Share

Bab 69

Penulis: Fahira Khanza
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-11 09:15:41

"Tentu." Seulas senyum aku perlihatkan.

Beberapa menit kemudian, terlihat dari seberang sana sosok yang amat aku kenali berjalan ke arah kami. Dia adalah kedua orangtua Rena dan juga seorang wanita yang dulu teman sekolah Rena yang kuketahui menjual jasa sebagai pengantar orang yang ingin melakukan proses perceraian.

Keempat orang itu pun duduk di kursi yang ada di sebelah kursi yang kami tempati.

Seperti orang asing. Tak ada tegur sapa atau pun percakapan walau hanya sekedar basi-basi.

Hingga tak berselang lama, nomor tibalah nomor urut kami.

Aku bersama Mutia pun bangkit dari tempat dudukku, gerombolan keluarga mantan istriku itu pun berjalan melewatiku begitu saja.

"Heh, Rena! Berhenti!" Ucapan Mutia seketika membuat langkah beberapa orang yang baru saja mendahuluiku itu pun berhenti.

Mutia mempercepat langkahnya setelah Rena memutar tubuhnya. Hingga membuat kedua orang perempuan itu saling bersitatap.

Aku berdiri tepat di samping Mutia. Saat kutelisik wajah Rena, tak kulih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Kehancuran lu diam2 mendekat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 70

    Waktu berjalan dengan begitu cepatnya. Hingga tak terasa hari ini adalah sidang kedua kasus perceraianku dan juga Rena. Seperti biasa, aku datang ditemani oleh sang istri tercinta. Ya, istri tercinta. Semakin bertambahnya usia pernikahan kami, semakin besar pula rasa cintaku padanya. Seolah-olah cinta itu diberikan pupuk hingga bisa bertumbuh dengan begitu suburnya. Sidang kedua kembali dibuka oleh sang hakim. Jika sidang pertama kemarin adalah upaya perdamaian, berbeda dengan sidang kedua kali ini. Hakim mulai membacakan beberapa perkara. Salah satunya adalah pembacaan bukti dari penggugat. Hingga pada akhirnya terjadilah musyawarah yang dilakukan oleh majelis hingga tak berselang lama, musyawarah itu pun berakhir dan hakim pun kembali melakukan tugasnya. Yaitu pembacaan putusan atau penetapan.Ada yang berdesir di dalam sini saat kedua telingaku mendengar dengan jelas saat hakim menetapkan jika aku dan Rena sudah resmi berpisah. Bukan hanya secara agama, tapi juga secara agam

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-11
  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 71

    Pov Mutiara**"Mau berusaha menghindar dariku?" desis seseorang sembari mencekal pergelangan tanganku dengan begitu kuatnya. "Lepaskan tanganku!" pekikku sembari berusaha melepaskan tanganku. Akan tetapi, lelaki itu semakin mengencangkan cekalannya hingga membuat pergelangan tanganku terasa nyeri. "Lepaskan!" pekikku lagi. "Jangan harap kau bisa lari dariku, Tiara! Berikan uangmu!" desis lelaki itu tepat di telinga kananku. Aku membuka mulut, ingin berteriak. Akan tetapi, tiba-tiba ...."Jangan berani-beraninya berteriak, atau akan kub*nuh hari ini juga!" "Mau apa kamu?! Lepaskan!""Seperti biasa," ucapnya dengan santai sembari menengadahkan tangannya ke arahku. Aku semakin dibuat kesal. Selalu uang, uang dan uang. "Cepat!" "Bukankah kemarin sudah kuberikan lima juta? Belum genap satu minggu loh itu!" ketusku. "Nggak usah banyak bicara, berikan saja apa yang kumau. Atau akan kubuat kau diceraikan oleh suamimu yang kaya raya itu?!" Aku mengembuskan napas kasar. "Gimana aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-12
  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 72

