Semalam saat Bu Ningsih pulang, dia langsung mengecek tangga untuk mengetahui apa yang sudah membuat Della terpeleset sehingga bayi yang ada di dalam kandungannya keguguran.Bu Ningsih pun naik ke tangga dengan hati-hati. Setelah itu dia melihat dan mengecek tangga tersebut. Namun, tidak ada tanda-tanda apapun, tangganya tampak kering bahkan tidak basah sama sekali."Tangganya kering, bahkan gak basah, kok Della bisa kepleset ya," ujar Bu Ningsih. Tak lama, dia melihat pembantunya ingin membuang sampah ke luar, dia pun memanggil pembantunya tersebut."Bi," panggil Bu Ningsih."Iya, ada apa Nyonya?" jawab pembantunya."Bibi tadi udah ngepel tangga?" tanya Bu Ningsih."Udah, Nyonya," jawab pembantu tersebut."Tadi sebelum Bibi ngepel tangga, Bibi ada liat tangganya basah gak? atau tangganya licin pas Bibi injak?" tanya Bu Ningsih."Engga tuh, Nyonya, tadi pas Bibi ngepel tangganya memang kering dan bersih," jawab pembantunya. Bu Ningsih langsung terdiam dan berpikir, lantas apa yang me
Selesai makan, Pras langsung membersihkan mulutnya dengan tissue. "Makasih ya, Dell, udah ngizinin Mas makan disini," ujar Pras sembari tersenyum senang."Iya, sama-sama, Mas," jawab Della.Selesai makan, Pras mengajak Darren mengobrol dan bermain sebentar sebelum kembali ke kantor. 30 menit kemudian, Pras berpamitan pada Della dan Darren karena ingin kembali ke kantor."Papa udah harus masuk kerja lagi, Nak. Papa pergi dulu ya," ujar Pras sembari mengelus lembut kepala Darren."Del, Mas balik ke kantor ya," "Iya, Mas," jawab Della. Setelah itu Pras langsung bergegas kembali ke kantor. Siang ini Pras kembali bekerja dengan perasaan senang. Pras tak henti-hentinya tersenyum bahagia saat bekerja, dan pekerjaannya pun selesai dengan baik.Berbeda dengan Pras yang sangat bahagia karena baru saja bertemu Della dan menikmati masakannya. Della malah pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraiannya dengan Pras. Saat ini dia sudah tidak mengandung anak Pras, dan tidak ada alasan lagi untuk m
Della dan Fiola akhirnya berpamitan kepada kedua orang tua Pras untuk kembali ke rumah. "Ayah, Ibu, Della pulang dulu ya," ujar Della sembari menyalami tangan kedua orang tua Pras. Fiola pun ikut berpamitan dan menyalami tangan kedua orang tua Pras. Mereka pun masuk ke dalam mobil dan menuju pulang ke rumah. Della menarik nafas lega. Seolah-olah bebannya yang ada pada dirinya telah hilang. Saat ini dia sudah menjadi single parents, dia hanya harus fokus pada dirinya dan Darren. Dia tak perlu lagi memikirkan permasalahannya dengan Pras. Karena mereka sudah resmi bercerai.2 bulan kemudian.Semenjak resmi bercerai dengan Pras. Della menjadi lebih bahagia dan tenang menjalani hidup. Wajahnya pun menjadi lebih berseri-seri. Della berniat untuk bekerja dan menjadi wanita karier. Namun, dia masih memikirkan Darren yang masih kecil dan butuh perhatian penuh olehnya.Akhir-akhir ini Della dan Aditya pun menjadi lebih dekat dari biasanya. Della mulai merespon Aditya dengan baik karena dia su
"Ayo pergi, Mas! kamu ngapain sih disini," ujar Sarah sembari menarik tangan Pras. "Nah, ini istrinya datang, udah cepat lo bawa suami lo dari sini, ganggu keromantisan gue sama Della aja!" ujar Aditya sengaja ingin membuat Pras cemburu. "Udah ayo, Mas, ngapain sih nyamperin mereka? gak penting banget," ujar Sarah sembari menarik tangan Pras dan membawanya pergi dari hadapan Della dan Aditya.Tiba di meja mereka. Sarah langsung menghempaskan tangan Pras."Kamu ngapain sih nyamperin mereka? kamu cemburu ngeliat Della ngedate sama Aditya?" tanya Sarah kesal."Mas! Della itu bukan siapa-siapa kamu lagi. Lagian terserah dia lah mau ngedate sama siapapun!" Pras hanya diam mendengar ucapan Sarah. "Kenapa kok diam? jawab, Mas! kamu cemburu kan?" tanya Sarah dengan nafas memburu."Aku gak cemburu, aku cuma kesel aja mereka pergi tanpa Darren.""Alah, jangan membawa-bawa Darren dalam kecemburuan kamu, Mas! aku tau itu hanya alasan kamu!" Pras menatap wajah Sarah kesal."Udah cepat habiskan
