Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Akal Licik Rosalawu

Share

Akal Licik Rosalawu

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-31 16:17:41

Ritra Banyu tidak tahu bagaimana cara Nyai Seburuk Mayat mengetahui keaslian keris panca naga, tapi cekikan yang dilakukan oleh wanita itu bisa saja membuat nyawanya melayang.

Nyai Seburuk Mayat menyeringai, gigi hitam yang berjejer di dalam mulutnya begitu cocok dengan raut wajah menyeramkan yang dia miliki.

"Keris itu ...keris itu berada di tangan ...tangan...Bajak Laut Buaya Putih ..." Kali ini suara yang keluar dari mulut Ritra Banyu semakin serak dan putus-putus.

Nyai Seburuk Mayat menarik nafas dalam-dalam, dia semakin mempererat cengkraman tangannya, dan membuat mata Ritra Banyu mendelik ke atas.

"Apa kau tidak bohong?" 

"Ti ...ti ...tidak, aku berani bersumpah atas nama ayahku."

"Kau membunuh ayahmu, apa aku harus percaya?"

"Ta ...ta ..tapi aku mengatakannya dengan jujur ..."

Nyai Seburuk Mayat melempar Ritra Banyu ke samping, hingga tubuhnya menghantam pohon besar.

Pria itu segera memeriksa lehernya, ada be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
🅰️nny Maheswari
jadi buronan dan bangga
goodnovel comment avatar
Spobmayon Spob
kelamaan babnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Kabar Berita

    Ini adalah Kota Tombok Tebing, sedikit lebih kecil dari Kota Majangkara, tapi juga cukup aman.Ada patung raksasa tepat di tengah-tengah kota ini, Patung Seno Geni, sebagai Raja terakhir tempat ini sebelum statusnya berubah menjadi Kota.Lanting Beruga masuk dengan santai, tidak ada penjagaan ketat di kota ini, mungkin saja malah tidak ada prajurit Sursena yang berpatroli."Lanting!" seorang gadis tiba-tiba berseru dari belakang, "sukurlah kau baik-baik saja ...""Klik Klik Klik ..."Di pundak gadis tersebut berkicau burung Garuda Kencana, melihat Lanting Beruga dia segera terbang dan berceloteh panjang pendek."Aku selamat ..." jawab Lanting Beruga."Klik Klik Klik ..."Sekar Ayu, Lanting Beruga tidak menduga jika gadis ini yang pertama kali menemukan dirinya. Gadis bermata putih yang aneh.Sekar Ayu membawa Lanting Beruga masuk lebih dalam melewati jalanan Kota Tombok Tebing. Secara sepintas kota ini benar-benar tenang

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • LANTING BRUGA   Satrio Langit dan Sekar Ayu

    Angga Nurmeda terdiam beberapa saat, tapi kemudian pemuda itu tersenyum kecil. "Maafkan aku, kita akan bertarung dilain waktu!" Setelah mengatakan hal itu, dengan senyum sinis, Angga Nurmeda pergi meninggalkan mereka semua. Satrio Langit menghela nafas berat, ingin sekali menghantam Angga Nurmeda untuk memberinya perhitungan. Lanting Beruga menegak secawan air, setelah menghambiskan banyak makanan. Subansari segera menghampiri pemuda itu dan menanyakan apakah dia baik-baik saja. "Makanan ini sangat enak," jawab Lanting Beruga. "Kau memikirkan masalah makanan? aku sedang mengkhawatirkan dirimu?" ucap Lanting Beruga. Lanting Beruga menggaruk kepalanya, tertawa kecil kemudian berkata, "Ah, aku tidak peduli." Sementara di sisi lain, Angga Nurmeda menghampiri Kakas Mangkuraga yang duduk sendirian di ruangannya. Jelas sekali perasaan Kakas Mangkuraga tak menentu saat ini, setelah mendengar kabar yang beredar, hatinya mulai me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • LANTING BRUGA   Cukup Kuat Untuk Membunuh Dua Lawan

    Sekar Ayu berhasil mempelajari kitab kuno, Jurus Mata Pedang. Hanya dengan tatapan, dia bisa mengacak-acak aliran tenaga dalam seseorang.Namun yang paling mengerikan adalah, pemiliki jurus ini bisa membuat seseorang mati dengan tenaga dalamnya sendiri.Seperti yang dilakukan oleh Sekar Ayu, dia mengendalikan tenaga dalam lawannya, seperti seorang penyihir dan dengan hal itu, dia juga mengendalikan tubuh mereka. Termasuk mematahkan tulang-tulangnnya.Jurus yang paling langka, dan benar-benar mengerikan.Lanting Beruga tertawa kecil melihat kehebatan dua orang temannya ini. Hanya dalam beberapa bulan saja menjadi asuhan Guru Kilat Putih, mereka berkembang diluar dugaan.Setelah salah satu pembunuh bayaran itu mati di tangan Sekar Ayu, 6 orang yang lain mulai terlihat waspada.Tiga bocah di depan mereka bukan pendekar sembarangan."Gadis itu bahkan belum mencapai level pilih tanding, bagaimana dia memiliki kekuatan sehebat itu ...?" sal

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • LANTING BRUGA   Legenda Dewi Bulan

