“Hiyyatttt..!”Dhuer!Guntur halilintar menggelegar dahsyat mengiringi sambaran petir dahsyat yang dilancarkan oleh Bintang ke kepala naga kayu raksasa. Jurus ‘Cakra Petir Membelah Langit’ telah dikerahkan. Petir dahsyat itupun dengan telak menghantam kepala naga kayu raksasa.Braakkhh...!Kepala naga kayu raksasa pecah berantakan, kesenangan melanda hati Bintang, melihat serangan petirnya berhasil menghancurkan kepala naga kayu raksasa. Tapi disaat itu pula, sambaran ekor naga telah menyambar Bintang dari arah belakang.Bughh...!"Huaghh!!"Darah kental hitam kemerahan tersembur keluar dari dalam mulut Bintang mengiringi tubuhnya yang terlempar dengan keras kedepan. Walaupun menderita luka dalam yang tidak ringan, tapi Bintang cepat berjumplitan beberapa kali diudara, sampai akhirnya berhasil mendaratkan kakinya dengan mulut ketanah. Darah terlihat masih merembes keluar dari mulut Bintang. Bintang tadi sempat lengah karena gembira melihat serangan Cakra Petirnya berhasil menghancurka
Walaupun tak begitu jelas, siapa sosok yang memancarkan cahaya putih itu, tapi semua orang sudah menduga dan menebaknya secara tepat. Kalau sosok itu adalah sosok Bintang. Tak tanggung-tanggung, Bintang kini sudah mengerahkan Cermin Sakti Alam Semesta di padu dengan kekuatan Dewa Petir miliknya. Kali ini, Bintang benar-benar akan mengerahkan serangan terakhirnya. Jika masih juga gagal untuk mengalahkan naga kayu raksasa, dapat dipastikan. Bintang akan kalah. Dengan kekuatan Cermin Sakti Alam Semesta-nya, Bintang kini mengambil kekuatan alam yang ada di dalam arena pertarungan. Tapi karena energi pelindung yang meringkupi arena pertarungan, membuat kekuatan alam yang bisa Bintang dapatkan terbatas.Hroaagghhh ... !Naga kayu raksasa yang tadi sempat terpaku memandang kearah langit, kini kembali melesat keatas dengan sangarnya. Mulut besarnya bahkan kini mampu menelan sosok Bintang bulat-bulat.Bintang sendiri juga tak ingin ketinggalan, maka kekuatan petir dan Cermin Sakti Alam Semes
Jin Masauth yang melihat hal itu menjadi takut, karena jin Masauth tak ingin rajanya melakukan sesuatu yang sangat ceroboh saat ini. Bermaksud untuk menenangkan rajanya, Masauth mencoba untuk memegang pundak belakang sang raja.Dashhh..!Tapi tiba-tiba saja sosok Jin Masauth menarik tangannya kembali karena merasakan jerih yang amat sangat sebelum tangannya menyentuh sosok Raja Shughal. Kini jin Masauth menyadari, kalau tubuh rajanya telah diliputi satu kekuatan yang maha dahsyat. Dan ini yang membuat Jin Masauth semakin takut akan tindakan ceroboh yang akan dilakukan oleh Raja Shughal.Weesshh..!Hal yang ditakutkan Jin Masauth terjadi, sosok Raja Shughal tiba-tiba saja melesat kedepan dengan tenaga dahsyat untuk menyerang kearah Bintang.Bintang sendiri yang saat itu masih berdiri terpaku ditempatnya, amat terkejut melihat Raja Shughal yang menyerang kearah jurusan dirinya dengan sangat cepat, Bintang dapat melihat, bagaimana serangan Raja Shughal diliputi oleh bayangan maut yang sa
Melihat hal itu, terlihat wajah sangar Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sedikit tersenyum melihat sikap rendah hati yang dilakukan oleh Bintang. Putri Zhena sempat melihat senyum tipis itu, hingga semakin membuat hati Zhena ikut bahagia. Zhena yakin, kini Ayahanda Rajanya sudah bisa menerima sepenuhnya calon menantu dari kalangan manusia ini. Ini terbukti dari saat sang Maharaja menyelamatkan Bintang dari serangan Raja Shughal tadi.“Ifrit..”“Saya, Tuanku Maharaja” ucap Ifrit maju mendekati.“Segera persiapkan pernikahan mereka dalam waktu 2 hari”. Wajah Putri Zhena langsung semakin sumringah saat mendengar hal itu. Semakin cepat semakin baik bagi Zhena.“Baik, Tuanku Maharaja”Sementara itu. Zhena, terlihat dengan cepat mendekati sang Maharaja dan langsung menggandengnya.“Terima kasih, Ayahanda Raja” ucapnya dengan senyum sumringah. Sang Maharaja hanya balas tersenyum dan menganggukkan kepalanya.-o0o-HARI PERNIKAHAN, akhirnya tiba. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal benar-benar menye
Bintang berjalan mendekati tempat peraduan, mendekati sosok sang putri, Putri Zhena yang saat itu merasakan dadanya berdebar dengan keras, karena ini adalah malam pertama pernikahan mereka. Walau penuh dengan perasaan yang tak menentu, tapi Putri Zhena sangat bahagia karena akhirnya dapat menikah bersama Bintang, orang yang sangat dicintainya.Hati Putri Zhena semakin berdebar saat Bintang sudah duduk dihadapannya, apa yang dialami oleh Putri Zhena sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh Bintang. Harum semerbak kamar itu ditambah harum semerbak yang keluar dari tubuh sang Putri membuat hati Bintang berdebar dengan keras.Bintang mengangkat tangannya dan membuka cadar yang menutupi wajah sang putri. Kini terlihatlah wajah cantik Putri Zhena yang tertunduk dihadapan Bintang. Bintang kembali mengangkat tangannya untuk mengangkat wajah sang putri untuk menatap kearahnya.“Istriku”. ucap Bintang menggoda. Putri Zhena yang tahu kalau Bintang tengah menggodanya tersenyum
“Aku sudah mengatakan kalau sangat bahagia menjadi istrimu, apa kau tak ingin membalasnya dengan ucapan yang sama” ucap Putri Zhena dengan menjelitkan matanya kearah Bintang. Tapi karena memang dasarnya sudah cantik, dalam keadaan mendelik begitu. Tetap saja cantik dalam pandangan Bintang.“Haruskah aku mengatakan sesuatu yang sudah sangat jelas terlihat, Zhena” jawab Bintang. Dengan mengatakan hal ini, Bintang seakan ingin menyebutkan bahwa dari tindakannya sudah terbukti, kalau Bintang sangat mencintainya. Tapi sang putri masih tak puas dengan jawaban Bintang.“Akan lebih baik jika kau mengatakan langsung didepanku, Suamiku”“Baiklah.. baiklah, aku akan mengatakannya” kata Bintang akhirnya mengalah. Bintang tiba-tiba saja membalik tubuhnya hingga kini sosok Bintang berada diatas dan sang putri dibawah. Sang putri hanya tersenyum melihat suami tercintanya melakukan itu. Justru kedua tangannya kembali dilingkarkan keleher Bintang dengan mesranya. Dengan wajah berbinar-binar, Putri Zhe
Yang satu, adalah lelaki dengan perawakan tinggi tapi tidak terlalu kurus, mengenakan pakaian serba berwarna putih, mengenakan ikat kepala putih dikepalanya, di atas kepalanya juga tampak sebuah mahkota perak. Raut wajahnya tampan. Dari penampilannya, Bintang dapat menduga kalau lelaki itu adalah seorang bangsawan. Sedangkan yang seorang lagi adalah seorang lelaki buta, hal ini Bintang ketahui dari tongkat yang ada ditangannya. Dia berjalan dengan mengetuk-ngetuk lantai. Wajahnya tidak terlalu tampan, tapi terkesan penuh kharismatik dan jantan. Jambang juga tampak sedikit memenuhi wajahnya. Dia tampak mengenakan pakaian yang sepertinya terbuat dari kulit ular. Begitu pula dengan ikat kepalanya. Walau penasaran, tapi Bintang tak menanyakan mengenai hal itu kepada Zhena, keduanya tetap berjalan menuju ke Aula Surga.Di Aula Surga, ada banyak orang yang tengah berkumpul, karena memang. Sang Maharaja di setiap harinya selalu mengadakan rapat untuk membahas penaklukan tiga dunia dalam wakt
AULA SURGA terasa begitu mencekam, semua orang yang ada ditempat itu terdiam ngeri melihat sikap amarah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terhadap menantunya. Bintang. Sebagaimana telah dikisahkan dalam chapter sebelumnya. Sang maharaja meminta Bintang untuk menjadi panglima perangnya dalam menaklukkan tiga dunia. Tapi dengan tegas, Bintang menolaknya. Sebenarnya, memang saat-saat seperti inilah yang dinantikan oleh Bintang untuk memberikan pencerahan bagi sang maharaja, agar bangsa manusia dan bangsa jin bisa hidup berdampingan, tapi sepertinya tidak semua apa yang dipikirkan oleh Bintang sesuai dengan keinginannya, karena sang maharaja menolak keras idenya itu. Keputusan untuk menaklukkan tiga dunia dengan peperangan sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.Sang putri, istri tercinta!Tampak wajahnya berubah pucat melihat amarah pada ayahanda rajanya, sebelum semuanya terlambat. Putri Zhena tiba-tiba saja bersujud dihadapan sang maharaja. Hal ini tentu saja mengejutkan semua orang yang ad