Keesokan harinya Aditya datang menemui Della untuk berpamitan karena ingin pergi ke Amerika untuk urusan bisnis. Papanya menelpon tadi malam agar Aditya segera datang ke Amerika untuk membantu Papanya mengurus bisnis disana."Aditya, kamu harus ke Amerika besok," ujar Papa Aditya melalui telepon."Apa? ke Amerika besok? kenapa mendadak, Pa?" Aditya tercengang setelah mendengar perkataan Papanya."Bantu Papa mengurus bisnis disini. Papa sangat kerepotan. Apalagi Mama kamu sedang sakit. Dia terus saja meminta Papa untuk menyuruh kamu datang kesini." "Mama sakit apa, Pa?" tanya Aditya khawatir."Mama kamu hanya demam biasa. Namun, tak kunjung sembuh dari seminggu yang lalu. Dia terus saja memanggil-manggil nama kamu. Makanya kamu harus datang kesini besok." Aditya terdiam dan menjadi sangat khawatir pada Ibunya. Tanpa basa-basi Aditya pun mengiyakan perkataan Papanya."Iya, Pa, Aditya akan ke Amerika besok." Setelah mendengar jawaban dari Aditya. Papanya langsung mematikan telpon secara
"Mas, Pras?" Della mengerutkan alisnya. Dia kecewa karena bukan Aditya lah yang mengirim pesan.[Malam, Dell. Gimana kabar kamu dan Darren? Mas kangen banget sama kalian.] Pesan dari Pras."Apaansih Mas Pras! udah resmi bercerai pun dia masih ganggu aku." Kesal Della. Dia pun langsung membalas pesan dari Aditya.[Apasih, Mas! ngirim pesan tengah malam begini.][Pasti kamu nunggu Sarah tidur dulu kan.][Ingat ya, Mas! kita udah resmi bercerai! jadi aku minta sama kamu jangan pernah ganggu-ganggu aku lagi!][Kalau kamu kangen sama Darren kamu bisa datang temui dia, tapi jangan pernah ganggu aku!]Entah mengapa Della sangat kesal malam ini. Mungkin karena dia merindukan Aditya.Della pun mematikan ponselnya dan bergegas untuk tidur. Perasaannya benar-benar sangat kacau akhir-akhir ini. Di tambah lagi perasaan rindu yang menggebu-gebu dan Aditya tidak ada mengabarinya dalam seminggu ini.Sementara Pras. Dia sedari tadi menunggu balasan pesan dari Della. Dan ketika Della membalasnya dia la
"Kamu udah makan siang, Del? Darren mana?" tanya Aditya."Udah, Darren baru aja tidur," jawab Della singkat."Kamu kok cuek, Del? kamu marah ya sama Mas?" tanya Aditya, dia menyadari bahwa Della mungkin kesal karena dia sudah seminggu tidak mengabarinya. Aditya tidak mungkin memberitahu alasannya pada Della. Karena pasti Della akan sedih jika mendengarnya."Mas akan secepatnya pulang, dan kita akan menghabiskan waktu bertiga lagi bersama Darren." Mendengar perkataan Aditya membuat suana hati Della menjadi baik. Dia pun tersenyum senang dan tak sabar menunggu kepulangan Aditya."Bener, Mas?" tanya Della."Iya, sayang." Della tak lagi sedih ataupun kesal. Dia berpikir mungkin selama seminggu ini Aditya bekerja sangat keras untuk menyelesaikan pekerjaannya di Amerika agar segera kembali ke Indonesia."Yaudah, kamu tidur siang ya, kamu gak boleh sedih ataupun mikir yang aneh-aneh sama Mas, karena Mas disini gak ada macam-macam, Mas disini fokus kerja aja," ujar Aditya.Della menjadi leb
Malam ini Ibu Aditya mengajak Evelin dan kedua orang tuanya untuk makan malam bersama, sekalian memperkenalkan Aditya dengan Evelin.Aditya tidak mengetahui bahwa Ibunya akan mengajak Evelin dan keluarganya. Dia mengira bahwa ini hanya makan malam biasa.Evelin sangat tidak sabar ingin bertemu dengan Aditya, sehingga dia menyuruh kedua orang tuanya untuk cepat-cepat bergegas ke sebuah restoran yang sudah di pilih oleh Ibu Aditya untuk makan malam. Evelin terlihat sangat cantik menggunakan dress berwarna nude, serta rambut hitam panjang yang terurai."Ma, Pa, ayo cepetan, ntar Tante Lidia kelamaan nunggunya," ujar Evelin."Iya sayang, kamu keliatan gak sabar banget sih, apa kamu udah gak sabar mau ketemu sama anaknya Tante Lidia?" Ibunya menggoda Evelin."Ihh, Mama nih," ujar Evelin malu-malu.Mereka pun langsung bergegas ke sebuah restoran mewah yang sudah di pilih oleh Lidia untuk makan malam."Halo, Sis," ujar Anita, Ibunya Evelin sembari berpelukan dengan Lidia."Halo, udah lama b