Share

Bab 38. Jangan Baper

Author: Dian Matahati
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Seperti yang dikatakan Sanjaya sebelum pulang ke Jakarta, hari ini Alena dibantu asisten Sanjaya untuk mengurus kepindahannya ke rumah kontrakan baru untuknya. Dan kini, Alena sudah menempati tempat tinggal barunya yang beruntung cukup dekat dengan kantornya bekerja.

"Dah berasa kayak wanita simpanan beneran nih, sampai disewakan tempat tinggal," kekeh Alena setelah menata barang-barangnya.

Perutnya kembali merasa meronta setelah ingat dirinya belum sempat makan malam karena harus menemui orang suruhannya Sanjaya untuk membantunya pindahan. Dan setelah semua selesai, Alena baru memikirkan perutnya.

"Males banget mau makan di luar. Beli mie instan di warung depan aja kali ya? Terus dimasak sendiri. Perlengkapan dapur juga cukup lengkap. Bahan makanannya saja yang belum ada. Besok belanja dulu sepulang kerja," monolog Alena lagi.

Tanpa mengganti pakaiannya, Alena hanya mengubah gaya rambutnya menjadi dikuncir cepol secara asal. Kemudian mengambil sandal jepitnya dan pergi ke warung
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 39. Kelakuan Alvino

    Sejak masuk ke kamar, Alena sama sekali tidak keluar lagi. Tidak peduli kapan Alvino akan meninggalkan kontrakannya, bahkan tidak peduli jika rumahnya tidak dalam kondisi terkunci semalaman sekalipun. Kata-kata Alvino nyatanya cukup mengganggu pikirannya. Meski Alena harus kesulitan mengartikan perasaannya sendiri. Yang pasti, Alena merasa kecil hati karena tidak berhasil mendapatkan hati Sanjaya. "Apa aku seburuk itu, sampai gak ada yang tergoda?" Alena tertawa miris, sebelum kemudian dirinya berbaring dengan mata yang basah hingga terlelap dengan sendirinya. Orang lain mungkin akan menganggap Alena berlebihan. Tapi tidak bagi Alena sendiri. Dirinya yang pernah mengalami cinta sepihak membuat Alena merasa tidak percaya diri. Dan lagi-lagi, perasaan itu muncul saat kembali disadarkan jika Sanjaya tidak punya rasa yang dalam padanya. Atau mungkin justru sama sekali tanpa rasa. Lelah dengan pikirannya sendiri membuat Alena tertidur cukup lama. Dia baru terbangun saat alarm ponselnya

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 40. Kedatangan Zahera di Balikpapan

    Alena masih syok saat mendengar cerita Alvino yang mengakuinya sebagai pasangan suami-istri di lingkungan tempat tinggalnya. Bisa-bisanya dengan enteng Alvino mengaku seperti itu. Dan yang lebih mengejutkan lagi, tetangga mereka juga percaya saja dengan hal tersebut. "Bisa-bisanya mereka percaya sama kamu kalau kita baru aja menikah. Kalau nanti tiba-tiba diminta dokumen pernikahan gimana?" "Gak kok tenang aja. Mereka udah percaya sama apa yang aku bilang. Padahal aku cuma kasih liat foto kita waktu kamu wisuda. Eh langsung pada percaya," kekeh Alvino sambil menunjukkan foto di layar ponselnya. Alena ingat itu adalah foto mereka saat Alena wisuda. Alvino dipaksa Alena untuk datang meski sebenarnya tanpa dipaksa pun, Alvino pasti datang. Sebuah foto Alena yang berbalut kebaya putih dengan make up minimalis tanpa baju toga yang bersanding dengan Alvino yang memakai kemeja putih panjang yang polos dan rapi, tentu terlihat seperti pasangan yang baru saja melakukan ijab kabul. "Kamu ko

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 41. Pertemuan Tidak Sengaja

    Hari pertama menginjakkan kaki di Balikpapan tidak membuat Zahera bermalas-malasan. Tidak ada acara jetlag untuk ibu anak satu tersebut. Melihat tidak ada bahan masakan di dapur membuat Zahera gatal ingin berbelanja. "Pa, ada supermarket yang lengkap gak di dekat sini? Pengen belanja," rengek Zahera kemudian."Ada, nanti belanja ke mall aja sekalian. Tapi biarin Abi istirahat sebentar ya, Ma. Kasihan anak itu pasti masih jetlag. Nanti jam 4 aja kita belanja sekalian bawa Abi main sebentar di mall." "Terus makan malamnya gimana? Aku pengen masak aja tadi niatnya.""Kita makan di mall aja ya malam ini? Mulai besok aja kalau mau masak. Hari ini jangan capek-capek dulu, sayang badannya. Okay?" "Hm. Baiklah." Zahera mengalah untuk menunggu waktu yang dijanjikan suaminya untuk pergi ke mall untuk berbelanja, bermain dengan Abimanyu, juga makan malam bersama.Sanjaya yang menempel terus pada Zahera, membuat istrinya itu tidak bisa bebas melakukan sesuatu. Bahkan sekedar memberi kabar kep

