Kemala Putri, tapi gadis kecil itu malah tersenyum tipis, mengedipkan mata beberapa kali dan bersikap manja."Baiklah," ucap Lanting Beruga, "Aku ingin bertemu dengan Maharajo Lelo.""Maafkan kami Tuan Pendekar, tapi kami hanya-"Wush.Lanting Beruga tidak bisa menahan sabarnya kali ini. Dia membuka mata kirinya, dan seketika energi batin menjatuhkan para penjaga gerbang itu."Sebaiknya kalian tidur, oh ...kalian kencing di celana," ucap Delima Kemala Putri.Gadis itu berlari lebih dahulu masuk ke dalam Istana, sementara ada banyak prajurit yang mencoba menahan dirinya. Lanting Beruga menghajar semua orang yang hendak menyakiti Delima Kemala Putri dengan bagian tumpul bilah pedang.Jika dia ingin, beberapa prajurit mungkin sudah mati.Sementara di sisi lain, Yang Mulia Maharajo Lelo hanya bisa menyandar di dinding dengan kepala tertunduk pilu. Sekarang dia melihat ada be

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • LANTING BRUGA   Kehilangan Petunjuk

    "Tuan Elang Api, kau mau pergi ke mana?" tiba-tiba Maharajo Lelo menghentikan langkah kaki Lanting Beruga dan Delima Kemala Putri, tepat ketika kesadaran Pangeran Racak Bagudik kembali. Lanting Beruga hanya terkekeh kecil, merogoh saku bajunya dan meletakan dua kuntum bunga Uji Lesturi di atas meja, lalu berkata, "Kalian semua sudah tertular penyakit Pangeran Racak Bagudik, ini adalah bunga Uji Lesturi sebagai penawarnya, rebuslah dalam kuali yang besar dan bagikan ke setiap prajurit dan pejabat kerajaan." "Tuang, Tuan Elang Api!" Maharajo Lelo mengejar Lanting Beruga, "Kenapa kau melakukan ini, aku telah menghina dirimu, tapi kau masih ingin membantuku!" "Hehe ...siapa bilang aku yang membantu dirimu, aku telah berjanji tidak akan menolongmu bukan? berterima kasihlah pada Delima Kemala Putri," ucap Lanting Beruga, "Kalian telah menjatuhkan harga dirinya, tapi malah dia yang menyelamatkan pangeran Racak Bagudik." Mendengar hal ini, wajah Maharajo Lelo

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • LANTING BRUGA   Tanda Yang Bersinar

    Lanting Beruga bersenandung kecil sepanjang jalan, sesekali bersiul kecil kemudian bersenandung lagi. Sungguh suara pemuda itu benar-benar jelek, membuat Delima Kemala Putri tertawa kecil karena lucu.Namun Garuda Kencana malah seperti keracunan karena suara jelek Lanting Beruga."Pulau yang jauh ....hohohoh ... aku mencari keberadaannya ...hohohoho..." nyanyian Lanting Beruga tidak berubah, seperti itu saja dari tadi."Klik Klik!""Kau tidak punya seni?" timpal Lanting Beruga, "Dasar burung bodoh, ini adalah lagu yang sangat menarik untuk dinyanyikan.""KLIK KLIK!" Garuda Kencana menjambak rambut Lanting Beruga yang terurai riap-riap."Garuda!" teriak Lanting Beruga, "Kenapa kau memukulku, dasar burung sialan!""Klik Klik Klik!"Garuda Kencana tidak peduli, dia bahkan lebih senang mendengar Lanting Beruga memaki dirinya, dibanding mendengar suara nyanyian pemuda bersuara cempreng itu.Namun tiba-tiba, langkah kaki merek

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status