Melihat Yusuf pergi, Syifa langsung berlari mengejarnya.
''Mas ... Tunggu! Syifa terus mengejar Yusuf hingga ke dekat mobil.''Mas, tunggu! kamu gak bisa ninggalin aku seperti ini,'' ucap Syifa seraya mengatur nafasnya''Syifa, mas mohon ... untuk saat ini kamu jangan egois, sekarang Audy pasti sangat marah, mas harus mengejar dia dan menjelaskan hubungan kita,'' ucap Yusuf masih sempat menenangkan Syifa.''Aku ikut!'' Permintaan itu tentu membuat Yusuf sangat terkejut, bagaimana jadinya nanti jika Syifa ikut menemui Audy, bukankah Audy akan bertambah marah dengannya, atau bahkan Audy bisa menendangnya keluar dari rumahnya saat ini.''Syifa, plis ... untuk saat ini, jangan bersikap ke kanak-kanakan. kamu mau semuanya hancur?" tanya Yusuf membuat Syifa berfikir ulang.''Kamu kembalilah sekarang, aku akan pergi,'' ucap Yusuf masih sempatnya mencium kening Syifa dengan wajah yang sudah babak belur, sedangkan Audy sudah sampai di depan rumahnya. Air matanya terus mengalir, ia langsung berlari menujuke kamarnya. Rasanya tubuh dan hatinya saat ini sangat lelah dan remuk. Bagaimana mungkin suaminya yang begitu ia cintai dan begitu ia percaya tengah melakukan pengkhianatan yang begitu besar.''Hallo, kamu pastikan semua berkas penting perusahaan aman, jangan sampai bapak mengambilnya,'' ucap Audy di tengah-tengah derai air matanya.''Bu, tadi pagi bapak melakukan transaksi beli mobil, namun kami belum mentranfser uangnya, karena mobil itu hanyalah bapak pesan untuk tanggal 30 bulan ini,'' ucap direktur keuangan perusahaan.''Jangan kamu transfer, jangan keluarkan uang sepeserpun untu keperluan bapak, dan blokir semua kartu bapak saat ini,'' ucap Audy''Baik, Bu,'' ucap direktur itu.Audypun melemparkan ponselnya kesamping tubuhnya, ia bersandar ke sandaran ranjang. Ia mencari kesalahannya, namun ia merasa sudah melakukan tugasnya dengan baik.''Apa yang kamu lakukan, mas? andaikan kamu mengatakan kalau kau igin kembali pada mantan kekasihmu, seharusnya kamu jujur, jangan main belakang sperti ini, atau jangan-jangan kamu memang merencanakan ini, kamu ingin menguasai semua hartaku dan hidup bahagia dengan selingkuhanmu, aku tidak merebutmu dari siapapun, meskipun mereka mengatakan kalau kau sudah lama menjalin hubungan dengan Syifa, saat itu kau mengaku sendiri, lalu dimana salahku? Jika masalah anak ... Seharusnya, kamu lebih faham dari pada aku yang baru belajar ilmu agama, bukankah anak adalah titipan, kamu yang mengajarkan aku agar tidak melakukan dosa, tapi apa yang kamu lakukan, mas? Bukankah kau sudah melakukan zina?'' Di saat Audy masih merenungi kesalahannya, suara ketukan pintu kamarnya membuat Audy langsung menghapus air matanya.''Sayang, buka pintunya sayang, mas bisa jelaskan ini semua, mas mohon sayang ... buka pintunya,'' ucap Yusuf seraya terus mengetuk pintu kamarnya, namun Audy malah menyelimuti tubuhnya, rasanya ia belum siap untuk berdebat dengan Yusuf saat ini.''Sayang, mari kita selesaikan baik-baik kesalah pahaman ini, ini tidak seperti yang kamu pikirkan sayang, Syifa adalah gadis yang baik, dia wanita yang baik, sayang. Mas mohon ... buka pintunya,'' Yusuf terus mengetuk pintu kamar itu, sedangkan Audy malah memejamkan matanya.'Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik, mas. Aku juga sudah berusaha menjadi istri yang taat, tapi bisakah saat ini aku sedikit membantah dan membangkang menjadi istrimu?'bathin AudyYusuf menggusar rambutnya dengan kasar, ia sangat tahu akan fatalnya kesalahannya, ia tidak menyangka jika Audy akan mengetahui ini dalam waktu yang cepat bahkan sebelum mereka sah menjadi suami istri, lalu bagaimana dengan mereka selanjutnya?''Aku mencintaimu Audy, tapi aku juga menginginkan Syifa, dia kekasihku, kekasih terindahku, dia yang menerimaku apa adanya sama seperti dirimu, kepribadian kalian sama, kalian sama-sama menerimaku, apakah kalian tidak bisa berbagi?'' gumam Yusuf, tentu Audy tidak mendengar ucapan konyol itu.******''Tuan Rey, kami minta maaf atas nama kampus ini, tapi kami benar-benar tidak ahu jika tuan Yusuf sudah memiliki istri, ka ...'' Ucapan kepala kampus itu terhenti kala Rey menatapnya dengan tatapan yang tajam.''Apa kamu fikir aku bodoh? Yusuf bukanlah orang biasa, dia seorang pengusaha, jadi sangat mustahil jika kalian tidak tahu status Yusuf, mulai saat ini saya akan menarik semua saham saya di kampus ini, dan masalah pembangunan semuanya gagal!'' ucap Rey yang membuat semua orang terkejut bahkan Syifa.''Pak Rey, aku mohon jangan bawa masalah pribadi dalam hal ini, saya pribadi minta maaf, kampus ini tidak tahu apapun tentang hal ini, pak. Saya mohon maafkan saya,'' ucap Syifa maju dengan memasang mimik wajah sedih''Kau adalah guru termuda, berbakat, dan juga sholehah, kau bisa menjaga tubuhmu dari pandanagn pria, tapi kamu menjajakan tubuhmu pada suami orang, Nona Syifa,'' ucap tajam Rey.''Maaf pak, saya bu ....''''Bukan wanita murahan? apakah chek in di hotel bersama tuan Yusuf bukanlah perbuatan wanita murahan? pelacur saja ada harga dirinya, tapi kamu .... ''''A ...''''Mulai sekarang, kampus ini tidak ada hubungan apapun dengan perusahaan kami, Jo ... Kamu urs semuanya,'' ucap Rey seraya berlalu, sedangkan Syifa masih belum percaya jika Rey tahu tentang hotel itu. Siapa Rey sebenarnya dan mengapa ia mengenal Audy, dan kenapa tiba-tiba Audy datang ke kampus ini, kenapa sangat kebetulan seperti ini?''Syifa, kamu harus mempertanggung jawabkan semua ini, katakan pada Yusuf untuk bisa membujuk istrinya agar memaafkan kita semua, hanya istrinya Yusuf yang bisa membujuk tuan Rey, karena perselingkuhan kalian, kampus yang sudah kita bangun sejak lama akan hancur seperti ini,'' ucap kepala kampus yang juga berstatus pemilik kampus itu.''Baik, pak. Saya akan membujuk mas Yusuf, maafkan kami, pak. Kami tidak menyangka akan terjadi seperti ini, saya juga akan meminta mas Yusuf untuk membantu membayar ganti rugi,'' ucap Syifa dengan percaya dirinya.Waktu telah berlalu, Yusuf sudah membersihkan diri di kamar tamu.''Bi, nyonya belum turun, ya?'' tanya Yusuf''Sudah tadi, tuan. Tapi nyonya sepertinya kurang sehat,'' ucap bi MarwaYusuf tidak lagi berkata, ia juga idak bernafsu untuk makan, setelah ia minum kopi yang sudah bi Marwa buatkan, Yusuf pun mencoba menuju ke kamarnya dan bertepatan Audy membuka pintu kamarnya, Yusuf menggunakan kesempatan itu dan meraih tangan Audy yang hendak masuk ke kamarnya lagi.''Sayang, dengarkan penjelasanku dulu, ini semua tidak seperti yang kamu kira,'' ucap Yusuf''Pada tanggal 11 bulan 3 mas melakukan renovasi di kawasan perumah pelita dengan menghabiskan total biaya 100 juta, pada tanggal 15 bulan 4 mas mengeluarkan uang untuk membeli perhiasan yang sama sekali bukan untukku dengan harga yang sangat fantastis 1 Milyar, dan pada tanggal 30 nanti mas akan membeli mobil keluaran terbaru bulan ini serta akan melangsungkan pernikahan, apakah iu masih bisa di katakan salah faham, mas?" Sontak