Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 15: Sesal Mendera Arya
Di sudut pojok jeruji besi, Aryo meratapi nasibnya. Baru tiga hari ia berada di penjara, rasa tidak enak. Air matanya terus mengalir tiada henti.
"Laki kok hatinya barbie," ledek salah satu tahanan penjara.
Di dalam sel tahanan, ada empat orang penghuninya. Mereka mendekam di balik jeruji besi bermacam kasus.
"Sudah! Nggak usah mewek! Paling nanti keluar dari sini berbuat salah lagi," ucap pria berambut gondrong.
Aryo menerima cacian dan hinaan yang diberikan kawan satu sel. Mau mengadu pun tidak tahu mau kemana. Aryo hanya bisa meratapi nasibnya yang malang.
"Bisa diam nggak!" amuk pria bertato. Semua tubuhnya penuh tato. Tatapan matanya yang tajam membuat Aryo kikuk.
Aryo tidak menyangka kalau hidupnya getir. Selama ini hidupnya bergelimang harta, mewah. Setiap malam tidur
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 15: Sesal Mendera AryaBram berPikir keras seketika tanpa mengikuti bisikan jahat yang baru saja dia dengar.Ayu bergeming dan memutar otak untuk melahirkan ide cemerlang. Namun, tidak ada sama sekali muncul di benaknya."Sudah lah! Biarkan aku mengatasi istri udikmu," ucap Ayu.Ayu menuang minuman alkohol ke dalam wine glass kemudian dia berikan kepada Bram. Bram tidak bisa menolak pemberian Ayu. Pelan dia teguk, walaupun hati kecilnya menolak. Tidak cukup satu gelas, Ayu terus menuang wine sampai benar benar habis saru botol. Tidak berapa lama kemudian, Bram sekarang antara sadar dan tidak.Suara pintu rumah terbuka, Ayu terkejut mendengar langkah kaki semakin mendekat. Ayu dan Bram sedang menikmati kemesraannya di dalam ruang tamu."M
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 16: Tidak Mau'Bram!'Meli mengucek kedua matanya. Dia tidak percaya kalau itu Bram."Meli!" ucap Aryo.'Sepertinya aku mengenali wanita ini.'Bram mencoba mengingat perempuan yang berdiri di depan sel. Aryo melihat tubuh Meli yang sexi. Kedua bola matanya ke arah perut istri keduanya. Pikirannya mulai negatif.'Ke-kenapa perutnya datar? Bu-bukannya dia sedang mengandung anakku?' tanya Aryo dalam hati.Aryo mengusap wajah kasarnya. Dia melihat wajah Bram. Bram meneguk salivanya kasar. Jakunnya naik turun.Meli berbisik ke daun telinga Bambang, 'Tolong bebaskan Aryo. Aku tunggu di depan saja."Meli melangkah pergi menuju ke depan. Sementara Bram menarik lengan Aryo."Siapa wanita itu? Sepertinya tidak asing. Ka
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 16: Tidak Mau"Pulang! Lagi pula aku nggak sabar menunggu terlalu lama di sini. Sudah panas tidak ada kipas angin atau AC lagi," umpat Meli.Ayu mengekor di belakang Meli. Mereka pergi.****Di atas brangkar santi sudah siuman. Air matanya terus mengalir. Buah hatinya tidak ada lagi seperti sedia kala. Tidak ada lagi dia mendengar panggilan ibu."Mbak!" sapa Alia.Alia mengucap hamdalah, karena Santi sudah siuman."Syukurlah kalau Mbak sudah sadar."Santi mengusap air matanya dengan punggung tangannya."Alia! Tolong bawa aku ke pusara Dhea. Aku mau ziarah," ucap Santi memecahkan suasana hening."Mbak, aku mohon jangan terlalu stress. Tolong jaga kesehatanmu juga janin ya
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 17: Pulang Ke Rumah"Aku tidak ada sama sekali berakting! Aku datang kemari mau mencabut laporanku, agar Mas Aryo bisa bebas seperti dulu."Alia terpaksa mencabut laporannya, demi kebaikan Santi."Sejak kapan kamu berubah baik?" cecar Aryo."Dari awal aku tidak ada berniat jahat. Aku hanya kasihan kepada Mbak Santi dan Mas Aryo. Apalagi kamu kerja banting tulang setiap hari, tapi hasilnya dikuras habis sama Meli. Dia itu cinta karena harta, bukan karena benar-benar tulus dan cinta menerima apa adanya, Mas."Aryo mendengus kesal, dia tidak percaya apa yang dikatakan Alia. Aryo sudah terjebak satu kali dalam drama Alia dan Santi."Aku harap, Mas Aryo bisa mengembalikan sayap Mbak Santi yang patah setelah kamu menceraikannya dan setelah kepergian Dhea buah hati Mas dan Mbak," jelas Alia.