    "Mas, aku pengen deh berangkat kerja naik mobil sendiri." Mas Yoga yang mendengarkan ucapanku pun langsung terbatuk-batuk. Cepat kuambilkan segelas air dan kuulurkan ke arah Mas Yoga. Lelaki itu menerima pemberianku lalu mulai meneguknya hingga masih menyisakan separoh gelas. "Mas," panggilku lagi saat Mas Yoga sudah meletakkan gelas yang masih berisi separoh air putih. "Kenapa, Sayang?" tanya Mas Yoga dengan kening yang berkerut tajam. "Aku pengan naik mobil sendiri," jawabku. "Kenapa?" "Aku tuh nggak mau nyusahin kamu. Kasihan kamu, sebelum berangkat kerja, nganterin aku, eh, pulang kerja capek-capek masih jemput aku juga. Kalau aku naik mobil sendiri kan enak, kamu nggak kerepotan," ucapku mengatakan seribu alasan. Padahal, alasanku karena aku tak mau Mas Yoga melihat keberadaan Chandra saat menemuiku. Bisa hancur duniaku jika itu benar terjadi. "Mas antar jemput saja, ya. Mas lebih tenang begini. Dan satu lagi, Mas tak merasa keberatan. SEDIKITPUN."****"Mas, aku minta

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-12
  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 73

    Pov Yoga(5 bulan pasca perceraian)**"Mas, kenapa akhir-akhir ini uang yang kamu kirim ke rekeningku berkurang drastis?" tanya Mutia dengan nada yang mulai terdengar ketus. Aku menghela napas dalam-dalam dan kukeluarkan secara perlahan. Setelahnya aku pun mengulas senyum ke arah Mutia yang sedang memasang wajah kecut."Maaf, ya, Sayang. Sebulan ini memang rumah makan sepi sekali. Bahkan, omsetnya tak sampai setengah dari bulan-bulan sebelumnya." Mendengar penjelasanku, Mutia berdecak kesal lalu tersenyum sinis ke arahku. Mutia pun bangkit dari sofa, menatapku dengan wajah bengis. "Halah ... hanya alasan kan?! Jangan kau pikir aku tak tahu, Mas! Aku tahu, kau simpan sebagian uang-uang itu untuk wanita simpanannmu!"Deg!Jantung ini berdetak lebih kencang. "Astaga, Sayang ... sekali pun, Mas, tak pernah menyembunyikan uang-uang itu. Kan Mas kemarin sudah bilang, setoran Mas kurangi hanya untuk gaji karyawan dan beli bahan-bahan di rumah makan. Selebihnya, uang itu Mas transfer sem

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 72. Mulai Bangkrut

    Aku keluar dari mobilku yang terparkir di depan rumah makanku. Pemandangan yang langsung terpampang di hadapanku lagi-lagi membuatku menghembuskan napas kasar. Bagaimana bisa, satu pun tak kulihat kendaraan yang terparkir di depan rumah makanku? Padahal jam makan siang sudah tiba. Lagi-lagi aku menghembuskan napas berat, sebab rasa sesak terasa begitu menyeruak. Aku pun melangkah mendekat ke arah bangunan itu, dan langkahku terhenti di ambang pintu. Kedua netraku menyusuri meja-meja berjejer. Masih terlihat begitu rapi dan tak ada satu pun pengunjung yang duduk di tempat yang disediakan.Jika terus seperti ini, yang ada aku bisa bangkrut!"Hendry! Ini kenapa rumah makan jadi seperti ini?!" teriakku yang membuat Hendry yang saat itu sedang mengutak-atik komputer yang ada di atas meja kasir itu langsung melangkah mendekat ke arahku. Langkahnya terhenti tepat di hadapanku. Kepalanya menunduk dalam."Maaf, Pak. Akhir-akhir ini memang semakin sepi," ucapku dengan kepala masih menunduk

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 73. Ketenangan Mutiara Terusik

