“Sepertinya malam ini kita harus menginap disini ketua” ucap salah seorang diantara mereka. Sosok yang disebut ketua itu hanya tampak mengangguk penuh wibawa saja sebagai jawaban.
Sejenak semuanya tampak memperhatikan keadaan bangunan tua yang menjadi tempat persinggahan mereka itu. Cukup menggidikkan bulu kuduk juga melihat bangunan tanpa cahaya dan sangat berantakan dimana-mana.
Hujan semakin lebat seiring dengan senja yang datang menghampar, hawa dingin begitu terasa menusuk tulang. Semua rombongan itu terlihat harus merangkulkan kedua tangan mereka ketubuh mereka masing-masing untuk menahan rasa dingin, ditambah lagi rasa lapar yang mulai menyerang, tapi mau bagaimana lagi, hujan lebat terpaksa membuat mereka hanya bisa diam menunggu.
Di saat semua terdiam membisu, tiba-tiba saja tercium harum sesuatu yang sangat familiar dipenciuman.
“Ini harum sesuatu yang dipanggang” ucap salah seorang diantara mereka, semua segera mencari-c
“Oh ya, namaku Bintang” ucap sosok itu memperkenalkan dirinya yang ternyata adalah Bintang.“Aku Dewa Panah” ucap sang ketua memperkenalkan diri, rupanya mereka berasal dari rombongan Perguruan Panah Dewa.“Aku Veninur…” ucap gadis yang ada disebelah Dewa Panah memperkenalkan diri. Hal ini membuat Dewa Panah tampak melototkan kedua matanya kearah Veninur yang merupakan putri tunggalnya.“Kapan daging rusa ini matang tuan, sudah lapar banget nih…” bukannya menghiraukan tatapan melotot ayahnya, dengan polosnya Veninur mengungkapkan rasa laparnya.“Veninur, jaga sikap!” ucap Dewa Panah memperingatkan putrinya.“Sebentar lagi nona, tunggu ya”“Kita harus berhati-hati ketua” bisik salah seorang anggota rombongan itu lagi kepada Dewa Panah, Dewa Panah yang diam dan menganggukkan kepalanya saja mendengar hal itu.“Maaf tuan, bila melihat p
Pandangan Veninur terlihat berhenti pada sosok yang baru saja dikenalnya beberapa saat yang lalu, siapa lagi kalau Bintang, sampai disini Veninur tampak menatap sosok Bintang yang juga tenggelam dialam semedinya. Veninur memang kurang perhatian sama orang yang telah memberi makan dirinya, karena bagi Veninur sendiri, bergaul dan bersenda gurau dengan laki-laki sudah terbiasa baginya, karena hampir semua murid Perguruan Panah Dewa adalah laki-laki.Setelah cukup berpuas diri menatap sosok Bintang, Veninur pun memutuskan untuk tidur melepas lelah setelah seharian menunggang kuda.“Nona…!” baru saja memejamkan mata, tiba-tiba saja ditelinganya, Veninur mendengar sebuah suara, kontan seketika saja Veninur membuka kedua matanya. Masih dalam keadaan berbaring, Veninur mengedarkan pandangannya, tak ada yang aneh. Veninur mulai ragu dengan apa yang didengarnya barusan, berusaha menenangkan hati dan pikirannya, Veninur kembali memejamkan matanya.&ldqu
“Kalian berdua satu kuda ya, tuan Bintang akan ikut bersama kita” ucap Veninur hingga membuat kedua pemuda ini saling pandang satu sama lain.“Kenapa harus kami den ayu?”“Karena kalian berdua yang paling banyak makan tadi malam” ucap Veninur lagi tersenyum mengejek, ucapan Veninur dengan serta merta disambut tawa oleh para murid yang lain. Bahkan Dewa Panah sendiri sampai geleng-geleng kepala melihat hal itu. “Sudah seharusnya kalian berkorban sebagai balas terima kasih kalian kepada tuan Bintang” sambung Veninur lagi.“Tidak perlu repot nona! biarkan saya mengikuti dari belakang saja” ucap Bintang tiba“Nah, itu baru benar” ucap jarot dengan wajah gembira. Tapi senyum diwajah jarot langsung hilang saat melihat Veninur melotot kearahnya.-o0o-Perjalanan itu akhirnya dilanjutkan, rombongan berkuda Perguruan Panah Dewa terlihat menjalankan kuda mereka denga
“Apa apa?” Tanya murid tertua Mahaguru Ummi Ayu yang bernama Ayu Rhenata.“Diluar ada ketua Dewa Tombak ingin bertemu Mahaguru” ucap murid penjaga pintu itu lagi.“Baik! persilahkan masuk” ucap Mahaguru Ummi Ayu seraya menyuruh murid-muridnya pergi meninggalkan tempat itu, kecuali Limo Ayu.Murid penjaga pintu segera menjura hormat dan berlalu pergi. Tak lama kemudian dia sudah kembali bersama si Dewa Tombak dan kedua murid yang menemaninya. Dihadapan Mahaguru Ummi Ayu, Dewa Tombak dan kedua muridnya segera menjura hormat. Sekilas tampak Dewa Tombak menatap kearah Ayu Mayrissa yang sudah mengenakan cadar merahnya.“Maaf kalau kedatanganku telah menganggu kesibukan mahaguru” ucap Dewa Tombak membuka pembicaraan.“Tidak apa-apa Dewa Tombak, aku tidak merasa terganggu” ucap Mahaguru Ummi Ayu lembut. “Apa ada yang ingin dibicarakan berdua?” sambung Mahaguru Ummi Ayu lagi.