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 18: Arwah Laili GentayanganAyu bergeming, tidak ada suara yang keluar dari sudut bibirnya. Dia mencoba menghidupkan kran air. Di saat melangkah, tiba-tiba dia merasa ada tangan yang menyentuh kakinya."Siapa kamu?" ucap Ayu. Dia mengarahkan netranya ke bawah.Sesekali Ayu mengucek matanya, tidak ada sama sekali tangan yang memegang kakinya. Bulu judulnya merinding. Dia mencoba mengucek matanya kembali. Tidak ada sama sekali tangan di kakinya.'Apa aku berhalusinasi?' ucapnya dalam hati.Ayu mengurungkan niatnya ingin memutar kran air. Dia mulai panik dan rasa takut menghantui pikirnya sampai dia menggigil."Meli!" panggil Ayu.Ayu sudah tidak kuasa mengayunkan langkah kakinya keluar dari kamar mandi."Meli ...!" teriak Ayu kuat.Pikirnya sudah tidak
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 18: Arwah Laili GentayanganAyu melepaskan tangan yang menggenggam kakinya. Dia berlari kencang masuk ke dalam kamar. Lampu mati, petir menghiasi langit nan gelap. Lengkap sudah penderitaannya."Meli! Kamu di mana?" teriak Ayu sambil mencari adiknya ke segala penjuru ruangan. Hasilnya nihil, tidak ada sama sekali membuahkan hasil. Aroma tidak sedap kini hadir di lubang hidungnya."Bau darah?""Jika hidupmu tenang, tolong kembalikan semua hartaku dan sedekah 'kan kepada anak yatim piatu!"Aroma darah segar sangat jelas tercium hidungnya. Suara itu membuat Ayu meringkuk dan tidak mampu mendongak."Tidak! Aku tidak ada merampas harta kekayaanmu. Semua harta yang aku miliki pemberian Mas Bram."Ayu meracau tidak berani mendongak.
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 19: Aryo Berjumpa Kawan Lama"Pak Aryo, hari ini kamu dinyatakan bebas."Aryo mendongak melihat Bambang yang bicara sambil membuka gembok jeruji besi."A-aku, Pak?" ucap Aryo menyakinkan perkataan Bambang."Iya."Aryo menampar wajahnya, memastikan apakah dia salah dengar atau mimpi."Aduh!" Aryo merintis kesakitan. Tamparan nya sangat kuat.Semua mata tertuju kepada Aryo. Bram mengukir senyum simpul melihat ulah Aryo."Selamat, Yo! Ingat pesanku ketika sudah bebas nanti!" nasihat Bram.Bram memukul pundak Aryo menunjukkan rasa empati. Aryo memeluk Bram dengan erat."Selamat iya, Bro. Kalau sudah sukses jangan lupakan kami-kami ini. Walaupun hanya sebentar, kita sudah pernah satu sel."Pria bertato itu berkata,
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 19: Aryo Berjumpa Kawan LamaDion tersenyum mendengar perkataan Aryo."Nggak lah! Ngapain malu."Dion menuntun Aryo menuju mobilnya yang parkir di bengkel. Mobilnya bocor ban itu sebabnya dia singgah di bengkel mobil itu.Siapa sangka siapa duga, Aryo dan Dion sudah lama tidak bersua. Semenjak sibuk dengan aktivitas masing-masing membuat mereka lupa satu sama lain."Berapa, Mbak?" tanya Dion kepada penjaga kasir."Semuanya berjumlah Empar ratus dua puluh lima ribu rupiah," jawab penjaga kasir.Aryo menelan salivanya. Harga Ban tersebut baginya sangat mahal. Dion melihat Aryo meneguk air liurnya dengan kasar sambil merogoh dompet di saku celana."Ini, Mbak."Dion menyodorkan uang tunai warna merah lima lembar. "Kembaliann
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid
Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti
Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.
Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu
Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah
Kini sudah tidak lama lagi hari H akan tiba. Arya sudah sibuk mengingat-ingat siapa saja yang layak diundang."Oh, San. Aryo kita undang tidak?" tanya Arya kepada Santi.Arya, Santi dan Ardi sedang menulis nama yang akan diundang pada acara resepsi pernikahannya."Emangnya apa boleh dia keluar?""Kurang tahu juga sih."Arya berharap saudara kandungnya bisa menghadiri resepsi pernikahan nya bersama Santi. Dia tidak ada niat untuk membalas dendam atau apa. Hanya Aryo lah satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Selain itu sudah tidak ada lagi."Bagaimana kalau kita ke lapas sekarang. Hitung-hitung besuk dia untuk mempererat jalinan tali silaturahmi. Sudah kama aku dan Aryo tidak bersua," tanya Arya.Arya takut kalau Santi tersinggung. Itu sebabnya dia langsung menundukkan pandangannya."Bo-boleh, kenapa aku melarang hal itu. Lagi pula itu hal wajar.""Aku boleh ikut nggak, Tan?" tanya Ardi spontan.San
"Pokoknya Mbak Shela pasti pulang. Aku jamin, Om.""Baiklah."Arya senyum senyum membayangkan bagaimana nantinya aktingnya dengan Shela dan Ardi.Flash back off****"Kalian semua jahat!" amuk Santi.Santi tersipu malu. Ternyata ia dikerjain mereka semua. Perlahan ia menyusut air matanya yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipinya. Malu, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Namun, ia mencoba tersenyum walaupun dirinya telah dikerjai mereka bertiga."Maafkan aku, San. Ini semua ide aku. Maafkan aku sudah terlanjur melukai perasaanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa tulusnya kamu menerima diriku sebagai imam kamu.""Cukup! Hentikan semua drama kamu itu, Mas!" amuk Santi. Ia tidak mau kalau Arya berakting lagi.Arya tersenyum walaupun rasa sakit masih belum reda dari pelipisnya."Aku ini
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 55: Ide Awal"Ide apa, Om?!" tanya Ardi."Mari sini tak bisikin."Arya membisikkan idenya ke daun telinganya. Ardi senyam-senyum mendengar penjelasan Arya."Wah ide bagus.""Terus, kita berdua saja yang memberikan kejutan kepada Tante?" tanya Ardi.Arya bingung, dia tidak tahu siapa lagi kawan mereka yang ikut serta mengerjai Santi."Bagaimana kalau aku telepon Mbak Shela. Aku rasa dia pasti mau pulang kemari.""Shela siapa? Dan dia emangnya di mana sekarang?" cecar Arya.Arya masih terus terbaring di atas berangkat dan jarum infus masih menusuk di tangannya. Suara jam dinding berbunyi merdu menghibur suasana di dalam kamar Arya membuat mereka berdua semakin seru memikirkan ide apa yang akan diberikan kepada Santi pada saat ulang tahun nanti."Mbak Shela itu kakak sepupu aku. Ibuku dengan ibunya Mbak Shela kakak adik. Ibunya Mbak Shela anak per