Lanting Beruga menekuk bibir bawahnya setelah seseorang mendadani penyamarannya.
Orang tua berambut putih dan berjanggut tebal, penyamaran ini tidak sesuai dengan bayangan Lanting Beruga.
"Tidak ada bentuk lain?" tanya Lanting Beruga.
"Kau sedang menyamar, bukan sedang memikat gadis." Vala kesal karena Lanting Beruga merengek di perjalanan.
"Penyamaran itu cocok untukmu Lanting," ucap Rengkeh.
Belum lagi para bajak laut ini harus mengurusi Lanting Beruga yang mabuk kapal laut. Beberapa awak kadang kala berteriak dan nyaris melempar Lanting Beruga ke tengah lautan, karena muntah sembarangan.
"Apa dia pemuda yang sama dengan waktu itu?"
"Sial, bajuku terkena kotorannya."
"Dasar bocah sinting."
Banyak umpatan keluar dari mulut awak bajak laut, tapi tidak ada satupun yang dihiraukan oleh Lanting Beruga.
Pemuda itu akan muntah, kemudian kembali menyantap makanan yang ada, dan kemudian kembali memuntahkannya. Begitu ter
Ritra Banyu berhasil menguasai dirinya setelah menyadari keris panca naga ada di tangannya. Meski pendekar tanpa tanding sekalipun, dengan keris panca naga ini, Ritra Banyu sama sekali tidak takut."Rengkeh, aku dengar kau terluka cukup parah setelah bertarung melawan Sabdo Jagat?" Ritra Banyu tersenyum tipis, "luka yang diberikan oleh jendral itu, pasti tidak ringan, apa kau yakin bisa mengeluarkan semua kekuatanmu?""Meski aku terluka dalam, jika untuk mengirimu ke alam baka, aku masih bisa melakukannya.""Hahaha ...kau masih sombong seperti biasanya, Rengkeh." Ritra Banyu kemudian menatap ke arah pasukannya, menggerakkan kepala sebagai isyarat untuk menyerang bajak Laut Buaya Putih."Dengan senang hati!" Winsetra lebih dahulu menarik tombaknya, kemudian menyerang ke arah Vala."Winsetra, kau memilih lawan yang salah!" Vala menyambut serangan Winsetra dengan beberapa rantai yang selalu menjadi senjata handalannya.Tombak dan rantai bertemu
Membunuh pasukan Ritra Banyu, jelas terdengar konyol, tapi Lanting Beruga bertekad melakukannya.Ketika dia telah menguap dan kulitnya seperti udang rebus, tidak ada yang bisa menandingi kecepatannya, kecuali suara dan cahaya.5 orang pendekar pilih tanding telah tergeletak di tanah, dengan luka yang mengerikan. Hasil dari buah tangan Lanting Beruga membuat sebagian prajurit menelan ludah mereka."Kalian mau pergi ke mana?" tanya Lanting.Kilatan di matanya benar-benar tajam, menusuk jiwa mereka, mengintimidasi lawan-lawannya.Belasan prajurit selevel pendekar tanding, berniat melarikan diri dari tangan Lanting Beruga.Tapi hanya dua langkah mereka bergerak, pemuda itu telah berada di depan, dengan pedang terhunus ke depan.Pedang putih berkilat kini berubah warna menjadi merah dan berbau anyir."Jangan takut! kita bisa membunuhnya dengan bersamaan!""Benar, mari kita serang dengan kekuatan yang kita miliki!"
Rengkeh masih berijabaku melawan Ritra Banyu yang mulai kewalahan menghadapi pria bertangan palsu itu.Keris panca naga di tangan Ritra Banyu mulai kehabisan energinya, tidak bisa melepaskan serangan seperti sebelumnya.Ini benar-benar aneh, pikir Ritra Banyu, dan setelah beberapa waktu berlalu, Putra Mahkota itu baru menyadari jika bajak laut buaya putih mungkin sudah menipu dirinya mentah-mentah."Hahahah ..." Rengkeh tertawa melihat kebodohan Ritranya Banyu, "meski tubuhku mengalami luka dalam, bukan berarti kau bisa membunuhku dengan keris itu.""Bajingan, kau sudah menipuku?" Ritra Banyu berteriak keras, "Kau telah-"Ucapan Ritra Banyu terhenti, menyadari jika dia juga berniat menipu bajak laut Buaya Putih."Kenapa?" Rengkeh masih tertawa kecil, "Ku akui, kami memberikan keris palsu kepada dirimu, hanya untuk menguji apakah kalian menepati janji, tapi rupanya kalian mengingkari janji itu.""Rengkeh, berikan keris panca naga
