Beberapa waktu sebelum Cempaka Ayu mengundang Dewangga.
"Lanting!" Rismananti berseru, melihat keadaan Lanting Beruga yang baik-baik saja, bahkan terlihat lebih baik dari dirinya sendiri. "Kau berhasil kabur dari bajak laut keji itu?"
Lanting Beruga menggaruk kepalanya, dia ingin bicara tapi mulutnya terisi dengan banyak makanan.
"Kau baik-baik saja?" tanya Jubarda Agung.
"Em ..." Lanting Beruga mengangguk, dia hampir tersedak makanan karena banyak pertanyaan, mengambil teko air dan menghabisi airnya.
Setelah bicara basa-basi, Lanting Beruga mengambil keris panca naga dari tanda apinya.
Melihat hal itu, Jubarda Agung terkejut bukan kepalang, bahkan Nyai Cempaka Ayu tidak tahu jika Lanting Beruga memiliki keris panca naga.
Lanting Beruga menjelaskan kesepakatannya dengan bajak Laut Buaya Putih, dia juga menjelaskan apa yang dia lakukan kepada Winsetro hingga Kakas Mangkuraga membencinya.
"Jadilah Raja!" ucap Lanting Beruga.
Waktu di dalam alam bawah sadar tidak sama dengan waktu di alam sadar.Lanting Beruga telah berlatih selama beberapa minggu, tapi pada dasarnya di alam nyata dia hanya berlatih beberapa hari saja.Setelah beberapa waktu lamanya, Lanting Beruga berhasil menggenggam sosok Roh Api. Ada rasa panas, tapi rasa panas itu kalah dengan tekadnya."Berhasil menguasai diriku tidak mudah, tidak hanya dengan menggenggam tubuhku saja," ucap Roh Api.Lanting Beruga mengerti maksud perkataan Roh Api. Artinya dia juga harus memahami Roh Api seperti dia memahami dirinya sendiri.Lanting Beruga harus menganggap Roh Api adalah bagian dari dirinya sendiri, bukan sesosok mahluk yang menumpang tinggal di tubuhnya.Lanting Beruga adalah Roh Api itu, dan Roh Api adalah Lanting Beruga. Ketika dia berhasil memahami hal itu, Lanting Beruga berhasil menguasai kekuatan Roh Api."Kau benar-benar ingin memahamiku, bocah? kalau begitu akan kuperlihatkan seperti
Sebuah kastil tua, di tengah hutan yang dikelilingi empat mata air. Ada banyak bukit kecil mengelilingi kastil tua itu.Hanya sekali pintas saja, orang biasa akan tahu jika kastil tua itu sangat berbahaya, bahkan binatang enggan masuk ke wilayah tersebut.Kabut tipis menutupi sebagian besar hutan, sementara sinar matahari akan masuk ke permukaan tanah hanya ketika tengah hari saja.Di puncak kastil itu, ada lambang Bulan berwarna darah, kemudian lima menara yang melambangkan lima kekuatan Bulan Darah.Terlihat kelebatan beberapa orang masuk ke dalam kastil itu, melewati pintu lebar yang berwarna hitam kemerahan.Nyai Seburuk Mayat.Wanita itu masuk ke dalam ruangan khusus, hanya sendirian saja sementara anak buahnya tertinggal di ruangan lain."Kau membuat kami menunggu terlalu lama, Seburuk Mayat ..." terdengar suara bergema dari dalam ruangan itu.Sebenarnya daripada dikatakan ruangan, tempat ini lebih mirip seperti goa yang
Lanting Beruga keluar dari masa latihannya. Penampilannya kali ini sedikit berbeda dari terkahir kali sebelum dia menguasai kekuatan Roh Api.Yang paling menonjol adalah, warna kuku Lanting Beruga sedikit lebih merah dari kuku kebanyakan orang. Bukan hanya itu saja, warna kulit di dada Lanting Beruga juga telah berubah menjadi merah permanen, dan membentuk seperti simbol api yang membara.Mode cahaya api. Lanting Beruga melompati jurang ini dengan sekali hentakan kaki, bahkan ketika dia menggunakan mode pertamanya, kulit Lanting Beruga tidak benar-benar merah seperti udang rebus.Selain itu, uap yang dihasilkan dari tubuhnya terlihat sedikit lebih pekat dari sebelumnya."Ingatlah Lanting Beruga, meski kau bisa mengendalikan kekuatanku dan menghilangkan efek samping penggunaannya, tubuhmu masih terlalu lemah.""Ya, aku tahu ..." ucap Lanting Beruga.Sekarang, dua orang itu mulai saling memahami, dan berbagi perasaan satu sama lain. Lanting Be
