แชร์

Kulakukan Demi Keluarga Season 2
Kulakukan Demi Keluarga Season 2
ผู้แต่ง: Winda

Aku Pulang Bu

ผู้แต่ง: Winda
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-10-29 19:42:56

"Silvi ... akhirnya kamu pulang juga Nak, setelah sekian lama, kamu baru kembali, ibu merindukan mu, apa kamu baik-baik saja?" ucap ibu menangkup kedua belah pipiku, matanya berbinar saat menatapku.

Aku baru sampai ke kampung halaman langsung disambut hangat, oleh perempuan berbalut daster batik setengah betis lengan sesikut, dengan kerudung bergo hitam penutup kepalanya.

Lima bulan aku baru menyambangi rumah ibu, tanpa kabar dan berita. Aku tinggal bersama Mas Alex, pria yang baik dan sangat menghargai seorang wanita, di kota yang jauh dari jangkauan Devan, si bajingan yang telah merenggut kesucianku.

"Baik Bu, aku sehat-sehat saja, lalu bagaimana dengan Ibu?" balasku, balik bertanya seraya memegang bahu Ibu lalu kupeluk ia dengan erat.

Air mataku tumpah meluapkan rasa rindu karena bisa bertemu ibu lagi, juga luapan rasa sedih karena aku sedang mengandung anak Devan tanpa ibu ketahui.

Ya, aku mengandung anak haram atas perbuatan bejat lelaki yang sudah menipuku, dengan dalih memberikan pekerjaan sebagai asisten pribadi, padahal aku hanya dijadikan sebagai budak nafsunya.

"Silvi, itu siapa Nak?" tanya Ibu menoleh ke arah pria berjaket kulit hitam dan celana jeans biru, yang berdiri dekat pintu pagar besi rumah ibu.

"Bu, itu Mas Alex," jawabku lembut, sambil menyunggingkan senyuman. Mas Alex mengangguk di barengi dengan senyum ramah.

"Pacar kamu, Sil?" tanya ibu antusias, dengan binar di matanya.

"Bukan! Dia cuma teman. Bu," sanggahku, ia memang bukan kekasihku. Tapi, dia adalah pelindung bagiku. Aku belum siap untuk menerima lelaki didalam hidupku. Trauma karena perbuatan Devan, yang masih terbayang di jiwa dan pikiranku.

 Mas Alex menghampiri ibu, dan mengulurkan tangannya, dengan ramah dan senyuman ibu menerima uluran tangan Mas Alex.

"Bu, kenalkan saya Alex, temen dekat Silvi," ucap Mas Alex mengangkat kepalanya, setelah mencium punggung tangan ibu.

"Eum, teman ... Ibu kira, kalian pacaran?"

Mas Alex mengusap tengkuknya sambil tersenyum kaku, ia melirik ke arahku, ada rasa malu dan tak enak hati, gegas aku memalingkan wajah dari tatapannya.

 "Ah, ibu, apaan sih?" sergahku sambil mengerucutkan bibir diiringi hentakkan kaki, aku merasa kikuk di depan Mas Alex.

"Ya sudah, kalau kalian gak punya hubungan apa-apa, gak usah gitu juga kali Sil! Tapi, ibu berharap kalian ada hubungan, nak Alex sepertinya juga suka sama kamu," ucap ibu dengan tatapan menelisik.

"Lagian ibu," gumamku, seraya mencebik bibir.

Mas Alex mencondongkan tubuhnya ke samping, mendekatkan wajahnya ke kupingku.

"Di bilang pacaran juga, gak apa-apa kali," timpal Mas Alex berbisik. Ibu menatapku lagi dengan tatapan menggoda.

"Tuh kan, Nak Alex aja gak keberatan!" timpal ibu mengibaskan tangannya ke arahku, seluas senyuman bahagia terbit dari bibir ibu.

Andai ibu tau keada'anku saat ini, senyumnya pasti langsung meredup dan sirna dari wajahnya. Aku harus menyembunyikan aib ini rapat-rapat, dari ibu sampai aku siap dan menunggu waktu yang tepat, untuk berterus terang.

