Share

Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia
Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia
Author: Wafa Farha

Munafik Kau, Mbak!

Author: Wafa Farha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Arhg! Mas!"

teriakku saat seorang pria membuka pintu kamar di mana aku sedang berpakaian setengah terbuka. Lalu meraih pakaian menutup tubuh asal.

Mas Rayyan, kakak iparku tiba-tiba masuk saat aku melepas pakaian setelah mandi. Apa maunya pria itu? Apa dia sengaja? Harusnya ngetuk dulu.

"Ya, ya! Ri, Maaf!"

Lelaki yang tak lain adalah suami Mbak Wenda itu minta maaf dan segera menutup pintu kembali.

"Ya Tuhan!" Aku mendesah panjang.

Aku lupa mengunci pintu kamar. Ini pasti kebiasaan yang susah hilang dari rumah sendiri. Jadi setelah numpang -belum sehari- di rumah Mbak Wenda mendadak pikun.

Kupikir akan aman di rumah sendirian seperti ini setelah kepergian Mbak Wenda tadi. Gak tahunya, Mas Rayyan datang dari kerja di jam sekarang. Setelahnya aku harus berhati-hati. Betapa banyak kasus perkosaan yang dilakukan kakak iparnya sendiri ada adik istrinya.

_____

Saat keluar dari kamar, langkah otomatis bergerak ke arah dapur. Di sana, Mas Rayyan sedang menata makan siang. Dahiku sampai berkerut-kerut, apa dia menata makanan sebanyak itu untuk dirinya sendiri.

"Oh, Ri. Maaf aku gak tau kamu ada di rumah ini. Ayo duduk makan," ucapnya kala melihatku datang.

"Ya, Mas. Gak apa. Belum lama aku masuk rumah," jawabku canggung. Aku jadi tak enak sendiri. Tubuh yang biasa kututup rapat untuk suami, kini dilihat oleh pria lain. Meski tak sengaja, aku sangat malu dan menyesali. Semoga saja dia cepat lupa kejadian tadi.

Tak lama suara ribut terdengar dari ruang depan. Mbak Wenda datang rupanya.

"Woh, jadi orang kok sombong setengah mati! Lihat saja nanti kalo aku sudah kaya!" omelnya ketika masuk ruang dapur. Dia pasti habis perang mulut sama orang.

"Sudah to, Dek. Gak enak didengar adekmu." Mas Rayyan menasehati dengan lemah.

"Wes Mas. Diem, deh! Aku lho kaya gini dihina orang karena Mas Rayyan gak bisa kasih aku kaya suaminya Ria." Kakak kandungku itu tak terima suaranya semakin meninggi dengan mata melotot pada suaminya.

Lagian, kenapa Mbak Wenda harus menyebut-nyebut dan memuji Mas Revan. Padahal sudah kuceritakan kelakuan bajingan itu sampai aku kabur ke mari.

"Yah, maaf. Ya, sudah duduklah." Lagi, Mas Rayyan menjawab lemah.

Aneh. Kenapa sikapnya seperti suami takut istri. Mbak Wendah emang pedes kalau ngomong. Tapi kupikir dia tidak berani pada suaminya. Terakhir kali, melihat mereka, Mbah Wendah sikap dan bicaranya sangat lembut pada suami.

Aku memang tak pernah berbaur tinggal serumah dengan mereka. Sejak Mbak Wenda menikah, aku memilih mengontrak rumah sendiri hingga akhirnya bertemu dan menikah dengan Mas Revan.

Mbak Wenda mendesah berat. Ia lalu duduk dengan wajah cantiknya kelihatan suntuk sekali.

"Mau sayur bening? Tadi pulang kerja Mas ketemu paman sayur." Mas Rayyan menawarkan pada istrinya yang kelihatan merajuk.

"Biar aku ambil sendiri. Besok nyayur asem, Mas. Kan aku dah bilang akhir-akhir ini pengen yang lebih seger," ucap Mbak Wenda dengan wajah masih tertekuk.

Aku memilih bergeming tak ikut campur. Di meja makan, baru saja menyuap tiga sendok nasi harus kehilangan selera makan ketika Mbak Wendah menyebut-nyebut kebodohanku yang kabur dari rumah.

