Tadi sore Lukman memang kabur ketika mobil polisi sedang membawanya menuju penjara, setelah pembacaan sidang terakhirnya di pengadilan.Lukman berhasil melawan para polisi yang mengawalnya, dengan bantuan para preman yang ia sewa sebelum dirinya di tangkap. Lukman memang sudah mempersiapkan semuanya dengan sebaik mungkin, sejak sebelum ia melakukan tindakan kejahatannya."Sudah, jangan banyak bicara. Ayo, cepat masuk!" Lukman langsung menarik tangan Ayu dan berjalan kembali ke rumah.Sedangkan Ayu yang berada di belakang Lukman, ia melangkah kembali ke rumah dengan perasaan takut. Bagaimana jika nanti Lukman tahu kalau dia baru saja melakukan hal buruk pada ibunya?"Ahh ... brengsek!" Lukman membanting kacamata dan topi yang baru saja ia pakai ke atas sofa. Lalu kemudian ia memandang Ayu dengan tajam."Kau mau pergi ke mana? Kabur?" tanya Lukman sinis.Ayu menggeleng dengan takut, sedangkan Winda yang berada di samping Ayu, ia juga tampak ketakutan melihat Ayahnya seperti ini."Huh,
Beberapa Minggu kemudian....Hari ini adalah hari kebahagiaan untuk Daffa dan Vira. Setelah Vira menjawab lamaran Daffa, bahwa ia setuju untuk menikah dengan Daffa, di saat itu juga Daffa langsung pergi mengurus surat pernikahan mereka.Acara akad nikah mereka diadakan di rumahnya Vira, dengan hanya mengundang orang terdekat saja. Baru kemudian nanti malamnya, mereka akan mengadakan resepsi di salah satu hotel miliknya Daffa, dengan mengundang semua kenalan mereka. Dan, saking senangnya, Daffa bahkan tidak mempedulikan bahwa ibunya bisa hadir ke acara pernikahan mereka atau tidak, sebab saat ini ibunya Daffa masih berada di luar negeri.Dan, hal inilah yang membuat Vira merasa kurang nyaman, sebab ia takut jika ternyata ibunya Daffa tidak menyetejui pernikahan mereka."Kenapa kamu terlihat gelisah seperti itu? Jangan bilang kalau kamu sedang gugup. Huh, padahal ini bukan pengalaman pertama, tapi masih aja gugup," goda Della ketika melihat Vira tampak tidak tenang dalam duduknya."Is
"Mas Daffa.""Nak Daffa."Asih dan Vira tersenyum canggung, sedangkan Daffa tanpa sungkan langsung memberi tatapan nyalang pada Asih."Bu Asih, jangan kira Vira sudah menganggap Anda sebagai orang tuanya, hingga kemudian Anda bisa mempengaruhi Vira agar tidak jadi menikah dengan saya." Daffa dengan langkah angkuhnya menghampiri mereka berdua, lalu kemudian ia berdiri di samping Vira."Ee, Mas. Sepertinya kamu salah paham, maksudnya Bunda bukan begitu, Beliau hanya ingin--""Sayang, aku tahu Bu Asih hanya sedang khawatir denganmu. Tapi, tidak seharusnya ia mengatakan itu di hari pernikahan kita. Dan, Anda Bu Asih, saya sebagai calon suaminya Vira sangat berterima kasih atas perhatian Anda kepada calon istri saya. Namun, maaf. Sepertinya itu tidak perlu, karena saya sangat mencintai Vira. Jadi tidak ada alasan untuk Anda meragukan perasaan saya, karena saya pun sudah berjanji akan selalu melindungi Vira, meskipun saya harus berhadapan dengan Ibu saya sendiri."Jawaban tegas Daffa sepert
