Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Di Dalam Perut Ular

Share

Di Dalam Perut Ular

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-26 23:39:51

Karena ulah Lanting Beruga itu, Ares terpaksa hanya bisa menghindari semua serangan boneka ular, tanpa melakukan perlawanan sedikitpun. Namun ini cukup membuat dia lebih santai, karena menghindar bukanlah perkara sulit bagi orang yang memiliki kecepatan petir seperti dirinya.

"Dasar orang gila," ucap Ares, "apa dia tidak memikirkan dampak dari semua tindakan cerobohnya."

Sementara di sisi lain, Lanting Beruga kini sudah berada di dalam tubuh boneka ular tersebut.

Sayangnya bagian dalam ular tidak seperti yang dia duga. Ada banyak benda yang tidak diketahui oleh Lanting Beruga, seperti roda-roda bergerigi besar yang berada di beberapa titik.

Luas di dalam perut ular mungkin sebesar kamar, tapi memiliki ukuran yang panjang. Beberapa titik terasa lebih sempit dengan kemudian di titik lain terasa begitu longgar.

Lanting Beruga harus dapat menyeimbangkan tubuhnya dengan baik, agar tidak terhempas ketika ular itu sedang bergerak.

"Dimana kelemahan ular ini ..." Lanting Beruga mulai menyelu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Nandar Fitriansyah
up datenya ber hari2. wew. tamat mungkin.
goodnovel comment avatar
I Nengah Wibawa
dan lantingpun dapat upgrade yg terakhir... hahaha
goodnovel comment avatar
Eman Supriatna
update nya tiap jam berapa sih thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Jalan Pulang

    Setelah boneka ular tak berkutik, Lanting Beruga keluar dengan perasaan yang lebih lega. Dia kemudian memperhatikan bagian keseluruhan tubuh ular, tapi tidak ada hal yang menarik kecuali sepasang mata ular itu.Meskipun sedikit ragu, Lanting Beruga berhasil mencongkel keluar dua mata ular yang mirip seperti batu permata."Dimana kotak pandoranya?" tanya Ares.Lanting Beruga tidak menjawab, dia hanya sibuk memperhatikan dua mata ular di tangannya, hingga mendadak muncul cahaya terang dari dua mata tersebut.Lanting Beruga mengarahkan mata ke atas, dan cahayanya jauh lebih terang lagi. Ini seperti sebuah radar.Mereka berdua kemudian mengikuti kearah mana cahaya yang lebih terang dari mata tersebut, hingga akhirnya mereka tiba di lantai ke dua.Di sini, Lanting Beruga dan Ares menemukan sebuah gerbang lain. Ada dua lubang pada gerbang atau pintu itu. Lanting Beruga langsung meletakan dua mata ular pada masing-masing pintu, dan tiba-tiba gerbang terbuka.Sebuah ruangan yang dipenuhi oleh

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • LANTING BRUGA   Pedang Pembantai Iblis

    Ritual pembuatan pedang Bramasta akhirnya dilakukan oleh Pimpinan Kurcaci yang dibantu 3 kurcaci lain. Ketiga Kurcaci itu memiiki skill yang berada di atas rata-rata.Sementara itu, Lanting Beruga dan Ares diharapkan untuk menunggu dengan sabar, tanpa mengganggu proses pembuatan pedang Bramasta.Ares memutuskan untuk melakukan meditasi dan fokus untuk memulihkan tenaganya yang banyak terkuras. Sementara Lanting Beruga kini bersama dengan anak-anak kurcaci, membuat makanan.Sumber makanan di tempat ini berasal dari buah-buahan pohon besar. Meski hanya satu batang saja, tapi pohon itu bisa menghasilkan lebih dari lima macam buah-buahan.Beberapa buah bisa dimakan secara langsung jika telah matang, beberapa buah yang lain harus melewati proses terlebih dahulu sebelum bisa disantap oleh bangsa Kurcaci.Lanting Beruga bertugas membuat api di tungku, sementara beberapa anak kurcaci mulai mengiris buah yang terlihat seperti jeruk tapi itu bukan jeruk karena teksturnya yang lumayan keras."Ra

