karena kemarin lumayan banyak orang yang kasih komentar, aku jadi semangat buat up pagi. Jujur deh, semangatnya aku ini, ya dari komentar kalian (◍•ᴗ•◍)❤
Beberapa hari kemudian....Lukman sudah terlihat tenang dari sebelumnya, beberapa hari ini ia mogok bicara pada kedua istrinya. Lebih tepatnya, Lukman sangat malas walau hanya sekedar tatap muka saja."Mas, mau yang mana?" tanya Ayu lembut, ia senang akhirnya Lukman mau makan bersama seperti ini lagi."Ayam," sahut Lukman pendek. Kali ini Lukman mau kembali makan di rumah, karena sekarang sudah ada koki yang bisa masak yang sesuai dengan seleranya.Ayu dengan cekatan segera mengambilkan lauk untuk Lukman, ia harus melayani Lukman dengan baik, jika ia ingin menjadi istri satu-satunya untuk Lukman.Malam ini mereka berdua bisa makan dengan tenang, sebab saat ini Citra sedang pergi ke mall.Namun, saat makan malam usai, Lukman dan Ayu yang sedang menonton TV, mereka berdua dibuat kaget dengan teriakan Citra."Mas, ... Mas Lukman!" Citra sudah seperti orang kesetanan, ia berteriak memanggil Lukman dengan wajah yang dipenuhi amarah.Bruuukk ....Semua belanjaan Citra jatuh tercecer di lan
Acara grand opening semalam akhirnya mulai bermunculan di media sosial, bahkan sampai ditayangkan ke salah satu saluran TV nasional. Padahal Vira baru saja membuka bisnisnya, dan ia belum mempunyai banyak pelanggan tetap, namun acara tersebut sudah mampu menggemparkan negeri ini.Vira mengira bahwa ini adalah perbuatannya Della, namun nyatanya Vira tidak tahu bahwa ternyata desain-desainnya selama ini telah mencuri perhatian salah satu orang yang sangat berpengaruh di negeri ini.Namun, belum waktunya orang itu menampakkan diri.Sedangkan di dalam rumah keluarganya Lukman, saat ini Lukman kebetulan sedang berada di rumah kedua orang tuanya, ia datang ke sana dengan Ayu. Sedangkan Citra, ia tentu sedang asyik dengan dunianya sendiri, karena Citra sebenarnya sangat lah malas jika pergi ke rumah orang tuanya Lukman."Lukman, kenapa menantu Ibu yang satunya lagi tidak kamu ajak? Padahal Ibu ingin pamer ke teman-teman Ibu, kalau Citra sedang hamil sekarang."Ibunya Lukman yang gila akan sa
Setelah mendengar kabar bahwa ayahnya mengalami kecelakaan dan di bawa ke rumah sakit, lalu kemudian Lukman pun sekalian membawa ibunya ke rumah sakit untuk diperiksa. Namun, sesampainya di rumah sakit, Lukman harus menerima kenyataan bahwa ayahnya sudah meninggal, dan ibunya menderita stroke akibat tidak kuat mendengar dua berita besar ini.Bagaimana tidak hancur hati ibunya Lukman, suami yang dicintainya tiba-tiba saja pergi meninggalkannya, dan juga menantu yang selalu direndahkannya, tiba-tiba saja memiliki sebuah butik dan masuk TV.Ibunya Lukman terus bergumam tidak jelas, yang intinya mengeluh atas cobaan yang menimpanya, hingga akhirnya membuat Lukman risih."Ayu, kamu temani Ibu dulu, biar aku yang mengurus jenazah Ayah." Lukman hanya beralasan, sebenarnya ia merasa sedikit jijik melihat keadaan ibunya yang seperti ini."Baik, Mas," sahut Ayu pasrah, sebenarnya Ayu sendiri malas mengurusi orang sakit, tapi karena ingin mendapatkan hatinya Lukman, Ayu harus menahannya.Lalu b
