Share

BAB 41 — MARAH

Meski demikian, Gemintang tidak ingin bertanya. Rasanya tak pantas jika mencurigai niat seseorang yang membantu.

Bu Ningrum dan Baskara pasti tulus membantu, ia yakini itu. Ia hanya perlu belajar dengan tekun, jangan sampai hasilnya mengecewakan.

Hingga petang telah tiba, wanita itu pun sampai di rumah.

Gemintang langsung menuju kamar putrinya. Seperti biasa, Maura tengah bermain boneka bersama susternya. Sejenak ia termangu di ambang pintu ketika Maura tidak melihat ke arahnya sama sekali. Bahkan ketika ia melebarkan pintu, putrinya itu seolah tidak tertarik dengan dirinya.

Padahal, biasanya Maura akan langsung berteriak kegirangan begitu melihat kedatangan Gemintang, lalu berlari dan menghambur peluk padanya. “Maura,” panggilnya, “hei, Ibu sudah pulang.”

Namun, gadis kecil itu hanya melihatnya sekilas sebelum kembali memainkan bonekanya. Gemintang lalu menghampiri Maura dan duduk di sampingnya. "Kenapa, sayang? Tidak mau peluk Ibu?" tanyanya dengan nada lembut.

Maura menggeleng pel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sinar Rembulan
Terima kasih, Kakak 🤍
goodnovel comment avatar
Lia Zienta
typo , licik......
goodnovel comment avatar
Lia Zienta
ngeselin banget sih dua laki bini ini, janu sama rosaline, satu nya egois satu nya licin .. semangat kak, sll di tunggu up nya.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status