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 42. Belanja & Makan Malam Bersama

    "Belanjaanmu segitu aja, Len. Gak belanja perlengkapan dapur lainnya?" tanya Zahera setelah mereka berdua cukup lama mengelilingi mall untuk belanja bersama. Membandingkan belanjaan mereka yang jauh berbeda. Troli belanjaan Zahera penuh sampai menggunung, sedangkan Alena tidak ada setengahnya. "Nggak, Mbak. Cuma ini aja yang lagi aku butuhin. Isi dapur udah ada kok walaupun gak banyak ('itupun adikmu yang belikan, Mbak,' — batinnya). Kan tau sendiri aku juga jarang masak," kekeh Alena dengan jujur. "Sampai sekarang masih belum bisa masak kamu, Len?" canda Zahera mengejek Alena. "Bisa, Mbak. Dikit-dikit," sangkalnya."Masak apa? Masak air?""Iya. Masak mie, telor dan nasi goreng juga bisa," kekeh Alena lagi. "Kalah ah kamu sama Vino. Adik mbak yang gak ada akhlak itu masakannya malah enak," cicit Zahera tanpa sadar. "Eh, sorry. Gak ada maksud bahas dia di depan kamu," sesal Zahera yang tahu masa lalu Alena dengan Vino yang tidak berakhir dengan baik. "Santai aja, Mbak," sahut A

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 43. Pertanyaan Alena

    Alena tidak menyangka akan menemukan Alvino masih berada di dalam rumahnya. Terlebih saat dia tiba, posisi rumahnya terkunci. Sehingga Alena tidak mempunyai ekspektasi jika Alvino ternyata menunggunya pulang. Alena begitu syok sampai tidak bisa mengeluarkan suaranya untuk menjawab pertanyaan Alvino tentang dari mana dirinya setelah pulang kerja yang tidak langsung ke rumah. Tapi sepertinya Alvino juga sudah tahu jawabannya sendiri setelah sempat melirik ke dua kresek putih besar berlabel sebuah mall tersebut. "Aku sudah masak buat kamu," lirih Alvino. "Ah, tapi pasti kamu udah makan di mall yang makanannya jauh lebih enak," sambungnya lagi. Suara helaan napas kasar terdengar di telinga Alena. Entah mengapa perasaan tidak enak menyelimutinya, padahal dia tidak salah apa-apa karena masih menjadi haknya untuk bebas kemana saja dan pulang jam berapa saja. Justru Alvino yang saat ini begitu lancang menginap sesuka hatinya di kediaman Alena. "Sudah, masuk dan istirahatlah. Anggap saja

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 44. Meminta Bantuan Alvino

    "Alena kalem ya, Pa? Lucu deh dia, kalau ada papa lebih banyak diam dan anteng gitu. Padahal pas kami lagi belanja bareng tadi, dia lumayan ramai lho orangnya. Ramah dan seru gitu diajak ngobrol. Aku suka ngobrol sama dia. Cuma kok pas makan bareng ada papa malah berubah jadi kalem anteng gitu." Zahera sengaja berkata demikian di depan Sanjaya untuk menikmati ekspresi suaminya yang menurutnya lucu. Terlihat sekali Sanjaya salah tingkah setiap Zahera membahas Alena di depannya. "Kok papa diem aja. Gimana kalau menurut papa?" "Ah, apa?" Sanjaya gugup."Gimana Alena kalau menurut papa?" ulang Zahera nampak kesal."Oh, iya gitu. Dia memang ramah kok. Papa gak begitu tahu karena cuma ketemu waktu sama-sama lagi ngawasi instalasi CCTV di tempat kerjanya minggu lalu.""Oh gitu. Padahal kayaknya dia tahu banget lho soal papa.""Hahh? Memangnya dia tahu apa soal papa?" Zahera mengulum senyumnya melihat sang suami semakin panik sampai tidak berani menatap ke wajahnya. Meski sedikit membuat