Beberapa Minggu kemudian...Lukman benar-benar mengabaikan Citra, ia bahkan tidak mengantarkan Citra ke rumah sakit. Lukman justru mengurung Citra ke gudang, meskipun Lukman naru saja menceraikan Citra, namun ia tidak akan melepaskannya dulu, sebab Lukman memiliki rencana untuk membalas semua perbuatan Citra.Selama ini Lukman hanya sibuk mengawasi ruko mantan istrinya, setiap sepulang kerja, Lukman akan memarkir mobilnya agak jauh dari tokonya Vira."Sial, mau apa dia ke sini?" geram Lukman ketika melihat Yuda mampir ke tokonya Vira.Lukman bisa menerima jika Vira didekati Yusuf, namun tidak dengan Yuda. Lukman memang sengaja membiarkan Vira menikah lagi dengan laki-laki lain, sebab itulah syarat untuk ia bisa rujuk lagi dengan Vira, dan kemudian Lukman nantinya akan merebut Vira dari suami barunya.Namun, jika itu Yuda, Lukman tidak bisa terima jika tubuh Vira dijamah oleh Yuda.Lukman hanya bisa membanting setir dengan kesal, sebab ia tidak bisa langsung menghampiri Vira karena mal
Keesokan harinya, berita kematian Citra dan Yuda telah tersebar ke publik. Orang-orang bisa mengetahui ada mobil yang jatuh dari jembatan, karena mendapati ada jembatan yang rusak. Dan, mereka tidak menyangka jika korbannya adalah seorang model.Namun nahas nya, berita sekandal tentang Citra, dan dugaan orang-orang yang mengira bahwa Citra sedang berselingkuh dengan Yuda, telah menyelimuti hari kematiannya. Dan, yang akhirnya terjadi Citra mati dengan membawa banyak berita buruk tentang dirinya sendiri.Sedangkan di tempat lain, Vira merasa kasihan dengan Citra, meskipun Citra pernah menyakitinya, namun Vira masih mau mendoakan kebaikan untuk Citra."Viraa!!! Alhamdulillah, tuh nenek sihir akhirnya kena karma. Aku sangat bahagia!!!" teriak Della yang baru saja tiba. Ia bahkan sampai berputar-putar beberapa kali, karena saking senangnya ,hingga membuat Vira menggelengkan kepalanya."Hus! Kamu ini, orang terkena musibah kok malah bersyukur, seharusnya itu didoakan.""Ish, buat apa doa
Vira sempat terkejut ketika ia harus datang ke perusahaan mantan suaminya, untuk menemui pemilik perusahaan tersebut.Ya, ternyata Bos Besarnya Della, sama dengan Bos Besarnya Lukman, yaitu Daffa Eddyson. Seorang duda tampan pemilik perusahaan Eddyson Group, yang bisnisnya bergerak di bidang real estate, perawatan, kesehatan, media, dan juga pendidikan.Semua orang tahu nama itu, namun tidak banyak orang yang tahu bagaimana rupanya, karena ia termasuk pengusaha yang low profile. Lebih tepatnya Daffa tidak bisa ditemui oleh sembarang orang. Namun, hari ini dia ingin bertemu dengan Vira.Vira yang sudah berada di depan kantornya Lukman, ia jadi ragu kembali untuk masuk. Apakah Daffa benar-benar ingin mengajaknya bekerja sama? Atau, kini Vira hanya sedang dikerjai sahabatnya saja."Tapi, Della bukan orang yang seperti itu," gumam Vira yang terus mondar-mandir di depan gedung perusahaan tersebut.Namun, Vira benar-benar ragu untuk menemui Daffa. Ia takut jika nantinya akan diusir oleh res