Yusuf sangat terkejut dengan semua yang Audy ketahui.''Oh, bukan itu saja, itu hanyalah pengeluaran yang besar, lain pengeluaran kecil yang kau habiskan di hotel, berbuat zina dengan wanita yang bukan muhrim, berpelukan di depan umum seolah kalian adalah pasangan sah, apakah itu masih di katakan salah faham?Syifa pulang dengan perasaan marah, kesal, kecewa, sedih, semuanya bercampur menjadi satu, apalagi Yusuf dari tadi tidak bisa di hubungi. ''Mas, kamu sudah pernah kecewain aku, jangan sampai aku kecewa lagi padamu, mas?'' gumam Syifa seraya membawa mobilnya menuju ke kediamannya, Syifa sangat bahagia ketika melihat gambar Yusuf di sosial media, dengan perubahan Yusuf yang sangat drastis, tentu membuat benih-benih cinta yang dulu lenyap kini tumbuh kembali, namun Syifa menelan pil pahit ketika ia mengetahui jika Yusuf sudah menikah dengan wanita lain. ''Syifa, rebut hati Yusuf, siapa tahu dia bisa mengubah kehidupan kita, Nak!'' pinta sang ibu saat itu. ''Tapi mas Yusuf sudah beristri, Ibu. Bagaimana mungkin Syifa hadir lagi dalam kehidupannya?'' tanya Syifa seraya terus menatap gambar Yusuf yang semakin tampan dan gagah. ''Dia milikmu, kamu adalah cinta pertamanya, istrinya yang telah mengambilnya darimu, Syifa ... Nabi saja bisa berisitri 4, lalu apa salahnya jika Yusuf memiliki
Terlihat jelas kebahagiaan di wajah Yusuf, ia bahkan tidak memperdulikan bagaimana perasaan Audy saat ini. Audy yang baru saja selesai sholat isyak tanpa berjamaah dengan sang suami hanya bisa meminta untuk kekuatan sementara waktu. "Aku tahu ya Allah... Kau yang telah menyatukan kami, dan Engkau jugalah yang akan memisahkan kami. Aku hanya minta, berikan yang terbaik buatku, jika perpisahan ini adalah jalan yang terbaik, maka lancarkan semua usahaku untuk menyatukan mas Yusuf dengan cinta pertamanya, agar mereka tidak selalu berbuat dosa tapi jika takdirku memang harus berbagi hati, maka berikan aku kekuatan untuk menghadapi kenyataan, " Setelah menuangkan semua keluhannya, Audy pun membuka mukena dan melipatnya. Di sisi lain, Yusuf kini merasakan semua keinginannya berjalan dengan lancar. "Ya Allah, kau memudahkan jalanku untuk bersatu dengan orang yang aku cintai serta yang aku sakiti dulu, aku berjanji akan berlaku adil dengan mereka, " ucap Yusuf, seketika ia mengingat akan
Yusuf tersenyum mendengar apa yang Audy katakan. Benar apa yang Audy katakan, nanti waktu baik akan terlewati jika dirinya menunda keberangkatannya. Di sisi lain, kini Syifa sudah di hias menjadi pengantin yang cantik. Dengan kebaya putih dengan hijab senada, banyak yang merasa kagum akan kecantikan itu. "Kenapa di siri dulu, Bu? Kenapa gak langsung ke KUA saja? " tanya teman arisan ibunya Syifa. "Menantuku ini sangat sibuk, Bu. Maklum dia adalah pembisnis yang namanya kini makin terkenal. Beberapa hari ini ia ada kerja sama dengan perusahaan Jepang. Karena tidak ingin meninggalkan Syifa dia ingin membawa Syifa kesana. Dan, karena itulah mereka harus nikah siri agar tidak berdosa, Bu, " ucap Ibunya Syifa yang semakin membuat semua teman-teman arisannya kagum akan sosok Yusuf. "Ya, emang seharusnya di ikat dulu kalau menantu idaman, Bu. Maklumlah, sekarang banyak pelakor berkeliaran, Hati-hati bu, sampaikan ke Syifa, jaga baik-baik suaminya, " ucap ibu-ibu yang lain, yang membuat w
Tubuh Yusuf lemas rak bertulang. Bahkan untuk menopang tubuhnya sendiri terasa begitu berat."Audy, menantuku sayang, apa maksudnya ini, Nak?" tanya Ibunya Yusuf seraya mendekati Audy dan hendak menyentuh lengan Audy. Namun Audy melangkah satu langkah membuat ibu Yusuf kecewa dan sedih."Sayang, ada apa sayang? Kau lagi bercanda kan?" Kini, Yusuf yang bertanya."Audy, ayah tahu, kalau anak ayah salah telah melukai perasaanmu, tapi Allah tidak suka dengan perceraian, Nak, " ucap ayahnya Yusuf.Sungguh Audy ingin tertawa mendengar ucapan dari orang tiga yang begitu Audy cintai dan Audy hormati dulu. Namun semua rasa itu seolah mati di telan oleh pengkhianatan mereka.Gunjingan dari para tamu semakin riuh dan Audy menikmati momen itu dengan baik. Ibu Syifa berusa menahan amarahnya, apalagii ketika mendengar apa yang Audy katakan. "Syifa, apa maksud dari ucapan istrinya Yusuf? " tanya Ibunya Syifa dengan mengecilkan suaranya. Syifa yang sudah mengerti dengan apa yang Audy maksud hanya bi
Sementara itu, Yusuf berusaha mengejar Audy untuk mencari tahu alasan di balik surat gugatan cerai tersebut. Dia berharap bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik dan menemukan jalan keluar yang terbaik bagi semua pihak yang terlibat. "Audy plis... Angkat panggilannya mas sayang, mas mohon sayang. Bukankah kau sudah mengatakan akan menerima pernikahan kedua mas ini? Kenapa sekarang kau memberikan kejutan ini, sayang, " gumam Yusuf seraya terus mengejar mobil Audy dan Pak Paloh. Dalam keadaan yang sulit ini, Yusuf dan Syifa harus menghadapi kenyataan bahwa pilihan mereka telah membawa konsekuensi yang tidak mereka duga. Mereka harus belajar dari kesalahan mereka dan berusaha memperbaiki hubungan mereka, baik dengan Audy maupun dengan para undangan yang hadir di pernikahan mereka.Tanpa Yusuf sadari mereka sudah masuk ke dalam halaman rumah Audy. "Audy, sayang.... Tunggu, mas ingin bicara, " ucap Yusuf yang hendak ingin meraih tangan Audy, namun Pak Paloh segera menepis tangan Yusuf
"Yusuf, apakah kamu baik-baik saja, Nak?" tanya ibunya dengan cemas."Mas, mengapa kamu malah pergi dan mengejar dia? Bukankah akan lebih baik jika dia meminta cerai darimu, sehingga kamu bisa menikahi aku secara sah, baik agama maupun negara, Mas," ucap Syifa. Wajah Yusuf terlihat begitu lesu, ia duduk tanpa menjawab pertanyaan mereka semua. Apalagi wajah ibu Syifa yang mulai terlihat tidak nyaman. ***Audy menatap seluruh ruangan yang penuh dengan kenangan antara dirinya dan Yusuf. Sungguh sangat sakit untuk tetap tinggal di rumah yang penuh dengan kenangan indah, namun nyatanya malah membuat hatinya hancur.Tiba-tiba, dering ponselnya membuat Audy sadar dan segera menghapus air matanya yang tanpa ia sadari sudah mengalir deras.Audy terkejut melihat nama yang tertera di panggilan itu."Kakak..." seru Audy, dengan segera ia langsung mengangkat panggilan itu. "Assalamu'alaikum, kak. " "Waalaikumsalam, Audy. Turunlah! Kakak ada di bawah sekarang, " ucap sosok yang Audy panggil kak
Yusuf tampak enggan menjawab pertanyaan yang diajukan Syifa dan ibunya, bahkan Yusuf tampak merenung memikirkan apakah apa yang adiknya katakan itu benar."Yusuf, kenapa kau hanya diam?! Jangan bilang apa yang mereka katakan itu benar, Yusuf?!" tanya ibunya mendesak."Bisakah kalian diam, tidak! Apakah kalian tidak berpikir, saat ini bukanlah itu yang harus kalian pertanyakan?" ujar Yusuf dengan lantang, membuat Syifa dan yang lainnya terperanjat kaget.Yusuf kemudian mendesis, "Apa kalian tidak memikirkan bagaimana kita bisa menghadapi situasi ini, bukan hanya fokus pada apakah apa yang dikatakan benar atau tidak? Kita perlu mencari solusi, bukan sibuk menyalahkan atau mencari siapa yang benar dan siapa yang salah." Ucapannya tersebut membuat ruangan terdiam, semua orang tampak merenung mencerna apa yang baru saja Yusuf katakan. "Audy saat ini benar-benar marah, dan semuanya tidak akan baik-baik saja," ucap Yusuf dengan berusaha tetap tenang."Yusuf, mungkin Ayah dan Ibu akan menemu
"Syifa, bisakah kau tidak berbicara terus? Aku sedang mengalami kesulitan tapi kau malah berkata-kata tanpa henti layaknya burung beo. Sebagai wanita yang sholehah, seharusnya kau bisa memahami keadaan suamimu," ujar Yusuf dengan rasa kesal, terdengar bagai letupan emosi dalam suaranya, kepada istri keduanya, Syifa.Syifa merasa tersinggung oleh kata-kata Yusuf yang menuduhnya tidak mengerti atau menghargai keadaannya. "Bukan begitu, Mas. Aku merasa terluka ketika adikmu mengatakan bahwa semua biaya keluargamu ditanggung oleh Audy. Terdengar seolah-olah kau tidak memiliki tanggung jawab terhadap keluarga kita," seru Syifa sambil duduk di samping Yusuf, yang kini memijat pelipisnya mencoba menghilangkan rasa sakit akibat begitu banyak beban yang ia pikirkan. Keduanya merasa tegang dan emosi meluap-luap dalam pergulatan perasaan yang saling bertentangan. "Setelah kau pergi, aku merasa sangat hancur. Audy datang dan memberikan aku harapan baru. Dia begitu baik, bahkan pada keluargaku j
"Syifa, bisakah kau tidak berbicara terus? Aku sedang mengalami kesulitan tapi kau malah berkata-kata tanpa henti layaknya burung beo. Sebagai wanita yang sholehah, seharusnya kau bisa memahami keadaan suamimu," ujar Yusuf dengan rasa kesal, terdengar bagai letupan emosi dalam suaranya, kepada istri keduanya, Syifa.Syifa merasa tersinggung oleh kata-kata Yusuf yang menuduhnya tidak mengerti atau menghargai keadaannya. "Bukan begitu, Mas. Aku merasa terluka ketika adikmu mengatakan bahwa semua biaya keluargamu ditanggung oleh Audy. Terdengar seolah-olah kau tidak memiliki tanggung jawab terhadap keluarga kita," seru Syifa sambil duduk di samping Yusuf, yang kini memijat pelipisnya mencoba menghilangkan rasa sakit akibat begitu banyak beban yang ia pikirkan. Keduanya merasa tegang dan emosi meluap-luap dalam pergulatan perasaan yang saling bertentangan. "Setelah kau pergi, aku merasa sangat hancur. Audy datang dan memberikan aku harapan baru. Dia begitu baik, bahkan pada keluargaku j
Yusuf tampak enggan menjawab pertanyaan yang diajukan Syifa dan ibunya, bahkan Yusuf tampak merenung memikirkan apakah apa yang adiknya katakan itu benar."Yusuf, kenapa kau hanya diam?! Jangan bilang apa yang mereka katakan itu benar, Yusuf?!" tanya ibunya mendesak."Bisakah kalian diam, tidak! Apakah kalian tidak berpikir, saat ini bukanlah itu yang harus kalian pertanyakan?" ujar Yusuf dengan lantang, membuat Syifa dan yang lainnya terperanjat kaget.Yusuf kemudian mendesis, "Apa kalian tidak memikirkan bagaimana kita bisa menghadapi situasi ini, bukan hanya fokus pada apakah apa yang dikatakan benar atau tidak? Kita perlu mencari solusi, bukan sibuk menyalahkan atau mencari siapa yang benar dan siapa yang salah." Ucapannya tersebut membuat ruangan terdiam, semua orang tampak merenung mencerna apa yang baru saja Yusuf katakan. "Audy saat ini benar-benar marah, dan semuanya tidak akan baik-baik saja," ucap Yusuf dengan berusaha tetap tenang."Yusuf, mungkin Ayah dan Ibu akan menemu
