Sebuah pemandangan yang amat menyeramkan tapi juga menakjubkan, dihadapan Bintang terlihat keadaan alam yang sangat berbeda dari yang Bintang lihat dari balik bukit besar tinggi menjulang sebelum Bintang memasuki lorong goa yang menjadi pintu masuk ke lembah kutukan.
Awan hitam besar terlihat menutupi tempat itu, petir dan guntur saling sambar menyambar, tempat itu benar-benar menjadi tempat dimana badai petir terjadi, sungguh mengerikan bagi orang awam yang melihat keadaan itu, tapi berbeda dengan orang-orang yang memiliki ilmu kanuragan tinggi, pemandangan seperti itu justru sangat mengagumkan dan menakjubkan.
“Inilah lembah kutukan itu kang” ucap Gadys tersenyum kearah Bintang. Gadys dapat melihat bagaimana Bintang memandang takjub dengan pemandangan yang ada dihadapannya. Kini Bintang mengerti kenapa tempat itu dikatakan sebagai lembah kutukan. Gadys tentu saja meyakini kalau Bintang tidak akan takut dengan keadaan alam yang s
LEMBAH KUTUKAN, sebuah tempat yang menjadi legenda hidup bagi orang-orang dunia persilatan, sementara bagi masyarakat awam, lembah kutukan hanya cerita-cerita pengantar tidur yang tidak dipercayai keberadaannya. Berbeda bagi kaum dunia persilatan, terutama angkatan-angkatan tua yang tentu saja sangat mengetahui tentang keberadaan lembah kutukan, karena dulu lembah kutukan pernah menjadi rebutan kaum dunia persilatan, hal ini dikarenakan di lembah kutukan terdapat banyak sekali benda-benda pusaka yang menurut kabar yang beredar, lembah kutukan merupakan tempat tumbuh batu petir yang sangat melegenda, batu petir bila dibuat senjata, akan menjadi senjata sakti mandraguna yang sangat sulit dicari tandingannya. Sore itu... disebuah bukit besar tinggi menjulang kini terbentang dihadapan Gadys dan Bintang yang tengah berdiri menatapnya. Besarnya bukit tinggi menjulang yang ada dihadapannya, membuat Bintang tak mampu melihat apa yang ada dibalik bukit tersebut, bahkan langit yang ada disebela
Di dalam sebuah goa yang ada di Lembah kutukan, terlihat keadaan didalam goa tersebut cukup luas, diterangi oleh sinar-sinar matahari yang masuk lewat celah yang berlubang di langit-langit goa tersebut. Diatas sebuah batu karang yang ukurannya tidak terlalu besar tapi cukup tinggi, tampak seorang nenek yang tengah duduk bersemedi. Mengenakan pakaian seorang pertapa. Disebelah si Nenek tampak pula sebatang tongkat pendek yang tertancap diatas batu hingga setengahnya. Tongkat itu terbuat dari batu hitam. Walaupun sudah berusia sangat tua, karena wujudnya yang seperti nenek-nenek, tapi hebatnya, diwajah si Nenek, sedikitpun tidak terlihat keriput seperti wajarnya wajah nenek tua. Kulit wajah dan tubuhnyapun masih terlihat kencang, ditambah lagi bayangan kecantikan dimasa mudanya masih terlihat cukup jelas diwajah tuanya. Mungkin orang-orang akan menduga kalau nenek cantik ini berusia sekitar 50-55 tahunan, walaupun sebenarnya usia nenek ini 3x lipat dari yang terlihat. Dialah
”Duer!!”Kembali guntur menyambar sosok sinenek dan lagi-lagi tubuh sinenek menyala putih dengan kilat-kilat lidah petir disekujur tubuhnya. Hal seperti itu berlangsung beberapa kali dan entah sudah yang keberapa kali terjadi. Sungguh mengerikan, tapi hebatnya, tidak ada yang terjadi pada sosok sinenek, walaupun sekujur tubuhnya sudah tersambar petir beberapa kali.Wesshhh...Sesosok gadis jelita muncul dibawah batu berundak tempat sinenek melakukan semedi. Sosok itu tak lain adalah Gadys. Sekali lihat saja, Gadys mengerti kalau saat ini nenek gurunya sedang melakukan tapa brata.“Nenek guru” sapa Gadys dengan langsung menjura hormat dengan kaki kanannya menekuk sedang lutut kirinya menyentuh tanah dengan kedua telapak tangan yang menyatu didepan dada.“Kau sudah kembali Gadys” terdengar suara sinenek pertapa tanpa bergerak dari tempatnya sedikitpun, bahkan kedua mata sinenek pertapa masih terpejam, begitu pula d
