"Berhenti!" ucap Tang Long, merentangkan lengannya menghadang langkah kaki Jia Lia. "Ada buruan mendekat."
Jia Lia mengangguk, tapi raut wajahnya tidak begitu baik, terlihat lebih tua beberapa tahun dari sebelumnya.
Dari semua siluman yang dirasakan keberadaanya oleh Jia Lia, baru kali ini ada yang sangat kuat. Energi siluman yang sulit dibayangkan oleh dirinya. Siluman mistik level lima.
Baru pula lima tarikan nafas Jia Lia menghentikan langkah kakinya, tiba-tiba di atas langit biru, mendadak muncul mendung yang begitu tebal, lalu kilatan cahaya menyambar pelupuk mata.
Mendung kemudian mulai berpusar, muncul percikan petir di tengah pusaran tersebut, hingga kemudian munculah moncong mahluk yang membuat bulu kuduk terasa berdiri.
Dua pendekar di atas gunung menelan ludah mereka, tidak menduga ada siluman yang begitu kuat hingga mempengaruhi alam di tempat ini.
"Apakah itu naga?" tanya salah satu dari mereka berdua. "Aku hanya pernah melihatn
Raja Siluman Macan tidak percaya manusia itu alias Tang Long bisa membuat Raja Naga Hitam terseok ke dalam tanah. Kulit Naga Hitam sangat keras, lebih keras dari sebuah logam bahkan, senjata level tinggi sekalipun tidak bisa melukai kulit Naga Hitam tapi pukulan Tang Long bahkan membuat naga itu tersungkur di permukaan tanah. "Serangan yang dilakukan pria itu tidak mengandung energi batin, dia tidak melemahkan energi siluman naga hitam ..." "Yang Mulia, sekuat apa manusia itu?" Sekarang setelah melihat kekuatan Tang Long, banyak siluman macan menjadi ragu utuk membantu Siluman Naga tersebut. Tang Long mendekati Naga Hitam dengan penuh kemarahan yang membara, dia menarik tanduk siluman itu lalu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi. Tang Long sekali lagi menghempaskan kepala siluman itu ke bumi, dengan kuat, membuat tanah kembali bergetar. "Kau sudah merasa sombong karena bisa mengeluarkan nafas api ..." ucap Tang Long. "Aku adalah
Di atas pegunungan tinggi menjulang sampai ke angkasa, dua teman Tang Long berseteru hebat melawan para siluman kera purba.Benturan antar dua kubu membuat permukaan di sana tidak berbentuk lagi, ada banyak tanah merekah dan lebih banyak pohon dan es yang hancur.Ketika dua orang itu hampir memenangkan pertarungan, tiba-tiba muncul 3 kawanan siluman lain yang menyerang dua orang itu secara tak terduga."Mereka semua datang ke sini?" Siluman Kera Purba tidak percaya hal ini.Sudah sejak lama para siluman tidak pernah bergabung untuk melawan manusia, ini membuat mereka mudah untuk ditaklukan.Bukankah satu potong lidi akan mudah patah, tapi 100 lidi bisa membersihkan setu bidang halaman rumah yang luas."Jangan biarkan manusia ini merebut harta berharga di tempat ini!" teriak beberapa siluman, kemudian menyerang dua orang itu.Melihat hal ini, semangat yang nyaris padam di wajah Siluman Kera Purba tiba-tiba muncul kembali.Dengan
Tang Long masih membujuk Lanting Beruga untuk bekerja sama dengan dirinya, bahkan dia menawarkan Lanting Beruga posisi bagus di Kekaisaran Tang.Namun semua tawaran yang diucapkan oleh Tang Long dianggap sebagai angin lalu oleh Lanting Beruga.Tidak, pemuda itu tidak ingin mejadi apapun di Kekaisaran Tang, bahkan meskipun Istana Kekaisaran Tang diberikan ke dalam genggamannya, Lanting Beruga tidak menginginkan hal itu.Hanya seorang Raja? Impian yang begitu kecil, Lanting Beruga berniat melampaui seluruh raja di dunia ini, melampaui Bangsawan Dunia. Dia ingin menjadi Dewa Pedang.Jadi, mana mungkin dia tergoyahkan oleh tawaran Tang Long."Aku menolak semuanya!" ucap Lanting Beruga, seraya mengayunkan mata pedangnya ke depan, mengenai dada Tang Long dengan luka yang tipis.Tang Long melompat ke belakang, wajahnya semakin suram setelah gagal mengajak Lanting Beruga bekerja sama dengan dirinya."Bocah, apa kau ingin melindungi tempat ini