Ada rasa perih di hati ini, karena aku menyimpan kebohongan yang besar pada ibu. Menyesal itulah yang aku rasakan saat ini, menyesal karena telah percaya pada Devan, sehingga aku seperti ini, menanggung malu dalam hidupku.

"Ya. Tapi, aku belum siap untuk punya pacar, Bu. Aku masih ingin menikmati masa remaja, lagian aku juga baru sembilan belas tahun, itu juga belum genap," tuturku berbohong.

Bukan tak ingin menerima cinta Mas Alex, tapi ibu dan ayahnya sangat tak menyukaiku. Mereka menginginkan menantu yang baik, tak sepertiku, perempuan hina yang sudah tak bermahkota.

"Nikah, muda juga gak ada salahnya sih. Ibu dulu menikah dengan ayahmu waktu itu, usia ibu belum genap delapan belas tahun. Tapi, gak ada masalah, malah harmonis, sampai maut memisahkan," ujar ibu begitu yakin, sepertinya ibu sangat faham dengan hati Mas Alex.

"Iya, Bu saya setuju. Lagian saya juga siap kok jadi suaminya Silvi, asalkan ibu merestui kami," jawab Mas Alex begitu percaya diri atas dukungan dari ibu.

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Pulang bagian 2

    "Ya Tuhan ... ibu sampai lupa, saking asiknya ngobrol, kita masuk yuk! Gak bagus lho, lama-lama ngobrol di luar! Gak enak juga dilihat sama tetangga. Sebaiknya kita bicaranya didalam, sambil minum teh. Kalian pasti lelah, ibu akan buatkan makanan untuk kalian!" seru ibu. "Iya, mas. Kita masuk yuk! Aku capek," timpalku seraya memijat tengkuk yang terasa berat, dan pinggangku mulai pegal, ditambah perutku bagian bawah yang terasa kram. "Ayo!" jawab Mas Alex sembari mengusap bahuku. "Ibu duluan, ya," ujar ibu membalikan badannya lalu melangkah menuju pintu masuk. "Iya Bu, nanti kami nyusul," sahut ku. Aku beralih menatap Mas Alex yang berdiri di sampingku. "Ayo Mas, kita masuk!" ajakku pada Mas Alex, dia menoleh seraya mengrlingkan matanya, dan seulas senyuman ia tampilkan, kedua alis tebalnya terangkat, membuat pesonanya kian terpancar.

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Tak Bermaksud Menolakmu

    "Maaf Mas, bukannya aku menolak maksud baik mu, tapi, aku bukanlah perempuan yang cocok untukmu." Mas Alex meraih dan menggenggam tanganku. Dia menatap mataku begitu dalam, tatapannya begitu tajam laksana pedang menusuk kalbu. "Dengarkan Mas, Silvi! Mas mencintai kamu," ucapnya dengan nada rendah nan lembut. Kutarik tangan dari genggamannya, dan kulipat dipangkuan. Ada rasa tak nyaman saat dia menatapku, aku sadar diri, aku ini wanita buruk dan kotor, aku bukan perempuan yang tepat untuknya. "Tapi, Mas, kamu tahu kan. Aku ini perempuan seperti apa? Bahkan aku kini sedang mengandung anak dari pria lain," "Mas gak peduli, status kamu! Mas sangat mencintai kamu," "Jangan memaksa Mas! Aku gak mau membuat kamu menjadi anak durhaka, hanya demi aku, yang tak berharga ini," jawabku seraya menundukkan kepala. "Mas, akan bicara

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Aib

    "Gak, Bu. Aku gak nangis, tadi kelilipan, makanya ke luar air mata dan sembab," ucapku bohong. Ibu menarik napas perlahan, apa mungkin ibu tahu aku ini berbohong, dan ia bertanya-tanya kenapa aku menangis. "Ya, sudah. Dimakan dulu gih! Untuk mengganjal perut, sambil menunggu makan siangnya siap!" seru ibu menyodorkan piring ke hadapan Mas Alex. "Terima kasih Bu, gak usah repot-repot," jawab Mas Alex, mengangguk sembari mengulas senyuman. "Oh, iya Nak Alex, sudah lama kenal Silvi?" tanya Ibu menoleh ke arah Mas Alex yang duduk di seberangku. "Selama. Silvi di sana aja Bu, ya ... Sekitar lima bulanan, lah," jawabnya santai sembari mengambil pisang goreng. "Sering ketemu Silvi, di sana?" Ibu menatap serius pada pria berjaket kulit hitam dan celana jeans biru Dongker. "Sering Bu, kebetulan tempat kerja Silvi tak jauh dari tempat kerja saya, jadin

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Mual

    "Ya, ibu senang melihat badan kamu sekarang, tidak begitu kurus seperti dulu, kamu sudah banyak berubah, Sil," ucap ibu. Namun, dari sorot matanya seperti menyimpan sejuta tanya untukku, yang tak bisa ia ungkapkan. "Aku kerja di kota Bu, sebagai asisten bos, masa tak ada perubahan sedikitpun, lagipula, Pak Devan menjamin semua kebutuhanku," ucapku memuji lelaki itu, padahal di dalam hati ini sungguh mengutuknya. "Uhuk." Mas Alex tersedak tiba-tiba, seolah ia tak terima jika aku memuji Devan, karena ia sangat tahu, apa yang sudah Devan lakukan padaku. "Kenapa, Nak Alex?" tanya ibu cemas. Lelaki berjaket hitam itu menggeleng seraya mengusap bibirnya, "Gak Bu, cuma keselek," kilah Mas Alex melirik d

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Aku Telah Gagal

    "Ya, masih dong ... apalagi sekarang warung kita semakin banyak pelanggannya. Kalau nasi uduk itu kan, memang khas jualan ibu sedari dulu, semenjak Ayahmu sakit dan tak bisa mencari nafkah untuk kita. Niatnya ibu gak jualan nasi uduk lagi, cuma gorengan sama sayur mayur, tapi ya … tetangga pada nanyain. Ya, sudah, ibu jualan lagi, kasian pelanggan ibu mereka setiap pagi kesini cuma untuk cari sarapan," ucap ibu panjang lebar. "Tapi Bu, jangan dipaksakan, kalau ibu sudah capek dan gak sanggup, nanti ibu sakit," ujarku, sambil mengelus punggung tangan wanita berbalut daster batik dan kerudung bergo itu, kutatap wajahnya yang berbinar menyiratkan bahwa dia begitu gembira bicara tentang dagangannya padaku yang kian hari semakin laris. Mas Alex hanya menyimak percakapan kami, sambil menikma

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Menjaga Amanat

    "Ibu … ibu percaya kan sama aku! Kenapa ibu tanya itu lagi?" "Ibu hanya khawatir. Sil, kamu paham kan," "Tentu ibu, aku tahu perasaan seorang ibu seperti apa terhadap anak gadisnya. Tapi, aku tahu batasan dalam pergaulan. Bu," "Terima kasih ya. Nak, kamu sudah menjaga amanat ayah dan ibu, untuk menjadi gadis yang baik, meskipun kamu jauh dari pantauan ibu," ucap ibu menatapku, lalu menarik nafas panjang sebelum berucap kembali. Aku hanya diam mendengarkan dengan sungguh-sungguh. "Ibu percaya sama kamu, dan ibu yakin kamu tak mungkin melakukan hal serendah itu. Kadang ibu cemas, mendengar ucapan tetangga yang suka menjelek-jelekkan kamu, melihat perubahan hidup kita yang drastis, mereka mengatakan

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Janji

    "Silvi, ibu. saya ada urusan, mesti ke Bandung sekarang juga, besok sebelum kembali ke Jakarta saya akan mampir lagi kesini, melihat Silvi," ujar Mas Alex, sambil merapikan jaketnya. Namun, tatapannya tetap fokus padaku. "Tapi Mas." Aku bangkit lalu melangkah dan berdiri di samping Mas Alex. Pria ini menggenggam tanganku, menatap wajahku penuh kasih. "Mas pergi dulu, ya. Kan tadi waktu di perjalanan Mas sudah bicara sama kamu, bahwa Mas tak bisa lama-lama, setelah mengantarmu pulang ke rumah, dan memastikan bahwa kamu baik-baik saja. Sesungguhnya Mas tak ingin meninggalkan kamu. Namun, ada urusan penting," ucapnya, tangan Mas Alex mengayun dan mengusap bahuku. Ibu berdiri dan menatap kami dengan wajah berbinar. "Ibu yakin kalian punya hubu