    Pov Mutiara. **Tring!Ponsel di atas meja itu berbunyi. Ada satu pesan masuk. Saat kulihat, nama Chandra terpampang sebagai pengirim pesannya. Seketika perasaan tak enak menyergap begitu saja. Tring!Belum sempat kubaca, pesan kedua masuk dengan pengirim yang sama. Belum sampai kubuka pesan itu, ponsel yang saat ini sudah ada di tanganku itu berdering. Dan lagi-lagi nomor Chandra. Aku menghembuskan napas kasar. Hidupku terasa begitu tak tenang sekali. Rasanya seperti buronan yang setiap saat diintai oleh p*lisi. Akhirnya kuangkat panggilan itu. "Halo," ucapku dengan ketus. "Aku sudah ada di depan tempatmu bekerja. Keluarlah dan beri aku uang." Dengan entengnya Chandra berucap. Sudah pikun kah dia? Padahal baru satu minggu yang lalu ia meminta uangku lagi. "Apa kau keberatan? Ok, baiklah. Biar kukirim video itu ke nomor suami kamu," ancam Chandra. Ancaman yang terdengar begitu memuakkan. Sebab, itu lah yang menjadi senjatanya jika meminta sesuatu padaku tapi tak kunjung ku

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-14
  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 74. Awal Bencana

    "Kenapa belum ke sini juga? Tak mau memberikan apa yang aku minta?"Sial!Ternyata Chandra lah yang menghubungiku. Bercerai darinya, bukannya ketenangan yang kudapat, tapi malah menjadikanku sebagai bonekanya."Cepat ke sini!" "Hm ...."Panggilan kumatikan begitu saja lalu kumasukkan ponsel ke dalam tas milikku. Aku pun melangkah ke luar kantor tanpa membawa apapun. Berjalan menuju ke arah toko yang letaknya tak jauh dari kantor. Di sepanjang perjalanan aku hanya bisa menggerutu kesal. "Mana uang yang kuminta?" Baru saja aku tiba, ia langsung membuka telapak tangannya dengan begitu enaknya. Aku menatap tajam ke arah lelaki. Sungguh, lama-lama aku juga tak betah jika dimanfaatkan terus seperti ini. "Ngapain lihat-lihat? Mana uangnya?! Apa mau kuhubungi suamimu?" ucapnya bernada ancaman. "Aku udah nggak ada duit sama sekali!" "Minta sama suamimu itu!" pekiknya sembari melotot ke arahku."Dia nggak mau kasih," ketusku. Tanpa diduga, tiba-tiba tangan Chandra langsung menarik kalu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-14
  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 75. Kecurigaan Mutiara

    "Kenapa, Sayang? Kalau Mas bangkrut dan jatuh miskin, kamu akan tetap menemani suamimu ini kan?" Aku kembali menoleh ke arahnya. Kutunjukkan seuntai senyum penuh keterpaksaan itu, setelahnya, aku pun mengangguk. "Tapi nggak mungkin juga kalau kita jatuh miskin. Andai kata rumah makan itu sepi, kita bisa menjualnya. Kita bisa buka usaha yang lain lagi," ucap Mas Yoga. Memang benar yang dikatakan olehnya, akan tetapi, sedikit pun aku tak merasa lega. Rasa ketakutan jika Mas Yoga akan jatuh miskin menghantui pikiranku. "Yuk kita tidur. Atau ... mau main lagi?" Mas Yoga mengerlingkan matanya. "Tidur aja, Mas. Capek ini." Aku pun bergegas merebahkan tubuhku kembali.****Dering ponsel milik Mas Yoga yang tergeletak di bawah bantal berbunyi, membuat tidurku terasa begitu terganggu. "Mas, ponselmu bunyi," ucapku dengan kedua mata yang masih terpejam. Akan tetapi, tak ada jawaban dari Mas Yoga. Masih terdengar dengan jelas suara dengkuran halus yang keluar dari mulutnya. "Mas! Ponselm