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-28
  • LANTING BRUGA   Permintaan Para Kurcaci

    Akhirnya, Lanting Beruga dan Ares memutuskan untuk kembali ke alam manusia. Namun sebelum itu, Pimpinan Kurcaci meminta sesuatu kepada Ares, ini juga berkaitan dengan kesalahannya, dan dianggap sebagai penebusan kesalahan tersebut."Aku menginginkan cincin yang kau pakai," ucap Pimpinan tersebut.Cincin yang digunakan Ares merupakan kunci untuk membuka portal yang akan membawa manusia ke tempat ini, dan Pimpinan tersebut menginginkan cincin tersebut.Dia punya alasan tersendiri, tentu saja.Pertama, Pimpinan Kurcaci tidak menerima orang luar datang ke tempat ini lagi. Tidak peduli siapapun yang akan datang, entah itu bangsawan dunia atau bahkan Lanting Beruga sekalipun, mereka tidak ingin bertemu lagi. Bangsa Kurcaci ini juga sudah tidak ingin menempa senjata untuk manusia. Menurut mereka, senjata yang dipakai oleh Lanting Beruga merupakan senjata terakhir yang dibuat oleh mereka bagi manusia.Alasan ke dua adalah, para kurcaci tidak ingin mengambil resiko dengan kegelapan. Mereka ten

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • LANTING BRUGA   Malaikat Kecil

    Keberadaan Seno Geni masih belum terungkap oleh aliansi pendekar aliran putih. Dia bersama dengan Dewa Beralis Tebal rupanya telah membebaskan 20 pulau kecil dari budak kegelapan, dan lebih dari 40 kota telah mereka kuasai saat ini.Dewa Beralis Tebal sama sekali tidak menduga jika pria cacat yang ditemuinya beberapa tahun yang lalu ketika Lanting Beruga masih berusia belasan tahun, kini telah menjelma menjadi sosok pendekar yang begitu hebat.Namun tentu saja dia tidak tahu jika kekuatan yang ada di dalam tubuh Seno Geni pada dasarnya berasal dari bangsa Asura baik yaitu Pramudhita.Pramudhita lah yang memiliki aura alam setara dengan pendekar level langit tinggi, dan Seno Geni adalah pendekar yang menguasai teknik Angkara Jagad dengan sempurna. Dua kombinasi itu membuat budak-budak kegelapan tidak mampu untuk menghadapinya."Kita akan terus maju ke depan," ucap Seno Geni."Tujuan kita adalah Benua Hayna Darah?" tanya Dewa Beralis Tebal."Begitu ya, aku tidak tahu nama tempat yang ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • LANTING BRUGA   Kembalinya Lanting Beruga

    Beberapa hari kemudian, Lanting Beruga telah kembali ke Benua Lentera Es, dan disambut baik oleh teman-temannya.Ares menjelaskan bahwa misi pembuatan ulang pedang Bramasta yang patah telah berhasil dilakukan, dan kini pedang itu telah berubah bentuk sekaligus nama menjadi pedang pembantai iblis.Mendengar hal tersebut, para pendekar tampak sangat lega, seolah harapan yang mendadak lenyap tiba-tiba muncul kembali.Pedang itu merupakan salah satu harapan bagi keberlangsungan hidup manusia di Dunia Utara, dan secara tidak langsung Lanting Beruga adalah sosok yang dianggap sebagai orang yang paling tepat untuk menghadapi Dewa Kehancuran tanpa kepala itu.Setelah beberapa saat kemudian, Lanting Beruga mendampingi Delima Kemala Putri yang masih saja berlatih tiada henti.Baru pula beberapa langkah lagi menyentuh tubuh gadis kecil tersebut, mata Delima Kemala Putri langsung terbuka lebar."Kakang, aku berhasil memahami elemen air di dalam aura alam," ucap Delima Kemala Putri. "Sekarang aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • LANTING BRUGA   Kesombongan Yang Mengering