"Kamu juga sih, Sar! Suami tajir malah ditinggal ke sini. Sabar napa, belum tentu itu perempuan selingkuhannya. Jaman sekarang, cari makan itu susah. Apalagi tempat tinggal!" cerocosnya seolah aku beban baru baginya.

Apa sekeberatan itu Mbak Wenda menampungku saat kesusahan? Padahal dia sering sekali kubantu. Hutang-hutangnya yang puluhan juta juga kuikhlaskan. Belum sehari aku di sini, ngomongnya udah nggak enak banget.

Gimana aku bisa sabar, sudah tiga kali aku menemukan pakaian suamiku berbau parfum wanita. Belum lagi bekas kissmark di lehernya. Tentu saja itu bukan ulahku. Belum lagi mutasi rekeningnya yang terlihat aneh, banyak sekali transferan ke rekeningblain secara berkala. Dari situ aku yakin Mas Revan selingkuh dariku.

Hiss, kalau ingat membuatku ingin membunuhnya saja.

Aku diam tak menanggapi ocehan Mbak Wenda.

"Makanya juga, kalau jadi perempuan doyan dandan, pake baju seksi. Jangan kerudungannnnnn terus," sambung kakakku lagi.

Dia aja yang gak ngerti. Aku bahkan memakai lingerie harga ratusan dollar di rumah. Kerudung ini kan kupakai karena aku seorang muslimah. Lagian sudah ku jelas kan sejak lama, tapi wanita itu tak paham juga.

"Ya, sudah, Mbak. Nanti malam aku pergi dari sini. Aku cari bantuan orang lain saja," ucapku sembari meletakkan sendok agak keras ke piring. Padahal perut sudah sangat lapar.

"Bukan gitu maksudku! Makanlah! Jadi orang tersinggungan amat," kilahnya lagi dengan nada menggerutu.

Siapa pun akan tersinggung kalau dia bahas makanan. Kalau bukan karena tak pegang uang sepeser pun, aku pasti pergi ke tempat lain. Cuma rumah ini yang aman untuk mendapat perlindungan bagi wanita sepertiku.

Dengan perasaan marah tersinggung kusuap makanan ke mulut. Anggap saja aku makan harta yang Mbak Wenda tahan dariku.

Tak lama dering ponsel di atas meja mengalihkan fokus kami. Ada panggilan masuk ke benda pipih milik Mbak Wenda. Mataku menyipit saat melihat foto kontak itu. 'Mas Revan?'

Mbak Wenda segera menutupi ponselnya. Mas Rayyan melanjutkan makan tak curiga, berbeda denganku yang sudah terlanjur melihat siapa yang memanggil.

"Em, bentar ya." Mbak Wenda bangkit menjauh dari kami.

Ada apa dengan mereka? Kenapa dia harus sembunyi-sembunyi dari kami. Bahkan sejak semalam, pria bajingan itu tak menghubungiku sama sekali.

Next? 😁

Jangan lupa follow akun GoodNovel Wafa. Kakak semua akan nemuin cerita-cerita yang seru dan berbeda.💕🙏

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ida Nurjanah
boleh curiga nih ,jangan2 cewe selingkuhan nya ,kaka nya tuh .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Membalas dengan Cantik

    Kakakku keterlaluan. Suami adiknya sendiri digoda! Tega mereka bermain di belakangku.Marah. Kuraih pisau di atas meja dengan tangan kanan. Lalu bangkit menarik kaos ketat bagian belakang milik Mbak Wenda menggunakan tangan lain. Wanita yang baru beberapa langkah memunggungiku itu hampir terjengkang. Namun, cepat kudorong tubuhnya ke dinding.Kuacungkan pisau ke wajahnya."Dasar jalang! Lacur! Beraninya kamu menggoda suamiku!""Ah ... ampun, Ri. Maafkan aku!" Mbak Wenda berteriak ketakutan. Tak bisa mengendalikan emosi, mataku mencari bagian tubuh untuk menancapkan pisau. Sekali hunus ke dadanya wanita ini pasti akan mati.Akhirnya pisau kuayunkan hingga menusuk dada Mbak Wenda yang selalu diperlihatkan searuhnya pada sebagian orang. Darah mengucur deras, setelah kembali berteriak kesakitan suaranya tercekat. Mataku melebar, terkejut tak percaya bisa membunuh orang, akhirnya kakakku mati di tanganku sendiri."Ehem." Mas Rayyan berdehem, yang membuatku terhenyak dari lamunan.Sementar