"Sayang, aku mau lagi," bisik Daffa di telinga Vira yang masih tidur. Tadi selepas salat subuh, Vira dan Daffa kembali tidur, karena mereka berdua sangat kelelahan."Hah, tapi kan semalam udah tiga kali, Mas?""Masih kurang," sahut Daffa seraya uyel-uyel manja di belahan dada Vira.Vira mendesah, namun akhirnya ia mengangguk. Sedangkan Daffa tersenyum senang karena keinginannya terwujud.Sudah seminggu ini Daffa dan Vira menghabiskan waktu mereka hanya di atas ranjang saja. Dan, kegiatan indah ini belum berakhir, karena Daffa sudah merencanakan bulan madu untuk mereka berdua."Terima kasih," ujar Daffa seraya mengecup kening Vira, dengan napas yang masih memburu, Daffa kemudian turun dari atas badan Vira, lalu berbaring di sampingnya."Kita masih memiliki waktu dua jam untuk beristirahat, lalu setelah itu kita harus bersiap-siap pergi ke Bali.""Bali? Lho, kenapa?""Ya bulan madu donk, Sayang. Kita kan pengantin baru.""Tapi kan, Mas. Setiap hari kita kan sudah melakukan itu, jadi bua
Sesampainya di Bandara, mereka langsung pergi menuju hotel, karena hari sudah larut malam. Untung saja mereka tadi menaiki jet pribadi, jadi mereka bisa seenaknya sendiri mengubah jadwal penerbangan mereka.Vira, Daffa, dan Ervan berangkat ke Bali mundur dari jadwal, akibat kelakuan Daffa yang tidak bisa melepas Vira dalam kungkungannya.Hotel yang dipilih Daffa berada di sekitar pantai Kuta. Daffa sengaja memilih hotel di dekat pantai Kuta, agar Vira bisa pergi ke pantai kapanpun ia mau.Sesampainya di depan hotel."Vira, ...." teriak Della seraya melambaikan tangannya, lalu kemudian ia segera berlari menghampiri sahabatnya itu."Della, kamu di sini juga?" tanya Vira seraya membalas pelukan Della."Iya, kata Pak Bos ini sebagai hadiah karena aku menjadi sahabat terbaikmu."Vira yang mendengar itu, ia langsung menoleh ke arah Daffa. "Terima kasih, Mas," ujar Vira yang terlihat bahagia, sebab suaminya benar-benar memikirkan apa yang membuat ia senang, salah satunya dengan mengajak Del
Keesokan harinya.Semalam tidak ada drama Daffa meminta jatah pada Vira lagi, sebab Daffa mengerti kalau Vira benar-benar sangat lelah. Daffa juga sengaja membiarkan Vira bisa tertidur dengan pulas, agar hari ini Vira bisa menikmati liburannya bersama Della. Ya, hari ini Daffa terpaksa melepaskan Vira bersama sahabatnya itu, karena Daffa tiba-tiba saja diajak bertemu oleh rekan-rekan bisnisnya yang berada di Bali. Karena dalam pertemuan ini banyak bos-bos hidung belang, maka Daffa sengaja tidak mengajak Vira, sebab Daffa tidak rela jika istrinya itu jadi pusat perhatian rekan-rekan bisnisnya.Bagi Daffa, Vira terlalu cantik, jadi hanya dia saja yang boleh memandang dan mengagumi keindahan istrinya itu."Bos, kenapa kita tidak mengajak mereka berdua? Kan sekalian nanti mereka bisa jalan-jalan ke mall," ujar Ervan yang duduk di samping Daffa. Saat ini mereka berdua sedang berada di dalam mobil yang melaju menuju salah satu mall terdekat di daerah tersebut."Nggak, aku nggak sudi istr
Selamat siang semuanya ~Terima kasih ya karena sudah setia ngikutin cerita KSML hingga bab ini. Oh ya, ini berkaitan dengan GA yang aku umumkan waktu itu, aku lihat posisi pemberi gem terbanyak, dan komentar paling banyak orangnya udah ganti posisi ya ...Di sini aku lihat ka @Rinlee yang menduduki posisi pertama pemberi gem terbanyak dan juga komentar terbanyak. Misalkan ada yang nggak percaya, kalian bisa mengeceknya sendiri.Jadi, di sini aku ingin memberi tahu bahwa, aku nggak buat aturan bahwa pemenang pemberi gem terbanyak dan komentar terbanyak harus berbeda orang. Jadi, misalkan Ka Rinlee ini tetap menduduki posisi pertama di pemberi gem terbanyak dan komentar terbanyak, jadi ia berhak menerima hadiah ke dua-duanya.Karena hadiah untuk saat ini Ria belum bisa kasih banyak, sebab antusias pembaca yang masih dibawa standard, jadi ria hanya bisa kasih pulsa/saldo dana dengan nilai masing-masing 25 ribu saja. Dan, misalkan nanti Ka Rinlee menang dua kategori itu sekaligus, maka i
Matahari semakin terik, namun Vira dan Della tampak tidak terganggu dengan cuaca panas saat ini."Del, aku rasa Ervan itu menyukaimu deh," ujar Vira yang mulai bisa melihat bahwa Ervan diam-diam sering mencuri pandang ke arah Della.Della mendesah, ia juga mengetahui kenyataan ini. Lebih tepatnya Della juga sudah mengetahui hal ini sejak lama."Kamu masih ingat nggak, dulu aku pernah cerita tentang cinta pertamaku," ujar Della dengan mata yang menerawang kenangan masa lalunya.Vira mengangguk. "Iya, cowok itu terlalu pendiam kan. Dan, meki dia terlihat menyukaimu, tapi dia tidak pernah menyatakan cinta padamu.""Iya, hingga akhirnya aku bertemu dengan Nicole. Dan bodohnya dia, dia baru menyatakan cinta setelah aku bersama Nicole."Vira tertawa, namun kemudian ia ingat sesuatu. "Eits, jangan bilang kalau itu Ervan ya? Astaghfirullah, kenapa aku juga baru ingat, cowok yang waktu itu kamu ceritakan, namanya juga Ervan bukan?"Vira sontak menepuk keningnya sendiri, bisa-bisanya ia lupa de
Pagi yang begitu cerah, sungguh berbeda dengan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang sudah menyakiti dua wanita cantik yang saat ini tengah duduk di gazebo taman belakang rumahnya Daffa."Vir, kamu sudah tidak merasa mulas lagi?" tanya Della yang masih khawatir, sebab beberapa hari yang lalu Vira mengeluh mulas seperti orang yang akan melahirkan.Ya, saat ini Vira tengah mengandung sembilan bulan, dan kemarin sebenarnya adalah hari perkiraan Vira melahirkan, namun ternyata malah mundur dari jadwal, dan sampai saat ini Vira belum merasakan kontraksi lagi.Vira menggelengkan kepalanya. "Enggak, justru sekarang aku tidak merasakan sakit apapun, padahal dari sebulan yang lalu pinggulku rasanya mau copot karena pegal banget."Della tertawa, "masa sih?""Yee ... dibilangin nggak percaya. Ntar deh kamu rasain sendiri kalau sudah hamil tua, dan kata orang-orang tua sih itu memang hal wajar, sebab bayi sedang mencoba mencari jalan keluarnya, balas Vira yang teringat obrolannya dengan para
Setahun kemudian...Bugh ... Bugh ... Bugh ..."Bang, ampun ... Bang! Ampun ...." Suara jeritan Lukman terdengar hingga meja penjaga, namun para penjaga itu seolah tuli dan tidak mendengar teriakan kesakitan Lukman.Mereka sengaja membiarkan Lukman dipukuli terlebih dahulu, lalu baru beberapa menit kemudian salah satu penjaga itu akan datang untuk menghentikan aksi penyiksaan tersebut."Ampun, Bang. Kumohon ampun ...." Suara Lukman semakin melemah, ia hampir mati karena lemas sebab dipukuli dengan brutal."Brengsek! Rasain kamu, siapa suruh kamu mengambil makananku!""Enggak, Bang. Enggak ... bukan aku yang mengambilnya," sahut Lukman seraya menangis. "Halah, sekali pencuri ya tetap pencuri!" teriak lelaki itu seraya memukul dan menendang Lukman kembali.Kejadian ini sudah seperti makanan sehari-hari untuk Lukman, ia selalu difitnah mengambil makanan bos penguasa bilik penjara yang ditempatinya, lalu kemudian ia akan dihajar habis-habisan, padahal makanan milik bos itu telah dicuri o
