Mendengar hal itu beberapa pemuda mulai manaruh rasa jengkel kepada Lanting Beruga, bahkan Senior mereka Merpati Putih sedikit penasaran saat ini.
"Jika aku tidak bisa melukai dirinya, mau diletakkan dimana wajahku ini?" pemuda pengguna panah menarik lagi anak panahnya tapi kali ini bukan hanya dua anak panah yang muncul tapi tiga anak panah. "Kau bisa melakukan apapun untuk menghindari seranganku, dengan satu syarat kau tidak boleh membuka kain penutup matamu."
"Termasuk menyerangmu?" tanya Lanting Beruga.
"Ya, termasuk menyerang diriku."
Lanting Beruga tersenyum tipis, dan pada saat yang sama 3 anak panah lepas dari busur panah dan menderu ke arah Lanting Beruga.
Tiga anak panah bergerak cepat, mustahil bisa dihindari oleh Lanting Beruga tapi sayangnya dia malah berhasil menghindari serangan tersebut.
Kali ini Lanting Beruga berpindah tempat dari posisi sebelumnya.
"Sial!" Pemuda itu mulai geram, dia menarik lagi busur panahny
Sejak saat itu, Lanting Beruga tidak dipandang remeh oleh teman-temannya, beberapa dari mereka merasa segan berurusan dengan Lanting Beruga, bahkan beberapa yang lain malah takut.Merpati Putih tidak banyak memberikan tugas kepada pemuda tersebut, dan meminta Lanting Beruga untuk tidur di satu kamar khusus untuk dirinya sendiri. Anggaplah kamar pribadi, tapi Lanting Beruga menolaknya dengan lembut."Aku tidak terbiasa tidur di tempat bagus," jawab Lanting Beruga, "aku akan tidur di manapun kusukai."Merpati Putih tidak mencela perkataan Lanting Beruga, dia sungguh tidak berani, karena hal itu Lanting Beruga malah tidak diberikan tugas harian oleh Merpati Putih.Tentu saja ada banyak orang yang iri karena hal itu, tapi apa boleh buat mereka tidak kuasa untuk menentang kehendak Merpati Putih."Dia punya kekuatan yang hebat ..." terdengar seorang pemuda lain berkata kepada temannya, "Kenapa dia tidak diangkat menjadi murid senior dan berguru pada sala
Penjelasan yang benar-benar detil dari seorang murid baru yang memiliki level sama dengan mereka, ini membuat semua pemuda yang ada di tim 40 menjadi takjub.Pandangan mereka terhadap Lanting Beruga kini berubah 360 derajat, dan semuanya mulai menaruh hormat kepada pemuda tersebut.Ada peningkatan signifikan setelah Lanting Beruga melatih gadis tersebut. Mula-mula gadis itu hanya bisa menggunakan teknik level rendah dari jurus yang dikuasainya, kini dia mulai bisa mempelajari teknik level tinggi.Pada akhirnya Lanting Beruga menjelma bukan hanya sebagai pengganti murid senior tapi juga menggantikan Tetua Karang Dalo untuk melatih para murid-murid ini."Saudara Elang Api, apa menurutmu ada yang salah dengan tombakku?" salah satu pemuda yang lain bertanya kepada cucu Seno Geni itu.Lanting Beruga berpikir sejenak, dia tidak pernah memainkan tombak sebenarnya jadi tidak bisa melihat dimana letak kesalahan dari permainan tombak pemuda itu."Bisa
Lanting Beruga berniat menyusul Ketua Devisi Bayangan, tapi dia sadar statusnya di tempat ini sangatlah rendah. Yang bisa dilakukan oleh mereka adalah menunggu informasi yang datang. Dua hari lamanya Lanting Beruga menunggu kepulangan Ketua Devisi Bayangan, dan membuat dia benar-benar merasa sangat jenuh. Namun hari ketiga informasi datang ketelinganya, menjelaskan bahwa kondisi Merpati Putih sudah membaik. Gadis itu berhasil diselamatkan oleh ahli medis terbaik di tempat ini, tapi mengenai Tetua Karang Dalo masih belum jelas. Apakah dia mati? entahlah. Hari itu juga Merpati Putih dibawa kembali ke Devisi Bayangan bersama dengan Ketua Devisi. "Bagaimana keadaanya?" tanya para tetua yang lain ketika gadis itu berada dalam Istana Devisi Bayangan. "Cedera di tubuhnya sudah sembuh, tapi cedera di jiwanya akan sulit disembuhkan ..." ucap Ketua Devisi Bayangan, hal ini karena gadis itu mendapatkan pelecehan dari sang pelaku. Sekarang kondisi
