Lanting Beruga keluar dari masa latihannya. Penampilannya kali ini sedikit berbeda dari terkahir kali sebelum dia menguasai kekuatan Roh Api.
Yang paling menonjol adalah, warna kuku Lanting Beruga sedikit lebih merah dari kuku kebanyakan orang. Bukan hanya itu saja, warna kulit di dada Lanting Beruga juga telah berubah menjadi merah permanen, dan membentuk seperti simbol api yang membara.
Mode cahaya api. Lanting Beruga melompati jurang ini dengan sekali hentakan kaki, bahkan ketika dia menggunakan mode pertamanya, kulit Lanting Beruga tidak benar-benar merah seperti udang rebus.
Selain itu, uap yang dihasilkan dari tubuhnya terlihat sedikit lebih pekat dari sebelumnya.
"Ingatlah Lanting Beruga, meski kau bisa mengendalikan kekuatanku dan menghilangkan efek samping penggunaannya, tubuhmu masih terlalu lemah."
"Ya, aku tahu ..." ucap Lanting Beruga.
Sekarang, dua orang itu mulai saling memahami, dan berbagi perasaan satu sama lain. Lanting Be
"Tutup semua gerbang kota!" Cempaka Ayu memberi perintah pada salah satu pria yang menjadi pelayannya. "Jangan biarkan satu orangpun melewati gerbang ini, baik dari luar atau dari dalam kecuali para tamuku!""Kami akan melaksanakannya!"Beberapa hari sebelum terjadinya pertarungan besar, semua orang yang ada di dalam Tombok Tebing mulai mempersiapkan diri.Kota ini sebenarnya dipenuhi oleh pendekar, baik orang tua hingga anak-anak belasan tahun, tapi Cempaka Ayu meminta orang yang berada di bawah level emas, untuk tidak terlibat dalam pertarungan."Jendral Dewangga telah tiba!" salah satu telik sandi melaporkan situasi saat ini."Biarkan dia masuk!""Jendral Sabdo Jagat juga telah di depan gerbang, Nyai!""Tinggal Benggala Cokro?""Benar, mengingat tempat mereka cukup jauh, bisa saja datang beberapa hari kemudian.""Orang tua itu ..." ucap Cempaka Ayu, "Apa ilmu meringankan tubuhnya mulai lemah?"Sementara d
Dengan komposisi yang pas, campuran mayat, arang dan belerang bisa menciptakan sebuah serbuk yang mudah terbakar, dan dinamakan sebagai bubuk setan.Benda bulat yang ada di tangan Nyai Seburuk Mayat adalah benda yang terdiri dari bubuk setan di dalamnya, menghasilkan sebuah ledakan yang cukup kuat untuk menghancurkan dinding beton Kota Tombok Tebing."Serang!" ucap Nyai Seburuk Mayat.Di belakang wanita itu, ada sektiar 300 pendekar tanding, pilih tanding, bahkan puncak pilih tanding. Dari sekian banyak pendekar aliran sesat itu, ada sekitar 30% pendekar yang telah mencapai level pilih tanding.Tentu saja pasukan di dalam Tombok Tebing tidak menduga ada lebih banyak musuh yang memiliki level kependekaran di atas tanding. "Nyai Seburuk Mayat ...ada di depan gerbang kota tombok tebing ..." salah satu pria melapor lagi kepada Dewangga.Baru saja Jendral Dewangga hendak ke arah itu, tiba-tiba dia mendengar gelak tawa dari luar tembo
"Tetap di dekatku!" ucap Cempaka Ayu, "Kita masih belum tahu berapa banyak musuh ..."Jubarda Agung yang hendak beranjak dan melihat situasi saat ini terpaksa mengurungkan niatnya. Yang dikatakan Cempaka Ayu sedikit masuk akal, mereka belum melihat berapa banyak atau seberapa buruk situasi saat ini.Lebih parahnya lagi, mereka tidak tahu apa yang direncanakan oleh musuh. Semuanya belum pasti."Nyai ...ada tiga titik penyerangan ..." ucap seorang telik sandi. "Jendral Dewangga dan Sabdo Jagat sedang bertarung melawan petinggi Bulan Darah ...""Hanya dua petinggi Bulan Dara saja?""Benar Nyai ..."Cempaka Ayu mengangguk, merasa heran dengan tindakan Bulan Darah, jika mereka ingin menghancurkan tempat ini, paling tidak membawa 4 petinggi bulan darah.Apa yang mereka rencanakan? pikir Cempaka Ayu.Apakah Bulan Darah terlalu meremehkan mereka? entahlah.Sementara di sisi lain, Lanting Beruga mulai menerobos pasukan musu
Tinggalkan dahulu Lanting Beruga! sekarang di sisi lain, para bintang suci berjibaku sengit melawan musuh-musuhnya.Subansari yang sedikit menjauh dari teman-temannya menggunakan teknik pedang berarak untuk menghadapi beberapa pendekar tanding."Saudari Subansari ..." seorang prajurit tombok tebing memanggil dirinya. "Kami butuh bantuanmu!"Subansari menyapukan pandangan ke sisi itu, melihat ada sekitar 9 orang pendekar tanding mengepung 3 orang prajurit Tombok Tebing.Ada banyak mayat di sekitar 3 orang prajurit itu, tapi yang mengerikan adalah semua mayat itu bukan dari pihak musuh.Subansari bergerak cepat untuk membantu. Gadis itu mungkin tidak sehebat Lanting Beruga ketika menggunakan Teknik Awan Berarak, tapi dia jauh lebih unggul dari musuh-musuhnya."Kau berasal dari Sekte Awan Berarak?" ucap pria botak dengan senjata dua arit panjang yang dilumuri oleh banyak darah."Kalau iya memangnya kenapa?" tanya Subansari."Aku i