    Pembunuh bayaran yang lain, hampir bisa melukai Sekar Ayu, tapi ketika melihat kekuatan Lanting Beruga, perhatian pembunuh itu menjadi terbagi.Sekar Ayu memanfaatkan kesempatan ini untuk menggunakan jurus mata merobek raga, dan berhasil dengan efektif.Lawannya, mulai merasakan aliran tenaga dalamnya tak terkendali, kemudian beberapa bagian organ tubuhnya yang mulai bergerak sendiri."Ja ..jangan ..." pembunuh itu ingin mengatakan, 'jangan bunuh aku, maafkan aku,' tapi jurus Mata Merobek Raga telah mengunci pita suaranya, tidak tapi lebih dari hanya sekedar mengunci pita suara, tapi melukainya.Mula-mula darah keluar dari lubang hidung, kemudian dari pangkal mata, dan terakhir dari lubang telinganya.Sekar Ayu tidak mematahkan tulang belulang lawannya, tapi dia menyerang organ dalam, dan meledakan jantung lawan.Sekar Ayu jatuh di tanah, menggunakan dua kali jurus mata merobek raga membuat seluruh tenaga dalamnya terkuras.Pada dasar

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • LANTING BRUGA   Di Hadapan Gerbang Zambala

    Malam ini Lanting Beruga tidak tidur, dan sebenarnya bukan hanya dirinya saja, tetapi juga Cempaka Ayu. Lanting Beruga tampak gelisah, seolah kepalanya ditimpa beban berat. Tentu saja hal itu bisa terjadi, pertama dia harus mencari jawaban mengenai para pembunuh bayaran yang mengincar nyawanya. Apakah itu berasal dari Sursena, atau kiriman dari Angga Nurmeda? Lanting tidak tahu jawabannya. Dan hal kedua yang membuat dia pusing adalah, sosok Cempaka Ayu. Tanda di kening wanita itu membuat dirinya gelisah, seolah menyimpan banyak memori dan perjalanan hidup antara Cempaka Ayu dan juga dirinya, atau mungkin juga Roh Api. "Kau memikirkannya?" suara Roh Api bergemah di kepala Lanting Beruga. "Tanda itu dibuat oleh Kakekmu dengan berkah matahari, agar Dewi Bulan yang ada di dalam tubuhnya tidak muncul dan mengambil alih Cempaka Ayu." Menurut Roh Api, Cempaka Ayu tidak pernah berhasil menguasai kekuatan dewi bulan, dia gagal. Alih-alih menguasai keku

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • LANTING BRUGA   Mereka Telah Pergi

    Satrio Langit membuka pintu dengan kasar, mengejutkan Altar Buana, Subansari dan Intan Kumala."Dimana Angga Nurmeda!!" berteriak Satrio Langit. "Aku akan membunuhnya!""Tunggu, apa yang terjadi?" Altar Buana beranjak berdiri, dia tidak tahu kenapa Satrio Langit bersifat seperti ini di pagi hari.Satrio Langit tidak menjawab, dia bergegas menuju ruangan Angga Nurmeda, dan mendobrak pintunya sampai hancur, tapi sayang sekali pemuda itu tidak menemukan Angga Nurmeda di ruangannya.Satrio Langit bergegas ke kamar sebelahnya, kamar Kakas Mangkuraga, tapi di dalam kamar itu tidak ada satu orangpun, sepi dan kosong."Kemana mereka pergi?" tanya Satrio Langit."Langit, jelaskan apa yang telah terjadi?" Intan Ayu merasa bahwa situasi hari ini sedikit janggal.Bukan hanya Angga Nurmeda, tapi beberapa bintang suci yang lain juga telah pergi dari tempat ini."Bandang Sura, Loka dan juga Danur Dara telah pergi ..." Subansari telah me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • LANTING BRUGA   Kejamnya Raja Baru

    Di Istana Sursena."Apa yang kau lakukan Raja?!" seorang pelayan berteriak keras, ketika Rosalawu menebaskan pedang untuk membunuhnya."Kumpulkan semua pejabat, pelayan dan semua orang yang setia terhadap Ritra Banyu dan Jubarda Agung!"Ini adalah perintah pertama setelah satu minggu Rosalawu menaiki tahta kerajaan."Siap laksanakan!" ucap Sandar Angin.Tidak butuh waktu banyak untuk mengumpulkan semua orang yang tidak disukai oleh Rosalawu.Para pejabat korup yang dulunya memihak Ritra Banyu kini menangis di halaman istana Sursena, kaki dan tangan mereka terikat, dan mulut mereka disumpali dengan kain kotor berbau darah.Sementara itu, ada lebih dari 30 pelayan hanya tertunduk, pasrah terhadap takdir mereka yang buruk.Para pelayan ini adalah orang-orang yang setia terhadap Jubarda Agung, jelas tidak memiliki kekuatan untuk melakukan perlawanan. Satu-satunya yang mereka pikirkan adalah, bisa berkumpul dengan Jubard

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • LANTING BRUGA   Pilihan Dewangga

    Berita pemenggalan pejabat Istana tersebar di seluruh wilayah Sursena dalam waktu yang begitu cepat.Di wilayah Kota Majangkara, Jendral Dewangga menahan batuk kering yang dideritanya setelah bertarung melawan Nyai Seburuk Mayat, dia mendapatkan informasi buruk hari ini dari salah satu telik sandinya."Bedebah itu!" ucap Dewangga, dia ingin memaki Rosalawu tapi kehilangan kata-kata kasar, akhirnya yang bisa dilakukan oleh Dewangga hanya mengeraskan rahang dan mengepalkan tangan. "Perintahkan Anjani, dan Gadhing untuk datang ke sini!""Kami berdua sudah di sini, Kakak!" Nyai Anjani dan Gadhing rupanya telah mendengar kabar tersebut, langsung memutuskan untuk pergi ke Majangkara guna memintai keterangan secara langsung dari mulut Dewangga."Kakak Dewangga, situasi ini benar-benar sulit ..." ucap Gadhing, "50 tahun lalu, hal seperti ini dilakukan oleh musuh, sehingga kita tahu kelompok mana yang harus dilawan, tapi sekarang ...." Gadhing berhenti sejenak, me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status