"Yusuf, apakah kamu baik-baik saja, Nak?" tanya ibunya dengan cemas."Mas, mengapa kamu malah pergi dan mengejar dia? Bukankah akan lebih baik jika dia meminta cerai darimu, sehingga kamu bisa menikahi aku secara sah, baik agama maupun negara, Mas," ucap Syifa. Wajah Yusuf terlihat begitu lesu, ia duduk tanpa menjawab pertanyaan mereka semua. Apalagi wajah ibu Syifa yang mulai terlihat tidak nyaman. ***Audy menatap seluruh ruangan yang penuh dengan kenangan antara dirinya dan Yusuf. Sungguh sangat sakit untuk tetap tinggal di rumah yang penuh dengan kenangan indah, namun nyatanya malah membuat hatinya hancur.Tiba-tiba, dering ponselnya membuat Audy sadar dan segera menghapus air matanya yang tanpa ia sadari sudah mengalir deras.Audy terkejut melihat nama yang tertera di panggilan itu."Kakak..." seru Audy, dengan segera ia langsung mengangkat panggilan itu. "Assalamu'alaikum, kak. " "Waalaikumsalam, Audy. Turunlah! Kakak ada di bawah sekarang, " ucap sosok yang Audy panggil kak
Sementara itu, Yusuf berusaha mengejar Audy untuk mencari tahu alasan di balik surat gugatan cerai tersebut. Dia berharap bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik dan menemukan jalan keluar yang terbaik bagi semua pihak yang terlibat. "Audy plis... Angkat panggilannya mas sayang, mas mohon sayang. Bukankah kau sudah mengatakan akan menerima pernikahan kedua mas ini? Kenapa sekarang kau memberikan kejutan ini, sayang, " gumam Yusuf seraya terus mengejar mobil Audy dan Pak Paloh. Dalam keadaan yang sulit ini, Yusuf dan Syifa harus menghadapi kenyataan bahwa pilihan mereka telah membawa konsekuensi yang tidak mereka duga. Mereka harus belajar dari kesalahan mereka dan berusaha memperbaiki hubungan mereka, baik dengan Audy maupun dengan para undangan yang hadir di pernikahan mereka.Tanpa Yusuf sadari mereka sudah masuk ke dalam halaman rumah Audy. "Audy, sayang.... Tunggu, mas ingin bicara, " ucap Yusuf yang hendak ingin meraih tangan Audy, namun Pak Paloh segera menepis tangan Yusuf
Tubuh Yusuf lemas rak bertulang. Bahkan untuk menopang tubuhnya sendiri terasa begitu berat."Audy, menantuku sayang, apa maksudnya ini, Nak?" tanya Ibunya Yusuf seraya mendekati Audy dan hendak menyentuh lengan Audy. Namun Audy melangkah satu langkah membuat ibu Yusuf kecewa dan sedih."Sayang, ada apa sayang? Kau lagi bercanda kan?" Kini, Yusuf yang bertanya."Audy, ayah tahu, kalau anak ayah salah telah melukai perasaanmu, tapi Allah tidak suka dengan perceraian, Nak, " ucap ayahnya Yusuf.Sungguh Audy ingin tertawa mendengar ucapan dari orang tiga yang begitu Audy cintai dan Audy hormati dulu. Namun semua rasa itu seolah mati di telan oleh pengkhianatan mereka.Gunjingan dari para tamu semakin riuh dan Audy menikmati momen itu dengan baik. Ibu Syifa berusa menahan amarahnya, apalagii ketika mendengar apa yang Audy katakan. "Syifa, apa maksud dari ucapan istrinya Yusuf? " tanya Ibunya Syifa dengan mengecilkan suaranya. Syifa yang sudah mengerti dengan apa yang Audy maksud hanya bi
Yusuf tersenyum mendengar apa yang Audy katakan. Benar apa yang Audy katakan, nanti waktu baik akan terlewati jika dirinya menunda keberangkatannya. Di sisi lain, kini Syifa sudah di hias menjadi pengantin yang cantik. Dengan kebaya putih dengan hijab senada, banyak yang merasa kagum akan kecantikan itu. "Kenapa di siri dulu, Bu? Kenapa gak langsung ke KUA saja? " tanya teman arisan ibunya Syifa. "Menantuku ini sangat sibuk, Bu. Maklum dia adalah pembisnis yang namanya kini makin terkenal. Beberapa hari ini ia ada kerja sama dengan perusahaan Jepang. Karena tidak ingin meninggalkan Syifa dia ingin membawa Syifa kesana. Dan, karena itulah mereka harus nikah siri agar tidak berdosa, Bu, " ucap Ibunya Syifa yang semakin membuat semua teman-teman arisannya kagum akan sosok Yusuf. "Ya, emang seharusnya di ikat dulu kalau menantu idaman, Bu. Maklumlah, sekarang banyak pelakor berkeliaran, Hati-hati bu, sampaikan ke Syifa, jaga baik-baik suaminya, " ucap ibu-ibu yang lain, yang membuat w
