공유

Mas Menyesal, Dek

작가: Sriayu23
last update 최신 업데이트: 2022-08-26 13:47:32
"Apa, rujuk?"

Aku hanya bisa mengernyitkan dahi. Mbak Ratna berbicara hal yang ngawur. Membuat kepalaku geleng-geleng, karena heran.

"Iya. Kamu harus rujuk sama Adi. Sebagai penjamin, hidup Tiwi akan bahagia. Kalau kamu masih jadi istri Adi, Kamu bisa membantu perekonomian rumah tangga Tiwi nantinya. Kami tidak akan khawatir, nasib adik kami, kedepannya. Meskipun dia harus nikah muda."

"Hahaha, aduh, aduh ...."

Tawaku pecah dan menggema di ruang tamu. Cacing diperut ikut terpingkal-pingakal menyaksikan kebodohan kakaknya Mas Adi. Mereka menatap bingung dengan tingkahku.

"Kenapa kamu malah ketawa, Eva?"

"Kalian itu lucu, hahaha."

"Lucu Gimana maksud kamu? Dasar perempuan kampung, Jangan main-main sama kami."

"Hahaha, siapa yang main-main? justru kalian sendiri yang memainkan drama jadul."

"Sudahlah Eva. Jangan banyak bercanda. lebih baik kamu setujui saja syarat yang kami ajukan. Dengan senang hati kami akan menikahkan Tiwi."

Nampaknya mereka ini memang sudah benar-benar gil
잠긴 챕터
GoodNovel에서 계속 읽으려면
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Upik Mardiati
tlditunggu kelanjutannya
댓글 모두 보기

관련 챕터

  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Dek, Maafkan Mas

    POV Adi "Na-nayla kabur." Jantungku bergemuruh hebat saetelah mendengar kabar yang begitu menacap di hati. Betul prediksiku selama beberapa hari ini. Ada yang aneh dari Nayla. Dia pasti selingkuh dengan pria lain. Mulai dari ponsel yang diberi sandi tanpa aku ketahui. Lalu, Sudah hampir satu minggu kemarin, dia selalu pulang larut malam. Sikap Nayla pula yang memberi cambukan tersendiri kepadaku. Apalgi Ibu selalu saja membela Nayla. Bahkan saat Eva datang memintaku untuk menikahkan Tiwi, Ibu selalu saja menyalahkanku. "Di, kenapa kamu tidak bisa meluluhkan kembali hati, Eva? Jadi runyam seperti ini. Bagaimana nasib adikmu jika harus menikah muda. Harusnya kamu bisa mencari solusi dari permaslahan keluarga kita." Kata-kata Ibu setelah Eva pergi, sangat memukul batinku. Benar kata Eva, aku hanya dijadikan tumbal kebahagian keluarga ini. Mereka selalu membebankan semua masalah kepadaku. Ibu hanya menjadikanku alat untuk kebahagian Mbak Ratna, Mbak Neli, dan adikku. Namun, mereka tid

    최신 업데이트 : 2022-08-26
  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Sidang Perceraian

    POV adi Suara ayam mulai memekikkan telinga. Menandakan malam berganti pagi. Langit mulai tersenyum kembali dengan cahaya mentari. Meskipun hatiku masih terasa gelap. Nayla sama sekali tidak mau berbicara denganku sejak bertemu dini hari tadi. Dia langsung tidur membelakangiku. Awalnya, aku berniat memeriksa ponselnya. Namun, tak kunjung bisa membuka sandi. Akhirnya, aku menyerah dan memilih mencari cara lain untuk membongkar skandal perselingkuhan yang mungkin saja dilakukan Nayla. "Di, kapan mau cari kerja? Mbak Sudah tidak punya simpanan lagi untuk biaya makan. Pusing harus gimana nantinya," ucap Mbak Ratna yang sedang memasak di dapur bersama Mbak Neli. "Iya, Di. Kerja, cari uang. Masa mau numpang makan terus." "Gak nyadar? Mbak Neli juga numpang. Udah punya suami, masih ngandelin orang tua." "Songong kamu, Di. Bukannya dengerin Mbak. Malah membalikan fakta." Mbak Neli menggoreng nasi dengan kesal. Beberapa butiran nasi sampai berjatuhan ke kompor. Aku abaikan tanpa menimpal

