Share

Tanda Merah

Penulis: Asih Leta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-14 12:25:28

"Siapa, Mel” tanya Rara.

“Tante,” jawab Melati sambil mengangkat panggilan itu.

“Melati Kau tak lupa hari ini ‘kan?” Ratna mengingatkan Melati akan sesuatu.

“Ya, aku akan segera mentransfer uang yang, Tante butuhkan,” jawab Melati.

Melati mentransfer sejumlah uang yang ia miliki ke Ratna. Hal ini sudah terjadi semenjak Melati bekerja, padahal ia tahu selama ini Ratna mengasuh dan membesarkannya dengan uang kedua orang tuanya, bukan uang milik tantenya. Ia mengetahui semua itu saat pengacara ayahnya memberitahunya.

“Kenapa tantemu tak pernah berubah?” tanya Rara yang geram karena sudah bisa menebak alasan Ratna menghubungi Melati.

“Sulit untuk ia berubah,” jawab Melati.

“Harusnya Kau minta bantuan bos, agar tantemu tak mengganggu lagi,” saran Rara.

“Kau pikir aku siapa? Kami hanya menikah pura-pura,” jelas Melati.

“Jadi, apa ada malam pertama?” tanya Rara yang sangat penasaran.

Melati melirik tajam ke arah sahabatnya itu, bagaimana bisa memilih malam pertama menjadi pertanyaan? Dia saja masih tak percaya dengan malam pertama yang sudah dilalui karena malam itu ia berjuang melawan trauma terbesarnya, jadi jangan ditanya bagaimana pengalaman malam pertama padanya.

“Ada?” desak Rara lagi.

“Rahasia!”

“Masa main rahasia sih sama aku,” protes Rara.

“Terserah aku!”

Melati berlalu dan kembali mengerjakan pekerjaannya agar cepat selesai. Namun, ponselnya kembali berdering dan mana ibu mertuanya yang muncul di layar ponselnya.

“Ada apa, Ma?” tanya Melati sopan.

“Sayang, Kau dan Dewa masih di kantor ya?” Ria malah balik bertanya.

Melati terdiam cukup lama, bagaimana bisa dia mengatakan jika Dewa sudah pulang sedari tadi?

“Melati, apa Kau dengar mama?”

“Iya, Ma. Iya, kami masih di kantor sebentar lagi akan pulang,” jawab Melati berbohong.

“Oke, baiklah. Mama hanya takut Dewa masih suka pergi ke tempat yang membuatnya hancur,” lirih mama Ria.

“Tenang saja, Ma. Kalau begitu Melati ke ruangan mas Dewa dulu ya.”

“Iya, Sayang.”

Melati langsung mematikan panggilan itu. Dia mulai panik karena Dewa belum sampai di rumah, padahal lelaki itu sudah pergi dari tadi. Melati pun berpikir ke mana ia harus mencari sang suami palsunya itu.

“Ikut papa, Nak!”

Melati mendongakkan kepalanya saat mendengar suara tuan Adam.

“Ikut ke mana, Pa?” tanya Melati kebingungan.

“Menjemput suamimu yang nakal itu,” jawab tuan Adam dengan wajah yang memerah menahan amarah.

“Pa, beritahu alamatnya saja biar Melati ke sana sendiri.”

Melati berusaha membujuk agar ayah mertuanya tak ikut untuk mencari Dewa karena ia melihat Api amarah di mata tuan Adam. Ia tak mau terjadi sesuatu pada ayah mertuanya.

“Baik, tapi Kau harus pergi bersama Leo.” Tuan Adam memberikan syarat.

“Iya, Pa,” jawab Melati.

Tak lama Leo datang, ia langsung paham perintah apa yang akan dia dapat dari tuan Adam karena ia melihat sendiri Dewa pulang tanpa Melati.

“Kau sudah tahu tugasmu?” tanya tuan Adam.

“Sudah, Tuan. Saya akan mengantar nyonya Melati untuk mencari bos Dewa,” jawab Leo.

“Bagus, jika dia macam-macam hajar saja biar tahu rasa dia!” Perintah tuan Adam.

“Baik, Tuan.”

Leo dan Melati pun segera meninggalkan kantor dan langsung menuju lokasi di mana Dewa berada. Tak butuh waktu lama bagi Leo mengendarai mobil menuju lokasi itu.

“Nyonya sebaiknya, Anda tetap di mobil biar saya saja yang menemui bos,” ucap Leo.

“Kenapa? Aku tidak apa-apa kok,” kekeh Melati.

“Tapi, Nyonya saran saya tetaplah di sini.” Leo masih menghalangi agar Melati tak masuk.

Namun, Melati tak menghiraukan perkataan Leo ia tetap masuk. Sesampainya di dalam Melati mencari sang suami, matanya menyapu seisi ruangan. Namun, ia tak menemukan sosok yang dicari.

“Dia di kamar 106,” ucap Leo sambil menyerahkan cardlock pada Melati.

“Kau tahu dia ada di sana. Kenapa tak bicara langsung?” Hardik Melati.

“Maaf, Nyonya.” Leo menundukkan wajahnya.

Melati meraih cardlock itu dan segera menuju kamar yang di maksud Leo. Melati menatap pintu kamar bertuliskan 106. Ia sangat dilema akan membuka atau tidak. Ia sudah bisa menebak apa yang terjadi di dalam sana.

Pintu pun terbuka lebar, Leo menepuk keningnya karena melihat sang bos berada di kondisi yang membahayakan. Dewa ditemukan dalam keadaan yang tak pantas dilihat. Leo berjalan maju takut Melati pingsan. Namun, semua diluar ekspektasinya.

“Kenapa Kau ke mari?” tanya Dewa saat melihat Melati sudah ada di hadapannya.

“Aku istrimu dan aku akan membawamu pulang!” bentak Melati.

“Tapi, apa hak mu untuk mengaturku?”

“Karena aku istrimu!” bentak Melati.

“Ck … Istri palsu!” Dewa balik membentak.

“Terserah, yang terpenting saat ini Kau harus pulang!”

“Aku tidak mau!”

Keduanya pun terlibat perdebatan yang cukup sengit. Namun, akhirnya perdebatan itupun dimenangkan oleh Melati. Dewa kira dia pendiam dan penurut. Namun, tebakannya salah. Baru satu hari menjadi istrinya Melati sudah menunjukkan siapa dirinya.

Melati memakaikan pakaian Dewa secara paksa dan segera menarik lengannya ke luar dari kamar penuh dosa itu. Leo pun segera mengekor di belakang mereka.

“Leo, langsung ke rumah!” Perintah Melati.

“Baik, Nyonya,” jawab Leo.

“Jangan karena aku menyentuhmu di malam pertama kita, Kau jadi seenaknya mengaturku,” bisik Dewa.

“Status ku saat ini adalah istrimu, tak ada hubungannya dengan malam itu!” tegas Melati.

“Kau ….” Dewa tak melanjutkan kalimatnya karena begitu geram dengan sikap istri palsunya itu.

Melati lalu melirik suami palsunya dan mengecek penampilannya yang ternyata sudah tak layak untuk dipandang. Melati pun merapikan penampilan Dewa yang acak-acakan.

“Mama khawatir Kau kembali ke tempat itu,” ucap Melati.

“Lalu?”

“Bersikaplah menjadi anak yang baik di depan ibumu, buat dia bahagia,” saran Melati.

“Tidak usah mengajariku!” protes Dewa.

“Hanya mengingatkan,” ucap Melati dengan senyum manisnya.

Manis? Ya jika dicermati meski Melati menutupi kecantikannya dengan make up jelek di wajahnya. Namun, itu tak bisa membohongi kecantikannya yang sesungguhnya.

Mobil pun sampai di rumah, Dewa hendak turun akan tetapi Melati menghentikannya.

“Ada apa?” tanya Dewa dengan malas.

“Di depan mama dan papa aku harus panggil kamu apa, Bos?” tanya Melati yang bingung.

“Terserah.”

“Kalau aku panggil mas boleh?” tanya Melati.

Terserah”

Mereka pun segera masuk, tanpa meminta izin Melati langsung menggandeng lengan Dewa saat memasuki rumah dan tak ada penolakan dari lelaki itu.

“Melati, Dewa sudah pulang?” tanya mama Ria saat melihat mereka.

“Iya, Ma. Maaf ya kami sedikit telat, Mas Dewa menemaniku menyelesaikan beberapa pekerjaan,” jelas Melati berbohong.

“Anak mama memang suami idaman,” puji mama Ria.

“Iya dong,” sahut Dewa dengan sombongnya.