Lanting harus menyelidiki masalah ini sendirian tapi sebagai anggota baru di dalam Devisi Bayangan, Lanting Beruga tidak memiliki wewenang untuk melakukan apapun, dia hanya murid Junior di sini.Setiap murid Junior harus belajar dan fokus dalam pengembangan diri, barulah ketika mereka menjadi murid senior, mereka diperbolehkan menjalankan misi-misi rahasia.Jadi masalah Lanting Beruga saat ini adalah, dia belum menjadi murid Senior juga belum menjadi seorang tetua."Sial, kenapa aku melupakan hal dasar seperti itu ..." gumam Lanting Beruga, memukul kepalanya beberapa kali sambil melaju ke arah jalan pulang.Lanting Beruga bahkan belum belajar satu jurus, satu teknik atau satu materipun selama berada di tempat ini.Hal ini memang wajar karena tugas sebagai pembimbing latihan dibebankan kepada murid Senior, barulah ketika mereka menjadi murid senior selayaknya, Lanting Beruga mendapatkan pelajaran berarti mengenai cara kerja Devisi Bayangan.H
Ada tiga aturan jika ingin menjadi murid Ketua Devisi, dan hal ini benar-benar sulit dilakukan.Tapi saat ini pilihan apa yang bisa Lanting Beruga ambil, dia tidak bisa hanya menunggu dan berlatih tanpa pembimbing selama 6 bulan lamanya.Sementara dirinya tidak mungkin mendapatkan tambahan ilmu dari seniornya Merpati Putih, karna cukup yakin saat ini Lanting Beruga lebih kuat dari senior tersebut.Hal-hal seperti inilah yang membuat Lanting Beruga sebenarnya merasa jengkel. Kenapa ada aturan seperti ini, jadi dia memikirkan cara lainnya."Aku akan membuat Ketua Devisi terkagum," ucap Lanting Beruga, dengan rasa kecewa dia menunda banyak rencananya dan akan fokus dalam berlatih."Aku tidak banyak tahu mengenai hal ini, katakan semuanya apa yang harus aku lakukan untuk mempelajari teknik Rembulan Sabit?"Pemuda dengan senjata panah lantas menjelaskan hal pokok yang sebenarnya telah dijelaskan oleh Merpati Putih kepada dirinya, tapi karena keja
Butuh waktu 10 hari bagi Lanting Beruga untuk mendapatkan 50 keping permata serikat. Dia bekerja siang malam tanpa sekalipun istirahat, karena menurutnya semakin cepat mengumpulkan kepingan permata serikat, semakin cepat pula dia berlatih bela diri.Beberapa murid senior acap kali mencibir perbuatannya, beberapa yang lain tidak segan-segan mempermalukan pemuda itu, dengan menyuruhnya mencuci pakaian dalam mereka.Sial sekali, beberapa gadis juga tidak malu melakukannya, dan malah menganggap Lanting Beruga sebagai pemuda bodoh tak berotak."Peduli setan," gumam Lanting Beruga, ketika hari ini dia kembali dari pekerjaannya membantu para gadis senior membersihkan pakaian dalam mereka.Dia menghitung kembali jumlah kepingan permata serikat, dan hari ini semua permata itu telah genap 101 permata.Dia berencana pergi ke perpustakaan, tapi sebelum itu dia ingin singgah disebuah rumah makan terbaik di tempat ini. Sudah sejak lama dia ingin ke sini dan menc
Camar Laut menyela ucapan Bangau Liar, dia bukan pengecut dan tim 10 bukan sekumpulan orang bodoh seperti yang dikatakannya.Namun hal ini malah mengundang tawa dari semua senior yang ada di dalam rumah makan ini."Jadi kau mau bertarung denganku, junior?" tanya Bangau Liar, "aku akan menurunkan level kependekaranmu untuk melawanmu, jika kau bisa menahan tiga seranganku, aku akan menarik kembali semua ucapanku."Menurunkan level kependekaran artinya Bangau Liar akan bertarung melawan Camar Laut dengan level tanpa tanding, bukan level bumi.Camar Laut setuju."Kau tidak perlu melakukan hal itu," ucap Lanting Beruga, berusaha membujuk Camar Laut untuk tidak terlibat masalah ini terlalu jauh, "Ini adalah masalah yang kuperbuat-""Saudara Elang Api, aku mungkin lemah tapi aku tidak bisa membiarkan orang-orang ini melecehkan tim kita, tidak setelah kau memberiku banyak pelajaran berharga."Camar Laut sudah memutuskan akan bertarung melawan
Tindakan Lanting Beruga malah membuat semua orang untuk sesaat terdiam, termasuk juga Bangau Putih.Namun hening kediaman itu hanya berlangsung sesaat, sebelum kemudian gelegar tawa Bangau Liar pecah, diiringi oleh belasan murid senior yang lain."Kau ingin menggantikan dirinya?" tanya Bangau Liar, "Kau serius? dia saja mungkin tidak bisa menahan satu seranganku, lalu bagaimana dengan dirimu?"Camar Laut bergegas mendekati Lanting Beruga dengan wajah yang dipenuhi dengan banyak makna, "Saudara Elang ...""Husttt ..." Lanting Beruga meletakan jari telunjuknya di bibir kemudian menggelengkan kepala sebagai isyarat agar Camar Laut diam, "kau sudah melakukan yang terbaik, tapi aku tidak bisa membiarkan dirimu terluka karena diriku."Lanting Beruga bejalan ke tengah halaman rumah makan ini, menoleh ke arah banyak murid senior yang menatapnya dengan penuh ejekan, kemudian dia menatap ke arah Bangau Liar yang penuh percaya diri."Aturannya sama, ak