Aryan melihat masa lalu pria tersebut, dia merasa tak percaya kalau itu adalah Ari. Namun, kenyataannya benar hanya raganya saja dia pinjam. Tapi siapa yang berhasil membuat dia lupa akan jati dirinya. “Ari!” seru Aryan. Pria tersebut menghentikan gerakannya, dia juga merasa kalau Aryan adalah sahabatnya. “Siapa kau Aryan?” dia balik bertanya. Tapi saat pria tersebut sedikit melemah, sesuatu masuk ke dalam pikirannya. Dia seperti melihat ke masa lalu. Seseorang menghentikan ingatannya.“Sadar kau Niko!!” seru orang itu. Aryan menyadari ternyata pria yang di hadapannya itu sedang dikendalikan oleh seseorang. Akhirnya yang bernama Niko tersebut kembali menyerang Aryan, kali ini Aryan di serang oleh mereka. Alfred yang melihatnya pun turun tangan. Mereka pun mempertahankan diri agar tidak terluka. Aryan tidak mengeluarkan ilmunya sepenuhnya. Dia tahu kalau saat ini sedang dijebak oleh Alfred. Tiba-tiba yang bernama Niko mengubah dirinya menjadi sosok yang menakutkan, menyer
Seseorang yang sudah mengamati pertempuran Aryan sejak tadi. Sebenarnya Aryan sudah mengetahui kedatangan orang tersebut. Hanya saja, jika dia tidak menyakitinya, Aryan diam. “Aryan ayo kita kembali!” ajak Alfred. “Baiklah Ayah.” Tanpa banyak bicara lagi, Aryan mengikuti Alfred. Namun, dalam hatinya sedang perang melawan pertanyaannya yang tidak nyaman di otaknya. Tapi dia berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Sampai di rumah, Aryan sudah di tunggu oleh Laila. “Kamu dari mana saja Aryan?“ tanya Laila. “Hem, aku jalan-jalan bersama ayah.” jawabnya tenang. Laila tahu itu jawaban klise, dalam hatinya dia berkata akan menanyakan kembali nanti. Sementara Aryan melihat gerak-gerik Laila yang tidak merasa puas atas jawabannya. Alfred yang melihat tatapan mereka berdua, dia mengetahui kalau mereka sedang berbicara. “Kalian kenapa?” tanya Alfred tiba-tiba. Aryan dan Laila terkejut, sepertinya mereka merasa sedang di perhatikan olehnya. “Ohh, maaf ayah. Kami hanya bercan
“Aryan!!” Alfred dengan segera melawan orang yang menyerang Aryan, dia sepertinya tidak ikhlas begitu Aryan terjatuh. “Siapa kau?” tanya Alfred. Alfred berdiri di depan Aryan, dia ingin menghalangi orang tersebut untuk menghabisinya. Keadaan di kantor menjadi tegang, saat melihat pertarungan mereka. Orang tersebut keluar lewat jendela dia melompat seperti katak.Praannkk!!Pecahan kaca mengenai kulit Aryan, karena dia berada dekat jendela. Alfred segera mendekati Aryan, dia melihat putranya terluka. Aryan sangat bingung dengan perubahan karakter dari Alfred. ‘Kenapa dia, seolah-olah aku benar putranya?’ Aryan bertanya-tanya dalam hatinya. “Aryan, kamu tidak apa-apa kan? Ayo ayah obati sebentar.” Dalam hati Aryan bertanya-tanya, dia pun merasa aneh, orang yang kemarin sedang bertarung dengannya mengatakan kalau Alfred tidak sebaik yang dia pikirkan. Tapi kali ini tampak berbeda. Alfred sangat baik terhadapnya, Aryan masih mencoba mengikuti alurnya. “Aku tidak apa-apa k
Aryan merasakan kesakitan saat berjabat tangan dengan Revan, sedangkan dia tersenyum sinis. “Aryan, tolong kamu terima dia ya,” ujar Alfred. “Hem, iya baiklah.” Aryan masih saja mengibaskan tangannya. Alfred memperhatikan Revan dengan tajam dia seperti tidak senang. ‘Jika kau bukan bawaan Dewi, sudah aku bunuh kau!’ Alfred memaki-maki sendiri. Aryan juga melihat sinis mata Alfred kepada Revan, ternyata mereka beradu pandang. Alfred sedikit gugup saat Aryan memperhatikannya. “Ya sudah, Ayah tinggal ya.” Alfred meninggalkan tempat tersebut. Aryan dan Laila mengangguk, setelah itu Laila pamit untuk keluar. Tinggal Aryan bersama Revan. Aryan memberi keterangan kepada Revan tentang pekerjaannya. Namun, sebenarnya Aryan mengetahui kalau Revan bukan mencari pekerjaan. Ada sesuatu di balik itu. Akhirnya Aryan memberanikan diri bertanya, “Siapa kau sebenarnya?” Revan kaget, begitu mendengar perkataan Aryan. Dia pun mengelak pertanyaan dari Aryan. Akhirnya dia mengambil berkas
“Ha-ha-ha!!” Laila terkejut saat melihat manusia itu, ternyata Dewi Kemuning. Laila tak habis pikir kenapa Dewi bisa datang kembali. “Dewi Kemuning! Kenapa kau tega dengan kami?” “Ha-ha-ha. Kalian bodoh!” Ternyata Dewi menahan kekuatan Aryan, Laila mencoba menolongnya. Dia mengeluarkan jurus andalannya, dia menghilang tak menampakkan tubuhnya. “Laila! Jangan licik!”Laila hanya tersenyum tak terlihat, “ kau tidak akan bisa mendapatkan aku!”Dewi menghempaskan jurusnya, wusshh! Wusshh!Laila segera melepaskan Aryan dengan kemampuannya. Dia meminta bantuan dengan gurunya yang dulu. Akhirnya datang juga gurunya, sinar putih menyala menyoroti Aryan. Mata Aryan, sedikit terbuka, Laila tersenyum begitu melihat Aryan menggerakkan tangannya. Sementara Dewi panik, dia mencari terus keberadaan Laila. “Laila datang kau, jangan jadi pengecut!!”Dewi terlihat sangat marah, dia pun membuka portal ke dunia lain untuk mencari Laila. Begitu terbuka portal itu, dia pun menemukan Dew
Alfred menuju jendela yang sudah pecah, dia melihat dari ketinggian. Sedangkan Dewi kembali ke atas lalu... Bruugkkhh!! Dia mencekik leher Alfred yang sedang melihatnya, saat itu juga dia membawanya ke udara. Di susul oleh Aryan yang ingin menolong ayah angkatnya. Wusshh!! Aryan melesat bak kilat yang menyambar, dia berusaha menolong Alfred. Namun, Dewi justru membelah menjadi dua. Aryan sempat bingung, ternyata Dewi memiliki ilmu tersebut. Pertarungan terjadi antara mereka di udara, awan pun menjadi gelap. Gulungan awan itu menuju mereka, akhirnya mereka hilang di telan oleh awan tersebut. Laila yang melihat dari jendela, bingung karena Aryan menghilang. Orang-orang yang berada di ruangan tersebut pun kembali seperti sedia kala. “Aduh! Kenapa kita kumpul di sini?” “Oh tadi kalian kan habis mendengar pengumuman dari pak Aryan,” jawab Laila. “Pen
Revan, merasa di tipu oleh seseorang. Darah yang keluar dari lehernya membuat dia tidak bisa menahan rasa sakitnya. Cruutt!! Sebuah tusukan kembali ke tubuh Revan, perutnya koyak seperti sapi yang ingin di babat. “B-brengsek k-kauu!” Matanya mendelik, akhirnya dia terjatuh dan tak berdaya.Bruugkkhh!!Laila mulai menampakkan wujudnya, dia tersenyum licik. Merasa dia berhasil mengalahkannya.Namun, tiba-tiba justru dia di serang seekor ular raksasa yang melintas bagaikan kilat. Bruugkkhh!!Kembali Laila terjatuh, dia melihat ular tersebut hendak melahapnya. Laila mencoba melihatnya tapi mulut ular itu menelannya. Tak lama kemudian ular itu teriak, seperti kesakitan. Aarggkhh ...Arrggkkhh ...Suara itu bergema, di udara siapa pun yang mendengar akan terasa kesakitan.Ular itu menggelepar dan akhirnya mati.Seorang gadis keluar dari dalam tubuh ular i
Aryan mencoba melihatnya dengan mata yang jelas, dia juga mencoba menyentuhnya. Tapi sentuhannya tidak mengenai, tembus pandang. “Siapa kau? Ada apa denganmu?” Sosok itu tidak menjawab, lalu dia mendekati Aryan. Saat itu juga Aryan seperti orang kesakitan. “Aaarrkkhhh!” Mata Aryan merah seperti darah. Kamarnya yang terang berubah menjadi gelap. Aryan pun seperti sedang di luar bukan berada di kamarnya. Dia melihat keliling yang sedang berada di sana. ‘Aku di mana?’ batinnya.Dia mencoba menyelusuri jalan yang berada di dekatnya. Tampak manusia sedang di ikat dan di siksa. Seorang wanita paruh baya. “Siapa kau?” tanyanya dengan lembut.Tubuhnya yang memar dan biru, banyak bekas luka cambukkan. Akhirnya Aryan mencoba melepaskannya, tampak raut wajahnya yang menyedihkan membuat Aryan iba. “Siapa kau sebenarnya? Kenapa berada di sini?* Aryan bertanya sambil melihat sekitar. Dia mencoba mencari jika ada seseorang di sana. Namun, tak ada satu manusia yang tampak. “Ba-bantu ak
Serangan itu membuat anak buah Aryan kebingungan, lawan yang mereka hadapi adalah makhluk yang tidak harus mereka temui. Grrrkkhhh!Suara yang keluar dari mulut tersebut, makhluk itu tidak sendiri. Ada beberapa yang mendekati mereka dengan melayang. Laila ikut membantunya, perjalanan kali ini amat sulit. “Kalian harus waspada!” seru Aryan. “Baik tuan,” Semua melanjutkan perjuangan mereka, kali Aryan bergegas melumpuhkan mereka. sebab dia tak ada waktu untuk semua ini. Dia ingin menuntaskan semua apa yang telah terjadi. Bukan selesai tapi justru perlawanan di antara mereka semakin panas. Sosok yang mengerikan keluar dari dalam tanah. Seolah-olah mereka terpanggil untuk mengalahkan Aryan. Aryan tertegun begitu melihat mereka sudah bersiap menghabisinya, dengan mata elangnya, dia mencari kelemahan mereka. Makhluk itu berubah menjadi serigala buas yang menerkamnya lalu menerjangnya. Ggrrkkkhh, aaakkhh!!Aryan melawan sekuat tenaganya, dia mengeluarkan pedang, sinar dari pedang
Saat Aryan mendekatinya, sesuatu keluar dari peti itu. Sebuah arwah mendekati Aryan sambil tersenyum meminta sesuatu. “Aryan, lepaskan kami. Bantu kami untuk pulang.” Ucapnya sambil menunggu.“Bagaimana caranya kek, sementara aku sudah pernah mencobanya, tapi gagal terus.” Ujar Aryan pasrah. Pak tua itu coba menyentuh Aryan, “ Aryan, coba sekali lagi, kamu temukan jasad kami di sebuah tanah kosong dekat rumah Sudiro.” Aryan berpikir lagi, ‘apa mungkin aku harus kembali ke desa itu?’ tampak keraguan di wajah Aryan. Arwah itu terdiam begitu melihat wajah Aryan berubah saat berpikir. Lalu dia juga memberitahu sesuatu kalau kain kafan itu harus dia pakai, guna menghancurkan semua kutukan. “Aryan cepat lakukan, kami sudah tidak tahan di sini. Kami merasa terpenjara.” “Baiklah kek, akan aku usahakan nanti.” Tak lama arwah itu menghilang, Aryan bersiap-siap untuk kembali ke tempat Sudiro. Dia keluar dari kamar memberitahu anak buahnya dan Laila. Untuk kembali ke desa menyelesaikan
