Share

171. Bagian 6

last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-20 01:03:43

Sosok berpakaian hitam yang baru saja keluar dari kamar mewah yang berada tak jauh dari kamar Syima Parameswari tampak menghentikan langkahnya, sosoknya berpaling kearah dimana Syima Parameswari berdiri, kedua mata sosok berpakaian hitam ini tampak membesar saat melihat dirinya tengah dipergoki oleh sesosok wanita berpakaian dan ber kerudung putih.

“SIA..?!!” baru saja Syima Parameswari ingin bertanya dengan keras, tiba-tiba saja kedua mata Syima Parameswari sudah membelalak kaget, karena tiba-tiba saja sosok yang tadinya berada diujung pandangannya kini telah berada tepat dihadapannya. Dan belum lagi Syima Parameswari ingin berucap, tiba-tiba saja sosok berpakaian hitam yang juga menutupi wajahnya dengan kain hitam itu langsung memepet dirinya dengan langsung membekap mulutnya.

“Jangan berteriak nona, aku bukan orang jahat!” ucap sosok berpakaian hitam itu lagi kepada Syima Parameswari yang kini sudah berdiri merapat ke dinding kapal, karena te

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   171. Bagian 7

    “Benar, tapi saya tidak menculik nona. Saya hanya membawa nona kemari” jelas Bintang seraya berjongkok dihadapan Syima Parameswari.“Kalau Tuan tidak menculik hamba, kenapa Tuan bawa hamba kemari?”“Maaf, saya terpaksa membawa nona kemari, tapi nanti saya akan kembalikan nona”“Kenapa tidak sekarang je?”“Kita makan dulu, perut nona pasti lapar setelah semalaman tidak makan” ucap Bintang seraya menyodorkan sebuah bungkusan kearah Syima Parameswari. Syima Parameswari menatap bungkusan yang kini telah disorongkan padanya.“Tidak, terima kasih” ucap Syima Parameswari menolaknya, tapi baru saja berucap seperti itu, tiba-tiba saja perut Syima Parameswari mengeluarkan suara keruyukan yang menandakan kalau dirinya memang tengah lapar, hal ini membuat wajah Syima Parameswari karena malu.“Makan saja nona... Tidak ada apapun yang nona harus khawatirkan dalam bun

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21
  • Ksatria Pengembara Season 2   171. Bagian 8

    “Begini saja, saya akan memakan terlebih dahulu untuk meyakinkan nona kalau tidak ada apa-apa dinasi bungkus ini” ucap Bintang seraya membuka bungkusan ditangannya. Kini terlihatlah bagaimana kepulan nasi panas dengan ayam panggang dan sambel rawit yang sangat menggoda diatasnya.Glek...Syima Parameswari sampai meneguk ludah melihat pemandangan menggiur dihadapannya.Di hadapan Syima Parameswari Bintang kemudian membersihkan tangannya dengan air danau jernih yang ada didekatnya, lalu Bintang menjumput sedikit nasi bungkus yang dibawanya dan dimakannya. Semua menjadi perhatian Syima Parameswari yang lagi-lagi meneguk ludahnya.“Tidak ada apa-apakan?” kata Bintang tersenyum kearah Syima Parameswari setelah beberapa kali menyuap nasi ditangannya. “Mari, silahkan dimakan nona” ucap Bintang menyodorkan nasi bungkus ditangannye karah Syima Parameswari. Karena memang perutnya yang sudah lapar, ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21
  • Ksatria Pengembara Season 2   171. Bagian 9

    “Dari sikap dan perawakannya, sepertinya Tuan hamba ini memang bukan orang jahat” batin Syima Parameswari seraya terus memperhatikan sosok Bintang yang terlihat begitu sopan dan sangat menghormatinya dengan tidak memandanginya selagi makan.“Sudah Tuan” ucap Syima Parameswari setelah menyelesaikan makannya, Bintang pun segera berbalik dan kemudian tersenyum melihat nasi bungkus itu ludes hingga tak tersisa sedikitpun.“Baiklah... seperti kata saya tadi, sekarang saya akan mengantarkan nona kembali ke istana Blambang Sewu” ucap Bintang lagi, tapi entah kenapa ada perasaan berat dihati Syima Parameswari mendengar hal itu, tapi akhirnya Syima Parameswari mengangguk juga.“Apakah jauh jalannya Tuan hamba?”“Ya lumayan jauh.. Jika kita berjalan kaki, mungkin 2 hari baru sampai, tapi bila menggunakan kuda tunggangan, paling lama nanti malam kita sudah sampai” ucap Bintang. “Jadi nona

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21
  • Ksatria Pengembara Season 2   171. Bagian 10