    최신 업데이트 : 2022-08-26
  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Harta Gono Gini

    POV Eva (Harta Gono gini) Air mata runtuh. Batin rasanya begitu lelah. Pada persidangan kali ini, Mas Adi masih saja bersikukuh mempertahankan rumah tangga kami. Persidangan berjalan alot. Dia bahkan berani mengatakan siap menceriakan istri keduanya demi rujuk kembali. Dasar pria gila. Dia pikir, luka yang ditorehkan mudah disembuhkan. Hanya karena mulut manisnya? tentu tidak. Sakitnya penghianatan dan kebohongan, bagai peluru yang tepat mengenai jantungku. Menembus lapisan kulit terdalam, dan bersarang di hati. "Menangislah, Eva. Kamu butuh sesi mengeluarkan semua unek-unek, kekecewaan dan amarah yang ada di hati." Gibran mengelus pundakku saat diparkiran. Kaki rasanya berat melangkah masuk ke mobil. Aku ingin mengamuk. Meluapkan semua kepedihan yang sudah berbulan-bulan disimpan. Bahkan, setelah mengetahui skandal terlarang suamiku, tetap saja tak bisa keluar dari cengkeramannya. "Kenapa sulit sekali lepas dari Mas Adi, Ran?" "Tenang, Eva. Kamu pasti bisa lepas darinya." "Ak

    최신 업데이트 : 2022-08-26
  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Mata Duitan

    Aku pegang kening, lalu memijit pelipis. Masalah duit, tidak ada habisnya diperebutkan. Manusia akan mati-matian mendapatkan uang, bahkan dengan cara yang salah sekalipun. Contohnya keluarga Mas Adi. Selalu mencari celah dan kesempatan agar bisa memiliki hartaku. Kenapa mereka tidak memulai hidup baru dengan cara mencari uang sendiri. Tanpa merongrong uang dan warisan yang aku punya. "Eva, buka pintunya!" Selesai mengerjakan solat isya, kupingku terganggu oleh suara teriakan dari pintu depan. Beberapa kali pintu di ketuk sangat keras. Siapa gerangan tamu yang datang tak diundang? tidak ada sopan santunnya bertamu ke rumah orang. Aku lipat mungkena. Menyimpannya di atas kasur. Kemudian, memakai kerudung langsungan. Segera menuju pintu depan. Sebelum pintu rumahku rusak. "Buka! perempuan penjahat. buka!" "Iya, sebentar!" Dengan setengah berlari aku buka pintu. Munculah sosok yang tidak asing. Mbak Ratna berdiri dengan raut penuh kekesalan dan amarah. Dia menatapku bagai sosok ast

    최신 업데이트 : 2022-08-26
  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   POV Adi (Beban Hidup)

    POV Adi "Kita ke rumah Eva," ucap Ibu. "Mau apa lagi, Bu?" tanyaku benar-benar tak setuju. "Untuk meminta uang pelicin persidangan, dan harta gono gini." "Tidak. Cukup, jangan mengemis lagi, Bu." "Diam. Jangan membantah." Ruang tamu makin panas. Ditambah cuaca siang hari yang semakin terik. Ide gile ibu menambah resah. Api seakan membakar ubun-ubun. Aku tak mau mengemis lagi. Yang aku inginkan hanya kembali pada Eva. Ingin menjalani hidup normal seperti biasanya. Bukan melakukan siasat licik. Akan tetapi, ulah Nayla yang seenaknya menjual mobil, membuat ibu mengeluarkan ide gila ini. Nayla benar-benar berubah. Dia sama sekali tidak perduli kepadaku dan keluarga. Dengan mudahnya menjual mobil, tanpa memberi sepersen pun kepada kami. Keluargaku sudah tidak punya tabungan. Mas Hendri tidak bisa diandalkan. Sudah lebih dari satu bulan, dia di PHK. karena perusahannya mengalami kerugian. Akhirnya, dia usul untuk meminjam uang dengan jaminan sertifikat rumah Mbak Ratna. Lalu mengguna