Dua kilatan cahaya terang berpijar di sekitar area pertarungan, kemudian menciptakan sebuah ledakan energi dan menghempaskan benda apapun di sekitar mereka. Vala terpukul jauh beberapa depa, dia menghantam tiga pohon hingga tumbang dan masih terseok di tanah beberapa jauhnya. Lawannya, Winsetro tidak kalah lebih parah dari Vala. Pria itu berjungkir balik di udara, kepalanya menghantam 4 batang lebih besar dari batang yang dihantam Vala. Dari hidung dan mulutnya mengeluarkan darah segar, dan mungkin ada bagian tulang tengkoraknya yang retak karena hal itu. Vala berusaha berdiri, meskipun dia lebih baik dari Winsetro, nyatanya dia juga mengalami luka dalam yang tidak ringang. Sementara di sisi lain, Lanting Beruga terkena dua kali tendangan tepat di kepalanya. Pemuda itu terpukul sangat jauh, permukaan tanah membentuk siring dangkal karena tubuh pemuda itu. "Uhuk ...uhuk ..." Lanting Beruga batuk kecil, dia menggelengkan kepalany
Sisa-sisa prajurit yang masih hidup langsung melarikan diri, masuk ke dalam hutan tanpa menoleh ke belakang lagi. Tidak ada yang bisa mereka jadikan andalan lagi, Ritra Banyu sudah pergi, dan Winsetro telah mati. Lanting Beruga menarik kembali semua energi apinya, kemudian menghampiri beberapa orang yang terluka. "Kau bisa bertahan?" tanya Lanting Beruga. "Kami bisa bertahan ..." awak bajak laut bahkan tidak berani menatap wajah Lanting Beruga saat ini. Setelah pertarungan itu selesai, semua bajak laut tampak sedang memulihkan kondisi mereka masing-masing. Vala yang mendapatkan luka paling parah, sedang dirawat oleh dua pendekar medis, sementara Rengkeh tampaknya sudah mulai membaik setelah menyerap banyak ramuan obat-obatan. Lanting Beruga berada cukup jauh dari bajak laut itu, dia tampak sedang duduk menatap puing-puing kota mati ini, dan tentu saja beberapa mayat yang masih belum dikuburkan. 1/4 dari mayat-mayat itu
Tanpa menoleh kebelakang, Ritra Banyu memacu kecepatannya. Dia ingin cepat sampai ke Sursena, dan tentu saja meminta pendeta suci untuk segera melantik dirinya menjadi Raja.Ketika merasa cukup jauh dari Bajak Laut Buaya Putih, barulah Ritra Banyu menghentikan langkah kakinya. Pria itu menoleh ke belakang, berharap jika putra tertuanya telah menyusul, tapi sampai beberapa saat kemudian putra tertua itu tidak kunjung muncul.Perasaan Ritra Banyu sedikit bimbang, dia khawatir jika Winsetro mengalami hal buruk di belakang sana.Namu, tidak mungkin. Bersama Winsetro ada seorang pendekar puncak pilih tanding yang benar-benar dapat diandalkan."Aku yakin dia bisa bertarung melawan Vala dan Rengkeh yang telah terluka dalam," gumam Ritra Banyu. "Vala pasti diselamatkan."Ritra Banyu kembali melangkahkan kaki, untuk tiba di Sursena masih membutuhkan waktu 1 hari lamanya jika kondisi badan dalam keadaan bagus.Namun menggunakan ilmu meringankan tubuh
Ritra Banyu tidak tahu bagaimana cara Nyai Seburuk Mayat mengetahui keaslian keris panca naga, tapi cekikan yang dilakukan oleh wanita itu bisa saja membuat nyawanya melayang.Nyai Seburuk Mayat menyeringai, gigi hitam yang berjejer di dalam mulutnya begitu cocok dengan raut wajah menyeramkan yang dia miliki."Keris itu ...keris itu berada di tangan ...tangan...Bajak Laut Buaya Putih ..." Kali ini suara yang keluar dari mulut Ritra Banyu semakin serak dan putus-putus.Nyai Seburuk Mayat menarik nafas dalam-dalam, dia semakin mempererat cengkraman tangannya, dan membuat mata Ritra Banyu mendelik ke atas."Apa kau tidak bohong?""Ti ...ti ...tidak, aku berani bersumpah atas nama ayahku.""Kau membunuh ayahmu, apa aku harus percaya?""Ta ...ta ..tapi aku mengatakannya dengan jujur ..."Nyai Seburuk Mayat melempar Ritra Banyu ke samping, hingga tubuhnya menghantam pohon besar.Pria itu segera memeriksa lehernya, ada be
Ini adalah Kota Tombok Tebing, sedikit lebih kecil dari Kota Majangkara, tapi juga cukup aman.Ada patung raksasa tepat di tengah-tengah kota ini, Patung Seno Geni, sebagai Raja terakhir tempat ini sebelum statusnya berubah menjadi Kota.Lanting Beruga masuk dengan santai, tidak ada penjagaan ketat di kota ini, mungkin saja malah tidak ada prajurit Sursena yang berpatroli."Lanting!" seorang gadis tiba-tiba berseru dari belakang, "sukurlah kau baik-baik saja ...""Klik Klik Klik ..."Di pundak gadis tersebut berkicau burung Garuda Kencana, melihat Lanting Beruga dia segera terbang dan berceloteh panjang pendek."Aku selamat ..." jawab Lanting Beruga."Klik Klik Klik ..."Sekar Ayu, Lanting Beruga tidak menduga jika gadis ini yang pertama kali menemukan dirinya. Gadis bermata putih yang aneh.Sekar Ayu membawa Lanting Beruga masuk lebih dalam melewati jalanan Kota Tombok Tebing. Secara sepintas kota ini benar-benar tenang