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Kesungguhan

    "Gak apa-apa. Mas serius, ingin memuliakan kamu, sebagai istri Mas, kamu begitu berharga di hati Mas, Silvi. Meskipun banyak perempuan cantik, yang ibu jodohkan, dan ibu tawarkan untuk menjadi calon istri Mas. Tapi, tak ada satupun yang Mas suka, cuma kamu. Silvi," "Mas, seharusnya kamu menerima perempuan yang ibumu pilihkan, mereka pasti gadis terhormat, pilih salah satunya, bukan aku!" ucapku memalingkan wajah dari tatapannya. Mas Alex meraih tanganku kembali, "Hati tak bisa dipaksakan, apapun yang akan ibu lakukan. Mas tidak peduli. Hanya kamu yang Mas inginkan, dan Mas cintai," "Tapi, mas," "Jangan berpikir tentang ibu, lagi! Kita yang akan menjalani hidup, bukan orang lain. Percaya Silvi, pada cinta yang Mas miliki untuk, kamu!" "Terima kasih Mas, kamu begitu baik padaku, Terima kasih atas cinta yang telah kau berikan padaku, aku sangat beruntung sudah mengenal lelaki sepertimu," ucapku, dengan tangisan haru. Entah kenapa mata ini selalu

บทล่าสุด

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Terjebak Tantangan

    Tak ingin menanggapi ucapan Devan, yang selalu mengarah kedalam hubungan intim, aku menarik tangan dari genggamannya, berlalu meninggalkan dia yang masih berdiri di balkon, menuruni anak tangga menuju ruang makan karena perut mulai berbunyi minta diisi. "Selamat malam, Non." Bi Rika menyambutku, menggeser kursi untukku duduk, dia menyiapkan piring dan mengisi makan, semuanya nampak enak dan bergizi. Tentunya, Devan ingin yang terbaik untukku dan calon bayinya, seperti Mas Alex, dulu sewaktu aku tinggal bersamanya, dia selalu memberikan asupan makanan yang bergizi setiap hari, dia sering berkata sambil mengelus perutku. "Baby, kamu jangan nakal, ya! Mama jangan dibuat mual lagi, kasihan." Mas Alex memperhatikan perut buncitku sambil terus mengusapnya naik turun, "Semalam, baru saja mamamu bisa makan enak sudah di keluarkan lagi. Baby, kamu sedang apa, sayang? Pasti sedang bobo," ucapnya kala itu, wajahnya nampak bahagia seperti seorang ayah yang mencintai calon buah hatinya. "Papa

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Jangan Sentuh

    POV Silvi.Rasa bahagia menggelenyar dalam lubuk hatiku. Ya, awalnya, diri ini tak sama sekali menginginkan anak yang ada dalam kandunganku. Namun, setelah melihatnya tadi saat pemeriksaan ultrasonografi aku merasa terharu. Dulu, berbagai cara aku lakukan, untuk melenyapkan makhluk kecil yang bersemayam dalam rahimku, tapi usahaku selalu gagal. Dan, beberapa bulan lagi dia akan segera lahir ke dunia ini, aku akan menjadi seorang ibu."Nak, maafkan mama ya, mama pernah menginginkan kau tiada. Mama begitu kejam padamu." Kutatap perutku yang agak membuncit, ada pergerakan di dalam sana seolah anak itu tahu apa yang sedang aku katakan."Mama janji, mama akan mencintaimu. Memberikan seluruh kasih sayang untukmu, Nak."Air mataku meleleh. Andai semua ini bukan perbuatan Devan dan aku memiliki keluarga kecil, betapa bahagianya aku.Setelah pulang dari rumah sakit, seharian aku berada di dalam kamar benar-benar merasa bosan tinggal di kamar sendirian. Bukannya aku sombong dan tak ingin berbau

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Tak Tahan

    POV Devan.Harapan untuk membina rumah tangga dan membesarkan anakku bersama Silvi wanita yang begitu aku cintai, meskipun ia tak mencintaiku sama sekali. Namun, aku tak peduli dengan rasa ia terhadapku, semoga saja tak ada hambatan untuk dua hari kedepan sampai hari pernikahan kami tiba.__Siang ini kami ada janji dengan dokter kandungan untuk memeriksakan kehamilan Silvi. Tak sabar ingin melihat calon buah hati kami, ya, bisa dikatakan buah hatiku, karena Silvi tak begitu menginginkannya."Bayinya sehat, pergerakannya juga mulai aktif. Denyut jantungnya juga normal, berat dan ukuran sesuai dengan usia janinnya," kata sang dokter menjelaskan sambil terus menggerakkan alat transducer di atas permukaan perut Silvi yang sedikit membuncit. Mataku nggan tuk berkedip menatap takjub ke layar monitor berwarna hitam dan putih yang bergerak-gerak."Anakku," kata Silvi lirih. Namun, masih bisa kudengar tatapan terfokus pada layar tersebut memperlihatkan pergerakan bayi yang kini masih bersemay

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Jalan Sore

    POV Silvi. Perhatian Devan begitu lembut dan hangat. Namun, tak sedikitpun membuat hatiku iba dan mau menerima dia begitu saja. "Silvi, kau jangan bicara seperti itu! Kau tahu, aku tak mau kehilanganmu, karena aku sangat mencintai dan menginginkanmu. Dua hari lagi hari pernikahan kita akan dilaksanakan, kuharap kau bersiap menerima segala kekurangan dan memaafkan segala dosa yang pernah kubuat. Aku akan mengikat janji suci didepan penghulu, kau akan menjadi permaisuri dalam hidupku untuk selamanya," ucap Devan sungguh-sungguh, tak ada kebohongan dari sorot matanya bahwa yang diucapkannya itu benar, kalau dia memang mencintaiku. "Kalau soal itu, aku pasti menepatinya. Aku akan menikah denganmu, demi anak ini. Tapi, aku tak bisa janji untuk menerimamu didalam hatiku." Aku menengadah seraya mengusap air mata yang tak kuminta untuk keluar. Ingatanku terpusat pada Mas Alex yang begitu baik. Hatiku sungguh pedih dengan kenyataan ini. Bagaimana hati ini tidak merasa pedih dan sakit? Yan

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Tak Usah Takut!

    POV Devan.Aku tersenyum melihat ekspresi muka Silvi yang begitu ketakutan. Ia beringsut mundur, kedua tangannya mencengkram erat kerah bajunya menutup rapat dada hingga leher. "Mau apa, kau?" Silvi menatap waspada. Aku menggeleng dan tersenyum tipis, "Aku hanya mau mengajakmu, untuk …." Sengaja aku tak melanjutkan kalimat. Dengan tenang aku melipat lengan baju sampai bawah siku. Ku longgarkan dasi dan melepasnya kemudian membuka kancing baju paling atas. Silvi menatapku tajam dengan napas memburu penuh ketakutan. "Jangan mendekat!" bentak Silvi menunjuk jari telunjuknya ke arah wajahku. "Jangan marah-marah dulu! Aku takkan pernah menyakitimu, Silvi. Aku hanya ingin mengajakmu sejenak menghilangkan penat."Sengaja aku menggoda dia."Maksudmu apa?""Tak ada maksud apapun,""Katakan jangan membuatku takut, dan tambah membencimu!""Silvi, kamu pasti bosan terkurung di rumah ini. Makanya aku mau ajak kamu untuk jalan sore. Kamu pasti penat berada seharian di dalam kamar, jangan berbur

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Doaku Untukmu

    POV Silvi.Selepas makan siang dan minum susu, aku minum vitamin dari dokter yang sudah disediakan Devan diatas piring kecil. Pikiranku saat ini terfokus pada Mas Alex, entah mengapa hati ini begitu khawatir takut terjadi sesuatu padanya. Tuhan tolong lindungilah dia, lindungi dari orang-orang jahat dan jauhkanlah dia dari marabahaya. Hanya doa yang bisa kupanjatkan, semoga Mas Alex dalam keadaan baik-baik saja. Air mataku menetes kala teringat masa-masa indah bersamanya, walaupun kami tak saling mengungkapkan kata cinta, tapi rasa itu tumbuh begitu kuat dalam hati. Sebelum berpisah aku dan Mas Alex dulu bertemu di sebuah cafe ungkapan cintanya belum sempat kujawab hingga akhirnya kami dipertemukan kembali di tempat yang tak disangka-sangka.Mas Alex begitu mencintaiku, aku pun sama mencintainya. Ketulusan dan perhatiannya amat besar, membuatku luluh dan hanya dia yang ada dalam hatiku. Ia juga mau memberikan status untuk anakku nanti, dan rela bertanggung jawab meski bukan dia yang