Vira terus berlari tanpa mempedulikan tatapan para karyawan yang menatap heran, sebab Daffa mengejarnya dan terus memanggilnya."Vira, ... tunggu!" teriak Daffa terakhir kalinya sebelum Vira menutup pintu mobil."Kita jalan, Pak," ujar Vira seraya menghapus air mata yang menetes di pipinya."Tapi, Nya, Tuan Daffa terus memanggil, Nyonya.""Biarkan saja, atau Bapak ingin saya pulang sendiri?"Sang sopir yang takut jika dianggap mengabaikan Daffa, namun ia lebih takut jika Vira semakin marah hingga menyebabkan suatu kesalahan yang lebih fatal lagi."Baiklah, Nya." Mobil melaju dengan cepat, meninggalkan Daffa yang masih terus berteriak memanggil nama Vira.Sesampainya di rumah, Vira langsung pergi ke kamarnya, dan tak lupa ia juga mengunci pintu kamarnya. Vira terus menangis untuk menumpahkan semua rasa yang telah menghimpit dadanya.Di saat sedang menangis, Vira tiba-tiba saja ingat dengan perkataan Asih waktu itu, lalu apakah sekarang Vira boleh mulai merasa menyesal, karena tidak men
Keesokan harinya, Daffa merasa aneh dengan sikap Vira yang tiba-tiba saja berubah padanya. Ia hendak menyalahkan ibunya atas perubahan sikap istrinya. Namun sayangnya, ibunya tadi pagi-pagi sekali sudah berangkat kembali ke Singapura."Tck, ini pasti gara-gara sikap Ibu yang terlalu acuh, jadi Vira hari ini seperti menghindariku," gumam Daffa seraya mengguyur badannya dengan air.Saat ini Daffa sedang mandi, dan rencananya hari ini ia akan berangkat ke kantor.Vira yang tiba-tiba saja berubah menjadi pendiam, membuat Daffa bahkan tidak berani meminta jatah hariannya pada Vira, dan sontak saja hal itu membuat Daffa kesal."Huh! Padahal Vira sebentar lagi kedatangan tamu bulanannya, seharusnya kan beberapa waktu ini aku bekerja lebih keras lagi untuk membuatkan adik untuk Naura." Daffa tidak berhenti menggerutu, dan ia harus melampiaskan rasa kesalnya ini ke asistennya nanti.Setelah selesai mandi, Daffa langsung berganti pakaian yang sudah disiapkan Vira. Daffa tersenyum ketika melihat
Sejak perjalanan dari Bali ke Jakarta, Vira sudah gugup, apalagi sekarang mereka sudah sampai tepat di depan rumahnya Daffa.Dan, pemandangan tidak mengenakkan terjadi ...."Kak Daffa ...." Seorang gadis cantik bertubuh semampai terlihat berlari menghampiri Daffa, bahkan ia juga hampir memeluknya, jika saja Daffa tidak menghentikannya."Stop! Ketahuilah batasan, kalau kamu bukan anak kecil lagi!" "Kak Daffa, kenapa masih sedingin ini sih ...." ujar gadis tersebut dengan manja. "Oh, ini pasti Kakak Ipar. Hai, Kak. Salam kenal, aku Lisa, adiknya Kak Daffa."Vira tersenyum canggung, dalam benak ia jelas kebingungan, sebab Daffa tidak pernah cerita kalau dia memiliki seorang adik."Bukan! Dia bukan adikku, dia hanyalah seorang pengganggu dari kecil," sahut Daffa serius, namun itu dianggap candaan oleh Lisa."Aaah, Kakak ini bisa aja. Kalau begitu ayo, kita masuk. Tante sudah menunggu kalian." Seolah tidak mendengar perkataan Daffa, Lisa tetap berjalan di depan dengan penuh percaya diri.
