Seseorang memiliki tiga level utama dalam jiwa spiritual, dan hal itu akan dilambangkan dengan garis cahaya yang keluar dari tubuh mereka ketika berada di depan kaca paisan.
Tiga garis yang muncul adalah jiwa spiritual orang biasa, meskipun mereka menjadi pendekar mereka tidak mungkin menjadi pendekar hebat karena mereka sejatinya tidak memiliki bakat.
Garis empat dan lima adalah jiwa sepiritual yang dimiliki oleh pendekar yang berada di level pucak tanpa tanding, ini adalah level ke dua dari jiwa pritual.
Level ini umum ditemukan ditubuh pendekar-pendekar yang berada di level tanpa tanding ke bawah, semakin terang garis ke empat dan kelima, menunjukan mereka akan sanggup mencapai puncak tanpa tanding.
Jendral Dewangga, Benggala Cokro atau pula Sabdo Jagat mungkin memiliki empat sampai lima garis cahaya.
Sementara yang terakhir adalah, garis yang sangat langka garis ke enam sampai seterusnya. Tidak ada batasan garis cahaya ini, semakin banyak garis
Tempat awal pertama yang mereka datangi adalah pusat utama Istana Serikat Satria, dari sini kemudian mereka akan memilih bagian devisi mana yang cocok untuk mereka.Ada 10 devisi di tempat ini yang mengerjakan satu bagian utama atau tugas utama di dalam Serikat. Misal Devisi Penerimaan, Devisi Pengobatan, Devisi informasi dan lebih banyak Devisi Lain. Namun ada satu Devisi yang memiliki jumlah pengikut paling sedikit, tidak diminati oleh banyak murid Serikat Satria, yaitu devisi Bayangan.Balawa telah dipilih oleh salah satu Tetua dari Devisi Pengobatan, jadi kini dia segera pergi ke tempat Devisi Pengobatan atau pendekar medis.Hanya tinggal Lanting Beruga saja saat ini, jadi dia bingung akan memilih devisi yang mana."Kau bisa memilih devisi sesuai dengan minat dan bakatmu ..." seorang Tetua memberikan saran kepada Lanting Beruga.Lanting Beruga mencari nama Devisi yang berhubungan dengan makanan, tapi sial mana ada devisi seperti itu di te
Persetan dengan murid baru, murid lama saja sudah tidak muat di dalam Bangsal ini malah ditambah lagi dengan murid baru. Memangnya Lanting Beruga mau tidur dimana, semua kamar di sini sudah penuh."Halo semuanya ..." Lanting Beruga kembali bersikap ramah, tapi lagi-lagi belasan murid junior ini sangat belagu dan terkesan sombong, hingga kemudian murid senior keluar dari dalam kamarnya."Kau murid baru?" tanya murid Senior itu, "aku dijuluki sebagai Merpati Putih, aku adalah seniormu dan mulai hari ini kau harus patuh denganku."Senior itu merupakan seorang wanita usia kisaran 30 tahun, dia masih gadis tentu saja, tapi masih cukup cantik dan menarik. Semua murid senior laki-laki di sini mengagumi murid senior itu karena kecantikannya.Jika bukan karena kecantikannya, kau pikir bagaimana semua berandalan ini mau tunduk dan patuh?Merpati Putih menjelaskan beberapa hal kepada Lanting Beruga, tapi satu hal yang hanya ditangkap oleh otak pemuda te
Mendengar hal itu beberapa pemuda mulai manaruh rasa jengkel kepada Lanting Beruga, bahkan Senior mereka Merpati Putih sedikit penasaran saat ini."Jika aku tidak bisa melukai dirinya, mau diletakkan dimana wajahku ini?" pemuda pengguna panah menarik lagi anak panahnya tapi kali ini bukan hanya dua anak panah yang muncul tapi tiga anak panah. "Kau bisa melakukan apapun untuk menghindari seranganku, dengan satu syarat kau tidak boleh membuka kain penutup matamu.""Termasuk menyerangmu?" tanya Lanting Beruga."Ya, termasuk menyerang diriku."Lanting Beruga tersenyum tipis, dan pada saat yang sama 3 anak panah lepas dari busur panah dan menderu ke arah Lanting Beruga.Tiga anak panah bergerak cepat, mustahil bisa dihindari oleh Lanting Beruga tapi sayangnya dia malah berhasil menghindari serangan tersebut.Kali ini Lanting Beruga berpindah tempat dari posisi sebelumnya."Sial!" Pemuda itu mulai geram, dia menarik lagi busur panahny