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 45. Penyelidikan Alvino

    Alvino baru saja menerima panggilan dari Zahera. Seperti biasa, kakaknya itu belakangan ini menghubunginya hanya untuk meminta bantuan untuk masalahnya dengan sang suami. Sebenarnya Alvino sudah lelah sekali memikirkan masalah rumah tangga kakaknya. Alvino sudah tahu sejak awal jika Sanjaya sering menikah cerai secara siri dengan wanita muda selama berjauhan dengan kakaknya. Meski begitu, Alvino juga tahu seberapa besar perhatian dan sayangnya Sanjaya pada Zahera dan Abimanyu. Baginya yang tidak bisa membaca isi hati seseorang, membuatnya menjadi pusing sendiri. Dua sifat yang berkebalikan disandang oleh satu pria sekaligus. Sesaat pria itu seperti pria sejati yang sangat mencintai anak dan istrinya. Tapi di lain kesempatan, dia justru dengan mudahnya berpaling dan menikah lagi di belakang istri resminya. "Coba ada teknologi untuk baca pikiran dan perasaan orang lain. Mungkin aku bisa mempelajarinya supaya potongan puzzle ini cepat tersusun." Alvino memang merasa belum cukup dewas

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 46. Bertemu Pengacara Zio

    Alvino tidak jadi menghampiri Sanjaya dan Alena. Apalagi setelah itu melihat Alena benar-benar meninggalkan Sanjaya sendirian. 'Kenapa Alena bersikap seperti itu? Bukankah seharusnya dia tetap mendekati Mas Jaya sesuai rencananya dengan Kak Zahera? Kenapa dia justru seperti tidak sedang berakting? Apa Alena mulai ada rasa dengan Mas Jaya?' Rasanya tidak rela jika dugaannya benar. Setelah yakin Sanjaya pulang ke rumahnya, Alvino memilih untuk pulang juga ke kontrakan Alena. Dia tidak sempat memasak untuk makan malam. Mungkin dia akan mengajak Alena makan di luar jika gadis itu tidak menolak. Sesampainya di rumah, ternyata Alena sudah berkutat di dapur. Alena sedang memasak nasi goreng dengan dapur yang berantakan. Terlihat sekali jika perempuan itu jarang menggunakan dapurnya. Dan Alvino menatapnya dengan senyum asimetris. "Mau dibantu gak?" tawar Alvino. Alena yang malu ketahuan sedang memasak untuk makan malam mereka akhirnya memilih untuk mengangkat bahu. Terserah Alvino akan m

Latest chapter

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 131. THE END

    'Ini maksudnya apa?' batin Zahera. Pertanyaan tersirat dari Evander Lim kepada Zahera tentu saja membuatnya sangat syok. Apalagi dengan tatapan dalam dari ketiga putra yang dimaksudkan oleh pria paruh baya tersebut. Zahera hanya bisa menoleh ke kanan kiri menyembunyikan kebingungannya. Sedangkan Abimanyu dan Alvino yang diam saja justru terlihat lebih tenang dan tidak sebingung Zahera saat ini. Pertama kalinya Liam tahu jika Zahera adalah kakaknya Alvino, dia sempat terkejut juga. Tapi itu tidak membuatnya mundur untuk mendekati Zahera dan anaknya. Tiga bulan ke belakang Alvino maupun Abimanyu sudah menjadi saksi bagaimana Leon, Lim dan Liam sama-sama berusaha mendekati Zahera dengan berbagai cara. Zahera memang terlihat menanggapi ketiganya dengan sama baiknya. Sayangnya tidak lantas membuat Zahera berpikir terlalu jauh tentang tujuan dari pendekatan ketiganya. "Za, ketiga putra Tante suka sama kamu sudah dari lama. Kamu gak sadar ya?" ujar Liana dengan nada menggoda. Zahera ha

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 130. Miskinnya Sanjaya

    Sejak pulang dari pengadilan agama, Sanjaya tidak banyak bicara meskipun Alea dan Mama Anita terus mengajaknya berbicara. Sanjaya masih syok dengan apa yang didengarnya dari Alena. Dia baru sadar jika selama ini Alena tidak benar-benar tertarik dan ada rasa dengannya. Dan Sanjaya dibuat sangat sakit hati. 'Padahal aku sungguh sayang sama dia,' batin Sanjaya masih tidak menerima takdirnya. Sanjaya sama sekali tidak menyangka jika Alena bersandiwara hanya untuk membantu Zahera memiskinkan dirinya. Benar-benar miskin karena semua aset yang dimilikinya dulu, kini sudah beralih nama menjadi milik Zahera, Abimanyu dan juga Alena. Satu-satunya yang masih dimiliki Sanjaya hanyalah pekerjaannya sebagai CEO di perusahaan yang sudah beralih nama menjadi milik Zahera dan nantinya akan diwariskan kepada putra semata wayang mereka. 'Aku tidak masalah jika harus memberikan hartaku untuk mereka karena aku memang menyayanginya. Tapi kenapa harus ditinggalkan oleh mereka semua?' Sanjaya sudah bera