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Pesona Suamiku

    Mas Revan datang dengan senyum mengembang ke luar dari mobil sport putih. Lelaki setampan dan sekaya dia pasti lah banyak yang klepek-klepek di luar sana. Aku bahkan tak yakin jika hanya kakakku saja yang jadi selingkuhannya."Hai, Mas." Aku tersenyum manja menyambut pria yang mengenakan kemeja rapi itu.Mas Revan tersenyum manis. Dengan pesona seperti itu, mana mungkin ada perempuan yang menolak? Sedang aku, dulu juga terpesona karena ketampanan di samping kebaikan hatinya.Bau harum parfum maskulin menguar saat aku memeluk tubuh Mas. Biasanya tak pernah kupamerkan kemesraan seperti ini di depan orang lain. Namun, sekarang aku perlu membuat Mbak Wenda kejang-kejang meski ia pura-pura tak ada apa-apa antara mereka."Kalian baik-baik, ya. Jangan mudah tersulut emosi. Apalagi kalau hanya karena gosip atau prasangka," nasehat Mbak Wenda seolah dia wanita paling baik di dunia ini."Iya, Mbak," jawabku. Kentara sekali tatapan Mas Revan pada Mbak Wenda. Bukan hanya terbius cinta, tapi matan

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   100 Ronde

    Kubuang sachet ke dalam bak sampah yang berada di sebelah rak piring. Bungkus bertuliskan psikedelik membuatku memikirkan sesuatu. Kuharap efek dari obat itu akan membuat Mas Revan bisa meninggalkan Mbak Wenda.Aku mengembus berat untuk membuang rasa sesak di dada. Entah, kenapa yang tadinya begitu muak pada Mas Revan dan bulat akan mengurus perceraian, justru sekarang merasa tak rela. Mbak Wenda tidak boleh terus semena-mena pada siapapun.Pantas saja beberapa bulan terakhir, Mbak Wenda tak lagi menanyakan uang atau pun berhutang. Rupanya dia mendapatkan lebih dari Mas revan. Yah tentu saja. Jika dia harus mendengar keluhan dan ceramah dulu sebelum dapat uang dariku, maka hanya dengan merayu atau memberi sentuhan untuk Mas Revan Mbak Wenda langsung bisa mengantongi uang.Lagi, kuusap kasar air mata yang menetes entah sejak kapan. Semua telah terjadi. Dan sekarang tugasku adalah menghancurkan hubungan mereka sebelum mereka menghancurkanku.Buru-buru kubawa gelas ke kamar. Kembali pada

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Hal Gila!

    Sedang asik menyusun berkas-berkas penting yang akan aku urus ke notaris, ada suara getaran dari bagian tubuh Mas Revan. Dahiku mengernyit memikirkan benda apa itu? Saat mendekat dan memeriksa, rupanya suara itu berasal dari kantongnya. Ah, pasti ponsel. Benar saja. Kurogoh benda pipih tersebut tanpa perlawanan dari Mas Revan. Coba saja kalau sadar mana mungkin dia mengizinkanku mengambil benda tersebut?Selama ini bahkan aku tak peduli siapa yang dihubungi. Lelaki sebaik suamiku tak akan membuat sang istri curiga.Tampak di layar sebuah nomor baru. Penasaran, kuangkat panggilan tersebut. Aku sengaja diam agar tahu siapa peneleponnya."Hallo." Lembut suara seorang wanita. Apa itu suara Mbak Wenda?"Van? Hallo? Van kok gak dijawab, sih. Udah ditransfer belum?" Wanita itu akhirnya bicara agak lama. Dari situ aku tahu persis itu suara Mbak Wenda.Heh! Jadi gini. Dia tak memasang foto kontak dan memakai nomor lain untuk mengelabuiku.Tak ingin orang di ujung telepon curiga, kumatikan pon