    “Nona” terdengar suara pelan Bintang menyadarkan Syima Parameswari dari lamunannya.“Oh.. eh iya Tuan hamba”“Jika boleh, saya ingin tau nama nona?” tanya Bintang.“Nama hamba, Syima Parameswari” ucap Syima Parameswari tersenyum.“Nona Syima”“Panggil saja Syima Tuan hamba”“Syima... nama yang indah sekali” puji Bintang hingga kembali membuat Syima Parameswari tersenyum.“Nama Tuan hamba sendiri siapa?”“Nama saya Bintang”“Bintang ?!”“Kenapa, apakah ada yang aneh Syima?”“Oh tidak Tuan hamba, tidak ada yang aneh” ucap Syima Parameswari tersenyum.“Bolehkah saya bertanya sesuatu yang sangat pribadi?”“Tanyakan saja Tuan hamba”“Apakah Syima seorang putri raja?”“Oh tidak Tuan hamba, a

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Ksatria Pengembara Season 2   171. Bagian 11

    “Biar akrab... Syima boleh panggil Tuan hamba dengan sebutan Abang”“Silahkan saja Syima”“Abang mengenal Islam darimana?”Bintang pun lalu menceritakan tentang perjalanan pengembaraannya hingga akhirnya mengenal Islam dan memeluknya sebagai agamanya. Di belakang, wajah Syima Parameswari terus berubah mendengar cerita Bintang.“Wah.. sudah jauh juga ya perjalanan Abang”“Ya begitulah”“Sebenarnya Syima iri sama abang?”“Iri.. iri kenapa?”“Sejak kecil Syima bercita-cita ingin jalan-jalan keliling dunia, tapi apalah daya, Syima hanyalah seorang perempuan lemah yang tak mungkin melakukannya sendiri” ucap Syima Parameswari menarik nafas berat.“Asalkan ada niat dan kemauan, Abang yakin Syima pasti bisa mewujudkan itu” ucap Bintang lagi hingga membuat Syima Parameswari tersenyum kecut.“Rasanya tidak

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Ksatria Pengembara Season 2   171. Bagian 12

    “Jika Abang mengatakan sesuatu yang sangat rahasia, apakah Syima bisa menjaga rahasia itu?”“Insyaallah Syima bisa menjaga amanah Abang”“Abang berasal dari Setyo Kencana... Setyo Kencana adalah rival bagi Blambang Sewu. Di mana beberapa waktu yang lalu telah terjadi peperangan diantara kedua kerajaan” jelas Bintang seraya berhenti sejenak. Syima Parameswari terkejut dan mulai tertarik mendengarnya. Ini terbukti dengan ucapannya ;“Terus abang?”“Abang datang ke Blambang Sewu sebenarnya untuk menyelidiki tentang masalah ini Syima, Setyo Kencana mendengar kabar kalau Blambang Sewu tengah meminta bantuan dari negeri-negeri tetangga untuk menggalang kekuatan.” jelas Bintang panjang lebar kepada Syima Parameswari yang terlihat mendengarkannya dengan penuh perhatian. “Itulah kenapa malam itu Abang berada di kapal Syima dan akhirnya bertemu dengan Syima” ucap Bintang menga

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Ksatria Pengembara Season 2   171. Bagian 13

    “Jangan pulang dulu Abang, bawa Syima jalan-jalan dulu sampai puas” ucap Syima Parameswari seraya semakin memeluk erat tubuh Bintang dari belakang, tak ada rasa malu dan canggung lagi dihati Syima Parameswari untuk memeluk Bintang dengan erat.“Kalau begitu Syima harus bisa menikmati perjalanan kita... Lihat disana pemandangannya bagus” ucap Bintang menunjuk kesuatu arah. Syima Parameswari memberanikan dirinya untuk menatap kearah jauh, ternyata benar, dari atas pemandangan memang sangat indah. “Jangan takut Syima, Abang takkan membiarkan Syima jatuh” ucap Bintang lagi tersenyum. Syima Parameswari ikut tersenyum. Kini Syima Parameswari benar-benar yakin dan percaya kepada Bintang sepenuhnya.Seharian Bintang membawa Syima Parameswari terbang menikmati indahnya pemandangan dari atas awan, sesekali Bintang mengajaknya turun bila melihat tempat yang sangat indah dimana bahkan Syima Parameswari meminta

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-23
  • Ksatria Pengembara Season 2   171. Bagian 14

    Senja itu, Syima Parameswari mengajak Bintang untuk turun disebuah bukit dimana dari atas bukit itu, matahari yang mau terbenam terlihat begitu dekat dan besar, Syima Parameswari ingin menunaikan ibadah sholat magrib berjemaah bersama Bintang, dengan tersenyum Bintang pun akhirnya menyanggupinya. Entah kenapa hati Syima Parameswari bahagia sekali setiap kali Bintang menjadi imam sholatnya.“Kita pulang sekarang?” ucap BintangSyima Parameswari terlihat terdiam sejenak seraya menatap kearah langit malam, dimana bulan dan bintang-bintang tampak bertaburan dengan indah malam itu.“Tapi ajak Syima melihat keindahan malam dulu ya Abang” pinta Syima Parameswari. Bintang lagi-lagi tersenyum dan mengangguk.Dalam sekejap saja, sembrani sudah kembali melesat keudara, dan semakin terperangahlah Syima Parameswari melihat keindahan malam itu dari atas awan, sungguh indah sekali sampai Syima Parameswari tak mamp

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-23

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status