Share

senyum

Kehamilan ini menjadi sebuah kabar yang sekaligus menyedihkan karena tidak ada masalah di sisiku untuk selalu menemaniku dalam proses kehamilan ini. Setelah mengetahui aku hamil aku pun menghubungi bang Angga dan menanyakan jam berapa dia pulang.

"Bang," isakku.

Aku nelangsa meskipun ini adalah kabar bahagia. Nelangsa Akan hamil tanpa suami dan telah pasti aku akan sendirian nantinya ketika melahirkan.

"Kenapa Dek? Kamu lagi di mana? Nggak jadi pulang ke rumah kah?" Bang Angga pasti khawatir karena aku menelponnya dalam keadaan menangis.

"Nina di rumah Bang, Abang pulang jam berapa?" Tanyaku.

"Ya udah di rumah saja, nanti … ah, ini Abang mau pulang langsung."

Panggilan langsung diputuskan Padahal aku ingin menyampaikan sesuatu ini. Sepertinya memang harus berbicara di rumah saja dan aku pun tiduran di atas kasur karena mendadak kepala pusing dan juga badan seperti meriang.

Suara motor bang Angga terdengar berhenti di halaman rumah. Aku yang memang merasa sakit kepala memutuskan untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status