Sejak saat itu, Lanting Beruga tidak dipandang remeh oleh teman-temannya, beberapa dari mereka merasa segan berurusan dengan Lanting Beruga, bahkan beberapa yang lain malah takut.Merpati Putih tidak banyak memberikan tugas kepada pemuda tersebut, dan meminta Lanting Beruga untuk tidur di satu kamar khusus untuk dirinya sendiri. Anggaplah kamar pribadi, tapi Lanting Beruga menolaknya dengan lembut."Aku tidak terbiasa tidur di tempat bagus," jawab Lanting Beruga, "aku akan tidur di manapun kusukai."Merpati Putih tidak mencela perkataan Lanting Beruga, dia sungguh tidak berani, karena hal itu Lanting Beruga malah tidak diberikan tugas harian oleh Merpati Putih.Tentu saja ada banyak orang yang iri karena hal itu, tapi apa boleh buat mereka tidak kuasa untuk menentang kehendak Merpati Putih."Dia punya kekuatan yang hebat ..." terdengar seorang pemuda lain berkata kepada temannya, "Kenapa dia tidak diangkat menjadi murid senior dan berguru pada sala
Penjelasan yang benar-benar detil dari seorang murid baru yang memiliki level sama dengan mereka, ini membuat semua pemuda yang ada di tim 40 menjadi takjub.Pandangan mereka terhadap Lanting Beruga kini berubah 360 derajat, dan semuanya mulai menaruh hormat kepada pemuda tersebut.Ada peningkatan signifikan setelah Lanting Beruga melatih gadis tersebut. Mula-mula gadis itu hanya bisa menggunakan teknik level rendah dari jurus yang dikuasainya, kini dia mulai bisa mempelajari teknik level tinggi.Pada akhirnya Lanting Beruga menjelma bukan hanya sebagai pengganti murid senior tapi juga menggantikan Tetua Karang Dalo untuk melatih para murid-murid ini."Saudara Elang Api, apa menurutmu ada yang salah dengan tombakku?" salah satu pemuda yang lain bertanya kepada cucu Seno Geni itu.Lanting Beruga berpikir sejenak, dia tidak pernah memainkan tombak sebenarnya jadi tidak bisa melihat dimana letak kesalahan dari permainan tombak pemuda itu."Bisa
Lanting Beruga berniat menyusul Ketua Devisi Bayangan, tapi dia sadar statusnya di tempat ini sangatlah rendah. Yang bisa dilakukan oleh mereka adalah menunggu informasi yang datang. Dua hari lamanya Lanting Beruga menunggu kepulangan Ketua Devisi Bayangan, dan membuat dia benar-benar merasa sangat jenuh. Namun hari ketiga informasi datang ketelinganya, menjelaskan bahwa kondisi Merpati Putih sudah membaik. Gadis itu berhasil diselamatkan oleh ahli medis terbaik di tempat ini, tapi mengenai Tetua Karang Dalo masih belum jelas. Apakah dia mati? entahlah. Hari itu juga Merpati Putih dibawa kembali ke Devisi Bayangan bersama dengan Ketua Devisi. "Bagaimana keadaanya?" tanya para tetua yang lain ketika gadis itu berada dalam Istana Devisi Bayangan. "Cedera di tubuhnya sudah sembuh, tapi cedera di jiwanya akan sulit disembuhkan ..." ucap Ketua Devisi Bayangan, hal ini karena gadis itu mendapatkan pelecehan dari sang pelaku. Sekarang kondisi
Lanting harus menyelidiki masalah ini sendirian tapi sebagai anggota baru di dalam Devisi Bayangan, Lanting Beruga tidak memiliki wewenang untuk melakukan apapun, dia hanya murid Junior di sini.Setiap murid Junior harus belajar dan fokus dalam pengembangan diri, barulah ketika mereka menjadi murid senior, mereka diperbolehkan menjalankan misi-misi rahasia.Jadi masalah Lanting Beruga saat ini adalah, dia belum menjadi murid Senior juga belum menjadi seorang tetua."Sial, kenapa aku melupakan hal dasar seperti itu ..." gumam Lanting Beruga, memukul kepalanya beberapa kali sambil melaju ke arah jalan pulang.Lanting Beruga bahkan belum belajar satu jurus, satu teknik atau satu materipun selama berada di tempat ini.Hal ini memang wajar karena tugas sebagai pembimbing latihan dibebankan kepada murid Senior, barulah ketika mereka menjadi murid senior selayaknya, Lanting Beruga mendapatkan pelajaran berarti mengenai cara kerja Devisi Bayangan.H
Ada tiga aturan jika ingin menjadi murid Ketua Devisi, dan hal ini benar-benar sulit dilakukan.Tapi saat ini pilihan apa yang bisa Lanting Beruga ambil, dia tidak bisa hanya menunggu dan berlatih tanpa pembimbing selama 6 bulan lamanya.Sementara dirinya tidak mungkin mendapatkan tambahan ilmu dari seniornya Merpati Putih, karna cukup yakin saat ini Lanting Beruga lebih kuat dari senior tersebut.Hal-hal seperti inilah yang membuat Lanting Beruga sebenarnya merasa jengkel. Kenapa ada aturan seperti ini, jadi dia memikirkan cara lainnya."Aku akan membuat Ketua Devisi terkagum," ucap Lanting Beruga, dengan rasa kecewa dia menunda banyak rencananya dan akan fokus dalam berlatih."Aku tidak banyak tahu mengenai hal ini, katakan semuanya apa yang harus aku lakukan untuk mempelajari teknik Rembulan Sabit?"Pemuda dengan senjata panah lantas menjelaskan hal pokok yang sebenarnya telah dijelaskan oleh Merpati Putih kepada dirinya, tapi karena keja