    최신 업데이트 : 2022-08-26
  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Aku mencintaimu, Dek

    "Saya harap, Pak Adi bisa tegar dan sabar. Ibu anda terkena stroke total. Tubuhnya mengalami mati rasa. Hanya tangan saja yang masih berfungsi seperti biasa." Batin rasanya dilempar besi dengan berat puluhan kilo. Nyeri, menembus dari ulu hati dan menjalar melalui urat-urat sampai ke seluruh tubuh. Air mata meluncur bebas di kedua pipi. "Yang kuat, Mas." Eva menggenggam tanganku. Sorot matanya menunjukan rasa kasihan yang teramat dalam. Perlahan, dia usap air mata ini. Aku tak kuasa menopang tubuh. Seketika menghambur ke pelukan Eva. Menyandarkan segala duka lara yang dirasa. "Kamu pasti kuat. Jangan lemah. Ada Ibu, kakak dan adik perempuanmu yang harus dijaga." Eva mengusap lembut punggungku. Dia terus mengucap kata-kata positif untuk memberi kekuatan. Aku sampai tak bisa berkata-kata. Kebaikan Eva begitu luar biasa. Perempuan yang aku sakiti. Malah menjadi orang pertama yang memberi kekuatan menghadapi cobaan hidup. "Ingat janji Allah dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 286,

    최신 업데이트 : 2022-08-26
  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Di Kota Tua Dengan Gibran

    POV Eva "Pake saja uangku dulu, Mas." Mas Adi menggeleng tanda menolak. Dia bersikeras ingin membiarkan Mbak Neli di rawat di rumah. Padahal, hal tersebut sangat mengancam keselamatan penghuni rumah dan Mbak Neli Sendiri. "Terima saja bantuan Eva. Gak usah malu-malu, Di. Kamu mau kita ditusuk si Neli yang lagi stres itu? udahlah, ayok Eva, Gibran, bawa adikku ke rumah sakit. Jangan lupa, kalian juga yang bayarin." Tanpa banyak basa basi, kami berusaha membujuk Mbak Neli agar mau naik ke mobil. Pura-pura membohonginya untuk bertemu Hendri. Dia tidak menolak. Tingkahnya benar-benar seperti anak kecil. Tertawa, berbicara ngawur, persis gelagat orang gila yang berseliweran di pinggir jalan. Aku tidak menyangka, kehilangan seorang suami membuat Mbak Neli begitu rapuh. Dia terlalu mencintai manusia di luar batas. Sampai logikanya keluar dari jalur kewarasan. Beruntung, Tuhan masih memberiku kesehatan mental. Meskipun sudah dikhianati, tetapi masih tegar berdiri. "Kondisi Ibu Neli cuk

    최신 업데이트 : 2022-08-26
  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Resmi Berpisah

    "Aku ingin melamarmu." Mataku melotot. Segera aku lepaskan genggaman Gibran. Menatap kikuk ke arahnya. Ada perasaan takut yang menyelimuti. Entah kenapa, aku merasa khawatir setiap mendengar isi hati seorang pria. Aku takut, ucapan hanya sekedar kata. Bukan ketulusan tapi akal bulus, dan cintanya hanya palsu belaka. "Kenapa, Eva? apa kamu belum bisa melupakan Adi? aku siap menunggu, sampai kamu benar-benar melupakannya." "Gibran, tolong jangan bercanda. Leluconmu gak lucu." "Va, aku serius. Aku cinta sama kamu. Bukan soal harta, rupa atau apapun itu. Tapi aku suka hatimu. Aku suka sikapmu. Kamu perempuan hebat dan kuat." Bibirku membeku mendengar perkataan Gibran. Tak menyangka, secepat ini ada seseorang yang mengungkapkan perasaan kepadaku. "Va, aku benar-benar mencintaimu." Rintikan hujan menerpa baju kami. Gibran menarikku mencari tempat meneduh. Tak ada kata yang terucap. Kami sibuk dengan perasaan masing-masing. Aku tidak bisa membalas cinta Gibran. Meskipun bersamanya ada

    최신 업데이트 : 2022-08-31

최신 챕터

  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   TAMAT

    "Ya Allah.""Tenang, Sayang. Kita cek saja ke kantor polisi."Kami mengangguk setuju atas usulan Gilang. Lalu, masuk ke mobil masing-masing. Awalnya Mas Gibran melarang. Takut aku mual dan merasakan gejala kehamilan lainnya. Namun, aku yakinkan dia, bahwa kondisi tubuh ini baik-baik saja. Apalagi jarak ke kantor polisi hanya satu jam. "Sayang, kamu gak ada yang dirasa?" tanya Mas Gibran di tengah perjalanan."Aku baik-baik saja, Sayang. Mas fokus nyetir, yah.""Siap, sayang. Kalau pusing, atau mual, atau lapar, bilang aja yah.""Siap suamiku."Mas Gibran mencium tangan. Sementara matanya fokus menyetir mobil. Sepanjang jalan, suamiku sangat memperhatikanku. Dia memang sedikit berlebihan. Maklum, sudah lama kami menunggu kehadiran sang buah hati. Wajar, kalau suamiku begitu menjaganya. Ditambah lagi, dia sangat mencintaiku. "Mas, kasihan sekali Salwa.""Iya, Sayang. Ko, bisa dia malah masuk rumah sakit jiwa.""Mungkin, obsesi dia terlalu tinggi. Sampai meracuni pikiran. Ya, jadi gitu

  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Hamil

    "Garis dua. Ini benar-benar garis dua. Tapi garisnya tidak terlalu keliatan."Mataku melebar. Deru jantung tak karuan. Angin segar seakan berhembus kencang. Antara percaya dan tidak. Aku ngin ambruk. Badanku terduduk di kasur. Air mata berjatuhan. Bibir tersenyum. "Assalamualaikum.""Eva!"Teriakseseorang dari pintu depan, membuatku sadar. Aku hapus air mataku. Bergegas menuju pintu depan."Rani, kamu ada di sini?""Iya, Eva. Maaf aku gak ngabarin. Sekalian ada urusan bisnisnya Mas Gilang di daerah sini. Jadi, aku sengaja mampir ke sini.""Gilangnya mana?""Aduh, maaf, Va, kerjaan dia numpuk banget. Katanya nanti nyusul. Aku saja sampe dicuekin. Jadi, sengaja ke sini deh, biar gak gabut di hotel.""Owalah, ya sudah, ayok masuk."Rani aku suruh duduk di sofa. Sementara aku membawakan satu cangkir teh hangat. Udara di sini terasa dingin, meski sudah mau beranjak siang hari. Badanku sedikit lemas. Masih terbayang-bayang dua garis merah tadi. Namun, aku harus bersikap biasa di depan Ra

  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Rani Siuman

    "Tidak, Di. Kamu beruntung sekali sudah punya bayi kecil yang lucu," jawab Mas Gibran dengan senyum sendu. Sambil menepuk pundak Mas Adi. "Sabar, Ran. Kamu orang baik. Pasti, banyak jalan biar kalian bisa dihadirkan apa yang kalian inginkan.""Aamiin."Aku menggandeng Mas Gibran dengan erat. Kami saling bertatapan. Kata-kata Mas Adi memberi semangat tersendiri untuk kami.Percaya, bahwa banyak jalan menemukan kebahagiaan. Masih banyak pejuang garis dua yang sudah berjuang hampir puluhan tahun. Maka, bagi kami yang belum lama berjuang, tak ada alasan untuk mencoba, apalagi menyerah.Semuanya butuh proses. Asal terus berusaha dan berdoa. Insyallah, hasil tidak akan menghianati. Pasrahkan diri, dan terus memohon. Semesta pasti memberi jalan."Kalian hebat, bisa bangkit lagi secepat ini."“Alhamdulilah, Mas. Semoga bisnis ini bisa terus berjalan lancar. Biar bisa terus membuka peluang usaha untuk orang lain.”"Aamiin. Tentu, dong. Termasuk membuka peluang usaha buatku. Aku yakin, dalam b

  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Cinta Penuh Haru

    "Panggil Dokter, cepat!" perintah Pak Hakim.Gilang bergegas keluar ruangan. Sementara Mas Gibran malah memeluk pinggangku. Kami bagaikan penonton yang sedang menyaksikan adegan penuh haru. Saksi cinta seorang ayah kepada anaknya yang mampu memberi kekuatan tersendiri. Sehingga, Rani bisa berjuang keras melawan kondisinya yang sedang tidak baik-baik saja. "Sayang, bertahanlah. Ayah mohon."Suasana makin tidak karuan. Harapan dan kecemasan jadi satu. Apalagi saat melihat dokter tampak tegang memeriksa Rani, karena mendadak dia kejang. "Rani, bangunlah. Ayah menunggumu, Nak.""Dokter bagaimana kondisi istri saya?""Iya, Dok. Bagaimana kondisi anak saya. Kenapa dia tidak bangun, padahal tadi tangannya bergerak.""Maaf, Pak. Saya belum bisa memastikan secara pasti kapan Ibu Rani akan siuman. Namun, gerakannya tadi bisa menjadi pertanda baik. Dia merespon perkataan kalian. Maka, kita harus terus berdoa. Semoga secepatnya Ibu Rani bisa siuman.""Ya Allah, Rani. Bangun, Nak.""Sabar, Pak.

  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Bertemu Ayah

    "Aku izin menghubungi Mas Adi dulu, Mas.""Iya sayang. Semoga Pak Hakim bisa ke sini.""Aamiin. Semoga kehadiran Pak Hakim bisa membuat Rani cepat sembuh."Aku bergegas menelepon Mas Adi. Sengaja menggunakan fitur pengeras suara, agar Mas Gibran ikut mendengar percakapan di antara kami. "Halo, Mas.""Iya, Eva. Bagaimana kondisi di sana.""Tidak baik-baik saja, Mas." Aku ceritakan kondisi yang terjadi di sini. Mas Adi ikut perihatin. Dia juga merasa was-was dengan keadaan kami di sini."Mas, tolong bilang pada Dokter Pak Hakim, beliau diajak ke sini. Agar bisa bertemu dengan anaknya.""Baiklah, Eva. Aku akan menanyakannya dulu. Kamu dan Gibran tenanglah di sana. Mas akan berusaha membantu kalian semaksimal mungkin.""Terima kasih, Di.""Sama-sama, Gibran. Kalian harus waspada. Takutnya perempuan gila itu melarikan diri.""Iya, Mas. Semoga saja tidak.""Ya sudah, aku langsung ke rumah sakit lagi. Semoga diizinkan. Aku yakin bisa, karena kondisi Pak Hakim tampak lebih baik.""Aamiin.

  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Akad Nikah Gagal

    “Mbak Rani, Mas Gilang?” Salwa kaget dengan kehadiran kakaknya. Tentu semua ini di luar perkiraannya. Aku sudah memasang kamera tersembunyi di kamarnya. Agar bisa mengambil langkah lebih dulu dibandingkan Salwa.Mas Adi juga sudah berhasil mengamankan keberadaan Pak Hakim. Pria paruh baya itu sedang dirawat di rumah sakit dekat rumah Mas Adi. Sementara Rani dan gilang, aku perintahkan hadir ke sini, untum menjadi saksi di kantor polisi. Sekaligus membongkar kejahatan-kejahatan adiknya."Ke-kenapa ada Mbak Rani dan Mas Gilang. Aku sudah bilang, jangan mengundang mereka," ucap Salwa naik pitam.Wajahnya berubah seram. dia mulai menyadari kejahatannya akan terbongkar. Aku sudah siap siaga. Sebenarnya tamu yang hadir merupakan para polisi yang sedang menyamar. Area rumah ini juga sudah dijaga beberapa karyawan pria Mas Gibran. Agar bisa mengantisipasi kalau Salwa berani kabur."Ini hadiah dariku Salwa. Aku ingin dihari bahagi ini, disaksikan kakamu tercinta.""Tidak. Kamu sudah melanggar

