Share

Bab 91 Angel di sekap

Penulis: Iin Romita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

[Maaf Pak! Hari ini ada meeting dadakan. Saya tidak bisa membuat waktu untuk mengulur], kata Tiara dari seberang telepon.

[Kamu kan tahu tiga hari ini aku ada liburan keluarga bersama anak istriku! Kalau mau besok adakan meeting itu!], titah Willy tegas.

[Maaf klien Bapak tidak menyetujuinya, mereka berkata Jika Bapak tidak bisa hadir hari ini maka kontrak kerjasama antara perusahaan kita dengan perusahaan miliknya dibatalkan.]

[Memang siapa presiden direkturnya? Jika mereka dari perusahaan rendahan biar saja batalkan sekalian!]

[Mr. Antonio Pak Willy.] jawab Tiara. Seketika Willy berdiri. Membuat mereka yang menatapnya ikut bingung.

[Undur 4-5 jam. Aku akan sampai Surabaya menggunakan jet pribadiku!]

Tit!

Setelah William mengakhiri panggilannya, yang menyuruh Nilam dan Angel untuk bersiap-siap kembali ke Surabaya karena ada pekerjaan yang lebih penting.

"Yah... Kenapa kita pulang cepat Papa? Padahal kan masih ada satu hari lagi untuk kita habiskan liburan di sini?" tawar Angel mengg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 92 Angel di culik

    "Kenapa kamu melarang aku melaporkan ke polisi? Hah? Apa kamu tidak kasian pada Angel, jika pencuri itu akan berbuat sesuatu pada anak kita!" tegas William.Nilam terdiam dan mulai bersuara. "Bukan begitu, Mas. Aku takut saat kamu lapor pada polisi keadaan Angel makin diperburuk oleh mereka. Kita tidak tahu kan apa kemauan penculik itu!""Memang kamu tahu apa keinginan mereka? Apa mereka tidak memberi informasi lagi? Coba kamu telepon nomer tadi. Mungkin masih aktif!" titah Willy dalam kebingungan.Nilam mengangkat kembali ponselnya dan melakukan panggilan ke nomer pengirim gambar-gambar tersebut.Ia mengeraskan volume suara. Mereka mendengar jelas, jika nomer sudah di nonaktifkan."Bagaimana ini, Mas?" Nilam ikut bingung."Sudah, kamu diam-lah! Aku akan berusaha mencari bantuan!" kata Willy.Sebuah email dikirim kembali ke akun Nilam.'KAMU KATAKAN JIKA KAMU ORANG LAIN! BUKAN NILAM!' ATAU NYAWA ANGEL TARUHANNYA!'Nilam terdiam. Dan akhirnya dia memberanikan diri menunjukkan isi email

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 93 Surat Perjanjian

    "Angel benci Tante! Tante jahat! Tante seperti seorang iblis!" umpat Angel tiada henti."Nih rasakan!" Widya menyumpal mulut Angel dengan kain. Hingga gadis itu tidak dapat bersuara."Haha, rasakan! Telinga ku sakit mendengar kamu sangat cerewet itu! Kalau di sumpal begitu kamu jadi anak manis 'kan!"Angel hanya bisa bergerak kesana kemari tanpa suara. Ia kali ini bingung. Bagaimana meminta bantuan orang diluar sana.Brak!Brak!Terdengar suara beberapa orang menggebrak pintu depan. Widya terkejut. Siapa yang berani menggebrak pintu sekeras itu. Tidak mungkin jika itu anak buahnya."Bos! Ada beberapa orang didepan pintu. Sepertinya mereka seorang pria suruhan!" kata ank buah Widya melapor."Bukan polisi?" tanya Widya memastikan."Bukan Bos! Mungkin mereka adalah orang suruhan Willy," tegasnya menerka. "Bagaimana setelah ini Bos?""Kita harus melarikan diri dari sini, sebelum mereka menangkap kita," kata Widya memberi saran."Mari Bos! Biarkan saja anak dan sopir itu di sana. Sebaik