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-14

Bab terbaru

  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Ending

    Rasanya masih seperti mimpi melihat makam Yoga. Rasanya suara hinaan, cacian, dan bentakan itu masih terdengar nyata di telinga Mutia. Tapi kini seseorang yang sudah menghina, menzolimi dirinya sudah tidak ada lagi. Entah Mutia harus merasa lega atau tidak. Mutia tidak tau. Sekarang yang terasa hanya ruang hampa.***Tak terasa 1 Minggu telah berlalu. Setiap harinya kesehatan ibu mertua Mutia berangsur membaik. Bahkan kata dokter, Ia sudah bisa pulang besok siang.…Keesokan harinya,Mutia tengah melipat pakaian dan memasukkannya ke dalam tas, ketika Ibu mertuanya membuka mata setelah tertidur cukup lama. Mutia yang menyadari ibu mertuanya telah sadar langsung menghampiri ibu mertuanya tersebut.“Bu, ibu sudah sadar?” tanya Mutia lembut.Sang ibu mertua hanya bisa menatap Mutia nanar, mulutnya yang setenga miring itu, hanya bisa terbuka tertutup tanpa mengeluarkan kata. Hanya sebuah suara samar yang menunjukkan penyakitnya.“Bu, makan dulu, ya, Mutia suapi Ibu,” ucap Mutia lembah lemb

  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 136

    Setelah melakukan serangkaian keagamaan, akhirnya Yoga pun dibawa ke liang kuburnya.Melihat Yoga dikubur, membuat perasaan Mutia sedikit tidak karuan. Tidak ada air mata, tapi tidak ada juga rasa bahagia suka cita.Mutia merasa mungkin ini pembalasan dari Tuhan, untuk semua kesakitan dan penderitaan yang telah ia terima dari suaminya yang selalu menyakiti dirinya. Tapi di satu sisi, Mutia juga kembali teringat akan masa lalunya, yang sempat bahagia bersama Yoga. Bagaimanapun juga Yoga pernah menjadi hal yang paling membuat Mutia bahagia dalam hidupnya.***Kabar Yoga sudah tidak ada akhirnya sampai ke telinga sang mantan istri, Rena. “Apa, Mas Yoga? … Innalilahi wa innalilahi rojiun,” ucap Rena yang masih tak percaya dengan kabar yang baru ia dengar.Ternyata seorang kerabat yang ikut hadir dalam pemakaman Yoga, mengetahui keberadaan Rena, dan memberitahukan kepada Rena tentang kondisi Yoga.“Terima kasih sudah memberitahu.” Rena menutup telepon nya.“Ada apa Ren,?” tanya Ibunya Re

  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 135

    Seketika suasana warung menjadi lebih ramai dan kacau akibat perkelahian Yoga dan Tono. Tapi jujur saja, walaupun keduanya sama-sama mabuk, tetap saja Yoga tampak jauh lebih unggul untuk memberikan hantaman demi hantaman kepada Tono. Tono semakin kehilangan kesadaran.Walaupun sudah mendapatkan serangan bertubi-tubi dari Yoga, tidak lantas membuat Tono menyerah dari Yoga. Tono justru semakin berniat untuk menghabisi Yoga. Dilihatnya oleh Tono sebuah pisau tergeletak bebas di atas meja, entah habis digunakan untuk apa, tapi ada pisau di sana. Tanpa ragu Tono segera meraih pisau tersebut.Dengan gelap mata, semuanya pun terjadi dengan cepat.JLEB!Pisau tersebut berpindah posisi. Tono berhasil menusukkan pisau tersebut menembus tubuh Yoga.Tidak puas dengan satu kali tusukan, Tono menusuk beberapa kali tubuh Yoga hingga Yoga akhirnya tak sadarkan diri.Suara teriakan para wanita yang melihat kejadian tersebut sontak membuat para warga sekitar yang berada di sana langsung berdatangan mel

  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   bab 134

    “Apa, Stroke?” Mutia begitu terkejut setelah mendengar diagnosa dokter terhadap ibu mertuanya.“Iya, kemungkinan itu yang terjadi setelah kami memeriksa kesehatan Pasien tadi,” ucap sang dokter. “Tapi untuk mengetahui lebih dalam apa penyakitnya, kita memerlukan waktu lebih.”Mutia mulai tampak kebingungan. Kabar tidak enak ini terlalu mendadak untuk ia tanggung sendiri. “Tapi ibu mertua saya akan sembuh kan, Dokter?” tanya Mutia penuh harap.“Kemungkinan sembuh ada, tapi mungkin tidak sesehat sebelumnya,” jawab sang dokter. “Sebaiknya kita berdoa saja semoga Bu Leha cepat sadar dan pulih kembali.”Sudah kurang lebih dua jam Mutia menunggu mertua kejamnya itu di rumah sakit. Sudah berulang kali Mutia mencoba menghubungi suami dan iparnya, tapi tetap tidak ada yang menjawab. Lelah, capek, sakit hati, semua Mutia rasakan saat ini. Ingin rasanya Mutia berteriak sekencang mungkin mengeluarkan semua beban yang terasa di dalam dada. Tapi apa daya, Mutia tidak bisa melakukan semua itu. Mut

  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 133

    "Sialan! Kau sembunyikan dimana uangku, Mutia!" pekik wanita paruh baya itu saat tak menemukan apa yang ia cari di segala tempat. "Mutia nggak ambil uang milik Ibu ....""Halah! Nggak usah bohong kamu! Balikin uangku!" Sang ibu mertua melangkah mendekat ke arahnya dengan tatapan tajam. Seketika perasaan Mutia menjadi tak enak. Hingga jantung pun terasa seperti berdegup lebih kencang.Rasanya ingin melawan, tapi entah mengapa tenaga seperti sudah hilang. Apa ini karena Mutia masih menghormati orang tua suaminya itu? ataukah Mutia hanya berlarut dalam rasa bersalah, dan ini harga yang harus ia bayar?Mutia hanya bisa terus berusaha memberontak tanpa melawan. Air mata yang menetes pun seperti tidak akan membuat Ibu mertuanya iba akan kesakitannya. Kini semakin jelas Mutia merasa sebegitu hina dirinya di mata mertuanya, padahal setiap hari Mutia rasanya sudah cukup berkorban menahan hati melayani keluarga ini. Apa tidak sudah ada rasa kasihan, atau rasa iba kepada dirinya?“Bu, sakit Bu

  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 132

    Kedua telapak tangan Mutia terbuka dan terangkat sebatas dada. Dengan bibir bergetar, ia ucapkan permohonan ampun pada Sang Pemilik Kehidupan setelah ia lakukan beberapa rakaat shalat taubat. "Ampuni hamba, Ya Allah. Ampuni Hamba ...." Suara itu bergetar dengan tubuh yang terguncang. Air mata terus bergulir dengan begitu derasnya. Hingga menciptakan jejak-jejak air mata di wajahnya. Air mata itu terus keluar, sebagai bentuk penyesalan yang teramat dalam. Belasan menit ia memohon ampun, ada rasa kelegaan tersendiri yang dirasakan oleh Mutia."Ha ha ha, apa yang kau lakukan, Mutia?" Suara tawa terdengar begitu menggema. Suara yang berasal dari Yoga yang baru saja membuka pintu kamar lalu melihat sang istri sedang bersujud dengan balutan mukena di tubuhnya. Mutia langsung mengangkat kepalanya. Ia duduk lalu menolehkan kepala ke arah sang suami yang terus tertawa. Mutia tau, dia telah ditertawakan oleh sang suami. "Tumben sekali kau sholat? Apa kau sadar jika dirimu penuh dengan dos