    Roh Api berusaha mengusir Lanting Beruga dari alam bawah sadar Delima Kemala Putri, dengan menyerang pemuda itu menggunakan tentakelnya.Beberapa kali bahkan gelombang besar berusaha menenggelamkan Lanting Beruga, tapi tidak berhasil."Meski hanya setengah kekuatan saja, Roh Air memang yang paling menyebalkan," ucap Lanting Beruga. "Jangan kau pikir bisa mengusirku dari alam bawah sadar Delima Kemala Putri.""Kenapa kau selalu menggangguku?"Pertempuran sengit itu terjadi cukup lama, berhari-hari, meskipun di alam nyata kejadian itu berlangsung hanya beberapa menit saja.Meski hanya setengah kekuatan saja dari roh air, tapi daya hancur yang dihasilkan dari setiap tintakelnya mampu membelah pulau kecil menjadi dua bagian.Jikalah mahluk ini dilepaskan di lautan, dia bisa menelan sebuah kapal dengan sangat mudah dengan mulutnya yang begitu besar.Suah.Mendadak seluruh dimensi ini dipenuhi oleh air, akibat dari kekuatan utama dari roh tersebut, sehingga sekarang Lanting Beruga mulai te

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • LANTING BRUGA   Delima, Kau Lebih Kuat

    Ketika tubuh Delima Kemala Putri terbebas dari cengkraman tangan panjang tentakel Roh Air, dan hal itu terjadi karena serangan bola api yang diarahkan Lanting Beruga pada mahluk tersebut, pada saat itulah Lanting Beruga menyambar tubuh gadis kecil itu.Di saat yang sama, roh air terlempar jauh dari tempatnya semula, berteriak keras hingga memekakkan telinga.Lanting Beruga tidak ingin melakukan hal tersebut, tapi hal ini terpaksa dilakukannya untuk menyelamatkan Delima Kemala Putri.Jika bisa berbicara baik-baik, maka mungkin itu adalah jalan yang ingin ditempuh oleh Lanting Beruga."Delima! Delima! Delima!" Lanting Beruga berusaha menyadarkan Delima Kemala Putri yang kehilangan mentalnya di hadapan Roh Air. "Kau harus kuat, jangan takut, aku ada di sini, Delima!"Namun gadis kecil itu masih menutup matanya, masih pula menangis, dan meringkuk seperti gadis yang baru saja melihat hantu."Delima! Jangan takut! Kakangmu ada di sini untuk melindungi dirimu, kau lebih kuat dari dirinya!"B

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • LANTING BRUGA   Menguasai Roh Air Sepenuhnya

    Lanting Beruga kemudian meminta agar Roh Air bersumpah kepada Delima Kemala Putri untuk setia dan mau memberikan kekuatannya untuk gadis kecil tersebut.Meskipun pada awalnya, Roh Air menolak, tapi pada akhirnya dia menuruti permintaan Lanting Beruga. Sumpah setia dan patuh akhirnya dilakukan oleh Roh Air, dan pada saat yang sama pula, cahaya kemerahan muncul dari dalam tubuh mahluk tersebut.Cahaya itu adalah bentuk dari kesombongan Roh Air yang hilang bersamaan dengan sumpah yang diucapkan oleh Roh Air.Ya, Sumpah mahluk seperti Asura atau pula Roh tidak sama dengan sumpah manusia yang acap kali dilanggar. Sumpah Roh atau Asura tidak bisa dilanggar, kecuali mereka akan mendapatkan malapetaka atas sumpah tersebut.Roh Air bersumpah akan membantu dan setia kepada Delima Kemala Putri, jika dia melanggar sumpah itu, maka dia rela kehilangan seluruh tangannya. Jadi hal buruk itu pasti akan terjadi, jika dia melanggar sumpah. Ini juga merupakan sebuah segel bagi Roh Air."Kalau begitu, a

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status