“Tapi kalau raden mau, raden bisa gunakan gubuk hamba yang ada di selatan desa ini, agak terpencil memang, tapi masih cukup dekat dari sini” ucap pemilik warung lagi hingga kembali membuat wajah Bintang dan Wika berubah.
“Wah... boleh tu kang” kata Wika cepat dengan wajah gembira.
“Tapi bagaimana dengan aki dan keluarga aki sendiri ?” tanya Bintang lagi.
“Hamba hanya tinggal sendiri bersama para pembantu hamba den, malam ini hamba akan menginap disini bersama para pembantu-pembantu hamba, karena rencananya hamba akan buka warung sampai pagi... mumpung ada keramaian” ucap aki pemilik warung lagi.
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Bintang mau juga menerima tawaran aki pemilik warung untuk menginap di gubuk milik aki pemilik warung.
-o0o-
Senja baru saja datang, tapi Wika sudah meminta izin kepada Bintang untuk berangkat terlebih dulu ketempat acara
Malam terus berjalan semakin larut, sementara keadaan di desa serindu bulan terlihat semakin ramai dan meriah, terutama di pusat keramaian, alun-alun desa, dimana sesekali terdengar gemuruh tepuk tangan dan teriakan-teriakan mengelu-elukan nama para pesinden yang ikut dalam kontes kejuaraan sinden.Sebuah panggung besar dibuat sebagai pusat perhatian kontes kejuaraan sinden itu. Satu demi satu peserta tampil mempertunjukkan kebolehannya dihadapan ratusan orang penonton yang memperhatikan penampilan mereka, peserta lainnya tampak duduk agak dibelakang.Di antara ratusan pasang mata yang melihat kearah para sinden-sinden yang terlihat begitu cantik aduhai, menggoda setiap orang yang melihatnya, terlihat sepasang mata yang mengedarkan pandangannya kesekeliling seperti tengah mencari seseorang. Sepasang mata ini adalah milik seorang lelaki muda yang baru saja tiba ditempat itu, dia seperti tengah mencari-cari seseorang. Tapi yang dicari sepertinya tidak ditemukannya.
Desa serindu bulan baru saja selesai mengadakan perlombaan penyanyi sinden sejagat, dan yang menjadi pemenangnya adalah seorang pendatang baru didunia sinden, siapa lagi kalau bukan WIKA PUTRI yang kini berdiri dengan bangga dengan kemenangannya sebagai sinden terbaik dalam kejuraan sinden tersebut. Yang Wika tidak tau adalah tentang aturan yang tidak tertulis bahwa disetiap perlombaan sinden, pemenangnya akan mendapatkan kesempatan untuk menikmati malam bersama orang yang terpilih, dalam hal ini tentunya adalah orang yang melakukan penawaran tertinggi. Maksudnya disini adalah sinden pemenang akan dilelang, pemenangnya akan mendapatkan kesempatan untuk bersama si sinden pemenang tersebut selama satu malam. Dan ini pula yang terjadi saat ini, disaat semua penonton sudah bubar, para lelaki hidung belang masih duduk berkumpul untuk menanti acara utama tersebut. Wika sendiri sebenarnya cukup bingung saat panitia perlombaan memintanya untuk tetap menunggu diatas panggung. Tapi ji
Kali ini Raden Gumiwang terlihat ragu untuk menaikkan tawarannya. Karena penawaran lebih dari 100 kepeng emas itu sudah terlalu banyak untuk seorang sinden. Cukup lama Raden Gumiwang terdiam memikirkan hal itu, sementara itu kasak kusuk mulai terdengar disana sini. Kasak kasuk itu mengatakan kalau kali ini Raden Gumiwang takkan menang dalam acara lelang ini dan ini sempat terdengar oleh Raden Gumiwang, hingga Raden Gumiwang merasakan harga dirinya bagaikan diuji.“125 kepeng emas !!!” ucap Raden Gumiwang keras dengan senyum angkuhnya. Raden Gumiwang yakin kali ini dia akan menang. Dan rasa kebanggaan dihati Raden Gumiwang bila bisa menang lelang kali ini.“200 kepeng emas !!!” kembali secara tiba-tiba pendekar bercaping menaikkan tawarannya tanpa tanggung-tanggung.Kali ini bukan saja wajah Raden Gumiwang yang memerah, tapi semua wajah orang yang ada ditempat itu terkejut mendengarnya. Semua kini menatap kearah Raden Gumiwang, seakan mena
