Xi Feng sesaat kehilangan kata-kata.Tetapi kemudian sebuah ide muncul di benaknya, dan dia berkata, "Saya sangat membutuhkan untuk berbicara dengan Pengurus Rumah Tangga Sun. Apa Anda melihatnya?"Wanita muda itu, mendengar nada tulus Xi Feng, berpikir dia benar-benar memiliki masalah yang mendesak dan kemarahannya dengan cepat mereda. "Mencari Pengurus Rumah Tangga Sun? Aku yakin aku melihatnya di aula utama Istana Tuan Kota. Kapten Cai dan beberapa orang lainnya bersamanya; mereka tampaknya sedang dalam perjalanan untuk menemui Tuan Kota."Xi Feng mengangguk sebagai penghargaan. "Terima kasih. Aku akan pergi mencari Pengurus Rumah Tangga Sun sekarang juga."Dengan itu, dia berbalik untuk pergi."Tunggu sebentar," wanita itu memanggilnya."Apakah kamu butuh yang lain?" Xi Feng bertanya sambil berbalik.Rona merah mulai muncul di wajah wanita itu saat dia dengan ragu-ragu bertanya, "Tentang apa yang kamu katakan padaku beberapa hari yang lalu—apakah kamu sudah melupakannya?"Suaranya
Pegunungan Yuan San di negara Chu Agung, benua Han. Di tempat itu terdapat markas sekte luar dari sebuah sekte terkenal yang bernama sekte Alam Agung Di salah satu sudut sekte luar ini, tampaklah hiruk pikuk banyak orang yang sedang menonton suatu tontonan. Seorang pemuda berumur 18 tahun sedang dihajar oleh seorang pemuda berumur 19 tahun di bawah tontonan banyak pasang mata yang bersorak-sorai. Pemuda berumur 18 tahun itu yang memakai baju putih sudah babak belur karena sudah dihajar hampir sejam oleh lawannya "Hajar Xi Feng itu, Zhong Li! Buat dia tidak mampu lagi berjalan.""Ya. Hajar dia! Kalau perlu, buat dia sudah tidak mampu bangun lagi supaya dia tidak lagi menjadi rebutan cewek-cewek di sekte luar kita."Itulah kata-kata penyemangat dari orang-orang yang dari tadi menikmati pemukulan yang dilakukan oleh Zhong Li ini kepada pemuda belia bernama Xi Feng. Sudah ratusan pukulan yang dilakukan oleh seorang pemuda sombong yang terus memukuli pemuda berumur 17 tahun itu. Pem
Tubuh Xi Feng terus meluncur ke arah bawah menerobos awan-awan gelap hingga menerobos kabut yang menyelimuti jurang tanpa dasar ini. Hingga suatu saat dia merasakan tubuhnya mendarat di dedaunan dan ranting pohon yang sangat besar yang tumbuh di tebing. Hal ini yang menghentikan laju jatuhnya. Tapi kemudian tubuhnya menerobos dedaunan itu dan kembali turun ke bawah. Dia Kembali jatuh di beberapa dedaunan yang semakin menghambat laju jatuhnya hingga akhirnya dia terhenti di dedaunan yang berjarak sekitar 2 meter dari atas permukaan tanah. Xi Feng yang hampir saja pingsan dengan pengalaman yang baru saja dia alami, kini membuka matanya kemudian berusaha meraih cabang pohon besar di samping kirinya. Kemudian dia mengintip dari balik daunSaat itulah dia baru sadar kalau dia sudah berada 2 meter dari permukaan tanah. Melihat permukaan tanah itu, tanpa terasa dia berkata, "ternyata jurang tanpa dasar ini ternyata memiliki dasar juga."Xi Feng mulai mencari jalan turun ke bawah hingga d
Sambil menahan nafas dan memejamkan matanya, Xi Feng mulai meminum air mendidih itu. Dia jadi sangat kaget dan membuka matanya saat dia meminum cairan itu, karena cairan itu ternyata tidaklah panas. Bahkan cairan itu boleh dibilang ternyata berisi air dingin. Xi Feng meminum air itu sebanyak-banyaknya hingga perutnya terasa kembung. Dia pikir tungku itu sudah hampir kosong. Tapi saat dia menurunkan tungku itu dan melirik ke arah tungku itu Ternyata isinya masih banyak, hingga sepertinya dia tidak pernah meminum isinya. Dia tidak lagi memusingkan keanehan itu. Setelah itu, dia mulai siap-siap untuk mandi dengan air dalam tungku itu. Setelah itu, dia pun mengikuti instruksi dari uap itu untuk menyiram air mendidih itu ke tubuhnya. Dia sudah tidak setakut sebelumnya karena dia sudah merasakan Air ini yang ternyata tidaklah panas seperti yang dia pikir. Karena itu dia langsung menyiramkan air itu ke sekujur tubuhnya dari rambut hingga seluruh tubuhnya. Saat itulah dia berteriak ke