Matahari semakin terik, namun Vira dan Della tampak tidak terganggu dengan cuaca panas saat ini."Del, aku rasa Ervan itu menyukaimu deh," ujar Vira yang mulai bisa melihat bahwa Ervan diam-diam sering mencuri pandang ke arah Della.Della mendesah, ia juga mengetahui kenyataan ini. Lebih tepatnya Della juga sudah mengetahui hal ini sejak lama."Kamu masih ingat nggak, dulu aku pernah cerita tentang cinta pertamaku," ujar Della dengan mata yang menerawang kenangan masa lalunya.Vira mengangguk. "Iya, cowok itu terlalu pendiam kan. Dan, meki dia terlihat menyukaimu, tapi dia tidak pernah menyatakan cinta padamu.""Iya, hingga akhirnya aku bertemu dengan Nicole. Dan bodohnya dia, dia baru menyatakan cinta setelah aku bersama Nicole."Vira tertawa, namun kemudian ia ingat sesuatu. "Eits, jangan bilang kalau itu Ervan ya? Astaghfirullah, kenapa aku juga baru ingat, cowok yang waktu itu kamu ceritakan, namanya juga Ervan bukan?"Vira sontak menepuk keningnya sendiri, bisa-bisanya ia lupa de
Selamat siang semuanya ~Terima kasih ya karena sudah setia ngikutin cerita KSML hingga bab ini. Oh ya, ini berkaitan dengan GA yang aku umumkan waktu itu, aku lihat posisi pemberi gem terbanyak, dan komentar paling banyak orangnya udah ganti posisi ya ...Di sini aku lihat ka @Rinlee yang menduduki posisi pertama pemberi gem terbanyak dan juga komentar terbanyak. Misalkan ada yang nggak percaya, kalian bisa mengeceknya sendiri.Jadi, di sini aku ingin memberi tahu bahwa, aku nggak buat aturan bahwa pemenang pemberi gem terbanyak dan komentar terbanyak harus berbeda orang. Jadi, misalkan Ka Rinlee ini tetap menduduki posisi pertama di pemberi gem terbanyak dan komentar terbanyak, jadi ia berhak menerima hadiah ke dua-duanya.Karena hadiah untuk saat ini Ria belum bisa kasih banyak, sebab antusias pembaca yang masih dibawa standard, jadi ria hanya bisa kasih pulsa/saldo dana dengan nilai masing-masing 25 ribu saja. Dan, misalkan nanti Ka Rinlee menang dua kategori itu sekaligus, maka i
Keesokan harinya.Semalam tidak ada drama Daffa meminta jatah pada Vira lagi, sebab Daffa mengerti kalau Vira benar-benar sangat lelah. Daffa juga sengaja membiarkan Vira bisa tertidur dengan pulas, agar hari ini Vira bisa menikmati liburannya bersama Della. Ya, hari ini Daffa terpaksa melepaskan Vira bersama sahabatnya itu, karena Daffa tiba-tiba saja diajak bertemu oleh rekan-rekan bisnisnya yang berada di Bali. Karena dalam pertemuan ini banyak bos-bos hidung belang, maka Daffa sengaja tidak mengajak Vira, sebab Daffa tidak rela jika istrinya itu jadi pusat perhatian rekan-rekan bisnisnya.Bagi Daffa, Vira terlalu cantik, jadi hanya dia saja yang boleh memandang dan mengagumi keindahan istrinya itu."Bos, kenapa kita tidak mengajak mereka berdua? Kan sekalian nanti mereka bisa jalan-jalan ke mall," ujar Ervan yang duduk di samping Daffa. Saat ini mereka berdua sedang berada di dalam mobil yang melaju menuju salah satu mall terdekat di daerah tersebut."Nggak, aku nggak sudi istr
Sesampainya di Bandara, mereka langsung pergi menuju hotel, karena hari sudah larut malam. Untung saja mereka tadi menaiki jet pribadi, jadi mereka bisa seenaknya sendiri mengubah jadwal penerbangan mereka.Vira, Daffa, dan Ervan berangkat ke Bali mundur dari jadwal, akibat kelakuan Daffa yang tidak bisa melepas Vira dalam kungkungannya.Hotel yang dipilih Daffa berada di sekitar pantai Kuta. Daffa sengaja memilih hotel di dekat pantai Kuta, agar Vira bisa pergi ke pantai kapanpun ia mau.Sesampainya di depan hotel."Vira, ...." teriak Della seraya melambaikan tangannya, lalu kemudian ia segera berlari menghampiri sahabatnya itu."Della, kamu di sini juga?" tanya Vira seraya membalas pelukan Della."Iya, kata Pak Bos ini sebagai hadiah karena aku menjadi sahabat terbaikmu."Vira yang mendengar itu, ia langsung menoleh ke arah Daffa. "Terima kasih, Mas," ujar Vira yang terlihat bahagia, sebab suaminya benar-benar memikirkan apa yang membuat ia senang, salah satunya dengan mengajak Del