Ayu Rhenata sendiri segera kembali kepada Mahaguru Ummi Ayu yang saat itu juga tengah menunggu kabar darinya.“Perguruan Panah Dewa telah tiba mahaguru” lapor Ayu Rhenata lagi. Mahaguru Ummi Ayu tampak mengangguk mantap mendengar laporan itu, lalu kembali mengalihkan pandangan kearah Dewa Tombak.“Ketua Dewa Tombak, masalah ini akan kita bicarakan lagi nanti setelah Jiwo Satrio datang”“Baik Mahaguru”“Sekarang, mari kita sambut kedatangan Perguruan Panah Dewa”“Baik”-o0o-Rombongan berkuda Perguruan Panah Dewa akhirnya tiba di Bukit Ayu tempat berdirinya Padepokan Dharma Semesta, tapi sayang saat tiba disana, tidak terlihat lagi Bintang mengikuti dibelakang mereka. Yang paling kehilangan, tentunya adalah Veninur, kalau saja tidak dilarang ayahnya, mungkin Veninur sudah mencari-cari keberadaan Bintang.Rombongan Perguruan Panah Dewa akhirnya tiba dipuncak
“Ada apa?!” Tanya sosok gadis berpakaian dan bercadar biru yang tak lain adalah Ayu Hanny tersebut.Murid penjaga pintu gerbang itu segera menjura hormat dihadapan Ayu Hanny. “Ada serombongan tamu yang tidak memiliki undangan datang kak” ucapnya.“Siapa?!”“Katanya mereka dari Padepokan Raja dari pulau batu raja di wilayah timur” ucap murid penjaga pintu gerbang itu lagi.“Baik, tunggu disini!” perintah ayu hanny kepadanya. Ayu hanny sendiri segera mendekati Mahaguru Ummi Ayu dan terlihat membisikkan sesuatu. Seketika saja paras dibalik cadar yang dikenakan oleh Mahaguru Ummi Ayu terlihat berubah.Mahaguru Ummi Ayu tampak bangkit berdiri.“Para ketua semua, saya mohon diri sejenak, karena ada tamu lagi yang datang” ucap Mahaguru Ummi Ayu menjura hormat pada semua yang ada ditempat itu. Setelah mendapat balasan juraan hormat, Mahaguru Ummi Ayu segera berlalu perg
“Barat dan timur memiliki aturannya masing-masing, ada modal apa mahaguru Jari Malaikat ingin mengajak kami semua bergabung?”“Benar, kami tujuh dewa dari barat tidak semudah itu tunduk pada orang dari timur?!” sambung Dewa Rantai ikut bangkit berdiri.Satu demi satu Tujuh dewa dari barat bangkit berdiri mengungkapkan apa alasan mahaguru Jari Malaikat mengajak mereka untuk bergabung.Jaya Sampoerna sendiri kemudian tampak memberikan kode kepada para murid-murid Padepokan Raja yang ada dibelakangnya, dua orang murid yang memegang kotak panjang bersegi empat tampak maju kehadapan dan berdiri disebelah Jaya Sampoerna. Semua kini tampak memperhatikan kearah kotak panjang bersegi empat tersebut.“Padepokan Raja memiliki sebuah pusaka yang tak akan tertandingi didunia, dan inilah yang akan menjadi modal dasar Padepokan Raja untuk menjadi nomor satu didunia persilatan” ucap Jaya Sampoerna lagi.
“Sepertinya orang yang paling ditunggu-tunggu oleh Padepokan Dharma Semesta telah datang!” ucap Mahaguru Ummi Ayu dengan lantang. Hal ini semakin memancing perhatian semua orang.“Siapa mahaguru?!” tanya Dewa Golok cepat“Nanti semuanya juga akan tahu, sekarang mari kita sambut tamu agung itu bersama-sama” ucap Mahaguru Ummi Ayu melangkah bersama para murid-muridnya. Hal ini menimbulkan rasa penasaran semua orang yang ada ditempat itu hingga merekapun akhirnya mengikuti langkah Mahaguru Ummi Ayu. Bahkan Jaya Sampoerna dan rombongannya juga ikut melangkah keluar untuk melihat siapa tamu agung yang dikatakan oleh Mahaguru Ummi Ayu.-o0o-KEADAAN diluar Padepokan Dharma Semesta tak kalah heboh dibanding keadaan didalam yang menegangkan. Terdengar kasak kusuk yang begitu riuh disana sini, karena memang semua murid Padepokan Dharma Semesta adalah wanita, jadi tak heran suasana yang tadi sepi, kini berubah menja