Terlihat jelas kebahagiaan di wajah Yusuf, ia bahkan tidak memperdulikan bagaimana perasaan Audy saat ini. Audy yang baru saja selesai sholat isyak tanpa berjamaah dengan sang suami hanya bisa meminta untuk kekuatan sementara waktu. "Aku tahu ya Allah... Kau yang telah menyatukan kami, dan Engkau jugalah yang akan memisahkan kami. Aku hanya minta, berikan yang terbaik buatku, jika perpisahan ini adalah jalan yang terbaik, maka lancarkan semua usahaku untuk menyatukan mas Yusuf dengan cinta pertamanya, agar mereka tidak selalu berbuat dosa tapi jika takdirku memang harus berbagi hati, maka berikan aku kekuatan untuk menghadapi kenyataan, " Setelah menuangkan semua keluhannya, Audy pun membuka mukena dan melipatnya. Di sisi lain, Yusuf kini merasakan semua keinginannya berjalan dengan lancar. "Ya Allah, kau memudahkan jalanku untuk bersatu dengan orang yang aku cintai serta yang aku sakiti dulu, aku berjanji akan berlaku adil dengan mereka, " ucap Yusuf, seketika ia mengingat akan
Syifa pulang dengan perasaan marah, kesal, kecewa, sedih, semuanya bercampur menjadi satu, apalagi Yusuf dari tadi tidak bisa di hubungi. ''Mas, kamu sudah pernah kecewain aku, jangan sampai aku kecewa lagi padamu, mas?'' gumam Syifa seraya membawa mobilnya menuju ke kediamannya, Syifa sangat bahagia ketika melihat gambar Yusuf di sosial media, dengan perubahan Yusuf yang sangat drastis, tentu membuat benih-benih cinta yang dulu lenyap kini tumbuh kembali, namun Syifa menelan pil pahit ketika ia mengetahui jika Yusuf sudah menikah dengan wanita lain. ''Syifa, rebut hati Yusuf, siapa tahu dia bisa mengubah kehidupan kita, Nak!'' pinta sang ibu saat itu. ''Tapi mas Yusuf sudah beristri, Ibu. Bagaimana mungkin Syifa hadir lagi dalam kehidupannya?'' tanya Syifa seraya terus menatap gambar Yusuf yang semakin tampan dan gagah. ''Dia milikmu, kamu adalah cinta pertamanya, istrinya yang telah mengambilnya darimu, Syifa ... Nabi saja bisa berisitri 4, lalu apa salahnya jika Yusuf memiliki
Melihat Yusuf pergi, Syifa langsung berlari mengejarnya. ''Mas ... Tunggu! Syifa terus mengejar Yusuf hingga ke dekat mobil. ''Mas, tunggu! kamu gak bisa ninggalin aku seperti ini,'' ucap Syifa seraya mengatur nafasnya ''Syifa, mas mohon ... untuk saat ini kamu jangan egois, sekarang Audy pasti sangat marah, mas harus mengejar dia dan menjelaskan hubungan kita,'' ucap Yusuf masih sempat menenangkan Syifa. ''Aku ikut!'' Permintaan itu tentu membuat Yusuf sangat terkejut, bagaimana jadinya nanti jika Syifa ikut menemui Audy, bukankah Audy akan bertambah marah dengannya, atau bahkan Audy bisa menendangnya keluar dari rumahnya saat ini.''Syifa, plis ... untuk saat ini, jangan bersikap ke kanak-kanakan. kamu mau semuanya hancur?" tanya Yusuf membuat Syifa berfikir ulang. ''Kamu kembalilah sekarang, aku akan pergi,'' ucap Yusuf masih sempatnya mencium kening Syifa dengan wajah yang sudah babak belur, sedangkan Audy sudah sampai di depan rumahnya. Air matanya terus mengalir, ia langsun