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Menunggumu

    POV Devan.Segala rasa rinduku padamu, dan rasa cintaku untukmu, akan kusimpan dalam hati. Biarlah waktu yang akan menjawab meski seribu tahun lamanya aku akan tetap menunggumu, menunggu kau membuka hatimu untukku.Kuberharap Silvi percaya dengan apa yang aku ucapkan, bahwa aku sungguh-sungguh akan berubah demi dia. Terutama demi anak yang dikandungnya."Besok, aku ingin mengajakmu ke rumah sakit."Silvi menatapku tak suka, "Untuk apa?" tanyanya datar."Aku hanya ingin memeriksakan kandunganmu saja,""Kan, tadi sudah diperiksa oleh dokter. Untuk apalagi?""Aku ingin tahu perkembangan janinnya, dan ingin melihat bayi di perutmu,""Aku tak ingin pergi ke mana-mana," tolak Silvi memalingkan wajahnya dari tatapanku."Sebentar saja. Sekalian kita jalan-jalan agar kau tidak merasa jenuh!""Aku lelah, dan ingin di kamar saja."Bibir ini kuusahakan untuk selalu tersen

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Perhatian Devan

    POV Silvi.Andai aku bisa memenjarakan Devan, aku ingin memberi dia pelajaran, tapi apalah daya aku tak bisa. Dan hanya bisa menyerah dengan keadaan.Setengah hari tinggal di rumah Devan terasa satu tahun lamanya berada disini, aku ingin pulang bertemu ibu kembali. Menyesal tak mendengar perkataan ibu yang mengajakku pergi bersama-sama dari kampung itu."Silvi, aku masuk ya." Devan membuka pintu separuh tubuhnya melongok ke dalam. Aku mengangguk mempersilakan, tak ada alasan bagiku untuk melarangnya selama ia tak melakukan hal yang tidak aku inginkan."Ini sudah waktunya makan siang, aku lupa bahwa kamu belum makan apapun. Maaf aku terlalu memaksa dirimu, sehingga aku lupa dengan kondisimu." Devan meletakkan nampan berisi nasi dan sup jamur, ayam goreng juga segelas susu di atas nakas. Kemudian ia duduk di tepi ranjang."Setelah makan minum susunya, ya! Ini susu murni, aku belum sempat membeli susu hamil untukmu, nanti

  • Kulakukan Demi Keluarga Season 2   Maafkan Aku

    POV Devan.Aku mengerti dengan perasaan Silvi, aku begitu paham kenapa dia terus menolak itikad baikku untuk menikahinya. Kuakui aku memang lelaki bodoh dan kasar, mengedepankan hawa nafsu hingga mengabaikan kewarasanku. Wajar Silvi begitu membenciku dan jijik terhadapku, tapi aku berjanji mulai saat ini aku akan berubah."Besok aku akan meminta pak Reno ke rumahmu! Untuk mengambil berkas-berkas yang kita butuhkan,""Apa saya boleh ikut?" tanya Silvi ragu-ragu."Tak usah! Hanya pak Reno sendiri yang akan ke sana. Aku pun tak ikut," jawabku seadanya."Kenapa kau melarangku, sekedar untuk menemui ibu?""Bukannya kau sudah diusir oleh warga di kampungmu? Kenapa kau ingin kembali ke sana?""Itu karena perbuatanmu, sehingga saya diusir dari kampung halaman sendiri. Dipermalukan didepan semua orang, ibu dihina habis-habisan hingga dia begitu terpukul." Silvi menyeka air matanya dengan cepat, menarik napas dalam-dalam

DMCA.com Protection Status