“Apakah kau berhasil membalaskan dendam bopomu, Gadys?” tanya batin nenek pertapa lagi. Kali ini Gadys tampak terdiam sejenak tak tau harus menjawab apa. “Ceritakan padaku tentang perjalananmu...!” sambung batin nenek pertapa lagi.Kali ini Gadys tak terdiam seperti tadi, Gadys pun menceritakan pengalaman perjalanannya selama meninggalkan lembah kutukan, tentang orang-orang yang ditemuinya, juga tentang pertarungan-pertarungan yang telah dilakukannya.“Jadi kau berhasil menemukan orang yang telah membunuh bopomu itu, Gadys?” tanya batin nenek pertapa setelah mendengar cerita Gadys.“Benar nenek guru”“Apa kau telah membunuhnya?!”“Maaf, nenek guru, Gadys tak sanggup membunuhnya.”“Apa?! tak sanggup, apa dia terlalu hebat untukmu”“Dia memang terlalu hebat untuk Gadys nenek guru... bahkan Gadys dan kakang Aryasutapun tak sanggup untuk men
“Gadys jatuh cinta padanya, nenek guru” sambung Gadys lagi hingga kembali wajah nenek pertapa berubah dengan mata yang mendelik besar kearah Gadys.“Kau jangan bercanda Gadys!”“Gadys tidak bercanda nenek guru, Gadys.. benar-benar mencintainya, kang Bintang meminta dibawa kemari untuk menemui nenek guru!”“Jadi Bintang namanya, untuk apa dia ingin menemuiku, atau itu hanya akal-akalannya saja agar bisa datang ke lembah kutukan”“Tidak nenek guru ! kang Bintang tidak seperti itu orangnya”“Cinta telah membutakan hatimu Gadys”“Gadys yakin kang Bintang tidak seperti itu nenek guru, dengan kesaktiannya saat ini, kang Bintang sudah menjadi ketua dunia persilatan.” ucap Gadys menjelaskan, nenek pertapa tampak terdiam mendengar hal itu.“Sepertinya kau begitu amat mencintainya Gadys, apakah kau tidak memikirkan perasaan bopomu di alam sana, ya
MALAM ITU Bintang dan Gadys benar-benar menikmati kebersamaan mereka, hal ini dikarenakan nenek guru belum bisa menemui mereka, Gadys mengatakan kepada Bintang kalau nenek guru baru akan menyelesaikan tapa ilmunya 2-3 hari kedepan. Hal ini rupanya tak disia-siakan oleh Bintang dan Gadys yang lagi dimabuk asmara, suasana lembah kutukan yang sepi oleh mahluk, tapi riuh oleh suara guntur dan kilat yang menggelegar, tidak membuat suasana romantis diantara Bintang dan Gadys terganggu.Bintang terlihat mencium lembut rambut Gadys yang berada dipelukannya. Sejenak keduanya terlihat begitu menikmati kehangatan pelukan mereka masing-masing hingga akhirnya Gadys merenggangkan pelukannya dan menatap Bintang dengan tatapan penuh arti. Dan entah kenapa dalam jarak sedekat ini membuat Bintang dapat melihat dengan jelas bagaimana cantiknya sosok Gadys saat itu, dengan wajah nan jelita dan kulit wajah yang begitu putih sungguh sangat menggiurkan bagi setiap laki-laki yang memandangn
“Ahh.., sstt..." Gadys menikmati hangatnya nafas serta lumatan lembut Bintang pada lehernya.Setelah cukup menciumi leher indah milik Gadys, Bintang kembali mengangkat wajahnya menatap kearah Gadys. Dimatanya jelas terlihat kalau Gadys sangat menginginkan suatu kehangatan malam itu bersamanya. Dan hal inipun tak kuasa lagi dibendung oleh Bintang yang mulai bangkit birahinya melihat tatapan penuh menggoda dari Gadys, dan lagi-lagi Gadys tak menolak saat dengan lembut Bintang mendorong tubuhnya hingga terjatuh keatas tempat ranjangnya, selanjutnya tubuh Bintangpun ikut jatuh menindih diatas tubuhnya.Detik berikutnya Bintang terlihat sudah melumat bibir Gadys dengan lembut dan menekuni setiap jenjang lekuk bibir Gadys yang indah. Rupanya Gadys tidak tinggal diam begitu saja, dibalasnya lumatan hangat bibir Bintang pada bibirnya, hingga kini bibir mereka saling berpagutan satu sama lain, tangan Gadys terlihat sudah merangkul pundak Bintang dan nafasnya mulai tidak b
Pagi itu... Bintang sudah berdiri didepan rumah berbentuk cangkang telur itu, pandangan Bintang tampak tertuju kearah depan, seperti orang yang tengah menunggu sesuatu. Tak salah, Bintang saat ini memang tengah menunggu kedatangan Gadys yang tengah menjemput nenek gurunya di tempat pertapaan.Wesshhh! Wesshhh!Di ujung pandangan jauh, dua kilatan cahaya menyambar cepat menuju kearah Bintang, Bintang yakin kedua kilatan cahaya itu tak lain adalah Gadys dan nenek guru yang Bintang kenali sebagai Pertapa Suci Dari Lembah kutukan. Tak lama, kedua kilatan cahaya itu sudah tiba dihadapan Bintang. Benar saja, kedua kilatan cahaya itu adalah dua sosok yang Bintang duga sejak tadi. Sosok Gadys dan si nenek pertapa.Nenek pertapa sendiri terlihat langsung menatapi sosok Bintang dari ujung kaki hingga ujung kepala, yang dipandang, langsung menjura hormat dengan mengatupkan kedua tangan didepan dada.“Jadi kau yang bergelar Ksatria Pengembara, ketua du
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig