Share

56. Dewa Penolong

Termenung Amirah sendirian di depan nisan kayu bertulis Bambang Hadiningrat yang baru saja dikebumikan pagi ini. Hati sedih dan resah pengganti papa Bisma Nareswara telah tiada. Tempat berbagi keluh kesah dan bercerita pergi meninggalkannya.

Selamat jalan Pakde-ku tersayang! Bisiknya pelan.

Kemudian beranjak ditemani Kaivan yang mengawasi dari semalam mengurusi keperluan pemakaman. Om Dirman telah mengantar keluarganya lebih dahulu yang tinggal hanya mereka berdua.

"Ayo Ra, kita pulang," ajaknya sambil menggenggam tangan mungil Amirah.

"Mas Kaivan kok ga pulang?" tanyanya bingung.

Bossnya menggeleng. "Kau dan Bagas kembali ke Jakarta bersamaku walau harus aku seret ke dalam pesawat sekalipun!" ancamnya tegas tak main-main lagi.

Amirah malah balas menggeleng. "Ga Mas, aku ga mau, urusan mendiang Pakde masih banyak."

"Biarkan aku membantumu kali ini, Ra," pinta Kaivan sungguh-sungguh. "Kau tak bisa melakukan sendirian!"

Raut wajah sekretarisnya berubah pias menunduk malu. Kata-
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status