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 94 Tidak Mampu Tumbang

    "Sudahlah, jangan ikut campur masalah suami mu ini. Hutangnya pada Bos kami sudah menggunung.Dan sudah 5 bulan dia tidak bisa membayar cicilannya sedikitpun!" jelas salah satunya."Ya, berikan keringanan. Aku mohon! Hidup keluarga kami sedang susah, jadi tolong berikan sedikit kebaikan kalian untuk keringanan kami," kata Shireen memohon."Sudahlah Shireen. Jangan ikut campur. Aku bisa atasi sendiri!" teriak Daffa. Dengan menyingkirkan tubuh Shireen yang menghalanginya. "Baiklah! Mana bolpoin-nya!" Segera Daffa meraih kasar benda kecil panjang itu dari tangan pria di sampingnya.Dan mempercepat memberi tandatangan yang mereka pinta, dari lembar pertama sampai lembar terakhir tanpa membacanya."Mas, kenapa tidak kamu baca dulu semua isinya? Jangan asal main tanda tangan begitu? Jika disana mereka meminta harta lain yang kau miliki, lalu kamu tidak bisa membayar semuanya. Kita akan jadi gelandangan, Mas!" sergah Shireen.Semuanya sudah terlambat, Daffa menyerahkan map itu pada mereka.

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 95 Diketahui Oleh William

    "Bagaimana pendapat kamu, Mas?" tanya Nilam.William tidak kunjung menjawabnya. Ia butuh membaca dan ketelitian dalam mengambil sebuah keputusan.Setelah ditelaah, perusahaan Bhaskara yang akan menanggung banyak biaya. Untuk rugi di limpahkan pada perusahaan Bhaskara."Tidak Sayang. Kamu kurang teliti. Lihatlah di bagian deskripsi ini. Kamu akan menjumpai ketidakpastian-nya!" jelas Willy dengan menunjuk bagian yang belum dimengerti Nilam."Tidak, Mas. Pada paragraf selanjutnya, telah dijelaskan bahwa seluruh aset akan menjadi milik kita. Kamu baca kembali!" suruhnya."Baik. Aku bawa berkas ini. Nanti aku akan berikan keputusanku. Untuk kalian para sekretaris, bisa melanjutkan meeting nya. Saya masih ada pekerjaan yang harus saya kerjakan pagi ini.""Baik, Pak!" jawab ke dua wanita cantik yang menjabat sebagai sekretaris itu.Nilam mengecek laptop sambil mendengarkan mereka berargumentasi mengenai proposal lain. Sementara mata Nilam melihat di layar ada email masuk. Dari Daffa Ardians

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 96 Luna Belum Mati!

    Sementara Daffa Ardiansyah terdiam memikirkan apa yang dikatakan Nilam. "Apa maksud ucapan wanita itu? Aku tidak mengerti?"Gegas, ia mengirimkan sebuah pesan singkat. Ia ingin membuat janji bertemu dengan Nilam dan membicarakan hal yang diucapkan saat di telepon.Dengan perasaan gelisah, Nilam mengiyakan keinginan Daffa Ardiansyah. Pada malam itu juga, Nilam berniat menemui Daffa di sebuah tempat. Jauh dari keramaian. Dan cukup mereka yang akan mengetahui pertemuan ini.Sesuai kesepakatan bersama. Entahlah Nilam sudah tidak bisa menahan lagi, ia harus perlahan melepaskan satu persatu beban yang sudah sangat berat dipundaknya."Sayang, aku pamit dulu ya. Ingin menemui seseorang," pamitnya pada William."Kok mendadak? Memang siapa yang akan kau temui malam-malam begini?" Dengan penasaran Willy mencecar banyak pertanyaan."Aku hanya ingin menemui teman-temanku, Mas. Rindu saja, hanya acara kecil. Kamu tidak perlu ikut," ucapnya lagi menenangkan. Ia bergegas saja pergi tanpa mendengar

