Richard’s
Aku berlari mengejar Mira yang sudah melesat pergi menuju bangunan utama istana setelah mendengar kabar yang dibawa Cedric. Pak Tua collapsed. Ini bukan kabar yang baik. Fisik Pak Tua selalu dalam keadaan yang prima. Pria itu mungkin memang cacat secara fisik, tapi ketahanan fisiknya luar biasa.
Dan sekarang collapse.
Kelelahan kah? Atau karena apa?
Mira sudah sampai di depan pintu kamar Pak Tua dan bersiap mendorongnya. Aku memelankan laju lariku menjadi hanya berjalan saat memasuki kamar Pak Tua. Aku menoleh saat Cedric juga sampai di sana. Aku tak memperhatikan apa pun lagi setelah aku mengejar Mira. Apakah yang di ruangan tersebut ikut mengejar kami, atau tidak. Lagipula, tak ada bedanya bagiku.
Mira berlutut di samping ranjang di mana Pak Tua kini berbaring. Matanya terpejam dan dadanya masih bergerak naik turun meskipun pelan, menandakan bahwa dia masih bernafas. Masih hidup. Di tepi ranjang yang lain, Dokter Giussep masi
“Kelelahan. Over fatigue. Serangan ini sebenarnya adalah hal bagus, karena ini menyelamatkannya dari serangan yang lebih parah.” “Lebih parah?” Mira bertanya dengan suara kecil. Menyela penjelasan dokter Giusseph. Dokter tua itu mengangguk. “Dia bisa saja terkena serangan jantung, dan akan kecil kemungkinannya untuk menyelamatkannya.” Aku menoleh ke samping saat mendengar suara kesiap kecil namun jelas. Mira. Wajahnya sudah pucat tak berwarna. Namun dia tak menangis. Saat ini, kami semua sudah berkumpul di kamar Pak Tua. Aku, Cedric, Mira, Corrine, Milguetta dan ada satu orang lagi yang merupakan sekretaris kerajaan. Seseorang peninggalan ratu terdahulu yang dibiarkan Pak Tua tetap berada di sekitarnya untuk membantu Cedric. “Lalu… lalu bagaimana…” Dokter Guisseph mengangguk pada pertanyaan Milguitta. Meskipun statusnya bukan adik kandung dan hanya adik ipar, tapi bagi keluarga Giusseph, Milguetta sudah seperti keluarga sendiri. Madame Louisa juga sudah menganggap perempuan itu
Richard pulang ke istana dengan dengan wajah gusar dan terlihat capek sekali. Pun dengan Cedric saat dia kembali ke kamar Daddy. “Corrine dan Tante Milguetta?” Aku bertanya pada keduanya saat tak melihat Ibu dan Anak itu masuk mengikuti Cedric saat dia selesai. “Corrine langsung pulang. Dia bilang dia kecapean. Hari ini memang sedikit gila karena Perdana Menteri dan rombongannya sepertinya tahu tentang keadaan Monsieur Gouirelle saat ini. Dan mereka memanfaatkan itu untuk menuntut banyak hal yang tak masuk akal.” “Maksudmu menuntut agar Daddy turun dari tahta dan membiarkan parlemen serta dewan yang memutuskan penggantinya?” Cedric tergagap karena jawabanku. Sementara Richard hanya diam sambil menatapku tajam. Mungkin mereka tak menyangka bahwa aku tahu satu dua hal tentang politik di sini. AKu sudah belajar banyak dari banyak hal di sekitarku. Secara pribadi, aku tak keberatan mundur dari semua ini. Kehidupan ini terlalu sureal buatku. Tujuanku ke sini adalah agar bisa bertemu de
“Karena mereka tak mau keturunan asli Raja yang memegang tahta kerajaan. Mereka ingin menguasi negeri ini.” Aku mengernyit. Ya, aku tau. Kudeta selalu seperti itu. Namun pertanyaanku sebenarnya lebih kepada, “Siapa mereka?” “Ratu dan orang-orang yang mendukungnya untuk naik tahta dulu dengan menikahi Raja sebelumnya.” Ini semakin membingungkan. “Tapi mereka suami istri. Mereka menikah, kan? Dan Ratu adalah orang yang baik. Dia menyelamatkan Mama dan….” “Aku juga berpikir begitu. Tapi sekarang, aku tak tahu. Bisa saja itu hanya scenario agar dia mendapatkan simpati saja dari rakyat. Kau akan mudah dikenal dan dikenal jika membawa tragedi sebagai embel-embel. Itu lebih berkesan daripada prestasi dan kebaikan yang kau lakukan sepanjang hidupmu.” Aku tercengang mendengarnya. Membuat dirinya sendiri diculik sampai membuat trauma? Merencanakan kudeta melawan dirinya sendiri? Bahkan tak hanya membahayakan nyawanya, tapi juga nyawa yang lain?! Ini tak masuk akal bagiku. “Jika niatnya un
“Jangan pernah berpikir untuk melepaskan tahta Ayahmu, demi siapapun. Kau harus mempertahankannya dengan segala usaha yang kau bisa. Tu comprends?! Kau mengerti?!”Kalimat Richard itu masih terngiang di telingaku, membuat mataku tetap nyalang sampai malam berganti pagi.Aku masih berpikir bahwa melepaskan adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan, sampai aku mendengar alasan Richard yang langsung membuatku terdiam.“Nenekmu bisa tetap hidup sampai sekarang, itu karena Ayahmu masih menjadi Raja. Aku ingin memastikan kau tetap aman, dan aku ingin tetap berada di sisimu. Jadi, tetaplah berada di tempatmu saat ini dan jangan pernah pergi dari sini, okay?”"Oh! Selamat pagi, Mademoiselle. Saya kira Anda belum akan bangun sepagi ini "
Ditemani oleh Richard dan Cedric, aku menemui Sekretaris kerajaan untuk membahas agenda Daddy selama satu minggu ke depan."Kenapa hanya satu minggu?" Aku menuntut tak terima. Bagaimana kalau ternyata Daddy butuh waktu lebih lama untuk pulih?!Namun Richard dan Cedric berkeras untuk mencoba satu minggu dulu."Pelan-pelan, Mira. Kau perlu membiasakan diri dulu.""Dengarkan Cedric, Princess. Ini demi kebaikanmu."Begitulah, dan akhirnya aku mengalah. Sekretaris kerajaan membacakan agenda Daddy selama seminggu ke depan. Aku mengernyitkan kening mendengarnya. Pantas saja Daddy kelelahan! Dua puluh empat jam seolah tak cukup baginya, dan masih garus dituntut untuk berada di semua tempat di sudut negeri di saat bersamaa
“Mira, tunggu!”Aku tak menghiraukan panggilan itu. Sudah dua hari ini aku tak menghiraukan Richard. Biarkan saja. Aku belum ingin menghadapinya. Setelah hari itu, aku kembali ke ruangan di mana aku meninggalkan Cedric dan berkata padanya dengan singkat dengan rahang terkatup rapat,“Kau akan mendampingiku menyelesaikan ini semua sampai Daddy pulih.”Cedric mengerjap bingung. “Bagaimana dengan Richard?”“Dia kubebaskan dari kewajibannya menjagaku.”“Oh… baiklah.”Kemudian aku meminta Madam Marceau untuk melarang Richard masuk ke dalam kamarku. Setelahnya aku mengurung diriku sendiri di kamar hingga keesokan harinya
Hari yang berat! Aku menjatuhkan tubuhku di atas sofa kamarku. Hari - hari terakhir memang berat, namun hari ini kurasakan amat berat sekali. Rapat laporan yang seharusnya berlangsung tadi berubah menjadi mimpi buruk karena semua bangsawan yang hadir di sana tiba-tiba menyerangku. Mempertanyakan kompetensiku dan menuntut agar Daddy hadir di sana. Aku nyaris tak bisa menanganinya. Meskipun Cedric dan Lyn membelaku di sana, serta ada Corrine yang datang terlambat juga berada di sisiku, tetap saja. Semua itu terlalu banyak untuk kulahap sendiri. Rasanya seluruh energi di tubuhku disedot keluar tanpa sisa. Aku bahkan tidak repot - repot melepas mantel yang sudah seharian ini kukenakan. Madam Marceu pasti akan mengomel jika melihatku seperti ini. "Oh, Mademoiselle. Anda seharusnya melepas mantel Anda sehingga An
Richard'sAku terbangun dengan kepala yang berdentam keras dan sekelilingku berputar kencang seolah aku sedang menaiki komidi putar dengan kecepatan tinggi.Aku menggeram saat akhirnya aku berhasil untuk duduk. Mengambil waktu sebentar sebelum membuka mata dan melayangkan pandangan ke sekitar ruangan. Ruangan yang aku yakin akan selalu sama dari hari ke hari.Itu yang kupikirkan, namun hal pertama yang mataku tangkap adalah sesosok punggung mulus dan mungil, dengan rambut hitam tergerai di sekitar kepala yang menoleh ke arah yang berlawanan denganku.Perempuan? Aku? Siapa?!Aku mengernyitkan kening berusaha mengingat teman perempuan berambut hitam yang pernah dekat denganku sampai bisa kuajak naik ke tempat tidur sepert