Sosok itu menyeramkan bagi orang yang tidak mengenalinya. Dari gerak – geriknya Laila sangat kenal siapa dia. “Aryan!” Aryan hanya tersenyum, lalu dia mencoba melindungi Laila, begitu dia melihat Alfred, dia mengendongnya membawa pergi dari tempat tersebut. Aryan pun mengubah tubuhnya kembali seperti semula. Mereka pergi ke rumah sakit segera membawa Alfred ke ruangan operasi. Mereka masih menjalani hidup semestinya, hanya saja permasalahan ilmu turunan yang membuat Aryan terjebak di dalamnya. Tak lama dokter keluar dari ruangan tersebut menyatakan kalau berhasil menyelamatkan Alfred. “Hufftt, syukurlah. Terima kasih Dokter.” Aryan dan Laila bernafas lega. Dokter meninggalkan mereka, Laila mencoba mendekati Aryan bertanya apa yang terjadi dengan dirinya saat ini. Aryan hanya melihat Laila dalam-dalam, dia merasa itu belum pantas di ceritakan. Laila masih menunggu jawaban atas pertanyaannya. Sementara Aryan tidak menjawabnya. Jika Aryan tidak menjawab itu artinya
Aryan sempat melihat Alfred, dia melihat namun, dengan suara geraman. Alfred mencoba menenangkan Aryan agar jangan membunuh pria tersebut. Dia menginginkan jawaban atas semua pertanyaannya.Akan tetapi Aryan tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Alfred. Dia tetap mencengkeram leher orang tersebut. Anehnya Aryan berubah menjadi sosok yang menakutkan. “Aryan, lepaskan jangan sia-sia kan kebaikan yang ada di dirimu. Lawan sisi buruknya!” Teriak Alfred.Mendengar suara Alfred yang sedikit kencang, membuat Laila keluar mencarinya. Laila pun menemukan suara tersebut. “Aryan,” desisnya. Dia mendekati Alfred untuk mencari tahu apa yang di lakukan oleh Aryan. Alfred kaget saat Laila sudah berada di dekatnya. Laila mencoba bertanya, “apa yang di lakukan Aryan, ayah?!” Alfred menoleh, melihat Laila lalu dia memberi tahunya agar Aryan menghentikan semua itu, jangan melakukan kesalahan yang akan dia sesali seumur hidup.Laila mencoba menenangkan Aryan, tapi dia hanya melihat menatap d
Aryan mencoba melihatnya dengan mata yang jelas, dia juga mencoba menyentuhnya. Tapi sentuhannya tidak mengenai, tembus pandang. “Siapa kau? Ada apa denganmu?” Sosok itu tidak menjawab, lalu dia mendekati Aryan. Saat itu juga Aryan seperti orang kesakitan. “Aaarrkkhhh!” Mata Aryan merah seperti darah. Kamarnya yang terang berubah menjadi gelap. Aryan pun seperti sedang di luar bukan berada di kamarnya. Dia melihat keliling yang sedang berada di sana. ‘Aku di mana?’ batinnya.Dia mencoba menyelusuri jalan yang berada di dekatnya. Tampak manusia sedang di ikat dan di siksa. Seorang wanita paruh baya. “Siapa kau?” tanyanya dengan lembut.Tubuhnya yang memar dan biru, banyak bekas luka cambukkan. Akhirnya Aryan mencoba melepaskannya, tampak raut wajahnya yang menyedihkan membuat Aryan iba. “Siapa kau sebenarnya? Kenapa berada di sini?* Aryan bertanya sambil melihat sekitar. Dia mencoba mencari jika ada seseorang di sana. Namun, tak ada satu manusia yang tampak. “Ba-bantu ak