  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 131

    Sinar matahari menerobos masuk melalui celah-celah jendela. Lelaki yang masih terbuai dengan mimpi itu menggeliat pelan, mengusap wajahnya lalu mengangkat kedua tangannya ke atas. Guna merenggangkan otot-otot di tubuhnya yang terasa begitu kaku. Setelahnya, pandangan Yoga beralih pada jam yang menggantung di dinding kamar, yang saat ini sedang menunjukkan pukul sembilan pagi. Wajar saja jika jam sembilan Yoga baru terbangun, sebab hampir setiap malam ia pulang dari warung janda genit hingga sampai pukul satu larut malam. Yoga melangkah menuju ke pintu. Meraih gagang pintu lalu menekannya dengan malas lalu mendorongnya perlahan. Lelaki itu melangkah menuju ke dapur tanpa ke kamar mandi terlebih dahulu. Walau hanya sekedar mencuci muka, Yoga enggan melakukannya. Dibukanya tudung saji. "Makanan macam apa ini?!" Yoga menghempaskan tudung saji dengan kasar. Hingga terpental di atas meja lalu terjatuh. Yoga merasa kesal, sebab hanya ada tempe goreng dan juga sambal bawang. Ya, hanya

  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 130

    KUGADAI HARTA SUAMI YANG BERSELINGKUHBAB 70Yoga mencebik tapi kemudian pria itu memberikan selembar uang berwarna hijau dengan nominal 20.000 rupiah pada Mutia. "Udah itu aja cukup. Jangan banyak-banyak kamu pegang duit biar gak ngelunjak!" Setelahnya, Yoga pun pergi meninggalkan Mutia yang sudah lemas karena di tangannya kini hanya tersisa uang dua puluh ribu saja. "Ya Allah, uang segini dapet apaan? Untuk beli beras buat makan orang satu rumah aja kurang," gumam Mutia yang menatap perih uang berwarna hijau di tangannya itu. Ia merutuki kebodohannya kenapa uang itu tidak ia masukkan saja ke dalam pakaian dalamnya atau seperti yang dikatakan Ira kalau ia meminta pak Sodik untuk menunda memberikan uang gajinya. Ah, tiba-tiba Mutia muncul sebuah ide. Dalam benaknya terlintas kalau dia akan meminta pak Sodik untuk mengurangi jumlah uang yang pak Sodik berikan padanya. Dan dari situ nanti Mutia akan mengaku saja dia sekarang hanya dibayar sebanyak tiga puluh ribu saja. Mau percay

  • Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh   Bab 129

    KUGADAI HARTA SUAMI YANG BERSELINGKUHBAB 129Mutia memandang Ira dengan nanar. Bibirnya lantas kembali berkata, "Tapi kita kan gajiannya perhari gimana caranya aku kumpulin uang buat bayar kos kalau setiap aku pulang suamiku selalu nanya mana uang hasil kerja hari ini?"Senyuman pun terbit di kedua sudut bibir Ira. "Aku tahu caranya. Sini aku bisikin." "T-tapi gimana kalau Mas Yoga menanyakan soal uang gajiku yang setiap harinya diberikan sama Pak Sodik? Belum lagi sama Ibu mertua dan Kakak ipar pasti mereka semakin menyudutkanku." "Haduh Mutia ayolah, kalau bukan kamu yang merubah kondisimu lalu siapa lagi? Kamu harus keluar dari keluarga toxic seperti itu. Tidak mungkin kamu terus-terusan berada di sana yang ada mereka. Bukan semakin menghargaimu tapi malah semakin menginjak-injakmu." "Tapi, Ir, aku takut kalau Mas Yoga berlaku kasar padaku lagi." "Astaga Mutia. Kenapa mesti takut sih. Bukankah kamu ini orang kota? Seharusnya cara berpikirmu jauh lebih maju dong daripada aku.

DMCA.com Protection Status