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Mas Rayyan

    Kuraih ponselku sendiri saat berdering."Ya, hallo.""Assalamualaikum. Ri, gimana?" ucap Gita di ujung telepon."Waalaikumsalam. Apanya yang apa?" Heran saja baru diangkat langsung tanya gimana?"Soal obat yang kamu campur ke minuman suamimu? Bekerja dengan baik?" Gita menjelaskan maksudnya dengan gamblang."Oh, iya, Ta. Alhamdulillah.""Alhamdulillah. Kamu harus manfaatin moment ini bener-bener. Karena obat itu gak gampang dapetinnya karena gak dijual bebas." Gita menjelaskan bagaimana ia dapatkan obat tersebut. Dia yang bekerja sebagai apoteker tahu betul keperluanku. Bagaimana obat itu bekerja. Dan tak segan pula, berkorban untuk mendapatkannya."Ta, tapi aku kok merasa bersalah, ya. Itu Mas Revan bakal sampai kapan kaya gitu. Jujur aku takut dosa. Walau bagaimana dia kan masih suamiku." "Nah, nah. Mulai deh bucinnya. Kamu jadi bucin kek yang udah-udah bakal nyengsarain diri kamu sendiri. Sekarang, noh nyatanya di belakang kepolosan dan kebucinanmu, suami dan kakakmu bebas main-

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Suamiku dan Suaminya Mencintainya

    "Mas ini malem banget, lho. Emang Mbak Wenda ke mana? Masa perempuan malam-malam kelayapan?" ucapku pura-pura tak tahu dengan mulai ember memprovokasi.Aku perlu mempengaruhi otak Mas Rayyan agar sedikit lebih pinter, dengan cara halus. Tak ada gunanya grasak-grusuk menembak ke intinya dengan mengatakan, kalau dia laki-laki bodoh yang sedang dikibulin sang istri.Aku ingin penderitaan yang Mbak Wenda dan Mas Revan alami sempurna. Salah langkah hanya akan menghancurkan rencana keseluruhan yang sudah kususun dengan rapi."Iya, dia tadi siang izin ke luar kota, Ri." Mas Rayyan masih memperlihatkan ekspresi panik."Lain kali Mas sebagai laki-laki jangan lembek sama istri. Masa iya istrinya pergi ke luar kota tanpa alasan jelas diizinin aja. Lah sekarang Mas sendiri yang repot.""Iya, Ri. Kalau bisa ceramahnya nanti saja. Kasian Wenda ini." Mas Rayyan mengucap terus terang. Argh! Gemes. Ingin sekali kupukul pria di depanku ini supaya mau mikir. Orang lagi ngasih tahu, malah dibilang ceram

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Saos Pedas

    Kami bertiga akhirnya pulang. Dengan Mbak Wenda naik mobil bersamaku. Sementara Mas Rayyan naik motor sendiri."Apa ini? Benyek-benyek." Mbak Wenda merasa ada yang tak nyaman, ketika pantatnya mendarat di kursi mobilku.Aku menyembunyikan senyum menahan tawa. Rasakan itu Mbak."Oh, Mbak .... itu saos super pedes. Belum sempet kubersihin tadi!" Aku berseru pura-pura menyesal.Tentu saja aku senang. Sengaja sebelum keluar menyusul Mbak Wenda, kuambil saos buat dibawa ke kafe dari box di garasi. Untung aku pilih pedas level dewa. Emang enak? Haha."Mana tembus lagi, Ri ... ke dalamanku. Ya ampun. Perih."Bagus semoga kena itu-mu juga Mbak! Barang murah dan busuk yang kamu jajakan pada suami orang."Lagian Mbak kenapa malam-malam gini pake rok sependek itu? Untung gak diculik dan diperkosa orang." Aku cari celah menyalahkannya. Lagian tukang selingkuh sepertinya bukannya justru senang diperkosa orang?"Em, kan niatnya gak sampai malam, Ri. Sebentar ketemuan temen trus pulang. Eh, malah te