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 97 Aku adalah Luna

    "Mas William?" ucap Nilam tidak percaya. Suaminya tiba-tiba saja datang tanpa ia tahu."Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dariku, Nilam? Kenapa kamu tipu aku mentah-mentah begini? Asal kamu tahu, meski aku seorang pria, aku juga bisa merasa sakit. Jika ada sebuah rahasia besar, namun kamu menutupinya!" ucap William merasa tidak dihargai menjadi suami."Mas? Ini tidak seperti yang kau dengar. Aku bisa jelaskan semua. Tolong, percayalah padaku," jelas Nilam pada William.Ia melangkahkan kaki mendekati Willy. Dan berusaha memeluknya. Namun pria itu menghindarinya.Merasa wanita itu telah banyak membohonginya. Rasanya seperti tidak ada harapan lagi untuk bisa mempercayai ucapan istrinya itu."Sayang, dengarkan! Kepada kalian, aku ingin mengungkapkan satu hal!" teriak Nilam pada akhirnya.Ia sudah tidak mampu lagi membohongi semua keluarga William atau Daffa. Ia harus mengakhiri semuanya.William dan Daffa terdiam dan membiarkan Nilam bicara. "Mas Willy. Sebenarnya, aku bukanlah istrim

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 98 Luna di penjarakan

    "Tolong lepaskan aku, Mas! Sakit!"Nilam berusaha keras menghentikan William yang sangat erat memegang tangannya.Tiada daya, wanita itu telah berada di mobil William. Sementara Daffa tidak dapat melakukan apapun. Ia masih berdiri dengan pikiran yang kosong. Mencerna semua yang di laluinya malam ini. Ingin juga mengikuti mereka ke kantor polisi.Namun, ia berpikir kembali. Jika Luna menceritakan kejadian awal itu. Ia bersama Shireen ikut juga terseret ke penjara. Karena mereka-lah dalang di balik semuanya.Yang masih tidak bisa di terima oleh akal sehatnya, adalah wajah Luna yang menjadi Nilam. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?Sementara di dalam mobil William ...Pria itu mengendarai kendaraannya dalam laju yang kencang. Ia sesekali melirik wajah mendiang sang istri duduk disampingnya.Cih!"Bagaimana bisa kamu melakukan semua ini? Bagaimana bisa kamu menggunakan wajah istriku tanpa seizin kami! Wanita kurang ajar!" umpatnya tiada henti.Nilam hanya bisa menangis histeris. Jika

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 99 "Luna Masih Hidup Shireen!"

    Saat mendengarkan ucapan Daffa, tubuh Shireen mendadak dingin.Ia ingin mendengarkan ucapan suaminya diulang. "Apa kau bilang, Mas?"Daffa yang malas mengulang perkataannya, dengan mata elang menatap tajam Shireen. "Kamu tuli!" Daffa menyibak rambut Shireen dengan kasarnya. Dan berbicara setengah berteriak, "Luna masih hidup Shireen!"Tubuh yang tadinya dingin menjadi gemetar. Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah ia menyaksikan sendiri dengan Daffa saat acara pemakaman Luna berlangsung?"Kamu pasti banyak pikiran, Mas. Hingga kau berkata yang bukan-bukan. Luna sudah meninggal 1 tahun yang lalu. Dan bagaimana mungkin ia bisa hidup kembali? Setelah kita menyaksikan sendiri acara pemakaman itu!" bantah Shireen tak percaya."Aku sama halnya dengan kamu. Sebelumnya, aku tidak percaya dengan apa yang ku lihat sendiri. Namun kenyataannya berbeda, bahwa Luna masih hidup. Dan dia berganti wajah sebagai Nilam!"Deg!Darahnya seakan berhenti. Masih tidak percaya pada penjelasan Daffa selanjutn