Lanting Beruga menoleh ke sisi ledakan, menyadari hal buruk telah terjadi di sana. Karena hal itu, dia menggunakan mode cahaya api, menyerang dua lawannya sekaligus. "Apa yang terjadi di sana?" ucap Lanting Beruga, pemuda itu berniat memeriksanya, tapi musuh selalu datang menghalangi. "Aku harap baik-baik saja ..." sambung Lanting Beruga. Sementara di sisi lain, ada lebih dari dua puluh orang mati dengan tubuh penuh koyakan, di sekitar lokasi ledakan tersebut. Beberapa orang terlihat dapat bergerak, merintih dan berusaha merayap menjauhi tempat itu. Salah satu korban bahkan tidak dapat dikenali karena seluruh wajahnya rusak parah, sayangnya dari pakaiannya korban berasal dari sekte Lembah Hantu. Udara bertiup kencang, menerbangkan debu yang menutupi wilayah itu, menunjukan permukaan tanah yang membentuk seperti telaga kering keronta. Beberapa batu masih mengeluarkan asap saat ini. Nyai Seburuk Mayat turun di pingg
Sekar Ayu awalnya menolak, dia merasa tidak aman jika berada cukup jauh dari Lanting Beruga, tapi pada akhirnya pemuda itu meyakinkan akan tetap berada di sekitar Lanting Beruga."Percayalah!" ucap Lanting Beruga.Sekar Ayu hanya mengangguk kecil, menelan satu sumber daya pelatihan yang diberikan oleh Lanting Beruga, sebelum kemudian dia menutup matanya.Lanting Beruga kembali mencabut pedangnya, mulai menghabisi beberapa musuh yang mendekati tempat persembunyian Sekar Ayu.Di sisi lain, Cempaka Ayu bersama Jubarda Agung masih menunggu di tempat paling jauh dari pertempuran.Pangeran itu tampak sangat ketakutan, dia mencengkram keris panca naga begitu kuat, dengan tangan bergetar menatap pada setiap saat munculnya ledakan."Bagaimana jika mereka menemukan aku ...?" ucap Jubarda Agung, menyadari sepertinya musuh telah mengetahui keberadaannya atau mungkin mengetahui keberadaan keris panca naga yang asli."Pangeran tidak usah risau," uc
Lanting Beruga menyambar tubuh Subansari setelah gadis itu terkena beberapa kali serangan musuhnya. Jika Lanting tidak melakukan hal itu, serangan terakhir dari musuh gadis itu bisa saja membuatnya mati."Hampir saja ..." ucap Lanting Beruga.Mata Subansari masih terbelalak saat ini, dia masih bisa mengingat kilatan serangan lawan yang mustahil bisa diatasi."Tunggu di sini ..." ucap Lanting Beruga.Namun Subansari menarik tangan Lanting Beruga, sepertinya gadis itu masih dikuasai oleh rasa takut. "Jangan jauh dariku ..."Lanting Beruga tersenyum tipis, "tentu saja tidak akan jauh, aku akan melindungi dirimu."Dengan enggan Subansari melepaskan pegangan tangannya, membiarkan Lanting Beruga berjibaku dengan beberapa musuh yang sempat membuat Subansari terpojok.Berada tidak jauh dari Subansari, Altar Buana baru saja menghabisi dua lawannya yang kuat. Setelah menggunakan jurus tingkat tinggi, tampaknya Altar Buana benar-bena
Ki Rindung Petoko memang terluka, tapi luka itu tidak benar-benar parah, bahkan bisa dikatakan tidak mungkin berbahaya bagi Ki Rindung Petoko.Di dalam Organisasi Bulan Darah, Ketua Bulan Jingga Ki Rindung Petoko dikatakan memiliki pertahan paling baik diantara 4 pimpinan yang lain.Hal itu berkat zirah sisik ular yang ada di balik pakaiannya. Zirah itu mungkin bukan sebuah pusaka seperti 12 pusaka yang muncul di dunia persilatan saat ini, tapi ketika zirah itu digabungkan dengan jurus pertahan level tinggi, kekuatannya bahkan setara dengan sebuah zirah pusaka."Jurus Tubuh Wesi dan Zirah Sisik Ular yang kumiliki tidak mungkin dapat kau kalahkan meski dengan pedang pusaka itu ..." ucap Ki Rindung Petoko.Jendral Dewangga mulai kehabisan tenaga menyerang ketua Bulan Jingga itu, dia telah 3 kali menggunakan Jurus Tarian Dewa Angin, tapi sialnya tidak bisa memberikan luka parah kepada Ki Rindung Petoko."Lukaku bisa sembuh dengan bantuan zirah sisik n