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Sudah Sadar

    "Udah Ri, jalan. Kita ke rumahmu. Oke?" Mbak Wenda menutup pintu mobil tanpa peduli pada suaminya yang berdiri seperti orang bodoh.Entah di mana hati mbakku itu? Suami sudah baik, datang jauh-jauh karena khawatir padanya, malah dibalas seperti itu."Oh, maaf Mbak. Aku banyak urusan, nih. Mau langsung ke kafe," elakku. Ya lah. Gawat dong kalau dia maksa ke rumah dan mendapati Mas Revan yang masih linglung."Huft!" Mbak Wenda meniup berat. "Ya udah kan gak papa, aku istirahat aja di rumahmu, Ri. Aku males ketemu laki-laki tak berguna itu.""Lho ... gak bisa dong, Mbak. Kan di rumah ada Mas Revan. Masa Mbak mau berduaan sama dia?""Lho emang kenapa?" tanya Mbak Wenda. "Kenapa?" Aku menyipitkan mata ke arah kakak perempuanku itu. Sebenarnya aku tahu, Mbak, kamu udah terbiasa wik-wik sama suamiku. Jadi bebas saja kalau mau berduaan tanpa aku. Tapi tidak lagi untuk sekarang. Semua sudah terbongkar dan aku tak akan membiarkanmu menikmati perzinahan kalian."Em, ya gak papa, kan. Ri? Emang

Latest chapter

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Ekstra Part

    Ayash meletakkan kembali ponselnya ke dalam saku jas koko yang ia kenakan. Sudah lebih dari tiga jam Fathan dan Hamidah pergi, tapi belum ada tanda-tanda keduanya akan pulang. Barusan Ayash menelepon Fathan, pria itu mengatakan bahwa kedua anaknya masih betah jalan-jalan menikmati suasana kota."Bagaimana Bi?" tanya Raudah pada Ayash."Fathan bilang mereka masih belum mau pulang terutama kedua anaknya," jawab Ayash."Oh ya sudah kalau begitu, mungkin mereka sedang ingin menghabiskan waktu dan mencoba sesuatu yang baru yang tidak mereka temui di Mesir," ucap Raudah sambil bangkit dan berjalan ke belakang guna membuatkan minuman untuk Ayash.Selang beberapa menit Raudah sudah kembali dan duduk di samping suaminya sambil meletakkan gelas di atas meja."Tidak usah khawatir, Bi. Toh mereka pergi bersama Ustadz Yusuf, jadi pasti aman dan baik-baik saja.""Iya juga, cuma Abi heran aja, mereka kok nggak mau diantar sama kita, ya?""Mungkin karena Fathan tahu bahwa kita punya kewajiban mengaja

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Ending

    "Jika anda menganggap ini hutang, maka kami akan mengembalikannya. Uang dibayar dengan uang, tidak ada perjanjian bayaran yang lainnya," jawab Ayash penuh penekanan. Pengasuh pondok pesantren Almujahid itu meradang karena Hendra mempermainkannya.Mendengar jawaban dari Ayash, Hendra sontak tertawa. Pria itu sepertinya sangat puas mendengarnya."Manis sekali Ustaz. Jadi anda akan tetap mempertahankan istri anda yang cantik itu dan rela kehilangan harta benda untuk mendapatkan uang sesuai jumlah yang tertera di sini " Hendra menunjuk surat tagihan yang dulu ia berikan pada Ayash."Tentu saja, bagaimana pun kehormatan pesantren dan kehormatan diri saya dipertaruhkan disini. Jadi setelah ini saya harap urusan kita selesai." Ayash mengeluarkan uang di dalam tasnya yang dimasukkan ke dalam sebuah amplop lalu ia meletakkannya di hadapan Hendra.Sementara Hendra masih tersenyum menyeringai melihat benda yang disodorkan oleh Ayash."Bagaimana kalau saya tidak bisa menerima uang ini dan tetap m