Bab terbaru

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 128 Pembelahan Buah Mengkudu

    "Tidak, Dokter. Saya akan menemani istri saya, saya tidak akan meninggalkan dia.""Oke baiklah. Anda bisa masuk ke ruangannya. Ada ruang khusus didalam untuk Anda beristirahat. Jika Anda lapar cafe dekat dengan ruangan ini.""Terimakasih, Dokter."*****Saat yang ditunggu William telah berlalu. Ia melihat jari Luna bergerak-gerak. Terlihat kedua matanya mengerjap beberapa kali. Dan tak lama kemudian -- kedua mata itu terbuka."Luna? Kamu sudah sadar?" William bertanya dengan mata berkaca-kaca.Luna kesulitan berbicara, karena kulit wajahnya masih terasa kaku, dan perih. "Ya"Hanya jawaban singkat yang dia bisa dengar. William bergegas keluar, dan memberitahu dokter, jika istrinya telah sadar.Tak lama kemudian William kembali bersama dokter. Pria berkulit putih susu, berambut pirang itu segera mengecek kondisi Luna.Beberapa peralatan medis ia gunakan untuk mengecek keadaan Luna. "Kondisi fisik Nyonya Luna baik. Kita bisa menunggu sampai besok. Saya akan buka perban besok pagi.""Syu

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 127 Baby Feby

    Beberapa saat berlalu -- Angel telah sembuh dan diperbolehkan pulang.Wajahnya terlihat penuh dengan sukacita. Karena sebentar lagi, Anita mengatakan jika orang tuanya akan melangsungkan sebuah pernikahan.Sebenarnya gadis kecil itu merasa bingung -- meski ia masih batita, ia sempat berpikir, kenapa mereka harus menikah lagi? Bukankah mereka sudah menjadi pasangan suami istri? Ia tidak berani menanyakan hal itu pada Mama atau Papanya. Cukup melihat mereka bahagia -- ia juga merasakan kebahagiaan yang sama. Dan mamanya telah menjanjikan jika adik baby sudah sembuh -- boleh dibawa pulang. Ia telah menyiapkan nama yang indah untuk Putri Shiren itu. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Luna dan William tampak menggendong seorang bayi mungil. Dengan riangnya Angel berlari ke arah mereka dan menyambut kedatangan bayi itu di rumahnya."Mama ... Angel telah menyiapkan sebuah nama untuk adik Baby. Bolehkah aku memberi nama Feby?" tanya Angel."Tentu boleh, dong, Sayang." Luna memberi seny

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 126 Kamu Akan menjadi milikku Selamanya

    Mereka terkejut melihat mangkuk berisi bubur itu terjatuh setelah seseorang membuangnya paksa.Luna melihat siapa yang melakukan itu -- ternyata Papa Seno. Lekas ia berdiri. "Tega sekali Papa melakukan semua ini? Tidak-kah Papa tahu, jika Angel tidak mau makan? Lihatlah keadaannya sekarang?" bantah Luna.Seno mengacungkan jari telunjuknya. "Siapa kamu? Atas izin siapa kamu berani bicara lantang terhadapku, hah!""Aku minta maaf, Papa. Tapi baru saja Angel mau membuka mulutnya. Dan sekarang, bubur itu sudah dilantai.""Cukup! Aku tidak mau kamu memanggilku dengan sebutan Papa! Siapa yang mengizinkan kalian menginjakkan kaki di rumah ini?" bentak Seno -- wajahnya tampak merah padam."Aku, Mas! Sudah! Biarkan mereka disini menemani Angel." Anita meminta Seno dengan harapan."Oppa ... Kenapa Oppa kejam pada Mama dan Papa Angel? Kenapa Oppa memisahkan Angel dengan mereka?" tanya Angel dengan terisak.Anita memeluk tubuh kecil Angel. Ia tidak ingin gadis kecil itu menangis. Baru saja ia te