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 129. Diskusi Panas Keluarga Lim

    "Langsung ke rumah saja, Liam. Kita bicara di rumah!" perintah Evander Lim pada putra bungsunya setelah mengetahui sesuatu yang lain dari Liana — istrinya. Awalnya Evander Lim hanya tengah memberitahu kepada istrinya mengenai kedua putranya yang menyukai wanita yang sama. Tapi begitu tahu siapa wanita yang dimaksud, Liana semakin heboh karena jelas dia juga mengenal Zahera, bahkan sempat ingin menjodohkannya kepada Leon dan tanggapan Leon juga cukup positif. Evander Lim dan Liana tidak pernah menyembunyikan masalah sekecil apapun. Mereka lebih suka saling terbuka dan menyelesaikan semua permasalahan bersama tanpa ada yang ditutup-tutupi. "Ini kenapa ketiga putraku malah kecantol satu janda yang sama?" gumam Evander Lim sambil menepuk dahinya. Kemudian dia keluar dari dalam ruangan kerja putranya untuk pulang karena pertemuan dan diskusi tentu berubah haluan ke rumah yang juga dihadirkan putra lainnya dan juga sang istri. Evander Lim dan Liam sampai hampir bersamaan. Sebenarnya Li

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 128. Kekhawatiran Zahera

    "Papa?" Belum sempat Zahera bertanya maksud dari Evander Lim mengatakan putranya yang lain itu siapa, suara sahutan dari belakangnya seakan menjawab kebingungannya dengan kebingungan yang lain. 'Papa? Mas Liam panggil Paman Lim dengan sebutan papa? Maksudnya, Mas Liam dan Dokter Lui itu saudaraan?' batin Zahera menatap bergantian antara Liam dan Evander Lim seakan tidak percaya dengan apa yang didengar. Padahal jika Zahera jeli dan memperhatikan detail garis wajah Evander Lim dengan Liam maupun Lui sama-sama memiliki garis wajah yang cukup mirip. Sama-sama berwajah oriental utamanya keturunan dari Negeri Gingseng. Liam menyampirkan blazer milik Zahera tanpa peduli papanya sudah menatap curiga pada mereka. Liam akan pura-pura tidak tahu jika kedua orang di depannya sudah saling kenal. Zahera sendiri sempat tersentak dengan perlakuan manis Liam meski sudah beberapa kali mendapatkannya sejak mereka kenal. Tapi disaksikan oleh Paman Lim seperti ini tentu saja membuat Zahera merasa ca

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 127. Kedatangan Evander Lim

    Jika di luar, Liam dan Zahera sedang bersenang-senang menikmati wahana flyboard, maka Robin di perusahaan menjadi tumbal untuk mengerjakan pekerjaan yang menggunung. Pertemuan dengan klien hari ini jelas harus dibatalkan semuanya. Karena Robin yang bekerja sendirian tidak mungkin meninggalkan perusahaan untuk sebuah pertemuan. "Ah sialan! Punya bos gak ada akhlak memang. Ini maksudnya aku dilatih buat jadi CEO apa gimana?" Robin tidak berhenti mengumpat sejak membaca pesan dari Liam jika dirinya dengan Zahera tidak akan ke kantor hari ini. Meskipun Liam menjanjikan libur untuk besok kepada Robin, tapi tetap saja bekerja sendirian untuk pekerjaan tiga orang sungguh sesuatu sekali. Meskipun begitu, sebenarnya Robin tidak sungguh-sungguh membenci sepupunya. Dia hanya merasa kesal karena dikerjain oleh Liam dan Zahera. Ya walaupun Robin sangat yakin jika biang keroknya tetap saja Liam. Zahera tidak mungkin dengan sengaja meninggalkan pekerjaan jika bukan karena terpaksa. Di tengah ke