Wika bingung melihat kuda tersebut, karena Wika tak pernah tahu kalau Bintang memiliki seekor kuda, padahal mereka sudah berjalan beberapa hari. Wika lebih terkejut lagi saat tiba-tiba saja Bintang mengangkat tubuhnya dan mendudukkan Wika diatas pelana emas kuda putih tersebut. Bintang sendiri melompat naik kebelakangnya.Hiekk !!!Kembali kuda putih itu meringkik pelan seraya mulai berjalan meninggalkan desa. Wika yang masih bingung dan heran tidak ingin banyak bertanya, tapi malah menjatuhkan sandaran kepalanya ke dada Bintang yang tengah duduk dibelakang memacu kuda.Tak lama, keduanya sudah tiba didepan sebuah gubuk. Bintang turun terlebih dulu, lalu membantu Wika untuk turun. Saat Bintang ingin melangkah kedalam gubuk, Wika terlihat menahan tangan Bintang dengan memegangnya. Bintang menahan langkahnya dan berbalik.Hupp !!!Tiba-tiba saja Wika melompat kearah Bintang, dengan spontan Bintang langsung menangkapnya kedalam pondongannya. Bintang h
“Kakang nakal ih... Hampir saja Wika mati ketakutan” ucap Wika kearah Bintang yang masih menatapnya tersenyum. “Maaf, abis kakang tak tahan tadi untuk menggoda Wika” ucap Bintang tak henti-hentinya tersenyum. “Jangan lakukan itu kang. Jangan lagi lakukan itu, Wika benar-benar takut kehilangan kakang” ucap Wika lagi langsung memeluk kembali dada Bintang. Bintang sendiri tersenyum lalu membelai rambut Wika dengan mesra. “Maafkan kakang” terdengar suara lembut Bintang lagi. Wika tersenyum dipelukan Bintang, air matanya yang tadi keluar berubah menjadi air mata kebahagiaan, tapi tiba-tiba saja wajah Wika berubah dan langsung mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang dengan tatapan penuh arti. “Bagaimana kakang bisa tau kalau lidah Wika beracun ?” tanya Wika seakan baru menyadari tindakan pura-pura Bintang tadi, itu berarti Bintang mengetahuinya. “Bukan itu saja yang kakang tau, kakang juga tau Wika selalu mengintip apa yang Vania dan kakang lakukan setiap malam” ucap Bintang tersenyu
Pagi itu. Bintang datang untuk membangunkan Wika yang masih tertidur diatas ranjang dan mengajaknya makan yang sudah disiapkannya.“Wah... banyak sekali makanan kita hari ini kang ?” tanya Wika takjub melihat begitu banyak makanan yang tersedia dihadapannya.Sejenak Bintang menoleh kearah luar, Wika pun ikut memandang keluar.“Sepertinya hari ini akan turun hujan kang” ucap Wika lagi.“Sepertinya begitu” ucap Bintang lagi.“Hari ini kita lanjutkan perjalanan atau bermalam satu malam lagi kang ?” tanya Wika tiba-tiba.“Sebenarnya kakang ingin cepat-cepat bertemu dengan Nenek Ular ?”“Ya, Wika bisa mengerti itu kang, kakang pasti ingin cepat-cepat bertemu Nenek Ular untuk meminta penawar racun itukan” ucap Wika lagi dengan wajah sedih.“Tidak! Bukan karena itu...” ucap Bintang lagi hingga mengejutkan Wika yang salah dugaan.“Terus unt
“Sekali lagi saya minta maaf, saya tidak bisa memenuhi keinginan raden” ucap Wika lagi dengan lembut.“Kenapa ?”“Raden terlambat, kang Bintang sudah melamar Wika untuk menjadi istrinya. Dan Wika menerimanya” ucap Wika tersenyum seraya memeluk lengan Bintang dengan mesra.Kemesraan yang diperlihatkan oleh Wika, membuat Raden Gumiwang menjadi panas.“Memangnya apa kelebihan dia dibanding aku nona Wika. Aku lebih kaya, aku lebih terpandang dan aku juga lebih gagah darinya” ucap Raden Gumiwang dengan marah.“Itu semua benar sayang” bisik Bintang ditelinga Wika sehingga membuat Wika tersenyum mendengarnya, lalu dicubitnya lembut pinggang Bintang hingga membuat Bintang tertawa.Sikap mesra dan acuh Wika dan Bintang membuat hati Raden Gumiwang semakin panas melihatnya. Tindakan Wika dan Bintang seolah-olah didunia ini milik mereka berdua saja. Tidak perduli siapa yang ada diantara mereka
Tubuh Raden Gumiwang terlihat langsung gemetaran saat melihat sosok bercaping Bintang kini tengah menatapnya tajam.“Raden. Anggap hal ini tidak pernah terjadi. Kalau raden ingin memperpanjang urusan ini. Aku akan datang mencari raden. Percayalah, raden akan menyesal kalau aku sampai mendatangi raden” ucap Bintang dari balik caping yang dikenakannya.Raden Gumiwang sendiri yang memang pada dasarnya tidak memiliki dasar kanuragan terlihat sangat ketakutan mendengar hal itu, begitu takutnya, sampai-sampai Raden Gumiwang terlihat basah celananya karena terkencing dicelananya, selanjutnya sosok Raden Gumiwang tampak langsung jatuh terduduk lemas.Sementara Bintang sendiri tampak tidak memperdulikan hal itu, lalu berbalik dan berjalan kembali kearah Wika yang masih berdiri dengan memegangi tali kekang kudanya.“Kakang benar-benar hebat sekali” ucap Wika tersenyum kepada Bintang yang sudah berdiri dihadapannya. “Pantas saja kakang
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig