Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 16: Tidak Mau
'Bram!'
Meli mengucek kedua matanya. Dia tidak percaya kalau itu Bram.
"Meli!" ucap Aryo.
'Sepertinya aku mengenali wanita ini.'
Bram mencoba mengingat perempuan yang berdiri di depan sel. Aryo melihat tubuh Meli yang sexi. Kedua bola matanya ke arah perut istri keduanya. Pikirannya mulai negatif.
'Ke-kenapa perutnya datar? Bu-bukannya dia sedang mengandung anakku?' tanya Aryo dalam hati.
Aryo mengusap wajah kasarnya. Dia melihat wajah Bram. Bram meneguk salivanya kasar. Jakunnya naik turun.
Meli berbisik ke daun telinga Bambang, 'Tolong bebaskan Aryo. Aku tunggu di depan saja."
Meli melangkah pergi menuju ke depan. Sementara Bram menarik lengan Aryo.
"Siapa wanita itu? Sepertinya tidak asing. Ka
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 16: Tidak Mau"Pulang! Lagi pula aku nggak sabar menunggu terlalu lama di sini. Sudah panas tidak ada kipas angin atau AC lagi," umpat Meli.Ayu mengekor di belakang Meli. Mereka pergi.****Di atas brangkar santi sudah siuman. Air matanya terus mengalir. Buah hatinya tidak ada lagi seperti sedia kala. Tidak ada lagi dia mendengar panggilan ibu."Mbak!" sapa Alia.Alia mengucap hamdalah, karena Santi sudah siuman."Syukurlah kalau Mbak sudah sadar."Santi mengusap air matanya dengan punggung tangannya."Alia! Tolong bawa aku ke pusara Dhea. Aku mau ziarah," ucap Santi memecahkan suasana hening."Mbak, aku mohon jangan terlalu stress. Tolong jaga kesehatanmu juga janin ya
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 17: Pulang Ke Rumah"Aku tidak ada sama sekali berakting! Aku datang kemari mau mencabut laporanku, agar Mas Aryo bisa bebas seperti dulu."Alia terpaksa mencabut laporannya, demi kebaikan Santi."Sejak kapan kamu berubah baik?" cecar Aryo."Dari awal aku tidak ada berniat jahat. Aku hanya kasihan kepada Mbak Santi dan Mas Aryo. Apalagi kamu kerja banting tulang setiap hari, tapi hasilnya dikuras habis sama Meli. Dia itu cinta karena harta, bukan karena benar-benar tulus dan cinta menerima apa adanya, Mas."Aryo mendengus kesal, dia tidak percaya apa yang dikatakan Alia. Aryo sudah terjebak satu kali dalam drama Alia dan Santi."Aku harap, Mas Aryo bisa mengembalikan sayap Mbak Santi yang patah setelah kamu menceraikannya dan setelah kepergian Dhea buah hati Mas dan Mbak," jelas Alia.
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 18: Arwah Laili GentayanganAyu bergeming, tidak ada suara yang keluar dari sudut bibirnya. Dia mencoba menghidupkan kran air. Di saat melangkah, tiba-tiba dia merasa ada tangan yang menyentuh kakinya."Siapa kamu?" ucap Ayu. Dia mengarahkan netranya ke bawah.Sesekali Ayu mengucek matanya, tidak ada sama sekali tangan yang memegang kakinya. Bulu judulnya merinding. Dia mencoba mengucek matanya kembali. Tidak ada sama sekali tangan di kakinya.'Apa aku berhalusinasi?' ucapnya dalam hati.Ayu mengurungkan niatnya ingin memutar kran air. Dia mulai panik dan rasa takut menghantui pikirnya sampai dia menggigil."Meli!" panggil Ayu.Ayu sudah tidak kuasa mengayunkan langkah kakinya keluar dari kamar mandi."Meli ...!" teriak Ayu kuat.Pikirnya sudah tidak
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 18: Arwah Laili GentayanganAyu melepaskan tangan yang menggenggam kakinya. Dia berlari kencang masuk ke dalam kamar. Lampu mati, petir menghiasi langit nan gelap. Lengkap sudah penderitaannya."Meli! Kamu di mana?" teriak Ayu sambil mencari adiknya ke segala penjuru ruangan. Hasilnya nihil, tidak ada sama sekali membuahkan hasil. Aroma tidak sedap kini hadir di lubang hidungnya."Bau darah?""Jika hidupmu tenang, tolong kembalikan semua hartaku dan sedekah 'kan kepada anak yatim piatu!"Aroma darah segar sangat jelas tercium hidungnya. Suara itu membuat Ayu meringkuk dan tidak mampu mendongak."Tidak! Aku tidak ada merampas harta kekayaanmu. Semua harta yang aku miliki pemberian Mas Bram."Ayu meracau tidak berani mendongak.
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 19: Aryo Berjumpa Kawan Lama"Pak Aryo, hari ini kamu dinyatakan bebas."Aryo mendongak melihat Bambang yang bicara sambil membuka gembok jeruji besi."A-aku, Pak?" ucap Aryo menyakinkan perkataan Bambang."Iya."Aryo menampar wajahnya, memastikan apakah dia salah dengar atau mimpi."Aduh!" Aryo merintis kesakitan. Tamparan nya sangat kuat.Semua mata tertuju kepada Aryo. Bram mengukir senyum simpul melihat ulah Aryo."Selamat, Yo! Ingat pesanku ketika sudah bebas nanti!" nasihat Bram.Bram memukul pundak Aryo menunjukkan rasa empati. Aryo memeluk Bram dengan erat."Selamat iya, Bro. Kalau sudah sukses jangan lupakan kami-kami ini. Walaupun hanya sebentar, kita sudah pernah satu sel."Pria bertato itu berkata,
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 19: Aryo Berjumpa Kawan LamaDion tersenyum mendengar perkataan Aryo."Nggak lah! Ngapain malu."Dion menuntun Aryo menuju mobilnya yang parkir di bengkel. Mobilnya bocor ban itu sebabnya dia singgah di bengkel mobil itu.Siapa sangka siapa duga, Aryo dan Dion sudah lama tidak bersua. Semenjak sibuk dengan aktivitas masing-masing membuat mereka lupa satu sama lain."Berapa, Mbak?" tanya Dion kepada penjaga kasir."Semuanya berjumlah Empar ratus dua puluh lima ribu rupiah," jawab penjaga kasir.Aryo menelan salivanya. Harga Ban tersebut baginya sangat mahal. Dion melihat Aryo meneguk air liurnya dengan kasar sambil merogoh dompet di saku celana."Ini, Mbak."Dion menyodorkan uang tunai warna merah lima lembar. "Kembaliann
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 20: Tidak TegaSeminggu kemudian, Ayu sudah sehat. Dia sibuk mengemasi pakaiannya. Sebentar lagi rumah miliknya sudah laku dijual. Sebagian uangnya sudah diberikan kepada panti asuhan. Ponsel miliknya berdering membuat dirinya berhenti.[Mbak di mana sekarang?] sapa Meli setelah sambungan telepon tersambung.[Di rumah lagi packing.]Meli terkejut sehingga ponselnya jatuh dari tangannya. Dia lagi menyetir mobil menuju rumah Ayu.[Mau pergi liburan?]Meli menebak.[Nggak, akh! Aku mau pulang ke kampung.]Meli memutuskan telepon sepihak. Dia menancap tuas gas lebih cepat. Semua mobil sengaja dia salip. Tidak butuh waktu lama, akhirnya sampai di depan rumah. Meli sengaja menekan klakson pertanda dia sudah tiba di depan rumah mbaknya.Ayu kenal betul ciri khas bunyi kl
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 20: Tidak TegaShela menatap netra tantenya. Hatinya ikut tersaruk pilu. Perlahan dia memeluk tubuh Santi dengan erat. Suasana sedih menyelimuti ruangan itu."Tante ... Aku mau penelitian," jawab Shela ragu. Dia takut ucapannya semakin melukai hati tantenya."Cuma satu bulan, Shela. Tante mohon padamu."Pilihan yang sangat berat bagi Shela. Baru kali ini dia diberi pilihan yang sangat berat.'Inikah yang dinamakan bagaikan makan buah simalakama?' tanya Shela dalam hati.Shela meneguk saliva rasanya getir. Dadanya sesak seketika."Shela! Aku mohon kamu kabulkan permintaan Mbak Santi," ucap Alia.Santi dan Shela menatap ke asal suara itu."Kalau penelitian skripsi masih bisa di tunda. Kalau kebersamaan sama saudara tidak bisa ditunda."
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid
Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti
Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.
Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu
Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah
Kini sudah tidak lama lagi hari H akan tiba. Arya sudah sibuk mengingat-ingat siapa saja yang layak diundang."Oh, San. Aryo kita undang tidak?" tanya Arya kepada Santi.Arya, Santi dan Ardi sedang menulis nama yang akan diundang pada acara resepsi pernikahannya."Emangnya apa boleh dia keluar?""Kurang tahu juga sih."Arya berharap saudara kandungnya bisa menghadiri resepsi pernikahan nya bersama Santi. Dia tidak ada niat untuk membalas dendam atau apa. Hanya Aryo lah satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Selain itu sudah tidak ada lagi."Bagaimana kalau kita ke lapas sekarang. Hitung-hitung besuk dia untuk mempererat jalinan tali silaturahmi. Sudah kama aku dan Aryo tidak bersua," tanya Arya.Arya takut kalau Santi tersinggung. Itu sebabnya dia langsung menundukkan pandangannya."Bo-boleh, kenapa aku melarang hal itu. Lagi pula itu hal wajar.""Aku boleh ikut nggak, Tan?" tanya Ardi spontan.San
"Pokoknya Mbak Shela pasti pulang. Aku jamin, Om.""Baiklah."Arya senyum senyum membayangkan bagaimana nantinya aktingnya dengan Shela dan Ardi.Flash back off****"Kalian semua jahat!" amuk Santi.Santi tersipu malu. Ternyata ia dikerjain mereka semua. Perlahan ia menyusut air matanya yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipinya. Malu, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Namun, ia mencoba tersenyum walaupun dirinya telah dikerjai mereka bertiga."Maafkan aku, San. Ini semua ide aku. Maafkan aku sudah terlanjur melukai perasaanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa tulusnya kamu menerima diriku sebagai imam kamu.""Cukup! Hentikan semua drama kamu itu, Mas!" amuk Santi. Ia tidak mau kalau Arya berakting lagi.Arya tersenyum walaupun rasa sakit masih belum reda dari pelipisnya."Aku ini
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 55: Ide Awal"Ide apa, Om?!" tanya Ardi."Mari sini tak bisikin."Arya membisikkan idenya ke daun telinganya. Ardi senyam-senyum mendengar penjelasan Arya."Wah ide bagus.""Terus, kita berdua saja yang memberikan kejutan kepada Tante?" tanya Ardi.Arya bingung, dia tidak tahu siapa lagi kawan mereka yang ikut serta mengerjai Santi."Bagaimana kalau aku telepon Mbak Shela. Aku rasa dia pasti mau pulang kemari.""Shela siapa? Dan dia emangnya di mana sekarang?" cecar Arya.Arya masih terus terbaring di atas berangkat dan jarum infus masih menusuk di tangannya. Suara jam dinding berbunyi merdu menghibur suasana di dalam kamar Arya membuat mereka berdua semakin seru memikirkan ide apa yang akan diberikan kepada Santi pada saat ulang tahun nanti."Mbak Shela itu kakak sepupu aku. Ibuku dengan ibunya Mbak Shela kakak adik. Ibunya Mbak Shela anak per