Kulepas kau dengan Ikhlas 3
Part 3Hari yang di tunggu pun tiba, hari ini Mas Arya datang ke rumah, yang telah aku beli setahun dari hasil kerja keras menjadi penyanyi dari panggung ke panggung dan juga menulis di berbagai platform kepenulisan.Aku sengaja memberi alamat rumah ini, agar dia tahu bahwa aku bisa memperoleh rumah dari hasil kerja keras selama ini, tanpa sepeserpun uang darinya.Tok... Tok... Tok...Ketukan pintu kamar, menghentikan aktivitas ku yang sedang menyelesaikan satu bab untuk cerbungku."Sayang, Arya sudang datang, dia ada di ruang tamu bersama papa, cepatlah keluar ya nak!" perintah mama di balik pintu."Iya Ma, Aira keluar sekarang." jawabku sambil merapikan penampilan, agar tak terlihat seperti orang setelah bangun tidur."Bismillah, semoga keputusan dan penjelasan dari Mas Arya yang terbaik untuk kami, amin." ucapku sambil membuka pintu kamar.Berjalan menuju ruang tamu, kulihat papa, mama, mas Arya juga mama mertua sedang bicara serius sepertinya.Mama yang melihat ke arah ku, langsung tersenyum."Nah, Aira sudah datang, sekarang tolong jelaskan tentang masalah rumah tangga kalian, pada kami semua nak Arya." Papa memulai pembicaraan ini."Begini, sebelum saya menjelaskan mengapa saya menikah lagi, saya ingin meminta maaf pada Aira, mama dan papa, maaf telah menyakiti hati kalian dengan cara menikah lagi." mas Arya mulai pembicaraan nya, kami semua pun diam mendengarkan tanpa menyelanya."Saya menikahi Lusi karena dia sedang mengandung anak saya, usia kandungannya memasuki 4 minggu, semua terjadi karena khilaf." ujar mas Arya memulai penjelasannya.DegHatiku seoalah tertusuk belati yang sangat tajam, usia kandungan yang beda 4 minggu dengan kehamilanku, oh, Allah takdir seperti apa yang Kau rencanakan untuk kami."Semua terjadi karena Aira, begitu sibuk dengan dunianya sendiri seolah acuh dengan kebutuhan seorang pria yang telah beristri, Juga karena desakan ibu yang menginginkan cucu dan belum bisa Aira penuhi." mas Arya melanjutkan penjelasan nya.Aku yang ingin membalas perkataannya, tidak jadi karena papa memegang tangan dan menggelengkan kepala tanda bahwa jangan menyela dengar dulu penjelasan nya."Saya melihat, ibu begitu dekat dengan Lusi dan Rani. Sedang Aira, seolah selalu menjaga jarak dengan keluarga saya, padahal inginnya Aira bisa dekat dengan ibu, memasak bersama, belanja bersama, saat ibu sakit bisa menjaganya, tapi saat saya minta Aira selalu berkata harus manggung, harus nyanyi seolah tak ada waktu, seolah karir dan pekerjaannya yang paling penting." ucapnya lagi seolah aku yang paling salah, padahal kenyataannya ibu mertua dan adik ipar tak pernah mau jika aku ajak memasak, belanja, bahkan saat ibu sakit aku yang menjaga seolah terusir secara halus dengan sindiran mereka.Kulihat ibu mertua tersenyum sinis menatapku, mendengar yang di katakan anaknya tentang diri ini, tak apa ibu aku yakin hukum tabur tuai berlaku. Mungkin sekarang kau masih bisa berbuat seperti itu, tidakkah ibu berpikir apa yang akan menimpa anak gadis nya, jika menikah nanti."Baiklah, mas, semua sudah jelas bukan bahwa aku ini istri yang tidak bisa menyenangkan suami, mertua juga ipar." Ucapku setelah beberapa saat hening tak ada penjelasan dari mas Arya."Apa mas tahu, untuk apa aku bekerja keras selama ini?" tanyaku dengan hati bergemuruh."Apa mas sudah memenuhi kebutuhan rumah tangga kita?""Apa mas tahu alasan mengapa, aku tidak pernah mengajak ibumu belanja, atau menjaganya ketika sakit? Ibumu menolaknya, mengusirku secara halus dengan sindiran pedas, aku memang orang yang baperan, apa yang orang katakan bisa membuat hatiku terluka, untuk itulah aku tak pernah mau menjaga saat beliau sakit, yang bisa ku berikan hanya sejumlah uang, sebagai ganti tenaga yang tidak bisa aku berikan."Kau tahu? Dua minggu yang lalu aku datang ke rumah ibumu, aku ingin bertanya kenapa tak