Revan, merasa di tipu oleh seseorang. Darah yang keluar dari lehernya membuat dia tidak bisa menahan rasa sakitnya. Cruutt!! Sebuah tusukan kembali ke tubuh Revan, perutnya koyak seperti sapi yang ingin di babat. “B-brengsek k-kauu!” Matanya mendelik, akhirnya dia terjatuh dan tak berdaya.Bruugkkhh!!Laila mulai menampakkan wujudnya, dia tersenyum licik. Merasa dia berhasil mengalahkannya.Namun, tiba-tiba justru dia di serang seekor ular raksasa yang melintas bagaikan kilat. Bruugkkhh!!Kembali Laila terjatuh, dia melihat ular tersebut hendak melahapnya. Laila mencoba melihatnya tapi mulut ular itu menelannya. Tak lama kemudian ular itu teriak, seperti kesakitan. Aarggkhh ...Arrggkkhh ...Suara itu bergema, di udara siapa pun yang mendengar akan terasa kesakitan.Ular itu menggelepar dan akhirnya mati.Seorang gadis keluar dari dalam tubuh ular i
Alfred menuju jendela yang sudah pecah, dia melihat dari ketinggian. Sedangkan Dewi kembali ke atas lalu... Bruugkkhh!! Dia mencekik leher Alfred yang sedang melihatnya, saat itu juga dia membawanya ke udara. Di susul oleh Aryan yang ingin menolong ayah angkatnya. Wusshh!! Aryan melesat bak kilat yang menyambar, dia berusaha menolong Alfred. Namun, Dewi justru membelah menjadi dua. Aryan sempat bingung, ternyata Dewi memiliki ilmu tersebut. Pertarungan terjadi antara mereka di udara, awan pun menjadi gelap. Gulungan awan itu menuju mereka, akhirnya mereka hilang di telan oleh awan tersebut. Laila yang melihat dari jendela, bingung karena Aryan menghilang. Orang-orang yang berada di ruangan tersebut pun kembali seperti sedia kala. “Aduh! Kenapa kita kumpul di sini?” “Oh tadi kalian kan habis mendengar pengumuman dari pak Aryan,” jawab Laila. “Pen
“Ha-ha-ha!!” Laila terkejut saat melihat manusia itu, ternyata Dewi Kemuning. Laila tak habis pikir kenapa Dewi bisa datang kembali. “Dewi Kemuning! Kenapa kau tega dengan kami?” “Ha-ha-ha. Kalian bodoh!” Ternyata Dewi menahan kekuatan Aryan, Laila mencoba menolongnya. Dia mengeluarkan jurus andalannya, dia menghilang tak menampakkan tubuhnya. “Laila! Jangan licik!”Laila hanya tersenyum tak terlihat, “ kau tidak akan bisa mendapatkan aku!”Dewi menghempaskan jurusnya, wusshh! Wusshh!Laila segera melepaskan Aryan dengan kemampuannya. Dia meminta bantuan dengan gurunya yang dulu. Akhirnya datang juga gurunya, sinar putih menyala menyoroti Aryan. Mata Aryan, sedikit terbuka, Laila tersenyum begitu melihat Aryan menggerakkan tangannya. Sementara Dewi panik, dia mencari terus keberadaan Laila. “Laila datang kau, jangan jadi pengecut!!”Dewi terlihat sangat marah, dia pun membuka portal ke dunia lain untuk mencari Laila. Begitu terbuka portal itu, dia pun menemukan Dew
Aryan merasakan kesakitan saat berjabat tangan dengan Revan, sedangkan dia tersenyum sinis. “Aryan, tolong kamu terima dia ya,” ujar Alfred. “Hem, iya baiklah.” Aryan masih saja mengibaskan tangannya. Alfred memperhatikan Revan dengan tajam dia seperti tidak senang. ‘Jika kau bukan bawaan Dewi, sudah aku bunuh kau!’ Alfred memaki-maki sendiri. Aryan juga melihat sinis mata Alfred kepada Revan, ternyata mereka beradu pandang. Alfred sedikit gugup saat Aryan memperhatikannya. “Ya sudah, Ayah tinggal ya.” Alfred meninggalkan tempat tersebut. Aryan dan Laila mengangguk, setelah itu Laila pamit untuk keluar. Tinggal Aryan bersama Revan. Aryan memberi keterangan kepada Revan tentang pekerjaannya. Namun, sebenarnya Aryan mengetahui kalau Revan bukan mencari pekerjaan. Ada sesuatu di balik itu. Akhirnya Aryan memberanikan diri bertanya, “Siapa kau sebenarnya?” Revan kaget, begitu mendengar perkataan Aryan. Dia pun mengelak pertanyaan dari Aryan. Akhirnya dia mengambil berkas