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 125 Shireen Meninggalkan Dunia

    Sudah beberapa waktu lamanya akhirnya pintu ruang persalinan kembali terbuka. Mereka yang menunggu dari tadi segera menghampiri dokter yang baru keluar melewati pintu -- wajahnya terlihat sedih. Seperti ada sesuatu yang baru saja terjadi.Namun pikiran itu segera ditepis oleh Luna, semoga yang ia pikirkan tidak seperti yang sedang terjadi."Bagaimana keadaan istri saya, Dokter? Apakah kalian berhasil menyelamatkan keduanya?" Daffa memulai pertanyaan. Dalam beberapa saat pria yang mengenakan jas putih itu diam. Membuat semua yang berada di sana merasa tidak tenang. Diamnya dokter itu -- sudah mewakili jawabannya. Daffa yang memiliki status sebagai suami Shireen, lekas masuk begitu saja ke ruangan persalinan tersebut. Diikuti oleh Luna dan William.Langkah mereka terhenti, setelah melihat seorang perawat menutup tubuh Shireen dengan kain putih sampai atas kepala. Dan perawat lain sibuk membersihkan bayi yang tampak masih merah berlumuran darah -- Setelah beberapa saat -- mereka men

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 124 Ternyata Daffa Mandul

    "Luna ... Perutku sakit!"Luna seketika panik. Ia lekas berteriak meminta pertolongan. Beberapa pria berseragam datang, dan memapahnya."Bawa dia kerumah sakit!" titah seorang polisi dengan pangkat tinggi."Berapa usia kandungannya? Apa dia akan melahirkan?" gumam Luna.Ia ikut mendampingi Shireen ke rumah sakit. Dengan mobil salah satu anggota polisi. "Bertahanlah Shireen ..." ucap Luna menguatkan.Ia menggenggam tangan Shireen erat. Ia tidak tahu bagaimana rasanya akan melahirkan. Banyak wanita mengatakan jika sakitnya luar biasa. Kontraksi menjelang persalinan sedikit banyak mirip dengan kram saat menstruasi. Bedanya, kontraksi ini akan terasa beberapa kali lebih berat daripada kram perut menstruasi. Rasa kontraksi juga mirip seperti perut kembung atau 'begah'.Sudah berbagai upaya Luna untuk bisa mendapatkan momongan. Namun tidak ada hasilnya. Selama tujuh tahun ia mendambakan seorang bayi, namun ia masih belum diberi kepercayaan juga.Teringat saat William melakukan dengannya.

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 123 Membesuk Shireen

    Hari itu William sedikit sibuk. Mengurus semua kasus Luna dengan polisi. Ia telah membawa banyak bukti bersama saksi dan pengacara handalnya.Ia tidak perlu mengajak Luna ke kantor. Ia akan tangani sendiri -- tanpa melibatkan Luna. Wanita itu cukup diam saja dikontrakkan menunggu kabar dari William. Pekerjaan itu akan segera ia atasi. Namanya akan kembali bersih. Dan ia akan menikahinya. Dengan identitas aslinya 'LUNA'.Hari itu wanita yang biasanya suka menyibukkan diri dengan banyak pekerjaan rumah hanya diam saja berpangku tangan.Bingung mau melakukan pekerjaan apa. Setelah semua pekerjaan rumah sudah ia kerjakan. Tidak seperti kediaman Bhaskara -- luasnya berhektar-hektar. Ia hanya cukup membersihkan kontrakan itu dalam waktu sesaat saja.Luna berjalan keluar, dan mendaratkan bobotnya dikursi kayu bersandar dinding depan. Celingukan melihat dari kejauhan -- satu kontrakan jauh yang disewa William."Jaraknya jauh, aku tidak mampu menjangkau wajah pria tampan itu. Ah, aku rindu p

