Share

Disengat Lebah

Penulis: Asih Leta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 11:14:08

Dewa menoleh ke arah Melati, lewat matanya ia meminta sang istri untuk membantunya menjawab pertanyaan mama Ria. Namun, Melati enggan membantunya. Melati memilih diam dan menyimpan

Wajah Dewa seketika memerah menahan amarah, rasanya dia ingin melempar Melati sejauh mungkin agar tak ia lihat. Dewa sangat geram pada Melati yang benar-benar tidak mau mengganggunya.

"Dewa, jawab mama!" bentak Mama Ria.

"Itu, Ma." Dewa menghentikan kalimatnya karena tak menemukan ide.

"Jangan bilang jika Kamu masih bermain dengan wanita di luar sana!" hardik mama Ria.

"Tidak, Ma. Dewa janji mulai detik ini tidak akan melakukan hal itu lagi." Dewa mengangkat kedua jarinya.

"Melati, apa yang dikatakan Dewa benar?" Kini mama Ria pun bertanya pada menantunya.

Melati memikirkan apa yang akan dia ucapkan agar ibu mertuanya percaya sedangkan menemukan kalimat yang bisa meyakinkan mama Ria itu bukan hal yang mudah. Namun, tiba-tiba Melati punya ide.

Ia

"Itu, Ma disengat lebah betina," jawab Melati asal.

"Lebah, kok bisa sih?" Mama Ria mengerutkan keningnya.

"Begini, Ma. Tadi di jalan Melati ingin beli es krim, terus mas Dewa bandel," jelas Melati.

"Bandel Kenapa, Sayang?" Mama Ria semakin penasaran.

"Sudah diberitahu jangan mendekat ke sarang lebah, eh tetep ngeyel jadi dicium tuh sama lebah," sindir Melati.

Dewa melotot tajam ke arah Melati. Namun, wanita itu tak menggubrisnya. Sementara Mama Ria paham akan peribahasa Melati. Ia hanya tersenyum karena menantunya bisa membawa pulang sang putra.

"Ya sudah, Dewa lain kali menurut sama istri itu baik lho. Kalau nakal ya bakal begini lagi," ucap mama Ria sembari tersenyum.

"Ayo ke kamar, Mas!" ajak Melati pada si mulut pedas.

"Atau ... Mau ke sarang lebah?" ledek Melati.

"Kau ...." Dewa menggantung kalimatnya.

Sementara Melati berlari ke kamar sambil tertawa. Mama Ria ikut tertawa melihat drama anak dan menantunya itu. Ia benar-benar baru pertama kali melihat ada orang yang berani meledek putranya selain sang ayah.

"Kenapa? Jangan marah sama istrimu, apa yang dia lakukan pasti untuk kebaikan kamu, Sayang," ucap mama Ria.

"Mama benar, aku hanya gemas saja melihat sikapnya," ujar Dewa penuh kebohongan.

Kenyataannya dia geram dengan sikap Melati. Jika saja bukan di depan sang ibu sudah pasti Dewa akan mengeluarkan aungan serigalanya dan memarahi sekretaris sekaligus istri palsunya itu.

"Ma, aku ke kamar dulu," pamit Dewa.

"Iya, Sayang."

Di dalam kamar Dewa langsung mencari Melati yang sudah berani meledeknya karena hingga detik ini belum ada orang yang berani padanya.

"Melati!" bentak Dewa.

"Iya, bos." Melati memasang wajah tanpa dosa.

"Pernikahan ini hanya palsu, jadi kau tak perlu repot-repot memikirkan hidupku!" tegas Dewa.

"Maksudnya?" Melati tampak bingung dengan ucapan Dewa.

"Jangan lagi menjemput ku kalau sedang di tempat tadi," jelas Dewa.

"Tapi itu perintah mama dan secara agama dan hukum kita sah menjadi suami istri, jadi itu itu tugasku," jawab Melati.

Dewa mulai geram dengan jawaban Melati, ia kira wanita itu takut padanya. Secara dia adalah bos yang ditakuti semua karyawan. Namun, tidak dengan karyawan yang satu ini.

"Melati ingat di kantor Kau adalah bawahanku, sementara di rumah Kau adalah istriku. Jadi Kau sudah ditakdirkan harus menurut padaku!" tegas Dewa.

"Bos, aku setuju jika harus menurut padamu. Tapi, bukankah tugas seorang istri juga harus menyadarkan suaminya yang salah jalan?" kata Melati penuh sindiran.

"Kau ini memang menyebalkan!" bentak Dewa.

"Kau pikir hanya aku yang menyebalkan?" Melati tak mau kalah.

Dewa semakin geram pada Melati karena terus saja melawannya. Baru kali ini ada seseorang yang juga berani melawan setiap kata-katanya dan kali ini dia tidak bisa melawan balik karena status hubungan yang mengikat mereka.

Melihat sang suami menahan amarah, Melati memilih berlari ke kamar mandi. Selesai mandi, Melati mengintip dari balik pintu kamar mandi memastikan Dewa masih dalam mode marah atau tidak. Setelah memastikan si mulut pedas itu aman, Melati pun keluar.

Melihat istri palsunya keluar, Dewa pun segera masuk ke kamar mandi. Di dalam ia menatap wajahnya di cermin. Bukan sedang mengagumi ketampanannya ya, Dewa justru sedang merenungi nasibnya yang ia anggap tak sesuai dengan impiannya.

Entah apa impian dari lelaki tampan itu, yang pasti ia memimpikan menikah dengan wanita yang ia cintai. Meski dalam kenyataannya ia harus menerima pernikahan tanpa cinta itu dengan sekretarisnya yang jelek.

"Bos!" teriak Melati.

"Ada apa!" sahut Dewa dengan suara keras.

"Kau baik-baik saja?" tanya Melati yang khawatir karena Dewa sudah lama di dalam kamar mandi.

"Aku baik-baik saja!" jawab Dewa.

"Baiklah, jika membutuhkan sesuatu katakan saja," ucap Melati dengan suara keras.

Tak lama pintu kamar pun diketuk oleh seseorang, Melati berlari kecil untuk membukanya. Ia langsung memamerkan deretan giginya yang tertata rapi itu.

"Ada apa, Ma?" tanya Melati saat melihat wajah ibu mertuanya uang yang ada dari balik pintu.

"Di mana Dewa?"

"Mas Dewa sedang mandi, Ma," terang Melati.

"Oh, kalau begitu nanti ajak suamimu makan malam ya. Mama tunggu di bawah." perintah mama Ria.

"Siap, Ma!" sahut Melati.

Melati pun menutup pintu dan segera berbalik badan. Namun, ia tak tahu jika Dewa sudah ada di belakangnya. Alhasil tubuhnya menabrak suaminya. Ingat ya suami tanpa cinta.

Melati memejamkan mata saat tubuhnya hendak terjatuh. Ia pun membayangkan jika lengan kekar Dewa menangkapnya. Namun, khayalan itu sirna saat tubuh Melati menyentuh lantai.

"Aww," rintih Melati karena punggungnya mendarat sempurna di lantai.

"Sakit?" tanya Dewa.

"Iya," lirih Melati.

"Ini adalah teguran untuk istri yang sering melawan suami," kata Dewa sambil melangkah pergi.

"Teguran?" Melati tak paham akan pembicaraan Dewa.

Melati berlari menyusul Dewa, tadinya ia ingin membahas soal teguran tadi. Namun, saat sampai di meja makan Melati mengurungkan niatnya. Ia tak mau merusak suasana yang terasa damai ini. Entah kapan Melati merasakan kehangatan keluarga seperti itu.

"Sayang, Kamu kenapa?" tanya mama Ria cemas karena melihat Melati melamun.

"Melati baik-baik saja, Ma," jawab Melati berbohong.

"Mungkin Melati merindukan mamanya, Ma," Dewa ikut menjawab.

"Makan yang banyak ya, Sayang," ucap Dewa sambil membelai puncak kepala Melati.

"Iya, Mas," jawab Melati sambil mengisi piringnya.

Suasana meja makan pun begitu hangat, rasanya ini mimpi bagi Melati. Entah harus berapa kali ia bilang ini adalah hal yang tak berani ia impikan karena mustahil baginya bisa merasakan kehangatan seperti ini.

Selesai makan malam Dewa mengajak istri palsunya menuju kamar, tentu saja bisa kalian bayangkan sesampainya di kamar akting mesra mereka berhenti. Wajah masam keduanya mulai terlihat.

"Besok aku mau kencan, jangan ganggu aku!" tegas Dewa.

"Aku melarang!" Kekeh Melati.