"Tutup semua gerbang kota!" Cempaka Ayu memberi perintah pada salah satu pria yang menjadi pelayannya. "Jangan biarkan satu orangpun melewati gerbang ini, baik dari luar atau dari dalam kecuali para tamuku!""Kami akan melaksanakannya!"Beberapa hari sebelum terjadinya pertarungan besar, semua orang yang ada di dalam Tombok Tebing mulai mempersiapkan diri.Kota ini sebenarnya dipenuhi oleh pendekar, baik orang tua hingga anak-anak belasan tahun, tapi Cempaka Ayu meminta orang yang berada di bawah level emas, untuk tidak terlibat dalam pertarungan."Jendral Dewangga telah tiba!" salah satu telik sandi melaporkan situasi saat ini."Biarkan dia masuk!""Jendral Sabdo Jagat juga telah di depan gerbang, Nyai!""Tinggal Benggala Cokro?""Benar, mengingat tempat mereka cukup jauh, bisa saja datang beberapa hari kemudian.""Orang tua itu ..." ucap Cempaka Ayu, "Apa ilmu meringankan tubuhnya mulai lemah?"Sementara d
Dengan komposisi yang pas, campuran mayat, arang dan belerang bisa menciptakan sebuah serbuk yang mudah terbakar, dan dinamakan sebagai bubuk setan.Benda bulat yang ada di tangan Nyai Seburuk Mayat adalah benda yang terdiri dari bubuk setan di dalamnya, menghasilkan sebuah ledakan yang cukup kuat untuk menghancurkan dinding beton Kota Tombok Tebing."Serang!" ucap Nyai Seburuk Mayat.Di belakang wanita itu, ada sektiar 300 pendekar tanding, pilih tanding, bahkan puncak pilih tanding. Dari sekian banyak pendekar aliran sesat itu, ada sekitar 30% pendekar yang telah mencapai level pilih tanding.Tentu saja pasukan di dalam Tombok Tebing tidak menduga ada lebih banyak musuh yang memiliki level kependekaran di atas tanding. "Nyai Seburuk Mayat ...ada di depan gerbang kota tombok tebing ..." salah satu pria melapor lagi kepada Dewangga.Baru saja Jendral Dewangga hendak ke arah itu, tiba-tiba dia mendengar gelak tawa dari luar tembo
"Tetap di dekatku!" ucap Cempaka Ayu, "Kita masih belum tahu berapa banyak musuh ..."Jubarda Agung yang hendak beranjak dan melihat situasi saat ini terpaksa mengurungkan niatnya. Yang dikatakan Cempaka Ayu sedikit masuk akal, mereka belum melihat berapa banyak atau seberapa buruk situasi saat ini.Lebih parahnya lagi, mereka tidak tahu apa yang direncanakan oleh musuh. Semuanya belum pasti."Nyai ...ada tiga titik penyerangan ..." ucap seorang telik sandi. "Jendral Dewangga dan Sabdo Jagat sedang bertarung melawan petinggi Bulan Darah ...""Hanya dua petinggi Bulan Dara saja?""Benar Nyai ..."Cempaka Ayu mengangguk, merasa heran dengan tindakan Bulan Darah, jika mereka ingin menghancurkan tempat ini, paling tidak membawa 4 petinggi bulan darah.Apa yang mereka rencanakan? pikir Cempaka Ayu.Apakah Bulan Darah terlalu meremehkan mereka? entahlah.Sementara di sisi lain, Lanting Beruga mulai menerobos pasukan musu
Tinggalkan dahulu Lanting Beruga! sekarang di sisi lain, para bintang suci berjibaku sengit melawan musuh-musuhnya.Subansari yang sedikit menjauh dari teman-temannya menggunakan teknik pedang berarak untuk menghadapi beberapa pendekar tanding."Saudari Subansari ..." seorang prajurit tombok tebing memanggil dirinya. "Kami butuh bantuanmu!"Subansari menyapukan pandangan ke sisi itu, melihat ada sekitar 9 orang pendekar tanding mengepung 3 orang prajurit Tombok Tebing.Ada banyak mayat di sekitar 3 orang prajurit itu, tapi yang mengerikan adalah semua mayat itu bukan dari pihak musuh.Subansari bergerak cepat untuk membantu. Gadis itu mungkin tidak sehebat Lanting Beruga ketika menggunakan Teknik Awan Berarak, tapi dia jauh lebih unggul dari musuh-musuhnya."Kau berasal dari Sekte Awan Berarak?" ucap pria botak dengan senjata dua arit panjang yang dilumuri oleh banyak darah."Kalau iya memangnya kenapa?" tanya Subansari."Aku i
Lanting Beruga menoleh ke sisi ledakan, menyadari hal buruk telah terjadi di sana. Karena hal itu, dia menggunakan mode cahaya api, menyerang dua lawannya sekaligus. "Apa yang terjadi di sana?" ucap Lanting Beruga, pemuda itu berniat memeriksanya, tapi musuh selalu datang menghalangi. "Aku harap baik-baik saja ..." sambung Lanting Beruga. Sementara di sisi lain, ada lebih dari dua puluh orang mati dengan tubuh penuh koyakan, di sekitar lokasi ledakan tersebut. Beberapa orang terlihat dapat bergerak, merintih dan berusaha merayap menjauhi tempat itu. Salah satu korban bahkan tidak dapat dikenali karena seluruh wajahnya rusak parah, sayangnya dari pakaiannya korban berasal dari sekte Lembah Hantu. Udara bertiup kencang, menerbangkan debu yang menutupi wilayah itu, menunjukan permukaan tanah yang membentuk seperti telaga kering keronta. Beberapa batu masih mengeluarkan asap saat ini. Nyai Seburuk Mayat turun di pingg