Jia Lia benar-benar memutuskan untuk melarikan diri dari kejaran Siluman Macan Purba. Meski dia bisa melakukan penyerangan, tapi membutuhkan jumlah aura alam yang tidak sedikit.Saat ini hal yang paling bijak menurut wanita itu adalah, mengirit semua energi. Keluar dari tempat ini adalah prioritas utama, karena Tang Long mungkin tidak akan bertahan lama."Sial, wanita ini punya ilmu meringankan tubuh yang hebat ..." Raja Macan Purba melihat Jia Lia terbang semakin jauh, dan dia tidak bisa mengejarnya hanya dengan melompat saja.Setelah beberapa lama kemudian, Jia Lia benar-benar hilang dari penciuman para siluman.Dia berhasil.Ketika dia berada begitu jauh dari siluman macan, wanita itu bertemu dengan salah satu teman Tang Long yang juga melarikan diri dari."Apa yang kau lakukan?" tanya Jia Lia.Pria itu belum menjawab, dia mengatur nafasnya yang tersengkal-sengkal di tenggorokan. Ada beberapa luka di wajah pria itu, beberapa lebam
Dua Naga menyerang Tang Long dalam waktu yang bersamaan, hanya saja naga bayangan menyerang dengan taringnya yang keras, satu naga lagi mendorong naga bayangan dengan semburan api yang panas. "AHKKK!" Tang Long mencoba menahan serangan tersebut, tapi tidak berhasil. Dalam beberapa waktu yang cepat, tubuh Tang Long dilahap habis oleh dua kekuatan tersebut. Membuatnya hancur tanpa tersisa, bahkan darahnya menguap menjadi udara karena serangan tersebut. Cerita hidup Tang Long telah berakhir, dan dia tidak percaya bahwa orang yang mengalahkan dirinya hanya seorang pemuda berusia 19 tahun. Sebuah siring lebar dan dalam tercipta karena serangan mereka berdua. Debu-debu berhamburan kemudian lenyap ditiup oleh angin. Lanting Beruga berniat menghempaskan bokongnya ke tanah, tapi seorang siluman membawakan potongan kayu untuk pemuda tersebut. "Terima kasih ..." Jawab Lanting Beruga. Siluman kecil yang terdiri dari kelinci tikus dan yang
Butuh waktu hampir 3 bulan lamanya, Lanting Beruga mengelilingi tempat tersebut, dan menemukan struktur dimensi atau bisa juga tabir ghaib yang rentan dihancurkan dari luar Warisan Kuno.11 Siluman bekerja sama untuk membangun lapisan dimensi yang kuat.Setelah semua urusan beres, di bulan ke empat, Lanting Beruga memutuskan untuk kembali ke alam manusia."Yang Mulia Raja, bagaimana jika dua orang itu masih berada di sini?" tanya salah satu Raja Siluman Purba.Yang mereka maksud adalah Jia Lia dan pria satunya. Mereka telah menyusuri tempat ini, tapi tidak menemukan jejak keberadaan Jia Lia dan temannya.Meski menggunakan mata asura, Lanting Beruga tidak menemukan jejak keberadaan dua orang itu.Namun demikian Lanting Beruga berkata kepada para siluman, "Sekarang kalian telah bersatu, dua orang itu bukan masalah bagi kalian ...Mereka mungkin kuat tapi," Lanting Beruga mengepal tinjunya kemudian mengarahkan ke atas, "Persatuan akan meng
Sebelum tabir dimensi tertutup kembali dua bayangan melompat dari tempat tersebut."Jadi dua orang itu masih ada di sini ..." ucap Siluman Naga Hitam.Tentu saja dua orang itu adalah Jia Lia dan juga pria satunya. Mereka telah bersembunyi cukup lama selama empat bulan, dan hanya berhasil mengumpulkan sumber daya pelatihan level rendah.Dua orang itu tidak berani menampakan diri di hadapan para siluman, takut Jika Lanting Beruga mengetahuinya. Dan hari ini, mereka telah keluar dari Warisan Kuno.Tidak ada manusia lagi di tempat ini.Lanting Beruga memijakkan kaki di tanah kering, sebuah dataran tinggi yang berada di pinggir lautan tapi bukan tanah Serikat Satria.Mata Lanting Beruga hampir saja basah karena terpesona dengan pemandangan ini. Ya, ini adalah kampung halamannya, desa ranting hijau.Dia duduk di tepi pantai itu, pohon besar yang biasanya dijadikan tempat bersantai kini semakin rimbun tapi tidak terawat.Ada ban
Lanting Beruga bermalam di desa Ranting Cemara beberapa hari lamanya. Ketika hari ke tiga, sebelum Lanting Beruga pergi dari penginapan sederhana di desa ini, tiba-tiba dia mendengarkan keributan di luar. "Ada perampok!" suara kentongan bambu terdengar begitu nyaring. Lanting Beruga belum tidur malam ini, masih melakukan meditasi untuk menyesuaikan energi batin yang dia peroleh dari Raja Bandawasa dengan energi batinnya. Mendengar kentongan bambu berbunyi saling sahut menyahut, membuat Lanting Beruga bergegas keluar dari penginapan. "Paman, apa yang terjadi?" tanya Lanting Beruga, menghadang seorang pelayan penginapan yang lari dengan wajah panik. "Anu ...ada ...ada ...anu ..." "Paman jangan takut," ucap Lanting Beruga, "Bicara yang pelan, tarik napas dalam-dalam!" "Anu anak muda, ada perampok datang ..." Lanting Beruga mengangguk tanda mengerti, dia kemudian pergi meninggalkan penginapan menuju pusat terjadinya kekacau