"Memangnya Kamu mau tanggung jawab soal kebutuhan biologisku?"

Bersambung

Bab terkait

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Perdebatan kecil

    "Aku mau," lirih Melati dengan nada tak meyakinkan."Padahal ini kewajibanmu, tapi Kau bahkan tak bisa meyakinkanku," cibir Dewa."Bos, aku—""Sudahlah, ingat jangan ganggu aku besok!" sela Dewa.Melati hanya bisa meremas ujung bajunya, ia merasa sakit hati mendengar sang suami yang memiliki mulut pedas melebihi pedasnya sambal. Bagaimana bisa seorang suami mengatakan akan berkencan dengan wanita lain dan menyuruh istrinya untuk tidak mengganggu?Namun, Melati memilih untuk tidur daripada meladeni si mulut pedas itu. Biar saja ia akan mengurusnya besok. Malam ini ia ingin mengistirahatkan tubuh dan otaknya dulu.Langit pagi tampak begitu cerah secerah hati Melati. Lho kok bisa cerah? Padahal hari ini suaminya akan berkencan dengan wanita lain. Tenang, Melati itu cerdas dan dia sudah menyiapkan berbagai rencana untuk menghadapi suaminya."Kenapa senyum-senyum, Kamu masih waras?" tanya Dewa sambil memasang dasi."Waras lah, Bos. Aku hanya sedang bahagia saja," jawab Melati sambil mengam

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Melindungi

    "Setiap lelaki tak hanya memandang fisik seseorang, kadang sebagian dari mereka hanya melihat apakah wanita itu liar atau tidak," jelas Dewa dengan nada penuh penekanan."Baik, Bos. Sebisa mungkin aku akan jaga diri," jawab Melati.Mereka pun masuk ke mobil dan segera menuju lokasi meeting yang sudah Melati siapkan. Selama perjalanan mereka berdiskusi tentang meeting yang akan dilaksanakan. Dewa akui kinerja Melati sangat luar biasa. Ia baru menemukan sekretaris seperti dia, yang sangat total dalam bekerja.Sesampainya di lokasi Dewa langsung menuju meja yang sudah disiapkan Melati. Tuan Robert pun sudah ada di sana. Dewa dan Melati pun langsung duduk."Senang bisa bertemu dengan pengusaha muda seperti, Anda," ucap tuan Robert sembari mengulurkan tangannya."Senang juga bisa bertemu dengan, Anda tuan Robert," ucap Dewa sambil menjabat tangan tuan Robert."Dia, sekretarismu?" Tuan Robert menunjuk Melati."Ya," jawab Dewa singkat."Wanita cantik, sayang dia menyembunyikan kecantikannya

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Jangan Baper

    Melati tersenyum lega mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut tuan Robert. Ketakutannya sirna sudah ketika tahu jika lelaki paruh baya itu hanya menguji suaminya. "Jadi kerja sama ini masih bisa dilanjutkan?" Tuan Robert kembali bertanya.Dewa terlihat berpikir, ia masih dikuasai api amarah jadi pantas saja ia masih belum percaya apakah lelaki di hadapannya itu benar-benar serius dalam ucapannya atau hanya mempermainkannya."Tuan, saya minta maaf dengan hal yang sudah saya lakukan tadi. Tapi percayalah, saya hanya menguji, Anda." Tuan Robert mencoba memastikan Dewa."Baiklah kali ini saya mempercayai, Anda. Tapi jika hal seperti tadi terjadi lagi, jangan salahkan saya jika lepas kendali," ucap Dewa penuh ancaman."Siap, Tuan. Tenang saja, saya juga seperti, Anda," ujar tuan Robert."Seperti saya?" Dewa mengulang kalimat tuan Robert."Ya, seperti, Anda. Meski kita dikenal sebagai playboy, tapi kita tetap setia dengan satu wanita," jelas tuan Robert.Dewa tersenyum masam,

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Bantu Aku Rileks

    "Sayang, papa bukan benci atau sebagainya. Papa hanya ingin Kau menjadi lebih baik," imbuh mama Ria."Jika itu kata, Mama Dewa paham. Sebenarnya ini sulit untukku," lirih dewa.Mama Ria memeluk putranya, ia juga sebenarnya tak tega, akan tetapi demi kebaikan sang putra ia harus menyingkirkan egonya."Ada Melati yang bisa menjadi tempat untukmu bersandar, mama juga akan sering berkunjung ke rumah kalian," ucap mama Ria yang berharap bisa dimengerti Dewa.Dewa mengangguk, meski hati kecilnya menolak akan keputusan ayahnya itu. Melihat putranya setuju ia pun memanggil Melati untuk mulai mengemas pakaian mereka. Ya, meski besok mereka baru pindah tapi tak ada salahnya 'kan bersiap sekarang?Melati mulai mengemas semua pakaian mereka, ia hanya menyisakan beberapa pakaian agar saat mereka menginap di sini masih ada baju ganti. Sesekali Melati melirik ke arah Dewa yang masih tampak muram itu. Melati langsung memalingkan wajahnya saat Dewa menatapnya.Melati semakin panik saat si mulut pedas

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Pindah

    Bab 12 "Siap diusir," jawab Dewa dengan nada tak suka."Pa, ayo kita sarapan!" Ajak mama Ria agar suasana tak semakin menegangkan.Lagi-lagi tuan Adam hanya tersenyum melihat sikap putranya, ia sama sekali tidak marah karena Dewa terus berdebat dengannya. Ia justru bahagia karena masih diberikan kesempatan untuk bercanda dengan putranya. Ya, tuan Adam menganggap ini adalah bercanda ala dia, bentuk kasih sayang antar ayah dan anak."Tempat untuk menampung kami, seperti istana atau gubuk reyot?" Dewa melontarkan pertanyaan pada ayahnya."Gubug yang nantinya akan Kau bangun menjadi istana," jawab tuan Adam disertai senyum."Papa semakin membuatku kehilangan kesabaran!" bentak Dewa."Mas, sabar. Dia papa, tak seharusnya Kamu membentaknya," ucap Melati mencoba mengingatkan Dewa."Diam dan tak usah ikut campur!" Dewa malah membentak Melati."Aku akan diam jika Kau diam!" Melati tak mau kalah dari si mulut pedas.Tuan Adam menatap kagum pada menantunya yang berani membentak putranya yang su

  • Kudapatkan Cinta Playboy    kedatangan Laura

    Ratna langsung mematikan panggilan teleponnya. Ia sangat ketakutan saat mendengar suara Dewa. Itu jelas membuat si mulut pedas itu tambah murka. "Jangan angkat panggilannya jika tidak bersamaku!" tegas Dewa yang sangat marah. "Baik," jawab Melati. "Jika dia mengancam laporkan padaku, beraninya dia mengusik orang terdekatku!" Dewa yang geram pun tak jadi melunasi pinjaman Ratna ke Bank. Ia ingin melihat sejauh mana wanita itu menindas Melati. Perhatian Dewa membuat Melati sedikit terbang. Ia pikir ini adalah awal dari perubahan sikap Dewa padanya. Dari perhatian ini juga Melati mulai tertarik pada suaminya itu. "Sial!" umpat Ratna saat mendengar suara Dewa. "Ada apa, Ma?" tanya Laura. "Mama minta uang pada Melati, tapi tadi Dewa yang bicara," ucap Ratna ketakutan. "Apa! Kenapa bisa, Mama ceroboh?" Laura menyalahkan ibunya yang sangat ceroboh. "Mana mama tahu Dewa ada di samping Melati. Bagaimana ini? Padahal dia mau melunasi pinjaman ke Bank." Ratna tampak bingung. Ia tak

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Diam - Diam Melindungi

    14"Jika kau bisa lakukan saja," tantang Melati."Kau yakin?" Laura mencoba memastikan apakah Melati benar-benar menantangnya."Kau lebih mengenal aku, Laura," ucap Melati."Kau benar, jangan menangis jika aku bisa merebut suamimu!" "Kau juga jangan menangis jika suamiku tak tertarik padamu," cibir Melati.Melati mempersilahkan Laura masuk, ia lalu mengantarkan dia ke kamar tamu. Sebenarnya ia sedikit takut akan kedatangan Laura, ya dia sadar siapa Dewa? Dia bisa saja tergoda dengan wanita lain apalagi wanita seperti Laura.Namun, entah apa yang membuat Melati merasa jika Dewa tak akan tergoda meski rasa takut lebih mendominasi di hatinya. Ia hanya berharap Dewa tidak tergoda dengan Laura. Ya, walau Melati tahu lelaki dengan julukan si mulut pedas itu masih sering berkencan dengan wanita lain di luar sana."Melati!" teriak Dewa."Ya, Mas!" sahut Melati yang langsung mengganti panggilannya. Ia pun segera berlari menghampiri suaminya."Mas?" Dewa mengerutkan keningnya."Ada Laura, aku

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Kabur

    15"Ada yang mencarimu, siapa dia?" tanya tuan Adam pada Dewa."Siapa?" Dewa tampak berpikir."Tata, tapi aku sudah mengusirnya," jawab tuan Adam."Tata ...." Dewa menggantung kalimatnya seolah sedang berpikir mencari ide untuk menjelaskan semua pada Melati. "Koleksi barumu?" tebak Melati, meski hatinya terluka."Bukan, dia hanya salah satu rekan kerja," kilah Dewa."Oh." Dalam hati Melati menangis, ia sangat berharap hubungan palsu itu dapat berubah. Namun, ia mulai tak yakin melihat sikap Dewa yang masih seperti itu."Kau lupa siapa aku bos? Aku adalah sekretarismu, yang sudah pasti tahu siapa rekan kerjamu," batin Melati.Tuan Adam tak jadi membicarakan sesuatu dengan putranya karena melihat Melati sedikit terganggu dengan kedatangan wanita yang mencari Dewa. Ia memilih pergi dari sana. Melati dan juga Dewa pun melupakan pagi ini, mereka berangkat ke kantor seperti biasa. Sore ini Melati meminta ijin pada Dewa untuk menjenguk Rara yang sedang sakit. Sebenarnya itu bukan alasan u

Bab terbaru

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Kabur

    15"Ada yang mencarimu, siapa dia?" tanya tuan Adam pada Dewa."Siapa?" Dewa tampak berpikir."Tata, tapi aku sudah mengusirnya," jawab tuan Adam."Tata ...." Dewa menggantung kalimatnya seolah sedang berpikir mencari ide untuk menjelaskan semua pada Melati. "Koleksi barumu?" tebak Melati, meski hatinya terluka."Bukan, dia hanya salah satu rekan kerja," kilah Dewa."Oh." Dalam hati Melati menangis, ia sangat berharap hubungan palsu itu dapat berubah. Namun, ia mulai tak yakin melihat sikap Dewa yang masih seperti itu."Kau lupa siapa aku bos? Aku adalah sekretarismu, yang sudah pasti tahu siapa rekan kerjamu," batin Melati.Tuan Adam tak jadi membicarakan sesuatu dengan putranya karena melihat Melati sedikit terganggu dengan kedatangan wanita yang mencari Dewa. Ia memilih pergi dari sana. Melati dan juga Dewa pun melupakan pagi ini, mereka berangkat ke kantor seperti biasa. Sore ini Melati meminta ijin pada Dewa untuk menjenguk Rara yang sedang sakit. Sebenarnya itu bukan alasan u

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Diam - Diam Melindungi

    14"Jika kau bisa lakukan saja," tantang Melati."Kau yakin?" Laura mencoba memastikan apakah Melati benar-benar menantangnya."Kau lebih mengenal aku, Laura," ucap Melati."Kau benar, jangan menangis jika aku bisa merebut suamimu!" "Kau juga jangan menangis jika suamiku tak tertarik padamu," cibir Melati.Melati mempersilahkan Laura masuk, ia lalu mengantarkan dia ke kamar tamu. Sebenarnya ia sedikit takut akan kedatangan Laura, ya dia sadar siapa Dewa? Dia bisa saja tergoda dengan wanita lain apalagi wanita seperti Laura.Namun, entah apa yang membuat Melati merasa jika Dewa tak akan tergoda meski rasa takut lebih mendominasi di hatinya. Ia hanya berharap Dewa tidak tergoda dengan Laura. Ya, walau Melati tahu lelaki dengan julukan si mulut pedas itu masih sering berkencan dengan wanita lain di luar sana."Melati!" teriak Dewa."Ya, Mas!" sahut Melati yang langsung mengganti panggilannya. Ia pun segera berlari menghampiri suaminya."Mas?" Dewa mengerutkan keningnya."Ada Laura, aku

  • Kudapatkan Cinta Playboy    kedatangan Laura

    Ratna langsung mematikan panggilan teleponnya. Ia sangat ketakutan saat mendengar suara Dewa. Itu jelas membuat si mulut pedas itu tambah murka. "Jangan angkat panggilannya jika tidak bersamaku!" tegas Dewa yang sangat marah. "Baik," jawab Melati. "Jika dia mengancam laporkan padaku, beraninya dia mengusik orang terdekatku!" Dewa yang geram pun tak jadi melunasi pinjaman Ratna ke Bank. Ia ingin melihat sejauh mana wanita itu menindas Melati. Perhatian Dewa membuat Melati sedikit terbang. Ia pikir ini adalah awal dari perubahan sikap Dewa padanya. Dari perhatian ini juga Melati mulai tertarik pada suaminya itu. "Sial!" umpat Ratna saat mendengar suara Dewa. "Ada apa, Ma?" tanya Laura. "Mama minta uang pada Melati, tapi tadi Dewa yang bicara," ucap Ratna ketakutan. "Apa! Kenapa bisa, Mama ceroboh?" Laura menyalahkan ibunya yang sangat ceroboh. "Mana mama tahu Dewa ada di samping Melati. Bagaimana ini? Padahal dia mau melunasi pinjaman ke Bank." Ratna tampak bingung. Ia tak

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Pindah

    Bab 12 "Siap diusir," jawab Dewa dengan nada tak suka."Pa, ayo kita sarapan!" Ajak mama Ria agar suasana tak semakin menegangkan.Lagi-lagi tuan Adam hanya tersenyum melihat sikap putranya, ia sama sekali tidak marah karena Dewa terus berdebat dengannya. Ia justru bahagia karena masih diberikan kesempatan untuk bercanda dengan putranya. Ya, tuan Adam menganggap ini adalah bercanda ala dia, bentuk kasih sayang antar ayah dan anak."Tempat untuk menampung kami, seperti istana atau gubuk reyot?" Dewa melontarkan pertanyaan pada ayahnya."Gubug yang nantinya akan Kau bangun menjadi istana," jawab tuan Adam disertai senyum."Papa semakin membuatku kehilangan kesabaran!" bentak Dewa."Mas, sabar. Dia papa, tak seharusnya Kamu membentaknya," ucap Melati mencoba mengingatkan Dewa."Diam dan tak usah ikut campur!" Dewa malah membentak Melati."Aku akan diam jika Kau diam!" Melati tak mau kalah dari si mulut pedas.Tuan Adam menatap kagum pada menantunya yang berani membentak putranya yang su

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Bantu Aku Rileks

    "Sayang, papa bukan benci atau sebagainya. Papa hanya ingin Kau menjadi lebih baik," imbuh mama Ria."Jika itu kata, Mama Dewa paham. Sebenarnya ini sulit untukku," lirih dewa.Mama Ria memeluk putranya, ia juga sebenarnya tak tega, akan tetapi demi kebaikan sang putra ia harus menyingkirkan egonya."Ada Melati yang bisa menjadi tempat untukmu bersandar, mama juga akan sering berkunjung ke rumah kalian," ucap mama Ria yang berharap bisa dimengerti Dewa.Dewa mengangguk, meski hati kecilnya menolak akan keputusan ayahnya itu. Melihat putranya setuju ia pun memanggil Melati untuk mulai mengemas pakaian mereka. Ya, meski besok mereka baru pindah tapi tak ada salahnya 'kan bersiap sekarang?Melati mulai mengemas semua pakaian mereka, ia hanya menyisakan beberapa pakaian agar saat mereka menginap di sini masih ada baju ganti. Sesekali Melati melirik ke arah Dewa yang masih tampak muram itu. Melati langsung memalingkan wajahnya saat Dewa menatapnya.Melati semakin panik saat si mulut pedas

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Jangan Baper

    Melati tersenyum lega mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut tuan Robert. Ketakutannya sirna sudah ketika tahu jika lelaki paruh baya itu hanya menguji suaminya. "Jadi kerja sama ini masih bisa dilanjutkan?" Tuan Robert kembali bertanya.Dewa terlihat berpikir, ia masih dikuasai api amarah jadi pantas saja ia masih belum percaya apakah lelaki di hadapannya itu benar-benar serius dalam ucapannya atau hanya mempermainkannya."Tuan, saya minta maaf dengan hal yang sudah saya lakukan tadi. Tapi percayalah, saya hanya menguji, Anda." Tuan Robert mencoba memastikan Dewa."Baiklah kali ini saya mempercayai, Anda. Tapi jika hal seperti tadi terjadi lagi, jangan salahkan saya jika lepas kendali," ucap Dewa penuh ancaman."Siap, Tuan. Tenang saja, saya juga seperti, Anda," ujar tuan Robert."Seperti saya?" Dewa mengulang kalimat tuan Robert."Ya, seperti, Anda. Meski kita dikenal sebagai playboy, tapi kita tetap setia dengan satu wanita," jelas tuan Robert.Dewa tersenyum masam,

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Melindungi

    "Setiap lelaki tak hanya memandang fisik seseorang, kadang sebagian dari mereka hanya melihat apakah wanita itu liar atau tidak," jelas Dewa dengan nada penuh penekanan."Baik, Bos. Sebisa mungkin aku akan jaga diri," jawab Melati.Mereka pun masuk ke mobil dan segera menuju lokasi meeting yang sudah Melati siapkan. Selama perjalanan mereka berdiskusi tentang meeting yang akan dilaksanakan. Dewa akui kinerja Melati sangat luar biasa. Ia baru menemukan sekretaris seperti dia, yang sangat total dalam bekerja.Sesampainya di lokasi Dewa langsung menuju meja yang sudah disiapkan Melati. Tuan Robert pun sudah ada di sana. Dewa dan Melati pun langsung duduk."Senang bisa bertemu dengan pengusaha muda seperti, Anda," ucap tuan Robert sembari mengulurkan tangannya."Senang juga bisa bertemu dengan, Anda tuan Robert," ucap Dewa sambil menjabat tangan tuan Robert."Dia, sekretarismu?" Tuan Robert menunjuk Melati."Ya," jawab Dewa singkat."Wanita cantik, sayang dia menyembunyikan kecantikannya

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Perdebatan kecil

    "Aku mau," lirih Melati dengan nada tak meyakinkan."Padahal ini kewajibanmu, tapi Kau bahkan tak bisa meyakinkanku," cibir Dewa."Bos, aku—""Sudahlah, ingat jangan ganggu aku besok!" sela Dewa.Melati hanya bisa meremas ujung bajunya, ia merasa sakit hati mendengar sang suami yang memiliki mulut pedas melebihi pedasnya sambal. Bagaimana bisa seorang suami mengatakan akan berkencan dengan wanita lain dan menyuruh istrinya untuk tidak mengganggu?Namun, Melati memilih untuk tidur daripada meladeni si mulut pedas itu. Biar saja ia akan mengurusnya besok. Malam ini ia ingin mengistirahatkan tubuh dan otaknya dulu.Langit pagi tampak begitu cerah secerah hati Melati. Lho kok bisa cerah? Padahal hari ini suaminya akan berkencan dengan wanita lain. Tenang, Melati itu cerdas dan dia sudah menyiapkan berbagai rencana untuk menghadapi suaminya."Kenapa senyum-senyum, Kamu masih waras?" tanya Dewa sambil memasang dasi."Waras lah, Bos. Aku hanya sedang bahagia saja," jawab Melati sambil mengam

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Disengat Lebah

    Dewa menoleh ke arah Melati, lewat matanya ia meminta sang istri untuk membantunya menjawab pertanyaan mama Ria. Namun, Melati enggan membantunya. Melati memilih diam dan menyimpan Wajah Dewa seketika memerah menahan amarah, rasanya dia ingin melempar Melati sejauh mungkin agar tak ia lihat. Dewa sangat geram pada Melati yang benar-benar tidak mau mengganggunya."Dewa, jawab mama!" bentak Mama Ria."Itu, Ma." Dewa menghentikan kalimatnya karena tak menemukan ide."Jangan bilang jika Kamu masih bermain dengan wanita di luar sana!" hardik mama Ria."Tidak, Ma. Dewa janji mulai detik ini tidak akan melakukan hal itu lagi." Dewa mengangkat kedua jarinya."Melati, apa yang dikatakan Dewa benar?" Kini mama Ria pun bertanya pada menantunya.Melati memikirkan apa yang akan dia ucapkan agar ibu mertuanya percaya sedangkan menemukan kalimat yang bisa meyakinkan mama Ria itu bukan hal yang mudah. Namun, tiba-tiba Melati punya ide.Ia "Itu, Ma disengat lebah betina," jawab Melati asal."Lebah,

DMCA.com Protection Status