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 126. Flyboard

    "Mabal yuk?" "Mabal?" Zahera sempat loading saat Liam tiba-tiba mengajaknya mabal. Paham jika Zahera tidak mengerti bahasa gaul yang sedang dikatakannya, Liam pun segera menjelaskan jika dirinya ingin mengajak Zahera bolos kerja hari ini. Zahera sampai tertawa mendengarnya. Baru ini dia melihat seorang bos mengajak karyawannya untuk sengaja membolos dari pekerjaannya. Dia mengira Liam hanya bercanda, tapi nyatanya Liam bersungguh-sungguh saat kembali mengatakannya. "Bukanlah hari ini cukup berat? Aku bisa ajak kamu ke suatu tempat yang bagus, yang bisa bikin kamu teriak-teriak memacu adrenalin dan yang jelas happy setelah pulang dari sana. Mau?" Zahera menoleh dalam diam. Menatap lekat pada Liam yang dari wajah hingga tatapan matanya tidak ada gurauan dengan ajakannya. Semua diucapkan dengan nada serius juga ekspresi yang diperlihatkan. Zahera bingung menjawabnya. Meskipun sebenarnya Zahera bukan tipe yang suka mangkir dari tanggung jawab, tapi saat ini sejujurnya dia memang but

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 125. Pengakuan Alena

    Sanjaya tidak mengindahkan peringatan dari Alena. Dia tetap berjalan maju dan membuat Alena melakukan hal sebaliknya. Sanjaya bahkan berani memojokkan Alena, karena merasa diabaikan setelah tahu Alena sudah berada di Jakarta. "Apa maksudnya kamu bicara begitu, Lena?" hardik Sanjaya.Untuk pertama kalinya Alena melihat Sanjaya yang bersikap kasar padanya. Alena menyembunyikan rasa takut dengan memperlihatkan galeri ponselnya yang berisi video dewasa yang pernah dikirim Alea padanya. Tindakannya itu cukup membuat Sanjaya mengalihkan pandangan dengan memberikan tatapan nyalang pada Alea. Sanjaya sangat marah dengan kelancangan Alea yang sudah membuat Alena menjauhinya. Padahal tanpa video itu pun sebenarnya Alena pasti menjauhinya karena misinya selama ini sudah selesai. Tapi kini Alena punya pengalihan amarah Sanjaya dengan memfokuskan Sanjaya pada Alea. "Ini gak seperti yang kamu pikir, Alena. Alea menjebakku dengan memberikan obat ke minumanku saat itu. Kamu harus percaya sama aku

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 124. Penolakan Alena

    Sidang putusan perceraian Zahera dan Sanjaya sudah selesai dibacakan. Mulai hari ini, sepasang suami istri yang sudah menikah sekitar sepuluh tahun lamanya itu akhirnya kembali menjadi orang asing seperti sebelumnya. Alena mendadak mendapatkan panggilan alam dan ijin ke toilet terlebih dahulu kepada Alvino. Alena menjadi orang pertama yang keluar dari ruang sidang. Sempat terkejut saat mendapati Liam ada di luar duduk seakan sedang menunggu seseorang. "Alena?" "Liam?" "Bukannya di dalam sedang ada sidang perceraian-" Liam memotong ucapannya dan tidak melanjutkan. Alena seakan paham dengan tatapan curiga dari Liam. Segera menjelaskan meski tidak sepenuhnya diterangkan sejelas-jelasnya."Aku temannya Mbak Zahera yang baru selesai sidang barusan," ujar Alena. "Eh, aku ke toilet dulu ya, udah di ujung soalnya," sambungnya tidak ingin dicecar pertanyaan lebih banyak lagi dari ini. Liam mengangguk mempersilakan. Alena terburu-buru bukan hanya karena sudah tidak tahan untuk membuang ha

  • Kumiskinkan Suami Tukang Selingkuh   Bab 123. Kutunggu Jandamu

    "Za, kamu sudah siap?" Zio bertanya dengan memandang Zahera sangat dalam. Zahera yang masih berada di antara alam pikiran dan kenyataan hanya terdiam. Indera pendengarannya merekam pertanyaan dari sang pengacara dengan jelas. Tapi proses menyampaikan hingga ke dalam otaknya begitu lambat. "Za, hakimnya sudah siap," tegur Zio lagi membuat Zahera menarik diri ke alam nyata. "Iya, Mas. Aku juga sudah siap," ujar Zahera akhirnya bisa mengulas senyum tipis. "Tuhan tahu mana yang baik buat kita semua, Kak," ujar Alvino mengelus ringan bahu Zahera yang berbalut blazer berwarna hijau tosca. "Semua akan baik-baik saja, Mbak. Semangat!" ucap Alena ikut memberi Zahera semangat. Zahera kembali tersenyum. Kini senyumnya sedikit terlihat lebih tulus dan manis daripada yang tadi. "Aku tahu. Ini semua akan segera berlalu, dan aku selalu bersemangat. Kalian tahu itu dengan sangat kan?" Semua yang mendengar mengangguk dengan senyum terbaik untuk memberikan energi positif kepada Zahera sebelum m

DMCA.com Protection Status