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Membayar Hutang

    "Eum ... ini ada tamu mencari Abi.""Tamu? Tamu siapa?""Dia bilang tidak boleh memberitahu dulu Abi. Pokoknya ini tamu dari jauh.""Oh, ya, baiklah. Abi akan segera pulang. Ini sedang dalam perjalanan." "Iya, Bi. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Sambungan telepon terputus. Ayash sedikit berpikir siapa tamu yang dimaksud oleh istrinya."Kita langsung pulang ke pesantren saja Ustaz, istri ana barusan menelepon katanya ada tamu yang sedang menunggu ana," ucap Ayash pada Ustaz Yusuf yang kali ini bertugas mengemudikan mobil."Baik Ustaz, awalnya juga kita tidak ada rencana mampir ke mana-mana 'kan" jawab Ustaz Yusuf."Iya juga, sih." Ayash terkekeh. Pikirannya sedikit kalut, pasalnya orang yang baru saja hendak dia temui dan bermaksud menyelesaikan permasalahan yang cukup menyita dan mengganggu pikirannya sedang tidak ada di tempat. Ayash kira saat ini masalah dengan Hendra sudah selesai tapi nyatanya pria itu terlalu sibuk dengan berbagai kegiatannya. Atau jangan-jangan sengaja men

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Jalan Keluar

    Melihat pemandangan di hadapannya Ayash memalingkan wajahnya, ia tidak bisa membayangkan jika suatu saat Gaza tahu siapa sebenarnya Gus Rofiq. Bagaimana kalau anak itu berpaling darinya. Ayash tidak ingin kehilangan Ghaza, walau bagaimana anak itu sudah dia urus sejak bayi. Bagaimana ia berusaha membagi waktu antara mengajar dan menjaga bayi itu. Ayash berusaha membagi waktunya untuk menghadirkan sosok Ayah dalam kehidupan Ghaza. Hingga anak itu seakan sudah menjadi bagian dari nafasnya.Ayash tersentak ketika Ghaza kembali ke dalam pangkuannya."Apa ana boleh pergi, Abi?" Ghaza mendongak menatap wajah Ayash"Sebentar lagi, ya, temani Abi di sini," ucap Ayash sambil mengelus kepala anak sambungnya. Ia mengerti bahwa Gus Rofiq tentu masih ingin bertemu dengan anaknya, makanya Ayash berusaha menahan Ghaza supaya tidak cepat pergi.Ghaza sendiri biasanya anteng ketika Gus Rofiq datang menjenguknya. Tapi entah apa yang terjadi, kali ini anak itu meminta izin untuk cepat pergi dari sana.

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Gus Rofiq

    "Bude Atikah itu sedang sakit, kenapa Ghaza bertanya seperti itu?""Karena Bude Atikah memakai selimut, orang yang memakai selimut 'kan orang yang kedinginan." Ghaza yang menjawab dengan mimik lucu."Bude itu sakit demam, orang yang sedang demam itu menggigil dan kedinginan meski suhu tubuhnya terasa panas, jadi Bude harus ke selimut." Raudah mencoba menjelaskan karena sepertinya Ghaza belum mengerti tentang kondisi Bude Atikah."Sekarang Ghaza duduk disini, ya, jangan nakal. Berdoa supaya Bude cepet sembuh," lanjut Raudah meminta supaya Ghaza duduk di ruang tengah sementara dia pergi ke dapur membantu abdi dalam yang sedang membereskan dapur.Sementara Ghaza menurut apa yang diperintahkan oleh Uminya, anak itu mengangguk lalu duduk di sana. Hal inilah yang membuat Raudah selalu bersyukur memiliki anak penurut dan tidak pernah membantah.Itu tak lepas dari didikannya selama ini juga didikan Bude Atikah dan Abi Ayash yang selalu mengajari Ghaza dengan penuh kasih sayang. Lagi, Raudah m

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Masalah dari Hendra

    "Sekali lagi terima kasih Ustadzah. Ayo Ghaza kita masuk." Setelah berterima kasih pada Ustadzah Nara, Ayash mengulurkan tangannya dan meminta Ghaza supaya masuk rumah."Umi di mana?" tanya Ghaza karena tidak melihat Uminya, biasa' ketika dia pulang maka yang pertama menyambutnya adalah Umminya."Umi sedang beres-beres di kamar, tunggu di sini, ya!" Ayash meminta Ghaza untuk duduk di ruang tengah, sementara ia kembali ke kamarnya dan mendapat Raudah sedang bersiap akan mandi."Umi mau mandi duluan,ya," kata Raudah seraya masuk ke kamar mandi. "Ah ya, siapa yang datang?" Wanita itu urung melangkah ke kamar mandi lalu menoleh ke arah suaminya."Ghaza bersama Ustadzah Nara, katanya anak itu bersikeras ingin pulang," jawab Ayash."Sekarang Ghaza-nya di mana?" Raudah menoleh lagi ke arah suaminya."Abi memintanya menunggu di ruang tengah," sahut Ayash enteng.Lalu tanpa sengaja Raudah melirik kancing jas koko Ayash yang tidak pas."Astagfirullah, Abi!" Mata Raudah terbelalak dan tanganny

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Peperangan di Rumah Ayash

    Kemudian Raudah mengusap wajahnya yang berada dibalik cadar. Ia tidak mau terus larut dalam bayangan Gus Rofiq yang sudah tidak menjadi siapa-siapanya lagi, meskipun darah pria itu mengalir di tubuh anaknya tetapi tidak sepantasnya Raudah terus mengingat dia. Wanita itu berusaha menormalkan irama jantungnya sambil terus beristighfar dan berdzikir dalam hatinya. Raudah berharap Ayash akan segera datang untuk mengalihkan perhatiannya dari Gus Ubed."Apa Bude Atikah tertidur," tanya Ayash begitu sampai di depan orang wanita yang sangat ia sayangi itu.Kedatangan Ayash cukup mengagetkan Raudah, pasalnya ia masih menormalkan ingatannya terhadap pria yang baru saja ia lihat berjalan dari kejauhan."Sepertinya Mbak Atikah memang tertidur," jawab Raudah sambil melirik pada kakak iparnya."Afwan, jika lama menunggu. Di apotek sangat mengantri. Biar ana gendong saja," ucap Ayash sambil menyerahkan obat yang baru saja ia ambil dari apotek pada Raudah lalu meraih tubuh Atikah dan menggendongnya m

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Tenggelam dalam Masa Lalu

    Melihat Masa LaluBeberapa tahun kemudian ...."Bude Atikah tadi pagi menelepon dan dia mengatakan kalau sedang tidak enak badan," ucap Raudah kepada Ayash yang baru saja pulang mengajar kelas pagi. Beberapa hari setelah mendapatkan surat tagihan dari Hendra wajah Ayash memang terlihat murung, pria itu lebih banyak diam."Oh ya, kebetulan tadi Abi tergesa-gesa masuk kelas jadi tidak sempet mampir ke kediaman Mbak atikah," jawab Ayash.Setelah patah hatinya, ia akhirnya memutuskan kembali ke Pesantren Pamannya dan memulai hidup baru dengan melupakan Salwa. Dia bahkan menikah dengan Raudah yang dulu adalah temannya di Mesir saat sama –sama study di sana. "Setelah ini disempatkan melihat beliau, kami juga belum pergi ke sana karena baru saja selesai membereskan rumah." Yang dimaksud kami oleh Raudah adalah dirinya dan Ghaza. Ghaza adalah putra sambung Ayash yang dibawa Raudah dengan pernikahan sebelumnya. Ayash sendiri sebelum ini juga sempat menikah, akan tetapi istrinya meninggal saa

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Bahagia

    Melihat pemuda yang baru saja menghalalkannya itu kesakitan, Salwa menjadi salah tingkah. Dia ingin mendekat dan mengurangi rasa sakit itu, tapi hatinya ragu. Akhirnya Salwa hanya berdiri dengan gerakan tangan yang tak menentu."Sakali lagi, saya minta maaf, Tuan. Sungguh, saya tidak sengaja." Salwa menangkupkan kedua tangannya.Elvis nampak berpikir sejenak sebelum akhirnya dia berbicara."Sepertinya sulit untuk dimaafkan.""Saya tidak sengaja. Salah Tuan sendiri main pegang tanpa permisi." Salwa agak meradang mendengar Elvis seakan menghukumnya karena ketidaksengajaan."Baiklah, jadi aku harus meminta izin dulu?""Eum ... nggak juga ... tapi ya .... " Salwa malah bicara gugup.Elvis berjalan mendekati Salwa yang terlihat semakin salah tingkah."Tu-tuan mau apa?" "Aku mau minta izin," ujar Elvis sambil terus mendekat dan perlahan tangannya terulur menyentuh pipi gadis itu. Sementara Salwa semakin dalam menunduk. Ia mau melarang Elvis supaya jangan menyentuh pipinya tapi dia tahu ba

DMCA.com Protection Status