pernah kau angkat telepon dari ku, saat akhirnya menjawab pun nada bicaramu terdengar tinggi, seolah tak mau ku ganggu, selama itu pula komunikasi kita terputus.""Disana aku melihat seorang wanita cantik, sedang bercanda gurau dengan ibu, terlihat sangat akrab, aku merasa iri, seandainya bisa aku sedekat itu dengannya, aku pasti sangat bahagia, tak akan pernah aku memaksamu pindah rumah. Wanita yang di kenalkan ibu sebagai sepupu, ternyata adalah calon istri keduamu."Kau tahu dengan pasti, sesibuk aku manggung, selelah apapun sepulang nyanyi, aku sempatkan bersihkan rumah, memasakkan makanan untukmu, menyediakan pakaian yang akan mas gunakan bekerja.""Aku memang istri yang tidak becus mengurus suami mas, untuk itulah lebih baik lepaskan aku, aku sudah melepasmu dengan ikhlas, aku tidak mau di madu, kumohon lepaskan aku." ucapku sambil terisak."Baiklah, jika itu yang kamu inginkan Aira Maheswari binti Agus Riyanto hari ini dengan di saksikan orang tua kita, aku talak kamu dengan talak 1." ucap mas Arya lantang.Air mata terus mengalir, mama memelukku erat, menenangkanku, semakin terisak pula diri ini dalam pelukan mama.💔💔💔💔💔💔Hari ini, sidang pertama perceraianku dengan mas Arya, seperti yang kami sepakati bersama, mas Arya tak akan pernah datang ke Pengadilan Agama, agar proses perceraian kami berlangsung dengan cepat.Dengan banyaknya bukti dan saksi maka gugatan perceraian itu sudah bisa di kabulkan oleh majelis hakim. Soal harta gono gini, aku tak menuntut apapun, hanya meminta mas Arya mengganti DP rumah sebesar Lima Puluh Juta Rupiah saja dari yang dulu aku bayarkan sebesar Delapan Puluh Juta Rupiah.Hari ini aku, akan menjadi pengisi acara di pernikahan. Aku dan Aini sudah siap di tempat acara."Ayo, Ra, semangat, kamu harus bangkit demi anak dalam kandunganmu." ucap Aini berusaha menyemangati."Iya, Ai, aku selalu semangat, sedang belajar move on, semangat berjuangku untuk anak dalam kandungan ini, Ai. Aku akan berusaha berjuang untuk masa depan nya nanti." ujarku sambil tersenyum."Sudah, ayo kita keluar menuju panggung, sepertinya sudah giliran kita." ucap Aini sambil bangkit dari duduknya. Aku pun mengekor di belakangnya.Hari ini aku duet dengan, pemimpin grup musik ini, om Bagus. Kita akan menyanyikan lagu satu hati sampai mati.Walau menangis pilu hati iniSayangku akan tetap abadiSampai akhir masa kau kunantiHanya kau yang aku sayangiSumpah mati bukan maksud di hatiTuk meninggalkan dirimu oh kasihKu melangkah pergi karna janjiUsah kasih engkau bersedihCintaku suciHanya satu untuk dirimuKu percaya padamuKasih ku akan menunggumuDemi cintamu rela ku berpisahMeski sekian lama kita takkan bersuaPergilah kasihUsah risaukan ku yang menantiSungguh berat hatiku meninggalkanDirimu kekasih air mata berlinangKu kan kembali kepada dirimuSetiamu takkan kuduakanHanyalah dirimu kasih satu yang kusayangTakkan tergantikanSemoga kau dan akuSatu hati sampai matiSetia tak tergantiWalau menangis pilu hati iniSayangku akan tetap abadiSampai akhir masa kau ku nantiHanya kau yang aku sayangiSumpah mati bukan maksud di hatiTuk meninggalkan dirimu oh kasihKu melangkah pergi karna janjiUsah kasih engkau bersedihCintaku suciHanya satu untuk dirimuKu percaya padamuKasih ku akan menunggumuDemi cintamu rela ku berpisahMeski sekian lama kita takkan bersuaPergilah kasihUsah risaukan ku yang menantiSungguh berat hatiku meninggalkanDirimu kekasihAir mata berlinangKu kan kembali kepada dirimuSetiamu takkan kuduakanHanyalah dirimuKasih satu yang kusayangTakkan tergantikanSemoga kau dan akuSatu hati sampai matiSetia tak tergantiHanyalah dirimu kasih satu yang kusayangTakkan tergantikanSemoga kau dan akuSatu hati sampai matiSetia tak tergantiSumber: MusixmatchPenulis lagu: Thomas AryaKulepas kau dengan ikhlas 4Part 4POV AryaNamaku Arya Wiguna, suami Aira Maheswari, lebih tepatnya sekarang mantan suami. Aku bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyalur tenaga kerja ke perusahaan besar, atau bisa di bilang outsourcing. Gaji lumayan besar sepuluh juta perbulan itu aku peroleh sejak menjabat sebagai Manager cabang tempat aku bekerja. Kehidupan pernikahan yang terkesan dingin, membosankan, membuat aku mencari seseorang yang bisa membuat aku merasa nyaman. Yang tidak aku dapat dari Aira. Perkenalan singkat dengan Aira, saat itu yang sebagai pengisi acara di kantor tempat kerjaku. Dia tampil cantik dengan suara yang merdu, membuat aku jatuh cinta. Seusai acara ku datangi tempat para pengisi acara istirahat dan bersiap. Kudekati dia, minta nomor telepon nya, dengan alasan supaya mudah menghubungi bila ada acara di kantor lagi. Hari berlalu, komunikasi antara kami semakin intens, aku yang dulu hanya karyawan di perusahaan, mencoba melamar langsung pad
Kulepas Kau dengan Ikhlas 5Part 5POV AiraHari ini, aku berencana memeriksakan kandungan ke dokter. Usia kandungan yang telah memasuki 7 bulan atau trimester ketiga ini dan perut yang sudah terlihat membuncit, harus periksa dua kali sebulan, semoga hasil pemeriksaan nya nanti anak dan ibu sehat, amin. Doaku sebelum berangkat. "Ma, Aira, berangkat dulu ya," pamitku pada mama sambil mencium punggung tanggannya. Jalanan terlihat lenggang, aku bisa cepat sampai rumah sakit. Hanya butuh waktu 20 menit perjalanan dari rumah ke rumah sakit tempat periksa kehamilan ini. Setelah sampai, membayar ongkos taksi online, mengucapkan terima kasih pada sang driver, berjalan menuju poli kandungan, karena sudah terdaftar tinggal menunggu namaku di panggil. Saat duduk manis di ruang tunggu, sambil mainkan game di HP, suara yang tak asing lagi memanggil diri ini. "Aira, sedang apa kamu di sini?" tanya mas Arya dengan ekspresi bingung"Dan kamu, perut mu, kamu hamil Aira, kamu hamil anak aku?" tany
kulepas Kau dengan Ikhlas 1Part 1"Hai Ra, ini bukankah ini nama dan foto suamimu?" tanya Aini padaku sambil menyerahkan sebuah undangan pernikahan yang terdapat foto dan nama lengkap suamiku dan wanita yang ada di rumah mertua, minggu lalu yang dikenalkan sebagai sepupu padaku. Seminggu lalu, setelah latihan menyanyi bersama tim, aku mampir ke rumah ibu mertua. "Assalamualaikum bu," ucapku sambil masuk ke dalam rumah, karena kebetulan pintu rumah ibu terbuka lebar. Sampai di ruang keluarga, aku lihat ibu sedang asyik berbicara dengan seorang wanita. "Assalamualaikum bu," ku ulang salam yang telah aku ucapkan tadi. Mereka berdua kaget melihat aku berdiri tak jauh dari mereka. "Waalaikumsalam, Aira kamu datang kok tidak beritahu ibu dulu?" ibu menjawab dengan gugup dan seperti ada yang di sembunyikan. "Baru saja sampai bu, tadi mengucap salam tapi tidak ada yang jawab, pintu rumah pun terbuka lebar, jadi Aira masuk saja, biasanya ibu sedang masak atau lihat tv, maaf ya bu." ucap
Kulepas Kau dengan Ikhlas 2Part 2Hari ini hari pernikahan kedua mas Arya dengan wanita bernama Lusi. Dari dua minggu lalu mas Arya sudah jarang memberikan kabar kepadaku, komunikasi antara kami seolah terputus, saat aku menelepon dia akan marah dan tak usah mengganggu katanya maka sesuai keinginan nya aku tak akan pernah mengganggu nya. Bahkan memberikan kabar kehamilanku pun urung kulakukan, biarkan mas Arya tahu tentang anaknya setelah perpisahan kami dan kelahirannya kelak. Aku sudah bersiap untuk mengisi acara pernikahan kedua suamiku. Aku dan Aini sekarang dalam perjalanan menuju acara dan sebentar lagi akan sampai tujuan. "Ra, kamu baik-baik saja kan?" Tanya Aini, dengan menggengam tanganku erat. "Baik Ai, sangat baik aku sudah mempersiapkan semua nya, aku juga sudah keluar dari rumah itu, aku sudah tinggal di rumah bersama orang tuaku." jawabku memandang lurus kedepan mobil yang berjalan ini. "baguslah kalau begitu Ra, kau tinggalkan saja suami seperti dia, biar dia menye