Tiga tahun kemudian...Setelah bekerja sama dengan Eddy's Wedding Organizer, perkembangan bisnis Vira jauh semakin lancar, kini pelanggannya bukan hanya dari orang dalam negeri saja, namun Vira juga terkadang menerima pesanan pembuatan gaun pengantin dari orang luar negeri.Tidak hanya itu, sekarang banyak artis juga yang sudah mempercayakan pada Vira untuk merancang busana mereka. Kini Vira telah menjadi desainer terkenal sesuai dengan impiannya dulu."Selamat ya, acara malam ini sukses besar," ujar Yusuf memberikan selamat atas acara fashion show yang diadakan oleh Vira untuk pertama kalinya."Terima kasih, Mas. Ini kan berkat bantuan Mas Yusuf juga," balas Vira seraya tersenyum. Vira tentu harus berterima kasih, karena Yusuf lah yang membantu menyiapkan gedung untuk acara ini."Emm ... oh ya, ngomong-ngomong kamu besok ada acara nggak? Kalau luang, bagaimana kalau kita makan siang bersama?" Sebenarnya Vira besok masih memiliki sedikit pekerjaan, namun ia tidak enak jika harus meno
Beberapa hari kemudian ...Vira terkejut ketika mendengar Lukman masuk penjara, ia tidak menyangka jika mantan suaminya itu berani melakukan tindakan korupsi di perusahaan.Kini harta benda milik Lukman sudah habis tak bersisa, sebab hampir semua properti miliknya juga telah disita. Kini hanya tinggal rumah milik kedua orang tua Lukman yang bisa digunakan Ayu untuk berteduh."Astaghfirullah, aku tidak menyangka bahwa Mas Lukman bisa melakukan kejahatan seperti ini," gumam Vira ketika melihat berita di media sosial."Lalu, bagaimana keadaan Ayu dan Ibunya Mas Lukman, ya?" Lanjutnya."Eehh ... kenapa kamu malah mikirin mereka? Pikir saja masalahmu sendiri, sekarang kamu sudah bisa memutuskan belum, kamu mau pilih siapa di antara Bos Daffa dan Yusuf?" Della sontak mengomel ketika Vira malah memikirkan keluarga mantan suaminya itu, sebab ia tidak suka.Vira tersenyum. "Rahasia," sahutnya yang berniat menggoda Della."Eeeehh ... udah berani ya kamu, main rahasia-rahasiaan denganku! Awas saj
Pagi yang begitu cerah, sungguh berbeda dengan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang sudah menyakiti dua wanita cantik yang saat ini tengah duduk di gazebo taman belakang rumahnya Daffa."Vir, kamu sudah tidak merasa mulas lagi?" tanya Della yang masih khawatir, sebab beberapa hari yang lalu Vira mengeluh mulas seperti orang yang akan melahirkan.Ya, saat ini Vira tengah mengandung sembilan bulan, dan kemarin sebenarnya adalah hari perkiraan Vira melahirkan, namun ternyata malah mundur dari jadwal, dan sampai saat ini Vira belum merasakan kontraksi lagi.Vira menggelengkan kepalanya. "Enggak, justru sekarang aku tidak merasakan sakit apapun, padahal dari sebulan yang lalu pinggulku rasanya mau copot karena pegal banget."Della tertawa, "masa sih?""Yee ... dibilangin nggak percaya. Ntar deh kamu rasain sendiri kalau sudah hamil tua, dan kata orang-orang tua sih itu memang hal wajar, sebab bayi sedang mencoba mencari jalan keluarnya, balas Vira yang teringat obrolannya dengan para
Setahun kemudian...Bugh ... Bugh ... Bugh ..."Bang, ampun ... Bang! Ampun ...." Suara jeritan Lukman terdengar hingga meja penjaga, namun para penjaga itu seolah tuli dan tidak mendengar teriakan kesakitan Lukman.Mereka sengaja membiarkan Lukman dipukuli terlebih dahulu, lalu baru beberapa menit kemudian salah satu penjaga itu akan datang untuk menghentikan aksi penyiksaan tersebut."Ampun, Bang. Kumohon ampun ...." Suara Lukman semakin melemah, ia hampir mati karena lemas sebab dipukuli dengan brutal."Brengsek! Rasain kamu, siapa suruh kamu mengambil makananku!""Enggak, Bang. Enggak ... bukan aku yang mengambilnya," sahut Lukman seraya menangis. "Halah, sekali pencuri ya tetap pencuri!" teriak lelaki itu seraya memukul dan menendang Lukman kembali.Kejadian ini sudah seperti makanan sehari-hari untuk Lukman, ia selalu difitnah mengambil makanan bos penguasa bilik penjara yang ditempatinya, lalu kemudian ia akan dihajar habis-habisan, padahal makanan milik bos itu telah dicuri o
Vira terus berlari tanpa mempedulikan tatapan para karyawan yang menatap heran, sebab Daffa mengejarnya dan terus memanggilnya."Vira, ... tunggu!" teriak Daffa terakhir kalinya sebelum Vira menutup pintu mobil."Kita jalan, Pak," ujar Vira seraya menghapus air mata yang menetes di pipinya."Tapi, Nya, Tuan Daffa terus memanggil, Nyonya.""Biarkan saja, atau Bapak ingin saya pulang sendiri?"Sang sopir yang takut jika dianggap mengabaikan Daffa, namun ia lebih takut jika Vira semakin marah hingga menyebabkan suatu kesalahan yang lebih fatal lagi."Baiklah, Nya." Mobil melaju dengan cepat, meninggalkan Daffa yang masih terus berteriak memanggil nama Vira.Sesampainya di rumah, Vira langsung pergi ke kamarnya, dan tak lupa ia juga mengunci pintu kamarnya. Vira terus menangis untuk menumpahkan semua rasa yang telah menghimpit dadanya.Di saat sedang menangis, Vira tiba-tiba saja ingat dengan perkataan Asih waktu itu, lalu apakah sekarang Vira boleh mulai merasa menyesal, karena tidak men
Keesokan harinya, Daffa merasa aneh dengan sikap Vira yang tiba-tiba saja berubah padanya. Ia hendak menyalahkan ibunya atas perubahan sikap istrinya. Namun sayangnya, ibunya tadi pagi-pagi sekali sudah berangkat kembali ke Singapura."Tck, ini pasti gara-gara sikap Ibu yang terlalu acuh, jadi Vira hari ini seperti menghindariku," gumam Daffa seraya mengguyur badannya dengan air.Saat ini Daffa sedang mandi, dan rencananya hari ini ia akan berangkat ke kantor.Vira yang tiba-tiba saja berubah menjadi pendiam, membuat Daffa bahkan tidak berani meminta jatah hariannya pada Vira, dan sontak saja hal itu membuat Daffa kesal."Huh! Padahal Vira sebentar lagi kedatangan tamu bulanannya, seharusnya kan beberapa waktu ini aku bekerja lebih keras lagi untuk membuatkan adik untuk Naura." Daffa tidak berhenti menggerutu, dan ia harus melampiaskan rasa kesalnya ini ke asistennya nanti.Setelah selesai mandi, Daffa langsung berganti pakaian yang sudah disiapkan Vira. Daffa tersenyum ketika melihat
Sejak perjalanan dari Bali ke Jakarta, Vira sudah gugup, apalagi sekarang mereka sudah sampai tepat di depan rumahnya Daffa.Dan, pemandangan tidak mengenakkan terjadi ...."Kak Daffa ...." Seorang gadis cantik bertubuh semampai terlihat berlari menghampiri Daffa, bahkan ia juga hampir memeluknya, jika saja Daffa tidak menghentikannya."Stop! Ketahuilah batasan, kalau kamu bukan anak kecil lagi!" "Kak Daffa, kenapa masih sedingin ini sih ...." ujar gadis tersebut dengan manja. "Oh, ini pasti Kakak Ipar. Hai, Kak. Salam kenal, aku Lisa, adiknya Kak Daffa."Vira tersenyum canggung, dalam benak ia jelas kebingungan, sebab Daffa tidak pernah cerita kalau dia memiliki seorang adik."Bukan! Dia bukan adikku, dia hanyalah seorang pengganggu dari kecil," sahut Daffa serius, namun itu dianggap candaan oleh Lisa."Aaah, Kakak ini bisa aja. Kalau begitu ayo, kita masuk. Tante sudah menunggu kalian." Seolah tidak mendengar perkataan Daffa, Lisa tetap berjalan di depan dengan penuh percaya diri.
Matahari semakin terik, namun Vira dan Della tampak tidak terganggu dengan cuaca panas saat ini."Del, aku rasa Ervan itu menyukaimu deh," ujar Vira yang mulai bisa melihat bahwa Ervan diam-diam sering mencuri pandang ke arah Della.Della mendesah, ia juga mengetahui kenyataan ini. Lebih tepatnya Della juga sudah mengetahui hal ini sejak lama."Kamu masih ingat nggak, dulu aku pernah cerita tentang cinta pertamaku," ujar Della dengan mata yang menerawang kenangan masa lalunya.Vira mengangguk. "Iya, cowok itu terlalu pendiam kan. Dan, meki dia terlihat menyukaimu, tapi dia tidak pernah menyatakan cinta padamu.""Iya, hingga akhirnya aku bertemu dengan Nicole. Dan bodohnya dia, dia baru menyatakan cinta setelah aku bersama Nicole."Vira tertawa, namun kemudian ia ingat sesuatu. "Eits, jangan bilang kalau itu Ervan ya? Astaghfirullah, kenapa aku juga baru ingat, cowok yang waktu itu kamu ceritakan, namanya juga Ervan bukan?"Vira sontak menepuk keningnya sendiri, bisa-bisanya ia lupa de
Selamat siang semuanya ~Terima kasih ya karena sudah setia ngikutin cerita KSML hingga bab ini. Oh ya, ini berkaitan dengan GA yang aku umumkan waktu itu, aku lihat posisi pemberi gem terbanyak, dan komentar paling banyak orangnya udah ganti posisi ya ...Di sini aku lihat ka @Rinlee yang menduduki posisi pertama pemberi gem terbanyak dan juga komentar terbanyak. Misalkan ada yang nggak percaya, kalian bisa mengeceknya sendiri.Jadi, di sini aku ingin memberi tahu bahwa, aku nggak buat aturan bahwa pemenang pemberi gem terbanyak dan komentar terbanyak harus berbeda orang. Jadi, misalkan Ka Rinlee ini tetap menduduki posisi pertama di pemberi gem terbanyak dan komentar terbanyak, jadi ia berhak menerima hadiah ke dua-duanya.Karena hadiah untuk saat ini Ria belum bisa kasih banyak, sebab antusias pembaca yang masih dibawa standard, jadi ria hanya bisa kasih pulsa/saldo dana dengan nilai masing-masing 25 ribu saja. Dan, misalkan nanti Ka Rinlee menang dua kategori itu sekaligus, maka i
Keesokan harinya.Semalam tidak ada drama Daffa meminta jatah pada Vira lagi, sebab Daffa mengerti kalau Vira benar-benar sangat lelah. Daffa juga sengaja membiarkan Vira bisa tertidur dengan pulas, agar hari ini Vira bisa menikmati liburannya bersama Della. Ya, hari ini Daffa terpaksa melepaskan Vira bersama sahabatnya itu, karena Daffa tiba-tiba saja diajak bertemu oleh rekan-rekan bisnisnya yang berada di Bali. Karena dalam pertemuan ini banyak bos-bos hidung belang, maka Daffa sengaja tidak mengajak Vira, sebab Daffa tidak rela jika istrinya itu jadi pusat perhatian rekan-rekan bisnisnya.Bagi Daffa, Vira terlalu cantik, jadi hanya dia saja yang boleh memandang dan mengagumi keindahan istrinya itu."Bos, kenapa kita tidak mengajak mereka berdua? Kan sekalian nanti mereka bisa jalan-jalan ke mall," ujar Ervan yang duduk di samping Daffa. Saat ini mereka berdua sedang berada di dalam mobil yang melaju menuju salah satu mall terdekat di daerah tersebut."Nggak, aku nggak sudi istr
Sesampainya di Bandara, mereka langsung pergi menuju hotel, karena hari sudah larut malam. Untung saja mereka tadi menaiki jet pribadi, jadi mereka bisa seenaknya sendiri mengubah jadwal penerbangan mereka.Vira, Daffa, dan Ervan berangkat ke Bali mundur dari jadwal, akibat kelakuan Daffa yang tidak bisa melepas Vira dalam kungkungannya.Hotel yang dipilih Daffa berada di sekitar pantai Kuta. Daffa sengaja memilih hotel di dekat pantai Kuta, agar Vira bisa pergi ke pantai kapanpun ia mau.Sesampainya di depan hotel."Vira, ...." teriak Della seraya melambaikan tangannya, lalu kemudian ia segera berlari menghampiri sahabatnya itu."Della, kamu di sini juga?" tanya Vira seraya membalas pelukan Della."Iya, kata Pak Bos ini sebagai hadiah karena aku menjadi sahabat terbaikmu."Vira yang mendengar itu, ia langsung menoleh ke arah Daffa. "Terima kasih, Mas," ujar Vira yang terlihat bahagia, sebab suaminya benar-benar memikirkan apa yang membuat ia senang, salah satunya dengan mengajak Del