"Kamu jangan khawatir soal itu. Saat sudah waktunya, aku akan datang dengan cara seperti ini. Aku akan menulis di tembok atau batu atau di mana saja untuk menberimu jurus berikutnya saat sudah waktunya." jawab sang guru itu lewat tulisan di dindingAkhirnya Xi Feng mengangguk. "Baiklah kalau begitu aku kan ikuti maumu, guru. Oh iya bolehkah aku tahu namamu, guru?"Xi Feng kembali menemukan jawabannya di dinding belakang. "Untuk sementara ini kamu tidak perlu tahu akan namaku dan tidak perlu bertanya siapa namaku. Panggil saja aku guru. Suatu hari nanti aku akan memberitahu namaku kepadamu.""Baik, guru. Aku akan naik ke atas dan setelah aku berhasil menyempurnakan jurus pertama, aku akan minta petunjukmu. Kalau begitu aku pergi dulu."Xi Feng berjalan keluar gua. Dalam hatinya dia berkata, "nampaknya guruku akan terus mengikutiku kemanapun aku pergi. Nampaknya patung yang kulihat semalam itu bukan sekedar patung tapi seorang manusia berilmu sangat tinggi dan seorang kultivator yang sa
"Kenapa dia bisa sehebat itu?" Banyak orang bertanya-tanya di antara mereka sendiri sambil menatap ke arah Xi Feng. Xi Feng sangat senang tapi kemudian dia memilih untuk melangkah pergi, meninggalkan yang lain yang masih terus menetapnya dengan pandangan heran dan tak percaya. Saat itulah beberapa orang nampak datang mendekat. Salah satu diantaranya adalah Zhong Li. Dia dengan kawanannya mendekati Xi Feng. Dia sudah mendengar desas-desus tentang pengakuan Xi Feng kalau dia tidak pernah jatuh di jurang dari kejauhan. Dia juga sempat melihat dari jauh saat anak buahnya, Ge Fei, dipukul hingga pingsan oleh Xi Feng. Dengan gaya Arogan, Zhong Li mendekati Xi Feng. "Aku tidak tahu mengapa kamu bisa memukul Ge Fei, tetapi yang kutahu adalah, sedikit lagi aku akan menghancurkanmu!"Setelah berkata seperti itu, Zhong Li langsung meledakkan kultivasi tahap kelima Alam Qi Kong miliknya, siap untuk menghajar Xi Feng. Xi Feng yang baru saja memukuli Ge Fei, sebenarnya merasa tidak terlalu per
Xi Feng sangat kaget dengan pernyataan tegas yang keluar dari bibir dengan wajah yang saat ini sedang tersenyum kepadanya. "Linjun?""Iya. Ini keinginanku, Xi Feng. Aku ingin memberikan kesucianku padamu!" Gadis cantik itu, kini tersenyum kepada Xi Feng."Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu? Tunggu sebentar ... Bukankah itu harusnya kau berikan pada suamimu?""Iya. Harusnya begitu. Tapi, kalau aku dipaksa, maka doa bukan suami sejatiku. Aku ingin memberikannya kepada suami sejatiku.""Tekadku masih tetap sama sejak aku sadar kalau aku jatuh cinta padamu. Tekadku sejak melihat kamu untuk pertama kalinya. Yaitu, harus kamu yang meniduriku untuk pertama kalinya."Xi Feng menghela nafas. Dia tidak bisa mengelak lagi. Gadis bernama Zhang Linjun ini, tidak menerima penolakan dan Xi Feng kehabisan opsi untuk menolak lagi."Baiklah. Kita lakukan."Zhang Linjun langsung tersenyum dan menarik Xi Feng untuk mendekati ranjang."Cium aku. Aku ingin merasakannya. Merasakan keindahan seperti ya
Zhang Linjun terus mengulum batang kabanggaan Xi Feng hingga membuat Xi Feng merem-melek keenakan. Terkadang, Zhang Linjun menggunakan lidahnya untuk menjilati batang yang membuat dia bergairah itu. Terkadang dia mengulum benda besar itu, menenggelamkan hingga hampir menyentuh tenggorokannya. Zhang Linjun melakukan berbagai variasi. Kadang menghisap dan kadang menjilat. Dua-duanya terasa enak bagi Xi Feng. Dua-duanya memberikan kenikmatan yang tiada taranya bagi Xi Feng. Walaupun ini adalah pertama kalinya bagi Zhang Linjun, tapi, dia sudah menghapal semua pelajaran yang dia dapat dan dia bisa mempraktekkannya dengan luar biasa seperti seorang profesional. Apa yang dilakukan Zhang Linjun itu, semakin membuat Xi Feng bergelinjang dalam kenikmatan. Saat ini, Xi Feng membuka matanya untuk melihat wajah Zhang Linjun. Saat itulah dia melihat belahan buah dada Zhang Linjun di bawah sana yang terlihat sangat menggoda. Zhang Linjun tinggal tertutup baju di bagian perut ke bawah. Tub