Mama Ria tersenyum melihat putranya yang memperlihatkan tanggung jawabnya. Namun, ia bertanya-tanya saat melihat tanda merah di leher putranya padahal tadi pagi ia tak melihatnya.

“Dewa, kenapa dengan lehermu?”

bersambung

Bab terkait

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Disengat Lebah

    Dewa menoleh ke arah Melati, lewat matanya ia meminta sang istri untuk membantunya menjawab pertanyaan mama Ria. Namun, Melati enggan membantunya. Melati memilih diam dan menyimpan Wajah Dewa seketika memerah menahan amarah, rasanya dia ingin melempar Melati sejauh mungkin agar tak ia lihat. Dewa sangat geram pada Melati yang benar-benar tidak mau mengganggunya."Dewa, jawab mama!" bentak Mama Ria."Itu, Ma." Dewa menghentikan kalimatnya karena tak menemukan ide."Jangan bilang jika Kamu masih bermain dengan wanita di luar sana!" hardik mama Ria."Tidak, Ma. Dewa janji mulai detik ini tidak akan melakukan hal itu lagi." Dewa mengangkat kedua jarinya."Melati, apa yang dikatakan Dewa benar?" Kini mama Ria pun bertanya pada menantunya.Melati memikirkan apa yang akan dia ucapkan agar ibu mertuanya percaya sedangkan menemukan kalimat yang bisa meyakinkan mama Ria itu bukan hal yang mudah. Namun, tiba-tiba Melati punya ide.Ia "Itu, Ma disengat lebah betina," jawab Melati asal."Lebah,

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Perdebatan kecil

    "Aku mau," lirih Melati dengan nada tak meyakinkan."Padahal ini kewajibanmu, tapi Kau bahkan tak bisa meyakinkanku," cibir Dewa."Bos, aku—""Sudahlah, ingat jangan ganggu aku besok!" sela Dewa.Melati hanya bisa meremas ujung bajunya, ia merasa sakit hati mendengar sang suami yang memiliki mulut pedas melebihi pedasnya sambal. Bagaimana bisa seorang suami mengatakan akan berkencan dengan wanita lain dan menyuruh istrinya untuk tidak mengganggu?Namun, Melati memilih untuk tidur daripada meladeni si mulut pedas itu. Biar saja ia akan mengurusnya besok. Malam ini ia ingin mengistirahatkan tubuh dan otaknya dulu.Langit pagi tampak begitu cerah secerah hati Melati. Lho kok bisa cerah? Padahal hari ini suaminya akan berkencan dengan wanita lain. Tenang, Melati itu cerdas dan dia sudah menyiapkan berbagai rencana untuk menghadapi suaminya."Kenapa senyum-senyum, Kamu masih waras?" tanya Dewa sambil memasang dasi."Waras lah, Bos. Aku hanya sedang bahagia saja," jawab Melati sambil mengam

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Melindungi

    "Setiap lelaki tak hanya memandang fisik seseorang, kadang sebagian dari mereka hanya melihat apakah wanita itu liar atau tidak," jelas Dewa dengan nada penuh penekanan."Baik, Bos. Sebisa mungkin aku akan jaga diri," jawab Melati.Mereka pun masuk ke mobil dan segera menuju lokasi meeting yang sudah Melati siapkan. Selama perjalanan mereka berdiskusi tentang meeting yang akan dilaksanakan. Dewa akui kinerja Melati sangat luar biasa. Ia baru menemukan sekretaris seperti dia, yang sangat total dalam bekerja.Sesampainya di lokasi Dewa langsung menuju meja yang sudah disiapkan Melati. Tuan Robert pun sudah ada di sana. Dewa dan Melati pun langsung duduk."Senang bisa bertemu dengan pengusaha muda seperti, Anda," ucap tuan Robert sembari mengulurkan tangannya."Senang juga bisa bertemu dengan, Anda tuan Robert," ucap Dewa sambil menjabat tangan tuan Robert."Dia, sekretarismu?" Tuan Robert menunjuk Melati."Ya," jawab Dewa singkat."Wanita cantik, sayang dia menyembunyikan kecantikannya

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Jangan Baper

    Melati tersenyum lega mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut tuan Robert. Ketakutannya sirna sudah ketika tahu jika lelaki paruh baya itu hanya menguji suaminya. "Jadi kerja sama ini masih bisa dilanjutkan?" Tuan Robert kembali bertanya.Dewa terlihat berpikir, ia masih dikuasai api amarah jadi pantas saja ia masih belum percaya apakah lelaki di hadapannya itu benar-benar serius dalam ucapannya atau hanya mempermainkannya."Tuan, saya minta maaf dengan hal yang sudah saya lakukan tadi. Tapi percayalah, saya hanya menguji, Anda." Tuan Robert mencoba memastikan Dewa."Baiklah kali ini saya mempercayai, Anda. Tapi jika hal seperti tadi terjadi lagi, jangan salahkan saya jika lepas kendali," ucap Dewa penuh ancaman."Siap, Tuan. Tenang saja, saya juga seperti, Anda," ujar tuan Robert."Seperti saya?" Dewa mengulang kalimat tuan Robert."Ya, seperti, Anda. Meski kita dikenal sebagai playboy, tapi kita tetap setia dengan satu wanita," jelas tuan Robert.Dewa tersenyum masam,

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Bantu Aku Rileks

    "Sayang, papa bukan benci atau sebagainya. Papa hanya ingin Kau menjadi lebih baik," imbuh mama Ria."Jika itu kata, Mama Dewa paham. Sebenarnya ini sulit untukku," lirih dewa.Mama Ria memeluk putranya, ia juga sebenarnya tak tega, akan tetapi demi kebaikan sang putra ia harus menyingkirkan egonya."Ada Melati yang bisa menjadi tempat untukmu bersandar, mama juga akan sering berkunjung ke rumah kalian," ucap mama Ria yang berharap bisa dimengerti Dewa.Dewa mengangguk, meski hati kecilnya menolak akan keputusan ayahnya itu. Melihat putranya setuju ia pun memanggil Melati untuk mulai mengemas pakaian mereka. Ya, meski besok mereka baru pindah tapi tak ada salahnya 'kan bersiap sekarang?Melati mulai mengemas semua pakaian mereka, ia hanya menyisakan beberapa pakaian agar saat mereka menginap di sini masih ada baju ganti. Sesekali Melati melirik ke arah Dewa yang masih tampak muram itu. Melati langsung memalingkan wajahnya saat Dewa menatapnya.Melati semakin panik saat si mulut pedas

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Pindah

    Bab 12 "Siap diusir," jawab Dewa dengan nada tak suka."Pa, ayo kita sarapan!" Ajak mama Ria agar suasana tak semakin menegangkan.Lagi-lagi tuan Adam hanya tersenyum melihat sikap putranya, ia sama sekali tidak marah karena Dewa terus berdebat dengannya. Ia justru bahagia karena masih diberikan kesempatan untuk bercanda dengan putranya. Ya, tuan Adam menganggap ini adalah bercanda ala dia, bentuk kasih sayang antar ayah dan anak."Tempat untuk menampung kami, seperti istana atau gubuk reyot?" Dewa melontarkan pertanyaan pada ayahnya."Gubug yang nantinya akan Kau bangun menjadi istana," jawab tuan Adam disertai senyum."Papa semakin membuatku kehilangan kesabaran!" bentak Dewa."Mas, sabar. Dia papa, tak seharusnya Kamu membentaknya," ucap Melati mencoba mengingatkan Dewa."Diam dan tak usah ikut campur!" Dewa malah membentak Melati."Aku akan diam jika Kau diam!" Melati tak mau kalah dari si mulut pedas.Tuan Adam menatap kagum pada menantunya yang berani membentak putranya yang su

  • Kudapatkan Cinta Playboy    kedatangan Laura

    Ratna langsung mematikan panggilan teleponnya. Ia sangat ketakutan saat mendengar suara Dewa. Itu jelas membuat si mulut pedas itu tambah murka. "Jangan angkat panggilannya jika tidak bersamaku!" tegas Dewa yang sangat marah. "Baik," jawab Melati. "Jika dia mengancam laporkan padaku, beraninya dia mengusik orang terdekatku!" Dewa yang geram pun tak jadi melunasi pinjaman Ratna ke Bank. Ia ingin melihat sejauh mana wanita itu menindas Melati. Perhatian Dewa membuat Melati sedikit terbang. Ia pikir ini adalah awal dari perubahan sikap Dewa padanya. Dari perhatian ini juga Melati mulai tertarik pada suaminya itu. "Sial!" umpat Ratna saat mendengar suara Dewa. "Ada apa, Ma?" tanya Laura. "Mama minta uang pada Melati, tapi tadi Dewa yang bicara," ucap Ratna ketakutan. "Apa! Kenapa bisa, Mama ceroboh?" Laura menyalahkan ibunya yang sangat ceroboh. "Mana mama tahu Dewa ada di samping Melati. Bagaimana ini? Padahal dia mau melunasi pinjaman ke Bank." Ratna tampak bingung. Ia tak

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Diam - Diam Melindungi

    14"Jika kau bisa lakukan saja," tantang Melati."Kau yakin?" Laura mencoba memastikan apakah Melati benar-benar menantangnya."Kau lebih mengenal aku, Laura," ucap Melati."Kau benar, jangan menangis jika aku bisa merebut suamimu!" "Kau juga jangan menangis jika suamiku tak tertarik padamu," cibir Melati.Melati mempersilahkan Laura masuk, ia lalu mengantarkan dia ke kamar tamu. Sebenarnya ia sedikit takut akan kedatangan Laura, ya dia sadar siapa Dewa? Dia bisa saja tergoda dengan wanita lain apalagi wanita seperti Laura.Namun, entah apa yang membuat Melati merasa jika Dewa tak akan tergoda meski rasa takut lebih mendominasi di hatinya. Ia hanya berharap Dewa tidak tergoda dengan Laura. Ya, walau Melati tahu lelaki dengan julukan si mulut pedas itu masih sering berkencan dengan wanita lain di luar sana."Melati!" teriak Dewa."Ya, Mas!" sahut Melati yang langsung mengganti panggilannya. Ia pun segera berlari menghampiri suaminya."Mas?" Dewa mengerutkan keningnya."Ada Laura, aku

Bab terbaru

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Diam - Diam Melindungi

    14"Jika kau bisa lakukan saja," tantang Melati."Kau yakin?" Laura mencoba memastikan apakah Melati benar-benar menantangnya."Kau lebih mengenal aku, Laura," ucap Melati."Kau benar, jangan menangis jika aku bisa merebut suamimu!" "Kau juga jangan menangis jika suamiku tak tertarik padamu," cibir Melati.Melati mempersilahkan Laura masuk, ia lalu mengantarkan dia ke kamar tamu. Sebenarnya ia sedikit takut akan kedatangan Laura, ya dia sadar siapa Dewa? Dia bisa saja tergoda dengan wanita lain apalagi wanita seperti Laura.Namun, entah apa yang membuat Melati merasa jika Dewa tak akan tergoda meski rasa takut lebih mendominasi di hatinya. Ia hanya berharap Dewa tidak tergoda dengan Laura. Ya, walau Melati tahu lelaki dengan julukan si mulut pedas itu masih sering berkencan dengan wanita lain di luar sana."Melati!" teriak Dewa."Ya, Mas!" sahut Melati yang langsung mengganti panggilannya. Ia pun segera berlari menghampiri suaminya."Mas?" Dewa mengerutkan keningnya."Ada Laura, aku

  • Kudapatkan Cinta Playboy    kedatangan Laura

    Ratna langsung mematikan panggilan teleponnya. Ia sangat ketakutan saat mendengar suara Dewa. Itu jelas membuat si mulut pedas itu tambah murka. "Jangan angkat panggilannya jika tidak bersamaku!" tegas Dewa yang sangat marah. "Baik," jawab Melati. "Jika dia mengancam laporkan padaku, beraninya dia mengusik orang terdekatku!" Dewa yang geram pun tak jadi melunasi pinjaman Ratna ke Bank. Ia ingin melihat sejauh mana wanita itu menindas Melati. Perhatian Dewa membuat Melati sedikit terbang. Ia pikir ini adalah awal dari perubahan sikap Dewa padanya. Dari perhatian ini juga Melati mulai tertarik pada suaminya itu. "Sial!" umpat Ratna saat mendengar suara Dewa. "Ada apa, Ma?" tanya Laura. "Mama minta uang pada Melati, tapi tadi Dewa yang bicara," ucap Ratna ketakutan. "Apa! Kenapa bisa, Mama ceroboh?" Laura menyalahkan ibunya yang sangat ceroboh. "Mana mama tahu Dewa ada di samping Melati. Bagaimana ini? Padahal dia mau melunasi pinjaman ke Bank." Ratna tampak bingung. Ia tak

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Pindah

    Bab 12 "Siap diusir," jawab Dewa dengan nada tak suka."Pa, ayo kita sarapan!" Ajak mama Ria agar suasana tak semakin menegangkan.Lagi-lagi tuan Adam hanya tersenyum melihat sikap putranya, ia sama sekali tidak marah karena Dewa terus berdebat dengannya. Ia justru bahagia karena masih diberikan kesempatan untuk bercanda dengan putranya. Ya, tuan Adam menganggap ini adalah bercanda ala dia, bentuk kasih sayang antar ayah dan anak."Tempat untuk menampung kami, seperti istana atau gubuk reyot?" Dewa melontarkan pertanyaan pada ayahnya."Gubug yang nantinya akan Kau bangun menjadi istana," jawab tuan Adam disertai senyum."Papa semakin membuatku kehilangan kesabaran!" bentak Dewa."Mas, sabar. Dia papa, tak seharusnya Kamu membentaknya," ucap Melati mencoba mengingatkan Dewa."Diam dan tak usah ikut campur!" Dewa malah membentak Melati."Aku akan diam jika Kau diam!" Melati tak mau kalah dari si mulut pedas.Tuan Adam menatap kagum pada menantunya yang berani membentak putranya yang su

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Bantu Aku Rileks

    "Sayang, papa bukan benci atau sebagainya. Papa hanya ingin Kau menjadi lebih baik," imbuh mama Ria."Jika itu kata, Mama Dewa paham. Sebenarnya ini sulit untukku," lirih dewa.Mama Ria memeluk putranya, ia juga sebenarnya tak tega, akan tetapi demi kebaikan sang putra ia harus menyingkirkan egonya."Ada Melati yang bisa menjadi tempat untukmu bersandar, mama juga akan sering berkunjung ke rumah kalian," ucap mama Ria yang berharap bisa dimengerti Dewa.Dewa mengangguk, meski hati kecilnya menolak akan keputusan ayahnya itu. Melihat putranya setuju ia pun memanggil Melati untuk mulai mengemas pakaian mereka. Ya, meski besok mereka baru pindah tapi tak ada salahnya 'kan bersiap sekarang?Melati mulai mengemas semua pakaian mereka, ia hanya menyisakan beberapa pakaian agar saat mereka menginap di sini masih ada baju ganti. Sesekali Melati melirik ke arah Dewa yang masih tampak muram itu. Melati langsung memalingkan wajahnya saat Dewa menatapnya.Melati semakin panik saat si mulut pedas

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Jangan Baper

    Melati tersenyum lega mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut tuan Robert. Ketakutannya sirna sudah ketika tahu jika lelaki paruh baya itu hanya menguji suaminya. "Jadi kerja sama ini masih bisa dilanjutkan?" Tuan Robert kembali bertanya.Dewa terlihat berpikir, ia masih dikuasai api amarah jadi pantas saja ia masih belum percaya apakah lelaki di hadapannya itu benar-benar serius dalam ucapannya atau hanya mempermainkannya."Tuan, saya minta maaf dengan hal yang sudah saya lakukan tadi. Tapi percayalah, saya hanya menguji, Anda." Tuan Robert mencoba memastikan Dewa."Baiklah kali ini saya mempercayai, Anda. Tapi jika hal seperti tadi terjadi lagi, jangan salahkan saya jika lepas kendali," ucap Dewa penuh ancaman."Siap, Tuan. Tenang saja, saya juga seperti, Anda," ujar tuan Robert."Seperti saya?" Dewa mengulang kalimat tuan Robert."Ya, seperti, Anda. Meski kita dikenal sebagai playboy, tapi kita tetap setia dengan satu wanita," jelas tuan Robert.Dewa tersenyum masam,

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Melindungi

    "Setiap lelaki tak hanya memandang fisik seseorang, kadang sebagian dari mereka hanya melihat apakah wanita itu liar atau tidak," jelas Dewa dengan nada penuh penekanan."Baik, Bos. Sebisa mungkin aku akan jaga diri," jawab Melati.Mereka pun masuk ke mobil dan segera menuju lokasi meeting yang sudah Melati siapkan. Selama perjalanan mereka berdiskusi tentang meeting yang akan dilaksanakan. Dewa akui kinerja Melati sangat luar biasa. Ia baru menemukan sekretaris seperti dia, yang sangat total dalam bekerja.Sesampainya di lokasi Dewa langsung menuju meja yang sudah disiapkan Melati. Tuan Robert pun sudah ada di sana. Dewa dan Melati pun langsung duduk."Senang bisa bertemu dengan pengusaha muda seperti, Anda," ucap tuan Robert sembari mengulurkan tangannya."Senang juga bisa bertemu dengan, Anda tuan Robert," ucap Dewa sambil menjabat tangan tuan Robert."Dia, sekretarismu?" Tuan Robert menunjuk Melati."Ya," jawab Dewa singkat."Wanita cantik, sayang dia menyembunyikan kecantikannya