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 122 Hukum Harus ditegakkan

    "Kamu?"Luna terkejut akan siapa yang datang malam ini. Ia mendorong Luna masuk. Seketika ia menguncinya dengan cepat."Apa yang kau lakukan? Bagaimana kau tahu aku tinggal di sini?" Luna bertanya dalam keadaan takut."Kebetulan kontrakan aku juga dekat dari sini -- aku bisa mengunjungi atm-ku lebih dekat lagi," ucapnya dengan senyum menyeringai."Maksudmu?" Pria itu mendorong tubuh Luna sampai sudut tembok.Luna ingin tetap tenang, meski pikirannya ketakutan. Tubuhnya dingin dan gemetar. "Kenapa sih? Biasanya saja kamu sok jadi bos, sekarang? Uda miskin ya?" ejeknya -- belum tahu kebenaran."Tolong kamu jangan banyak bicara. To the points saja -- kau mau apa? Dan mengapa kau mengunci pintunya?" Luna mengangkat alisnya menguatkan diri. Meski sebenarnya ia paham pria itu akan melakukan apa."Sebenarnya aku mau uangmu, beberapa bulan terakhir, tidak ada job apapun darimu atau boss lain," ucapnya memberi alasan."Aku tidak ada uang!" bantahnya dengan membulatkan kedua mata ."Oh ya, ka

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 121 Siapa malam-malam Bertamu

    "Tidak! Sampai kapanpun aku tidak akan menerimanya!"Perkataan itu membuat hati Anita tersentak. Ia harus menyadarkan suaminya untuk menerima Luna.Anita tidak melanjutkan obrolan ditelpon. "Pa, kita bicarakan lagi di rumah nanti ya, Mama tutup telponnya," ujarnya -- menghentikan serangan pertanyaan dari William.Ia melihat keatas kaca spion. Terlihat jelas kedua insan yang bukan anak kandungnya itu tertawa bahagia. Ia tidak akan merusaknya. Ia sudah ikhlas menerima kenyataan jika putrinya telah meninggal dunia. "Ma, kenapa diam setelah melakukan panggilan pada Papa? Apa yang Papa katakan?" tanya William -- membuyarkan lamunannya."Ah! Tidak! Tidak ada yang Papa katakan." Anita terdengar gugup. Setelah menjawabnya.Luna merasa jika Seno tidak akan mau menerima dirinya disana. Luna sangat tahu diri. Ia pun bisa merasakan hal yang sama dengan Seno.Kehilangan seseorang yang dikasihi -- dan parahnya dia sendiri yang memanfaatkan kesempatan itu untuk memakai identitasnya. Ia lebih memil

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 120 Menerima Cinta William

    William menciumi tangan Luna beberapa kali. Ia yakin dan sadar -- jika dia sangat mencintai Luna.Perasaan sedihnya-- berganti kebahagiaan, karena menemukan Luna di sini."Sudah lepaskan Mas, tidak enak dilihat banyak orang. Lihatlah orang-orang memperhatikan kita. Aku sangat malu sekali."Luna mencoba menyingkirkan genggaman tangan William. Tampaknya ia enggan melepasnya. Semakin Luna menyuruh melepaskan, ia semakin erat menggenggamnya.Dua sudut bibir Willy mengembang selalu. Terpancar kebahagiaan di kedua matanya. Luna tidak pernah melihat pria itu sebahagia ini."Aku tidak mau melepaskan tanganmu, apa lagi melepaskan dirimu untuk pergi. Sungguh aku tidak akan bisa bertahan tanpamu, Luna." Perkataan William membuat air mata Luna berlinang.Jemari Willy mengusap air mata yang tiba-tiba bergulir. Ia tidak tahu -- Apa yang menyebabkan dia menjatuhkan air hangat dari kedua bola matanya?"Kenapa kamu menangis? Apa kamu tidak bahagia jika akan hidup bersamaku? Hem?" tanya William mengan

DMCA.com Protection Status