Share

59. Janda Matrealistis

Berita lamaran Kaivan menyeruak saat Tuan Mahardika menerima panggilan dari Yogyakarta. Adik Sudirman memberi kabar mengejutkan ternyata putranya belum kembali sejak tiga hari lalu.

"Mas Dika," panggilnya. "Besok keluargamu datang ke sini, anak sulungmu tadi malam melamar ponakan dari mendiang Bambang Hadiningrat."

"Dik, ojo macam-macam masa Ivan ga omong langsung ke orang tuanya kalau mau menikah?!" tampik Tuan Mahardika merasa dipermainkan.

Dasar anak nakal! Kecamnya marah.

"Ini serius, Mas!" jawab Sudirman jujur. "Kaivan baru menemuiku meminta restu mewakili keluarga besar kalau kau tak mau datang, ya aku saja yang menjadi walinya."

"Umm ... ya ga bisa gitu dong!" protes Mahardika. "Opo aku ga dianggap bapaknya huh?!"

Tawa adiknya pecah di ujung sambungan telepon mereka. "Wes, Mas Dika dan Mba Rima tinggal restui saja, kasihan anakmu jadi perjaka tua sudah disusul adiknya kemarin!"

Sudirman sialan! Teganya mengatakan demikian ke ponakannya sendiri.

"Enak saja kamu bilang, Ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status