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Perdebatan kecil

    "Aku mau," lirih Melati dengan nada tak meyakinkan."Padahal ini kewajibanmu, tapi Kau bahkan tak bisa meyakinkanku," cibir Dewa."Bos, aku—""Sudahlah, ingat jangan ganggu aku besok!" sela Dewa.Melati hanya bisa meremas ujung bajunya, ia merasa sakit hati mendengar sang suami yang memiliki mulut pedas melebihi pedasnya sambal. Bagaimana bisa seorang suami mengatakan akan berkencan dengan wanita lain dan menyuruh istrinya untuk tidak mengganggu?Namun, Melati memilih untuk tidur daripada meladeni si mulut pedas itu. Biar saja ia akan mengurusnya besok. Malam ini ia ingin mengistirahatkan tubuh dan otaknya dulu.Langit pagi tampak begitu cerah secerah hati Melati. Lho kok bisa cerah? Padahal hari ini suaminya akan berkencan dengan wanita lain. Tenang, Melati itu cerdas dan dia sudah menyiapkan berbagai rencana untuk menghadapi suaminya."Kenapa senyum-senyum, Kamu masih waras?" tanya Dewa sambil memasang dasi."Waras lah, Bos. Aku hanya sedang bahagia saja," jawab Melati sambil mengam

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Disengat Lebah

    Dewa menoleh ke arah Melati, lewat matanya ia meminta sang istri untuk membantunya menjawab pertanyaan mama Ria. Namun, Melati enggan membantunya. Melati memilih diam dan menyimpan Wajah Dewa seketika memerah menahan amarah, rasanya dia ingin melempar Melati sejauh mungkin agar tak ia lihat. Dewa sangat geram pada Melati yang benar-benar tidak mau mengganggunya."Dewa, jawab mama!" bentak Mama Ria."Itu, Ma." Dewa menghentikan kalimatnya karena tak menemukan ide."Jangan bilang jika Kamu masih bermain dengan wanita di luar sana!" hardik mama Ria."Tidak, Ma. Dewa janji mulai detik ini tidak akan melakukan hal itu lagi." Dewa mengangkat kedua jarinya."Melati, apa yang dikatakan Dewa benar?" Kini mama Ria pun bertanya pada menantunya.Melati memikirkan apa yang akan dia ucapkan agar ibu mertuanya percaya sedangkan menemukan kalimat yang bisa meyakinkan mama Ria itu bukan hal yang mudah. Namun, tiba-tiba Melati punya ide.Ia "Itu, Ma disengat lebah betina," jawab Melati asal."Lebah,

  • Kudapatkan Cinta Playboy    Tanda Merah

    "Siapa, Mel” tanya Rara.“Tante,” jawab Melati sambil mengangkat panggilan itu.“Melati Kau tak lupa hari ini ‘kan?” Ratna mengingatkan Melati akan sesuatu.“Ya, aku akan segera mentransfer uang yang, Tante butuhkan,” jawab Melati.Melati mentransfer sejumlah uang yang ia miliki ke Ratna. Hal ini sudah terjadi semenjak Melati bekerja, padahal ia tahu selama ini Ratna mengasuh dan membesarkannya dengan uang kedua orang tuanya, bukan uang milik tantenya. Ia mengetahui semua itu saat pengacara ayahnya memberitahunya.“Kenapa tantemu tak pernah berubah?” tanya Rara yang geram karena sudah bisa menebak alasan Ratna menghubungi Melati.“Sulit untuk ia berubah,” jawab Melati.“Harusnya Kau minta bantuan bos, agar tantemu tak mengganggu lagi,” saran Rara.“Kau pikir aku siapa? Kami hanya menikah pura-pura,” jelas Melati.“Jadi, apa ada malam pertama?” tanya Rara yang sangat penasaran.Melati melirik tajam ke arah sahabatnya itu, bagaimana bisa memilih malam pertama menjadi pertanyaan? Dia saj

DMCA.com Protection Status