  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Kekacauan Di Acara Pernikahan

    "Apa?""Maaf, Bos. Tiba-tiba semua orang di rumah ini pingsan, lalu saat kami memeriksa kamar bapak, kamarnya kosong.""Bodoh. Kenapa kalian sangat ceroboh!" sentakku emosi. Sialan. Siapa yang sudah menculik ayah. Berani-beraninya bermain-main denganku. Aku bingung harus bagaimana. Tak mungkin pulang. Besok acara akad nikah. Namun, jika tidak bisa ditemukan, Mas Gibran bisa curiga. "Tangkap Rani, dan Gilang. Kalau ini semua ulah mereka, sakiti saja mereka. Kalau tidak, cepat cari di mana pun keberadaan ayah. Kalau tidak, kamu tahu akibat.""Ba-baiklah, Bos."Sambungan telepon aku matikan dengan emosi membuncah. Aku banting ponsel ke kasur. Tidak jadi istirahat. Aku harus memikirkan cara untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi. Sampai jam menunjukan waktu dini hari, aku belum bisa tidur. Masih menunggu kabar tentang ayah. Para anak buah tak bisa diandalkan. Hanya menangkap Rani dan Mas Gilang saja butuh waktu berjam-jam. Tak mau terus dihantui rasa kesal, dan

  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Persiapan Pernikahan

    POV Salwa"Mas, aku mau gaun pernikahan yang cantik, dan bunga melati asli," ujarku sangat bahagia saat ada di dalam mobil. Semakin hari, sikap Mas Gibran semakin manis saja. Dia mengajakku mencari keperluan untuk pernikahan. Sering-sering saja Mas Gibran dan Mbak Eva ribut. Agar aku punya kesempatan mendapatkan hati Mas Gibran sepenuhnya. "Iya, kamu pilih saja yang kamu mau.""Aku juga pengen kita tetap mengundang warga sekitar. Biar aku tetap diakui sebagai istrimu.""Soal itu tentu, Sal. Aku pasti mengundang warga sekitar sebagai saksi.""Bagus, Mas."Bibirku merekah bagai bunga mawar. Tak menyangka bisa ada di posisi ini. Aku pikir, dekat lagi dengan Mas Gibran hanya mimpi. Nyatanya, dia akan menjadi suamiku. Kami akan hidup bahagia. Memiliki anak-anak yang lucu. Lalu, Mbak Eva tinggal didepak sesuka hati.“Mas, aku mau makan di restoran terenak di daerah sini.”“Baiklah.”Setelah berkeliling mencari kebaya dan MUA yang bagus, aku ajak Mas Gibra. Ternyata cukup melelahkan juga m

  • Kukacaukan Acara Keluarga Suamiku   Eva Beraksi

    POV Eva "Aduh, kenapa perempuan itu sadar keberadaan cctv yang baru aku pasang kemarin?" tanya pada diri sendiri. Tadi, sekilas aku mendengar pembicaraan Mas Gibran dengan Salwa. Semua yang terjadi, merupakan hasil rekayasa antara aku dan Mas Gibran. Aku sengaja menyuruhnya pergi ke kota. Agar aku bisa memasang cctv dengan leluasa di rumah ini. Terutama di kamar Salwa, dan depan pintu kamarku. Video-video itu akan menjadi bukti akal bulus perempuan kegatelan itu. Semalam, aku pura-pura ribut dengan Mas Gibran. Sengaja, agar mempermudah mencari alasan untuk mempercepat acara pernikahan pura-pura antara Mas Gibran dan Salwa. "Aku mengajak Salwa keluar dulu, Sayang. Agar dia tidak curiga soal cctv di rumah ini.""Iya, Mas. Hati-hati. Buat dia terlena dengan rayanmu. Agar aku bisa dengan bebas menemukan banyak bukti untuk membongkar kejahatannya.""Siap, Sayang.""Oh, iya, barang bukti yang kamu temukan di pabrik, apa sudah diperiksa polisi?""Dalam proses penyelidikan Mas. Jepitan d

앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status